Ibadah
Sunardi, Ph.D
Falsafah Ibadah
Mengungkap Kembali Keluasan dan Kedalaman Makna
Ibadah Kepada Allah
Sunardi, Ph.D
Desain Cover :
Azinuddien hanafi
Jumlah Halaman :
175 Halaman
Ukuran Buku :
29,7 cm x 21 cm
Diterbitkan oleh :
Pustaka Al-Kasyaf
Jalan Komplek Vijaya Kusuma Permai Blok A
No. 21-23 RT 001/RW 016 Cipadung-Cibiru
Kota Bandung 40614 Jawa Barat Indonesia
Anggota IKAPI
Sekapur Sirih Dari Penulis
Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh.
v
menjadi semakin terasing dari kehidupan sosial masyarakat
yang notabene muslim sekalipun.
vi
sebagai simbol superioritas akal pikiran mereka. Kita
menjadi lupa bahwa kita pernah membangun kebahagiaan
sendiri dalam masa yang sangat panjang, dan ajaran-ajaran
kita menjadi cahaya bagi dunia, termasuk dunia barat.
vii
Ketakjuban kita terhadap kemajuan material barat lalu
melupakan kita pada kebutuhan-kebutuhan jiwa kita. Para
penguasa muslim tak pernah memberikan perhatian yang
cukup untuk urusan-urusan jiwa. Biasanya mereka
menyerahkan hal-hal seperti ini pada para ulama dengan
anggapan bahwa usaha seperti itu adalah cukup bagi suatu
bangsa. Mereka-mereka sendiri juga tak pernah cukup
mendapat sentuhan jiwa yang membuatnya diterangi
cahaya kebahagiaan dan kemuliaan hidup yang paling
tinggi. Mereka menjadi sibuk memperkaya diri bahkan
dengan cara-cara yang tak dikehendaki; mengorbankan
kepentingan-kebentingan saudara sebangsanya. Membica-
rakan agama dalam pemerintahan menjadi sangat asing,
karena agama itu tempatnya di masjid-masjid atau majelis
ta’lim. Para penguasa muslim itu juga tak memiliki gagasan
bahwa islam itu menyentuh urusan-urusan negara. Karena
yang mereka fahami bahwa ibadah itu adalah terkait
urusan-urusan ritual dan personal yang orang lain tak boleh
turut campur dengannya.
viii
siapakah urusan kolektif dan sosial? Dan beribadah kepada
siapakah kita pada saat mengurus negara?
ix
apa yang tepat dan logis untuk mencapai tujuan hidup itu.
Kita mesti yakin bahwa tujuan yang tepat adalah tujuan
yang bisa diterima oleh akal sehat kita, dan usaha yang
dilakukan untuk itu mesti sesuai dengan sifat-sifat alamiah
manusia. Jika kita bersepakat bahwa tujuan mulia
penciptaan manusia adalah kebahagiaan, maka syarat
tunggal tidak cukup baginya. Kita membutuhkan banyak
aspek untuk mencapai itu. Dan jika kita masih seorang
muslim, maka ibadah kepada Allah harus kita terima
sebagai cara satu-satunya untuk mendapatkan kebahagiaan
itu. Ibadah musti memiliki dimensi yang sangat luas, karena
kebahagiaan yang utuh dan sempurna itu faktor-faktornya
sangat luas.
x
menggali kebenaran-kebenaran rasional islam. Mereka
adalah Ade Rahmat, Selvi, Rina Febriani, Mutia Amanda,
Annisa Joviani, Idea Wening, Nadia Rahma, Nadia
Istiqomah, Kang Hasan, Subhan Hilmi, Sri Mulyati, Tika,
Reva, Atik, Karin, Icha, Marietta Zahra dan lain-lain. Saya
juga sangat berterima kasih untuk mereka yang telah
meluangkan waktu untuk membaca dan memberikan
komentar dan saran konstruktif terhadap draft buku ini:
adik saya Muhammad Sahid dan Nuryanto, Ustadz Adi
Hidayat, Qabul biologi, Pak guru Sukadi, KH Rafani
Akhyar (MUI Jawa Barat). Kepada penerbit AL-Kasyaf
saya juga mengucapkan terima kasih atas kesediaannya
menerbitkan buku ini. Tak lupa juga kepada orang tua
sekaligus pembimbing saya yang telah banyak memberikan
petuah sekaligus inspirasi dalam hidup. Istri dan anak-
anakku, terima kasih untuk setiap cangkir kopinya sehingga
mata ini tetap terbuka untuk menggoreskan pena untuk
menuliskan kalimat demi kalimat hingga buku ini selesai.
