(e-book)
Cetakan ke 2
Pustaka Kasyaf
Bandung, 2017
Falsafah
Ibadah
Mengungkap Kembali Keluasan dan Kedalaman
Makna Ibadah Kepada Allah
Sunardi, Ph.D
Desain Cover :
Azinuddien hanafi
Jumlah Halaman :
175 Halaman
Ukuran Buku :
29,7 cm x 21 cm
Diterbitkan oleh :
Pustaka Al-Kasyaf
Jalan Komplek Vijaya Kusuma Permai Blok A
No. 21-23 RT 001/RW 016 Cipadung-Cibiru
Kota Bandung 40614 Jawa Barat Indonesia
Anggota IKAPI
Sekapur Sirih Dari Penulis
Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh.
v
semakin terasing dari kehidupan sosial masyarakat yang
notabene muslim sekalipun.
vi
menjadi lupa bahwa kita pernah membangun kebahagiaan
sendiri dalam masa yang sangat panjang, dan ajaran-ajaran
kita menjadi cahaya bagi dunia, termasuk dunia barat.
vii
cukup untuk urusan-urusan jiwa. Biasanya mereka
menyerahkan hal-hal seperti ini pada para ulama dengan
anggapan bahwa usaha seperti itu adalah cukup bagi suatu
bangsa. Mereka-mereka sendiri juga tak pernah cukup
mendapat sentuhan jiwa yang membuatnya diterangi cahaya
kebahagiaan dan kemuliaan hidup yang paling tinggi.
Mereka menjadi sibuk memperkaya diri bahkan dengan
cara-cara yang tak dikehendaki; mengorbankan
kepentingan-kebentingan saudara sebangsanya. Membica-
rakan agama dalam pemerintahan menjadi sangat asing,
karena agama itu tempatnya di masjid-masjid atau majelis
talim. Para penguasa muslim itu juga tak memiliki gagasan
bahwa islam itu menyentuh urusan-urusan negara. Karena
yang mereka fahami bahwa ibadah itu adalah terkait urusan-
urusan ritual dan personal yang orang lain tak boleh turut
campur dengannya.
viii
Ibadah menjadi sangat sempit artinya. Seorang beriman bisa
menjadi individualis dan tak lagi peduli pada keresahan dan
kekacauan sosial. Selama ia berada dalam zona aman ia tak
perlu merasa harus terlibat memikirkan nasib orang lain.
Adanya pemisahan agama dan kehidupan negara, itu berarti
umat islam telah menerima bahwa agama tak perlu
menunjukkan arah bagi pembangunan dan kemajuan
bangsa. Kita juga dengan suka rela memberikan peluang bagi
orang-orang jahat dan ahli masyiat mengendalikan
kepentingan publik. Mengejar duniawi dan materi
menyebabkan jiwa jadi kerdil; cinta dunia mendorong
menghalalkan segala cara. Jika sudah begitu, keberkahan
akan menjauh dari kehidupan. Dan yang tersisa adalah
persoalan demi persoalan yang tak kunjung berakhir.
Perbuatan dzalim, keserakahan, hasad, saling
memanfaatkan, khianat, kejahatan sosial, mesum, ketidak-
adilan dan kemiskinan menjadi potret bangsa.
Buku ini hanya suatu usaha yang sangat kecil untuk mencoba
membuka arti dan tujuan hidup dengan pendekatan paling
rasional berdasarkan akal sehat kita dan petunjuk-petunjuk
agama Allah. Setelah menemukan alasan mengapa manusia
diberi hidup, lalu mencoba mencari jalan apa yang tepat dan
logis untuk mencapai tujuan hidup itu. Kita mesti yakin
bahwa tujuan yang tepat adalah tujuan yang bisa diterima
oleh akal sehat kita, dan usaha yang dilakukan untuk itu
ix
mesti sesuai dengan sifat-sifat alamiah manusia. Jika kita
bersepakat bahwa tujuan mulia penciptaan manusia adalah
kebahagiaan, maka syarat tunggal tidak cukup baginya. Kita
membutuhkan banyak aspek untuk mencapai itu. Dan jika
kita masih seorang muslim, maka ibadah kepada Allah harus
kita terima sebagai cara satu-satunya untuk mendapatkan
kebahagiaan itu. Ibadah musti memiliki dimensi yang sangat
luas, karena kebahagiaan yang utuh dan sempurna itu faktor-
faktornya sangat luas.
x
Zahra dan lain-lain. Saya juga sangat berterima kasih untuk
mereka yang telah meluangkan waktu untuk membaca dan
memberikan komentar dan saran konstruktif terhadap draft
buku ini: adik saya Muhammad Sahid dan Nuryanto, Ustadz
Adi Hidayat, Qabul biologi, Pak guru Sukadi, KH Rafani
Akhyar (MUI Jawa Barat). Kepada penerbit AL-Kasyaf saya
juga mengucapkan terima kasih atas kesediaannya
menerbitkan buku ini. Tak lupa juga kepada orang tua
sekaligus pembimbing saya yang telah banyak memberikan
petuah sekaligus inspirasi dalam hidup. Istri dan anak-
anakku, terima kasih untuk setiap cangkir kopinya sehingga
mata ini tetap terbuka untuk menggoreskan pena untuk
menuliskan kalimat demi kalimat hingga buku ini selesai.
