PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Islam sebagai agama yang sempurna mengajarkan tentang hidup yang sederhana, hal ini
tergambar pada pribadi Nabi Muhammad SAW. Banyak ayat Al-Quran dan Hadist yang
menjelaskan tentang pola hidup sederhana dan perintah sopan santun yang penting untuk
diketahui oleh setiap insan manusia. Islam mengajarkan kepada setiap orang untuk berbuat
baik kepada sesamanya terlebih kepada orang yang membutuhkan bantuan dari orang lain.
Pola hidup sederhana adalah hidup dengan tidak berlebih-lebihan dengan penuh
kesombongan, namun hidup penuh kesederhanaan dan membantu orang-orang yang lemah
yang hidup serba kekurangan agar kesusahan mereka diringankan. Pentingnya pembahasan
topik tersebut, penulis merasa lebih semangat dalam membuat makalah yang penulis
harapkan dapat bermanfaat bagi teman-teman mahasiswa.
2. Rumusan Masalah
1) Bagaimana ayat-ayat Al-Quran tentang pola hidup sederhana?
2) Bagaimana Hadist tentang pola hidup sederhana?
3) Bagaimana Penerapan pola hidup sederhana?
3. Tujuan Masalah
1) Mengetahui ayat-ayat Al-Quran tentang pola hidup sederhana
2) Mengetahui hadist tentang pola hidup sederhana
3) Mengetahui penerapan pola hidup sederhana
BAB II
PEMBAHASAN
Artinya: Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada
orang-orang miskin dan orang yang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-
hamburkan (hartamu) secara boros (26). Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah
sudaranya setan dna setan itu sangatlah ingkar kepada Tuhan-nya. (27). Dan jika kmu berpaling
kepada mereka unrtuk memperoleh rahmat dari Tuhan;mu yang kamu harapkan, maka
katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas (28). Dan janganlah kamu jadikan tanganmu
terbelenggu pada lehermu, dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya, karena itu kamu akan
menjadi tercela dan menyesal (29). Sesungguhnya Tuhan-mu melapangkan rezeki kepada siapa
yang ia kehendaki dan menyempitkannya ; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui dan Maha
Melihat akan hamba-hambanya (30).
a. Isi kandungan surah Al-Israa ayat 26-30
Pada ayat ke 26 Allah SWT memerintahkan supaya berlaku baik kepada orangtua, karena
keduanyalah yang merupakan sebab yang nyata dari keberadaan seorang anak manusia.
Lalu diperintahkan pula agar membeikan hak-hak kerabat yang dekat, kemudian
diperintahkan supaya memperbaiki keadaan orang-orang miskin dan orang-orang yang
dalam perjalanan, karena dengan memperbaiki keadaan mereka, berarti memperbaiki
keadaan masyarakat, sebab ummat islam seluruhnya adalah bersaudara.
Sementara itu, M Quraish Shihab menjelaskan kata “ikhwan” pada ayat ke 27, yang
terbiasa diterjemahkan saudara. Dari sini persamaan dalam asal usul keturunan
mengakibatkan persudaraan, baik asal usul jauh, lebih-lebih yang dekat. Persudaraan setan
dengan pemboros adalah persamaan sifat-sifatnya, serta keserasian antar keduanya. Mereka
sama melakukan hal-hal yang bathil.
Pada ayat ke 28 menjelaskan bahwa seseorang tidak selalu memiliki harta atau sesuatu
untuk dipersembahkan kepada kelaurga mereka yang butuh. Namun yaang paling tidak rasa
kekerabatan dan persaudaraan serta keinginan membantu harus selalu menghiasi jiwa
manusia.
Ayat ke 29 merupakan sebagian ayat yang menjelaskan ssalah satu hikmah yang sangat
luhur, yakni kebijakan yang merupakan pertengahan antara dua ekstrim. Keberanian adalah
pertengahan antara kecerobohan dan sifat pengecut. Kedermawanan adalah pertengahan
antara pemborosan dan kekikiran, demikian seterusnya.
Ayat ke 30 menunjukan bahwa rezeki yang diediakan Allah SWT untuk setiap
hambanya-Nya mencukupi masing-masing yang bersnagkutan. Dari satu sisi manusia
dituntut untuk berusaha semaksimal mungkin untuk memperolehnya, kemudian
menerimanya dengan rasa puas disertai dengan rasa keyakinan bahwa itulah yang terbaik
untuk masa kini dan masa yang akan datang. Karena itu tidak perlu melakukan kegiatan
yang bertentangan dengan ketetapan Allah SWT, untuk memperoleh rezeki, karena apa
yang diperolehnya melalui jalan yang tidak diridhai Allah SWT pasti akan merugikannya.
2. Surah Al-Furqan ayat 67
Artinya: Dan orang-orang yang baik adalah apabila menyalurkan (hartanya), maka ia
tidak berlebih-lebihan dan tidak terlalu pelit. Dan (pembelanjaan) diantara kedua itulah
yang baik (QS. Alfurqan : 67).
Artinya : Dari Abu Umamah ra, ia berkata: ‘Rasulullah SAW Bersbada : wahai anak
adam, sesungguhnya jika kamu memberikan kelebihan hartamu, maka itu lebih baik
bagimu, dan jika kamu menahannya maka itu sangat jelek bagimu. Kamu tidaklah dicela
dalam kesederhanaan dan dahulukan lah orang-orang yang menjadi tanggunganmu.
ذكر اصحاب رسول هللا صلى: وعن ابى امامة اياس بن ثعلبة االنصارى الحارثى رضي هللا عنه قال
اال تسمعون ؟ اال تسمعون ؟ ان: هللا عليه وسلم يوما عنده الدنيا فقال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم
البذاذة من
Artinya : Dari Umamah Iyas bin tsa’labah Al-Anshoriy Al-Haritsiy ra, ia berkata: pada
suatu hari para sahabat rasulullah SAW membicarakan masalah dunia, kemudian
Rasulullah SAW bersabda: apakah kalian tidak mendengar ? apakah kalian tidak
mendengar ? sesungguhnya kesederhanaan itu bagian dari iman.
A. Kesimpulan
Banyak ayat Al-Quran dan Hadist Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan tentang pola
hidup sederhana seperti surah Al-Israa ayat 26-30.
Pola hidup sederhana dapat diterapkan oleh kaum muslimin melalui cara berikut:
1. Tidak bersikap sombong dengan harta yang dimiliki
2. Menjadikan harta sebagai media untuk beribadah kepada Allah SWT
3. Menjadikan harta sebagai bekal untuk menuntut ilmu
4. Menjadikan harta sebagai penunjang untuk menghindari sikap boros
Sanak famili yang membutuhkan, mereka adalah yang berhak menerima uluran tangan.
Anak-anak yatim yakni anak-anak kaum miskin yang tidak mempunyai ayah yang memberi
nafkah kepada mereka. Ibnu sabil dan juga orang yang sedang melaksanakan perjalanan jauh
(musafir).