Semoga Allah membalas kebaikan-kebaikan yang telah
diberikan oleh semuanya. Buku ini semoga bermanfaat,
dan selamat membaca.
Sunardi
1 Muharam 1435 H
5 November 2013 M
xi
xii
Daftar Isi
Sekapur Sirih Dari Penulis -- v
Daftar Isi -- xiii
xiii
5 Ibadah Adalah Ketundukan -- 75
Takwin-tasyri’ dan hukum kausalitas -- 76
Ketundukan alam semesta: suatu pelajaran -- 80
Ketundukan, refleksi ibadah sesungguhnya -- 85
6 Ibadah dan Penyatuan Kehidupan -- 91
7 Bercermin pada Para Nabi dan Rasul -- 97
Kedudukan nabi dan rasul bagi umat manusia -- 98
Misi nabi dan rasul -- 102
Tugas-tugas para nabi dan rasul -- 107
Islam dan kemanusiaan universal -- 111
Nabi dan rasul dengan para penguasa -- 113
Ittiba' kepada nabi -- 115
8 Ibadah dan Kehidupan Bernegara 119
Pentingnya kehidupan bernegara -- 120
Bernegara, bagian dari konsep ibadah -- 126
Al-Qur’an, bacaan atau hukum? -- 131
Bernegara adalah perwujudan tauhid -- 137
Dialog tentang ibadah dengan Negara -- 138
9 Ibadah dan totalitas kehidupan -- 145
Ibadah : Menerima kedudukan Allah secara utuh -- 146
Suatu catatan mengenai kandungan agama -- 149
Revolusi islam adalah revolusi jiwa -- 153
xiv
Apa dan Siapa Manusia ? |1
1
Apa dan Siapa
Manusia?
Apa dan Siapa Manusia ? |2
Apa dan Siapa Manusia ? |9
”Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian)
diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan
apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan (tujuan)
yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya
kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan
pertemuan dengan Tuhannya” [Ruum (30): 8].
Ini tidak lain karena alam ini pada dasarnya memiliki sifat-
sifat khas integral sebagai berikut5):
Planet bumi berada pada ruang tata surya, dan sistem tata
surya berada pada galaksi, dan galaksi tenggelam pada
sistem galaksi. Benda yang lebih kecil dan menempati
ruang kecil biasanya memiliki umur yang lebih singkat
dibanding dengan benda yang lebih besar yang
melingkupinya.
2
Manusia
Makhluk
Bertujuan
M a n u s i a M a k h l u k B e r t u j u a n | 16
M a n u s i a M a k h l u k B e r t u j u a n | 23
3
Ibadah dan
Tujuan Hidup
I b a d a h d a n T u j u a n H i d u p | 34
4
Ibadah dan
Kebahagiaan
Hidup
I b a d a h d a n K e b a h a g i a a n H i d u p | 54
5
Ibadah Adalah
Ketundukan
I b a d a h A d a l a h K e t u n d u k a n | 76
Wahyu dan syariat hidup yang dibawa para nabi dan rasul
adalah wujud dari rubbubiyah Allah kepada manusia. Namun
demikian, manusia tidak akan sampai pada keadaan
”terjaga” ini tanpa melakukan dan menjalankan aturan-
aturan ini dalam kehidupannya. Menjalankan petunjuk dan
syariah adalah perwujudan dari pemeliharaan Allah, yang
tanpanya manusia tidak akan sampai kepada kebahagiaan
dan kesempurnaan hidup. Sebab wahyu dan syariat adalah
sebab-sebab bagi kebahagiaan dan kesempurnaan itu.
