Anda di halaman 1dari 2

LAMPIRAN MATERI BIMBINGAN

“PERANAN AKHLAK DALAM ISLAM”

Agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah Saw. tidak mengajarkan manusia untuk melakukan
perbuatan munkar yang tidak mempunyai nilai akhlak yang luhur, tetapi sebaliknya Islam menyuruh
manusia untuk berakhlak karimah, berbudi baik, beradab sempurna yang pada hakikatnya manusia
sendirilah yang memperoleh faedahnya. Di antara perangai-perangai yang luhur itu ada yang
bermanfaat bagi masyarakat umum, seperti bersedekah, bermurah tangan, memberi pertolongan, dan
lain sebagainya. 

Allah Swt. berfirman dalam Q.S. An Nahl : 90  yang artinya :

"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum
kerabat dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemunkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran
kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran." 

Rasulullah Saw. dengan agama yang dibawanya sungguh mengemban misi yang berat, yaitu
membenahi kehidupan manusia yang pada saat itu sudah sangat menyeleweng. Dimana-mana timbul
keonaran, pemaksaan, pemerasan, penyiksaan, dan lain sebagainya. Mereka pada saat itu bukan hanya
tidak mau menyembah kepada Allah Yang Esa, tetapi benar-benar sudah tidak bermoral dalam
hidupnya. Mereka suka menganiaya, enggan hidup bertetangga, yang kaya berbuat semena-mena
terhadap yang miskin, yang kuat menindas yang lemah. Pendek kata siapa yang kaya menjadi raja dan
siapa yang kuat dialah yang berkuasa. Ditengah-tengah umat manusia yang sudah sedemikian rusaknya,
Muhammad Saw. diutus oleh Allah Swt. untuk meluruskan kehidupan dan memperbaiki moral mereka. 
Sebagaimana Beliau bersabda yang artinya :
"Sesungguhnya aku diutus oleh Allah hanyalah untuk menyempurnakan keluhuran akhlak." (HR. Ahmad)

Kehadiran Islam ditengah-tengah umat manusia adalah untuk meluruskan kehidupan mereka
agar berlaku baik kepada Yang Maha Pencipta, berlaku baik kepada sesama manusia dan makhluk-
makhluk lainnya. Pengertian inilah yang sering dilupakan oleh umat Islam sendiri, sehingga di sana-sini
masih banyak orang Islam yang hanya aktif melakukan ibadah yang berkaitan langsung dengan Allah
Swt. seperti puasa, dzikir, dan sejenisnya, tetapi di segi lain mereka mengabaikan ibadah sosial.
Kurangnya perhatian mereka dalam mengurusi ibadah sosial ini lantaran mereka belum begitu mengerti
keutamaannya. Padahal kita tentu memaklumi bahwa jalan untuk memperoleh pahala yang dapat
menghantarkan seseorang masuk ke dalam surga ada banyak sekali. Ibadah apapun bentuknya, baik
yang berkaitan dengan hak Allah maupun yang berkaitan dengan hak Adami, semuanya tentu dapat
menghasilkan pahala. Asalkan ibadah tersebut disertai dengan niat yang ikhlas karena Allah semata. 

Allah Swt. berfirman dalam Q.S. An Nisa' : 40 yang artinya :


"Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar dzarrah, dan jika ada kebajikan
sebesar dzarrah, niscaya Allah akan melipatgandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang
besar." 

Islam tidak hanya menekankan masalah ukhrawi, tetapi juga mengatur masalah duniawi, dan
tidak ketinggalan mengajarkan masalah duniawi serta kemasyarakatan. Seperti adab berumah tangga,
hidup bertetangga, cara bermuamalah dan lain sebagainya. Pendek kata tidak ada satu masalah di dunia
ini yang tidak tercantum di dalam ajaran  Islam, semuanya ada di dalamnya. Oleh karena itu bagi siapa
yang ingin hidup bahagia dan sejahtera, baik di dunia maupun di akhirat, hendaklah ia mengikuti jejak
Rasulullah Saw. karena pada diri beliau terdapat suri tauladan yang baik. 
Dengan demikian semua jejak Rasulullah Saw. patut kita tiru, baik dalam segi keagamaan, politik
maupun dalam segi kemasyarakatan. Sehingga orang-orang di luar Islam bahkan yang anti Islam menjadi
sadar, bahwa agama Islam bukan hanya mengatur masalah ukhrawi, tetapi masalah duniapun di atur
secara seksama, baik, dan teratur.
Sebagai contoh mengenai kemasyarakatan, Beliau mengajarkan cara hidup bertetangga,
sebagaimana sabda Beliau yang artinya :
"Tidaklah beriman dengan baik orang yang bermalam dengan perut kenyang, padahal tetangganya
berbaring dalam keadaan lapar, sedang ia mengetahui keadaan tetangganya." 

Demikian pula tentang hidup bergotong-royong, hidup dalam suasana saling tolong menolong,
banyak sekali hadits-hadist yang mengajarkan tentang itu, seperti halnya sabda Beliau yang artinya :

"Barangsiapa memudahkan kesulitan saudaranya, niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan
menuju surga." 

Anda mungkin juga menyukai