Anda di halaman 1dari 4

Tugas Kelompok 1 (Minggu 3 / Sesi 4)

1. 2201831393 – Alfa Andirina


2. 2201831821 - Ayesha Leonarda
3. 2201830503 – Hanna Susanto

Dalam kelompok kami hanya terdapat 2 agama, yaitu Kristen dan Islam. Agama Kristen
dianut oleh Hanna dan Agama Islam dianut oleh Ayesha dan Alfa. Sedangkan untuk rekan kami
satu lagi yang bernama Refo, tidak pernah hadir dan berkontribusi dari awal semester satu kelas
JLEA ini. Sehingga nama Refo itu tidak pernah dicantumkan dalam setiap tugas kelompok di
kelas kami.

Pertama-tama saya akan menjabarkan konsep dan makna sesama manusia dari sisi agama
Kristen. Dalam kitab suci agama Kristen, yaitu Alkitab, dituliskan “Kasihilah Tuhan, Allahmu,
dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah
hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah:
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Matius 22 : 37-39) Dalam ayat ini
sangat jelas sekali bahwa kami sebagai umat manusia diberikan perintah untuk mengasihi
sesama kami seperti kami mengasihi diri kami sendiri. Hal ini berarti setiap perbuatan baik yang
kita lakukan untuk diri kita, maka kita pun harus melakukan hal baik ini untuk sesama kita.

Mengasihi sesama manusia tidak hanya dengan melakukan perbuatan baik. Namun hal
ini juga dapat dilakukan dengan tidak menyakiti sesama. Jelas sekali ayatnya, yang dituliskan
dalam Roma 13:9, yaitu: “Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan
mencuri, jangan mengingini dan firman lain mana pun juga, sudah tersimpul dalam firman ini,
yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!” Yang artinya dapat disimpulkan
pula bahwa mengasihi sesama tidaklah cukup bila hanya dilakukan dengan tidak berbuat jahat,
tetapi memang kita juga harus berbuat baik. Salah satu contohnya adalah: Tidak membunuh saja
tidaklah cukup untuk dikatakan mengasihi sesama, melainkan kita tetap perlu menolong sesama
yang memang membutuhkan pertolongan.

Sedangkan di dalam ajaran Islam sendiri, ada yang dinamakan “hablum minallah” dan
“hablum minannas”. Hablum minallah adalah segala sesuatu yang mengatur antara manusia
dengan Tuhannya, dalam hal ini adalah ibadah (ubudiyah), dan hablum minannas adalah hal-hal
yang mengatur hubungan antar manusia yang diwujudkan dalam amal-amal dan kegiatan sosial.
Dalam hidup ini kita tidak hanya hidup dengan beribadah kepada Allah, namun juga harus

CHAR6021 – Character Building: Agama


menyeimbangkannya dengan hubungan sosial yang baik dengan sesama manusia. Hal ini
diterangkan dalam Al-Qur’an surat Al Ma’arij ayat 19-24.

“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir (19), Apabila ia
ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah (20), Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat
kikir (21), Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat (22), Yang mereka itu tetap
mengerjakan shalatnya (23), Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian
tertentu (24), Bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-
apa (yang tidak mau meminta)”

Ayat tersebut secara tegas bahwa dalam menghadapi sifat manusia yang suka berkeluh kesah
dan kikir, kita diwajibkan untuk sholat dan berbagi atau berbuat baik kepada sesama manusia.
Selain itu, Allah juga berfirman dalam QS. An-Nisa ayat 26:

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan


berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-
orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu
sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong dan membangga-banggakan diri.”

Kedua ayat di atas menunjukkan bahwa hablum minallah dan hablum minannas adalah dua
sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Hubungan dengan manusia juga merupakan aspek
yang sama pentingnya dengan hubungan kita dengan Allah/Tuhan.

Demi menjaga hubungan sesama makhluk ciptaan-Nya, Allah juga telah berseru dalam QS
Al Hujurat ayat 10-12:

“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah


(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah,

CHAR6021 – Character Building: Agama


supaya kamu mendapat rahmat. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan
orang laki-laki

merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari
mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh
jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan
jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan
adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat,
maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa.
Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama
lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah
mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”

Dalam agama Islam, Manusia adalah makhluk yang Allah ciptakan dalam bentuk
sesempurnanya Makhluk. Keberadaan manusia adalah yang paling sempurna jika dibandingkan
dengan makhluk yang lainnya. Manusia memiliki fisik, perasaan, hawa nafsu, juga akal yang
membuat manusia berbeda dengan makhluk lainnya. Hakikat manusia menurut islam bukanlah
seperti hewan, tumbuhan, atau makhluk lainnya yang bernyawa.

Setelah percaya kepada Allah dan pelaksanaan tugas-tugas ibadah sebagaimana


ditentukan dalam Islam, bersikap murah hati kepada makhluk-makhluk Allah di bumi adalah
bentuk ibadah paling suci berikutnya. Seorang Muslim yang baik harus berbelas kasih terhadap
semua makhluk Allah di bumi. Memperlakukan sesama manusia dengan bermartabat dan
hormat, menawarkan mereka bantuan keuangan dan moral bila memungkinkan, melindungi
hewan dan lingkungan, memakan atau menggunakan karunia yang Allah telah berikan kepada
ciptaan-Nya hanya bila perlu, semua adalah tindakan kebaikan. Seorang Muslim yang baik tidak
membahayakan orang-orang di sekitarnya. Dia tidak perlu membunuh hewan-hewan di
sekitarnya atau menghancurkan lingkungannya. Ini semua adalah tindakan kemurahan hati dan
dihargai oleh Allah jika dilakukan demi-Nya.

CHAR6021 – Character Building: Agama


” …Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan
dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah ayat 195)

Dalam praktek kehidupan sehari-hari yang kami lakukan adalah dengan membantu sesama
yang memang membutuhkan pertolongan. Sekalipun memang mereka tidak meminta bantuan
dari kami, yang mungkin disebabkan oleh rasa sungkan, tetapi kami akan tetap sukarela
membantu mereka yang memang kami lihat bahwa mereka butuh ditolong. Selain itu, kami juga
mengimplementasikannya dengan tidak menghakimi sesama sekalipun mungkin mereka
melakukan kesalahan. Karena menurut kami, menghakimi bukanlah menjadi hak kami sebagai
manusia. Untuk itu kami akan tetap mendukung sesama, sekalipun mungkin mereka ada di masa
yang tidak enak, karena dikucilkan oleh sesamanya karena melakukan suatu kesalahan yang
memang mencoreng dan mempermalukan dirinya. Karena dukungan yang kami berikan adalah
wujud bahwa kami mengasihi sesama.

CHAR6021 – Character Building: Agama

Anda mungkin juga menyukai