َٰل
ًم ا َه ۡو ًنا َو ِإَذ ا َخاَط َب ُه ُم ٱۡلَٰج ِه ُلوَن َق اُلوْا َس ٱَأۡلۡر ِض َو ِع َب اُد ٱلَّر ۡحَٰم ٱَّلِذيَن َيۡم ُش وَن َع ىَل
ِن
ٱَّلِذيَن َلۡو َتَر ُكوْا ِم ۡن َخۡلِف ِه ۡم ُذ ِّر َّيًة ِض َٰع ًف ا َخاُف وْا َع َلۡي ِه ۡم َف ۡلَي َّت ُق وْا ٱلَّلَه َو ۡلَي ُق وُلوْا َق ۡو اًل َس ِديًد ا َو ۡلَي ۡخَش
bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata
yang benar."
Suatu hari, Ia meminta Nabi Musa untuk mendoakan agar Allah memberikannya harta yang sangat
banyak. Akhirnya Allah pun mengabulkannya, sehingga kekayaan Qarun berlimpah ruah, dan mengubah
hidupnya secara drastis. Dengan kekayaan yang tak terduga ini, dia bisa membeli tanah, harta benda,
dan menjadi salah satu orang terkaya di wilayahnya.
Namun, seiring berjalannya waktu, kekayaan yang melimpah ini mulai membuat Qarun merasa sombong
dan angkuh. Dia lupa bahwa segala sesuatu yang dimilikinya adalah anugerah dari Allah, dan dia mulai
memandang rendah pada orang-orang yang masih hidup dalam kemiskinan di sekitarnya. Kehidupan
mewah dan kesombongan membuatnya kehilangan akal sehat dan lupa bersyukur atas karunia Allah.
Ketika Nabi Musa (AS) mendengar tentang kekayaan Qarun dan perubahannya yang negatif, dia
menasihati Qarun untuk kembali ke jalan yang benar dan mengingatkannya untuk bersyukur atas
karunia yang telah diberikan Allah. Namun, nasihat tersebut diabaikan oleh Qarun, dan dia tetap
dalam kesombongan dan ketamakan yang berlebihan.
Allah pun murka dengan kesombongan dan ketamakan Qarun. Sebagai hukuman atas perbuatan
buruknya, Allah menghancurkan Qarun dan harta kekayaannya dengan bencana yang dahsyat.
Dalam sekejap, kekayaan dan kehidupan mewah Qarun lenyap, meninggalkan kesan yang
mendalam bagi orang-orang di sekitarnya.
Kisah Qarun menjadi pelajaran bagi kita semua tentang bahaya kesombongan dan ketamakan. Ia
juga mengingatkan betapa pentingnya bersyukur atas segala karunia yang diberikan Allah dan
tidak terlalu terpaku pada harta dunia.
Kandungan QS. AL- Maun 1-7
Ayat 1-7 dari surat ini menyentuh beberapa hal, yaitu:
1. Membantah perilaku orang-orang yang menolak membantu sesama dan memandang remeh tindakan
kecil yang bermanfaat bagi orang lain.
2. Menyebutkan orang yang berpura-pura beribadah dan berbuat baik, tetapi sebenarnya ia tidak
memperhatikan hak-hak sesama manusia.
3. Memention tentang orang-orang yang menolak memberi bantuan kepada yatim piatu dan fakir miskin.
4. Menyebutkan perilaku buruk dan tercela dari orang-orang yang menolak memberikan makanan
kepada orang yang lapar.
5. Mengingatkan pentingnya menjaga salat (sembahyang) dengan benar dan berpaling dari perilaku
buruk.
6. Menyebutkan orang-orang yang berbuat riya' dalam beramal, yaitu menunjukkan kebaikan hanya
untuk mendapat pujian dari orang lain.
7. Menyebutkan orang-orang yang lalai terhadap salat, malas melakukan ibadah, dan tidak berusaha
memperbaiki diri.
Dalam ayat-ayat ini, Allah menekankan pentingnya tolong-menolong, kasih sayang, dan memperhatikan
hak-hak sesama dalam kehidupan sehari-hari sebagai bagian dari ibadah dan keimanan yang benar.
THANK
YOU