Semoga Allah membalas kebaikan-kebaikan yang telah
diberikan oleh semuanya. Buku ini semoga bermanfaat, dan
selamat membaca.
Sunardi
1 Muharam 1435 H
5 November 2013 M
xi
xii
Daftar Isi
Sekapur Sirih Dari Penulis -- v
Daftar Isi -- xiii
xiii
5 Ibadah Adalah Ketundukan -- 75
Takwin-tasyri dan hukum kausalitas -- 76
Ketundukan alam semesta: suatu pelajaran -- 80
Ketundukan, refleksi ibadah sesungguhnya -- 85
6 Ibadah dan Penyatuan Kehidupan -- 91
7 Bercermin pada Para Nabi dan Rasul -- 97
Kedudukan nabi dan rasul bagi umat manusia -- 98
Misi nabi dan rasul -- 102
Tugas-tugas para nabi dan rasul -- 107
Islam dan kemanusiaan universal -- 111
Nabi dan rasul dengan para penguasa -- 113
Ittiba' kepada nabi -- 115
8 Ibadah dan Kehidupan Bernegara 119
Pentingnya kehidupan bernegara -- 120
Bernegara, bagian dari konsep ibadah -- 126
Al-Quran, bacaan atau hukum? -- 131
Bernegara adalah perwujudan tauhid -- 137
Dialog tentang ibadah dengan Negara -- 138
9 Ibadah dan totalitas kehidupan -- 145
Ibadah : Menerima kedudukan Allah secara utuh -- 146
Suatu catatan mengenai kandungan agama -- 149
Revolusi islam adalah revolusi jiwa -- 153
xiv
Apa dan Siapa Manusia ? |1
1
Apa dan Siapa
Manusia?
Apa dan Siapa Manusia ? |2
Ini tidak lain karena alam ini pada dasarnya memiliki sifat-
sifat khas integral sebagai berikut5):
Planet bumi berada pada ruang tata surya, dan sistem tata
surya berada pada galaksi, dan galaksi tenggelam pada sistem
galaksi. Benda yang lebih kecil dan menempati ruang kecil
biasanya memiliki umur yang lebih singkat dibanding
dengan benda yang lebih besar yang melingkupinya.
2
Manusia
Makhluk
Bertujuan
M a n u s i a M a k h l u k B e r t u j u a n | 16
M a n u s i a M a k h l u k B e r t u j u a n | 23
3
Ibadah dan
Tujuan Hidup
I b a d a h d a n T u j u a n H i d u p | 33
I b a d a h d a n T u j u a n H i d u p | 41
Katakanlah: "Mengapa kamu menyembah selain daripada
Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat kepadamu
dan tidak (pula) memberi manfaat?" Dan Allah-lah Yang
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [Al-Maidah (5):
76]
I b a d a h d a n T u j u a n H i d u p | 43
Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah
menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu
terpelihara. [Al-Baqarah (2): 21]
4
Ibadah dan
Kebahagiaan
Hidup
I b a d a h d a n K e b a h a g i a a n H i d u p | 53
I b a d a h d a n K e b a h a g i a a n H i d u p | 55
5
Ibadah Adalah
Ketundukan
I b a d a h A d a l a h K e t u n d u k a n | 75
Wahyu dan syariat hidup yang dibawa para nabi dan rasul
adalah wujud dari rubbubiyah Allah kepada manusia. Namun
demikian, manusia tidak akan sampai pada keadaan
terjaga ini tanpa melakukan dan menjalankan aturan-
aturan ini dalam kehidupannya. Menjalankan petunjuk dan
syariah adalah perwujudan dari pemeliharaan Allah, yang
tanpanya manusia tidak akan sampai kepada kebahagiaan
dan kesempurnaan hidup. Sebab wahyu dan syariat adalah
sebab-sebab bagi kebahagiaan dan kesempurnaan itu.
Seseorang harus sampai pada suatu kesadaran bahwa
ketaatan dan ketundukan terhadap aturan Allah adalah
sebuah keniscayaan untuk mencapai tujuan hidup manusia.
Ketaatan dan ketundukan pada aturan adalah hak adami,
inilah yang dimaksud dengan tasyri.
Apa yang ada di langit dan di bumi telah tunduk patuh pada
kehendaknya dengan cara menjalankan fungsinya masing-
masing baik suka rela maupun terpaksa. Ketundukan itu
kita bisa lihat pada individu-individu benda-benda, atau bisa
kita lihat pada kumpulan benda-benda secara kolektif,
bahkan alam semesta sebagai kumpulan penduduk-
penduduknya adalah totalitas ketundukan itu sendiri.
