Anda di halaman 1dari 6

Hablum Minallah Wa Hablum Minannas

Mukadimah …

Jamaah sholat jum’at yang dimuliakan Allah SWT.


Segala puji marilah kita haturkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan berbagai nikmat-Nya kepada kita sehingga sampai saat ini
kita masih bisa melaksanakan sholat jum’at dalam keadaan sehat,
selamat dan tiada halangan suatu apa, Melalui mimbar khotbah ini tidak
lupa saya mewasiatkan kepada hadirin dan kepada diri saya sendiri agar
selalu meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan
melaksanakan perintah-perintah-Nya, dan meninggalkan larangan-
larangan-Nya agar kita memperoleh keselamatan hidup di dunia maupun
di akhirat.
Tidak lupa, semoga solawat dan salam tetap tercurahkan kepada
junjungan kita nabi agung Muhammad SAW. Beliaulah penutup para
nabi, imamnya orang-orang yang bertakwa, serta suri tauladan bagi
seluruh umat manusia.
Jamaah sholat jumat yang dimuliakan Allah SWT.
Islam memiliki ajaran yang membentangkan dua bentuk hubungan yang
harmonis.
1. Tata hubungan yang mengatur antara manusia dengan Tuhannya
dalam hal ibadah (ubudiyah) atau yang populer disebut dengan
hablum minallah.
2. Tata hubungan yang mengatur antara manusia dengan sesamanya
dalam wujud amaliyah sosial yang disebut dengan hablum minannas.
Hablum minallah menurut bahasa berarti hubungan dengan Allah SWT.
Namun, dalam pengertian syariah makna hablumminallah sebagaimana
yang dijelaskan di dalam tafsir At-Thabari, Al-Baghawi, dan tafsir Ibnu
Katsir adalah perjanjian dari Allah.
Maksudnya adalah masuk islam atau beriman dengan islam sebagai
jaminan keselamatan bagi mereka di dunia dan akhirat, sehingga dapat
kita pahami bahwa untuk membangun hubungan kita kepada Allah, kita
mempunyai kewajiban untuk menunaikan hak-hak Allah, dan apakah
hak-hak Allah itu?

Hak-hak Allah SWT ialah mentauhidkan dan tidak menyekutukan-Nya


dengan yang lain, serta menjalankan syariat Allah SWT, misalnya sholat,
puasa, dsb.

Jamaah sholat jum’at yang dimuliakan Allah SWT


Namun, apakah cukup hanya dengan hablum minallah saja?
Sedangkan di sisi yang lain kita mengabaikan hablum minnanas?
Tentu tidak cukup, mengingat kita adalah makhluk sosial yang tidak bisa
hidup tanpa bantuan orang lain/
Di dalam Al-Qur’an juga banyak ayat-ayat yang menyebutkan tentang
perintah mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan hablum minallah
maupun diiringi juga dengan hablum minannas, antara lain Qs. Al
Ma’arij Ayat 19-25.
artinya :
19. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.
20. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah.
21. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir.
22. Kecuali, orang-orang yang mengerjakan sholat.
23. Yang mereka itu tetap mengerjakan sholatnya.
24. Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu.
25. Bagi orang miskin yang meminta dan orang yang tidak mempunyai
apa-apa. (yang tidak mau meminta)

Dalam ayat tsb, secara tegas Allah SWT menyebutkan bahwa keluh
kesah dan kikir itu telah menjadi sifat bawaan manusia sejak dia
diciptakan. Bukankah kalau kita tidak memiliki harta kita sering
berkeluh kesah?
Sebaliknya, kalau kita memiliki banyak harta kita sering lebih cenderung
untuk kikir.
Lalu, bagaimana caranya agar sifat bawaan kita dapat kita hindari? Allah
SWT menyebutkan ada 2 jalan, pertama mengerjakan sholat (hablum
minallah secara kontinyu), kedua menyadari bahwa dalam harta yang
kita miliki terkandung bagian tertentu untuk fakir miskin (hablum
minanas).
Di dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa 36, Allah berfirman :

artinya : Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya


dengan sesuatupun dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak,
karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat
dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba
sahayamu. Sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang
sombong dan membangga-banggakan diri (Qs. An-Nisa : 36)

Jamaah sholat jum’at yang dimuliakan Allah


Ayat tersebut mengandung dua bentuk ahlak, yaitu yang pertama ahlak
kepada Allah SWT (hablum minallah) yang ditunjukan dengan perintag
agar kita menjalin hubungan baik kepada Allah SWT dengan cara tidak
menyekutukan-Nya dengan yang lain.
Yang kedua, Ahlak terhadap sesame manusia (hablum minanas) yang
ditunjukan dengan perintah berbuat baik kepada kedua orang tua, karib
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan
tetangga yang jauh, teman sejawat, orang yang dalam perjalanan, dan
hamba sahaya.
Selanjutnya Allah SWT menutup ayat di atas dengan kalimat
“Sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang sombong
dan membanggakan diri”.
- Dengan maksud agar kita tidak sombong kepada orang tua, karena
ada saat dimana kita juga pasti akan menjadi tua.
- Jangan sombong kepada anak-anak yatim, karena ada saat kita juga
akan menjadi yatim.
- Jangan sombong kepada orang miskin, karena ada saat kita juga
akan menjadi miskin secara tiba-tiba.
- Jangan sombong kepada tetangga karena merekalah orang yang
pertama memberikan pertolongan pada kita, saat kita mengalami
kesulitan.
- Jangan sombong kepada teman karena kita sangat
membutuhkannya.
- Jangan sombong kepada musafir, karena ada saat dimana kita pun
menjadi musafir.
Dalam Surat Al-Ma’un ayat 1-7 Allah SWT berfirmasn :
Yang artinya :
1. Tahukah kamu orang yang mendustakan agama?
2. Itulah orang yang menghardik anak yatim.
3. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.
4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang sholat.
5. Yaitu orang-orang yang lalai dari sholatnya.
6. Orang-orang yang berbuat riya.
7. Dan enggan menolong dengan barang berguna.

Dalam surat tersebut, Allah SWT demikian lugas mengaitkan antara


agama dengan keberpihakan kepada kaum dhuafa.
Seseorang dikategorikan mendustakan agama manakala ia mengabaikan
anak yatim dan orang miskin.
Jadi, disini islam mendorong umatnya agar dalam beragama tidak selalu
mementingkan aspek ibadah makdoh saja, akan tetapi islam juga
menganjurkan ibadah sosial seperti memperhatikan nasib-nasib orang
lemah.
Demikian khutbah yang saya sampaikan, akhirnya dengan berharap
ridho Allah SWT, mudah-mudahan khutbah yang saya sampaikan siang
hari ini dapat berkenan dan bermanfaat bagi kita.Aamiin ya
Robbal’alamin.

Anda mungkin juga menyukai