Seseorang harus sampai pada suatu kesadaran bahwa
ketaatan dan ketundukan terhadap aturan Allah adalah
sebuah keniscayaan untuk mencapai tujuan hidup manusia.
Ketaatan dan ketundukan pada aturan adalah hak adami,
inilah yang dimaksud dengan tasyri’.
أ
6
Ibadah dan
Penyatuan
Kehidupan
I b a d a h d a n P e n y a t u a n K e h i d u p a n | 90
7
Bercermin Pada
Para Nabi Dan
Rasul
B e r c e r m i n P a d a N a b i d a n R a s u l | 96
Oleh karena itu, tugas pertama para nabi dan rasul adalah
menyampaikan dan menjelaskan tentang keesaan Allah
secara jernih dan masuk akal. Lalu kemudian menggiring
manusia untuk menghamba dan berserah diri kepada-Nya
saja, serta berlepas dari tuhan-tuhan palsu selain-Nya. Allah
yang Maha Suci di dalam Al-Qur’an mengatakan:
8
Ibadah dan
Kehidupan
Bernegara
I b a d a h d a n K e h i d u p a n B e r n e g a r a | 118
I b a d a h d a n K e h i d u p a n B e r n e g a r a | 127
9
Ibadah dan
Totalitas
Kehidupan
I b a d a h d a n T o t a l i t a s K e h i d u p a n | 144
Ibadah :
Menerima Kedudukan Allah Secara Utuh
Untuk meneguhkan mengapa manusia harus mengabdi
kepada Allah Yang Maha Sempurna, banyak sekali jawaban
dan argumentasi telah dipaparkan di bab-bab sebelumnya.
Namun sekedar untuk meringkas, ada sebuah nasehat
seorang mujahid yang nampaknya cukup mewakili alasan-
alasan itu. Nasehat itu adalah sebagai berikut:
dan
Daftar Pustaka
1. Al-Qur’an al-kariem
2. Al-hadits
3. Eduard A. Tropp, Viktor Ya. Frenkel, Artur D.
Chernin. 2006 .Alexander A Friedmann: The Man who
Made the Universe Expand. Cambridge University Press.
4. Robert W. Smith. 1990. Edwin P. Hubble And The
Transformation Of Cosmology. Physiscs today 52-58
5. Murtadha Muthahhari. 2002. Manusia dan Alam
Semesta. Penerbit Lentera, Jakarta.
6. Mahmoud Rajabi. 2003. Horison manusia. Al-Huda,
Jakarta
7. S. M. Kartosoewirjo. 1940. Daftar Usaha Hidjrah: bagian
Moeqoddimah. Penerbit: Poestaka Daroel Islam.
Malangbong
8. M. Alimin Mukhtar dalam http:// adabuna.
blogspot.com/2011/12/makna-laallakum-tattaqun-
dalam-Al-Qur’an.html
9. Imam Ar-Raghib Al-Asfahani. 2010. Al-Mufradat Fi
Gharibil Qur’an, hal 531 Published by Dar al-Ma'rifah.
10. Fakhruddin Al-Razi. 2012. Kecerdasan bertauhid
(terjemahan). Zaman, Jakarta.
11. Sayyid Ali Khamenei. 2011. Mendaras Tauhid Mengeja
Kenabian. Al-Huda, Jakarta.
D a f t a r P u s t a k a | 156
xvi
Cottbus Germany dan University of Tokyo Japan. Ia
sangat tertarik untuk membaca buku-buku pemikiran
agama dan filsafat disamping buku-buku tentang ekologi
dan lingkungan, dan di PSMIL Universitas Padjadjaran ia
diberi kepercayaan mengajar mata kuliah Filsafat
Lingkungan. Dari ketertarikannya mengkaji masalah -
masalah agama dan kemasyarakatan inilah ia tergerak untuk
aktif terjun dalam dunia dakwah dan pengabdian kepada
masyarakat khususnya masyarakat pinggiran. Pemikiran
religiusnya mulai dituangkan ke dalam sebuah buku
“Perlindungan Lingkungan: sebuah perspektif dan
spiritualitas Islam” yang diterbitkan pada 2008.
xvii