6
Ibadah dan
Penyatuan
Kehidupan
I b a d a h d a n P e n y a t u a n K e h i d u p a n | 89
I b a d a h d a n P e n y a t u a n K e h i d u p a n | 90
7
Bercermin Pada
Para Nabi Dan
Rasul
Oleh karena itu, tugas pertama para nabi dan rasul adalah
menyampaikan dan menjelaskan tentang keesaan Allah
secara jernih dan masuk akal. Lalu kemudian menggiring
manusia untuk menghamba dan berserah diri kepada-Nya
saja, serta berlepas dari tuhan-tuhan palsu selain-Nya. Allah
yang Maha Suci di dalam Al-Quran mengatakan:
.
Jadi bagaimana mungkin seorang mumin dan muslim
mengaku menjadi pengikut rasul dan menyatakan ibadah
bersamanya sementara ia hanya memilih ajaran-ajaran yang
bersifat praktis, dan membuang misi dan sasaran
daripadanya. Pilihan seperti inilah yang menjebak umat
islam pada kesempitan makna ibadah, sekaligus kesempitan-
kesempitan kehidupan. Karena alasan ini pula saat ini kita
masih mendapati umat islam dalam jumlah yang banyak, lalu
praktek-praktek ritual dan kegiatan spiritual masih bertahan;
namun sayangnya ia kehilangan makna. Umat islam berlepas
diri dari tanggung jawab sosial, ekonomi, politik dan hukum,
dan menyerahkan itu semua kepada pihak-pihak lain yang
sama sekali tidak islami.
8
Ibadah dan
Kehidupan
Bernegara
I b a d a h d a n K e h i d u p a n B e r n e g a r a | 116
Penceramah : Jika iya ini negara islam apakah ada pernyataan resmi
dari negara bahwa negara kita adalah negara islam?
I b a d a h d a n K e h i d u p a n B e r n e g a r a | 137
9
Ibadah dan
Totalitas
Kehidupan
I b a d a h d a n T o t a l i t a s K e h i d u p a n | 141
Ibadah :
Menerima Kedudukan Allah Secara Utuh
Untuk meneguhkan mengapa manusia harus mengabdi
kepada Allah Yang Maha Sempurna, banyak sekali jawaban
dan argumentasi telah dipaparkan di bab-bab sebelumnya.
Namun sekedar untuk meringkas, ada sebuah nasehat
seorang mujahid yang nampaknya cukup mewakili alasan-
alasan itu. Nasehat itu adalah sebagai berikut:
dan
I b a d a h d a n T o t a l i t a s K e h i d u p a n | 150
Daftar Pustaka
1. Al-Quran al-kariem
2. Al-hadits
3. Eduard A. Tropp, Viktor Ya. Frenkel, Artur D.
Chernin. 2006 .Alexander A Friedmann: The Man who
Made the Universe Expand. Cambridge University Press.
4. Robert W. Smith. 1990. Edwin P. Hubble And The
Transformation Of Cosmology. Physiscs today 52-58
5. Murtadha Muthahhari. 2002. Manusia dan Alam Semesta.
Penerbit Lentera, Jakarta.
6. Mahmoud Rajabi. 2003. Horison manusia. Al-Huda,
Jakarta
7. S. M. Kartosoewirjo. 1940. Daftar Usaha Hidjrah: bagian
Moeqoddimah. Penerbit: Poestaka Daroel Islam.
Malangbong
8. M. Alimin Mukhtar dalam http:// adabuna.
blogspot.com/2011/12/makna-laallakum-tattaqun-
dalam-Al-Quran.html
9. Imam Ar-Raghib Al-Asfahani. 2010. Al-Mufradat Fi
Gharibil Quran, hal 531 Published by Dar al-Ma'rifah.
10. Fakhruddin Al-Razi. 2012. Kecerdasan bertauhid
(terjemahan). Zaman, Jakarta.
11. Sayyid Ali Khamenei. 2011. Mendaras Tauhid Mengeja
Kenabian. Al-Huda, Jakarta.
D a f t a r P u s t a k a | 153
xvi
disamping buku-buku tentang ekologi dan lingkungan, dan
di PSMIL Universitas Padjadjaran ia diberi kepercayaan
mengajar mata kuliah Filsafat Lingkungan. Dari
ketertarikannya mengkaji masalah - masalah agama dan
kemasyarakatan inilah ia tergerak untuk aktif terjun dalam
dunia dakwah dan pengabdian kepada masyarakat
khususnya masyarakat pinggiran. Pemikiran religiusnya
mulai dituangkan ke dalam sebuah buku Perlindungan
Lingkungan: sebuah perspektif dan spiritualitas Islam yang
diterbitkan pada 2008.
xvii