Anda di halaman 1dari 2

Nama : Evita Walenchia Saragi

NIM : 1902006

Prodi : D3 Keperawatan

Mata Kuliah : Agama

Dosen : Pdt. Sondang Hartaty Tambunan, S. Th

Hakikat dan martabat manusia dari kejadian 4:8-11

Di dalam kejadian 4 : 8-11 dijelaskan bahwa ketika Kain dan Habel


mempersembahkan korban persembahan kepada Allah, Allah mengindahkan korban
persembahan habel daripada korban persembahan Kain. Kain melakukan pembunuhan
dengan membunuh saudaranya setelah Allah menolak korbannya, tetapi menerima korban
Habel. Hukum membunuh dan perilaku membunuh tidak ada ajaran manapun yang akan
membenarkan. Jangankan membunuh, membenci dilarang oleh alkitab. Sesuai ajaran kristen,
dosa bukan dimulai dari perbuatan, tetapi dapat dilihat dari pikiran, perasaan dan kehendak.
Bagi Tuhan Yesus, bukan hanya pembunuhan tetapi dilihat dari akarnya yang akan berawal
dari kemarahan dan kebencian perilaku membunuh akan terjadi. Kita yang harus dapat
menahan rasa benci yang ada dalam hati untuk dapat mencegah tindakan yang berujung
melakukan dosa besar dan merenggut nyawa seseorang. Karena kemarahan dan kebencian
merupakan akar dari terjadinya pembunuhan dan iblis yang menjadi bapak dari si pembunuh.
Sesorang harus diampuni, jika dia mengaku salahnya. Namun, mereka yang tidak mau
mengaku salah, maka hukum Allah akan menimpahnya. Membunuh dilarang oleh perintah
Allah. Marah dapat menjadi bentuk pembunuhan. Jangan membunuh, siapa yang membunuh
harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu “ Setiap orang yang marah terhadap
saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! Harus dihadapkan
ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang
menyala-nyala” (Matius 5:21-22).

Hakikat manusia adalah manusia diberikan martabat atau kedudukan yang terhormat
sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi sehingga manusia mendapat tempat yang
tinggi dibanding makhluk yang lain. Dan martabat manusia adalah manusia dihadapkan pada
persoalan yang meminta pemecahan dan penyelesaian. Dapat dikatakan bahwa perilaku kain
agak menyimpang dari definisi tersebut. Kain tidak berkuasa atas dosa, ia membiarkan dosa
menggoda nya sehingga timbullah murka didalam hati Kain dan membunuh Habel. Dapat
disimpulkan, manusia sangat mudah tergoda oleh dosa, sehingga manusia bertindak dengan
melakukan segala cara untuk memuaskan keinginan dagingnya yang sudah dikuasai dan
dipenuhi oleh dosa (amarah dan rasa benci).

Kaitannya dengan pelanggaran hakikat dan martabat manusia masa kini


(Genosida)

Kaitannya adalah dikatakan Kain membunuh Habel karena korban persembahannya ditolak
Allah (dengan kata lain atas rasa iri, amarah dan benci). Seperti manusia berdosa akan
melakukan segala cara untuk menghancurkan atau menindas orang-orang yang tidak
menyenangkan hatinya. Tindakan tersebut berhubungan dengan pelanggaran hakikat manusia
dan Kejahatan Genosida. Kejahatan Genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan untuk
menghancurkan seluruh atau sebagian bangsa, ras, kelompok, etnis dengan cara membunuh
yang mengakibatkan penderitaan fisik dan mental yang berat terhadap anggota kelompok.
Ketika hati manusia sudah dipenuhi oleh perasaan amarah dan kebencian, pikiran jahat, maka
terdoronglah manusia untuk melakukan kehendak serta perbuatan jahat untuk
menghancurkan orang-orang tersebut sampai orang tersebut menderita dan musnah.
Kejahatan Genosida atau kejahatan terhadap manusia adalah kejahatan yang paling serius dan
luar biasa yang dikategorikan sebagai musuh umat manusia. Melakukan kejahatan atas rasa
dengki, iri, benci, marah, dendam, dan sebagainya. Kejahatan tersebut secara langsung
menggambarkan hilangnya dan rendahnya hakikat dan martabat manusia.

Anda mungkin juga menyukai