Anda di halaman 1dari 26

Busur Gunung Api Pulau Jawa

• Merapi adalah gunungapi paling aktif dari


busur volkanik di Jawa sebutlah Jalur
Gunungapi Modern Jawa. Sementara
Pegunungan Selatan Jawa juga sesungguhnya
merupakan busur volkanik sebutlah Jalur
Gunungapi Tua Jawa. Dua jalur gunungapi ini,
Jalur Modern dan Jalur Tua membangun Pulau
Jawa sejak 45 juta tahun yang lalu sampai
sekarang.
• Pulau Jawa adalah pulau volkanik, pulau
gunungapi. Gunungapi aktif terbanyak di
Indonesia ada di Pulau Jawa, yaitu 45
gunungapi, tidak termasuk 20 kawah dan
kerucut volkanik di Plato Dieng dan Plato
Tengger (Wikipedia, 2014).
JALUR GUNUNGAPI MODERN JAWA
• Puncak-puncak gunungapi dari barat ke timur
menjadi titik-titik elevasi tertinggi (di atas 3000
mdpl) di pulau ini. Rangkaian gunung-gunungapi ini
seolah menjadi tulang punggung pulau ini. Batuan
dan sedimen yang diletuskan gunung-gunungapi ini
juga membangun Pulau Jawa, memberikan tanah
yang subur bagi pulau ini. Saya menyebut rangkaian
gunung-gunungapi ini dalam tulisan ini sebagai
“Jalur Gunungapi Modern” (Recent Volcanic Arc).
• Komposisi rata-rata produk letusan gunung-gunungapi ini
adalah andesit basaltik (Nicholls et al., 1980). Dan menurut
teori tektonik lempeng, gunung-gunungapi ini dihasilkan
oleh proses subduksi lempeng Samudera Hindia ke bawah
Pulau Jawa.
• Pada kedalaman antara 100-200 km, lempeng samudera ini
mengalami dehidrasi karena panas, lalu air hasil dehidrasi
lempeng ini menyebabkan peleburan sebagian mantel di
sekitarnya, sehingga mantel menjadi lebih cair, ringan, dan
naik ke dekat permukaan menjadi magma yang lalu
menjadi sumber magma bagi gunung-gunungapi di atasnya.
• Saat magma menembus ke permukaan karena
tekanan berlebih, terjadilah erupsi terjadilah
gunungapi. Rangkaian gunungapi di Pulau
Jawa ini kebanyakan berposisi 100 km
(Engdahl et al., 2004) di atas lempeng
samudera yang menunjam di bawahnya.
• Gunung-gunungapi yang dimaksud di atas umum
disebut gunung-gunungapi berumur Kuarter (< 2,6
juta tahun yang lalu). Meskipun demikian, proses
volkanisme telah terjadi di tempat ini sejak 10 juta
tahun yang lalu (Miosen Akhir) (Soeria-Atmadja
dkk., 1994). Dari 10 juta tahun yang lalu artinya
telah ada gunung-gunungapi di bagian tengah Pulau
Jawa ini dari barat ke timur, sehingga bisa dikatakan
bahwa Pulau Jawa telah dibangun oleh volkanisme
pada 10 juta tahun yang lalu.
JALUR GUNUNGAPI TUA JAWA

• Namun Pulau Jawa bahkan telah dibangun oleh


volkanisme sejak 45 juta tahun yang lalu (Eosen
Tengah), hanya tidak di bagian tengahnya seperti
posisi gunung-gunungapi sekarang melainkan di
bagian selatannya. Di bagian selatan Pulau Jawa
sekarang kala itu, dari 45-20 juta tahun yang lalu
(Smyth et al., 2008) telah ada rangkaian gunungapi
dari barat ke timur seperti gunung-gunungapi
sekarang yang ada di bagian tengah pulau.
• Rangkaian, jalur, atau busur gunungapi/ busur
volkanik berumur 45-20 juta tahun di bagian selatan
Jawa ini saya sebut “Jalur Gunungapi Tua” (Old
Volcanic Arc). Kini, jalur volkanik tua ini membentuk
jalur fisiografi terkenal yang disebut “Pegunungan
Selatan Jawa” (van Bemmelen, 1949). Dalam
terminologi lain yang juga terkenal jalur gunungapi
tua ini juga suka disebut “Old Andesite”, suatu
istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh
Verbeek dan Fennema (1896).
• Beberapa ahli geologi masa kini bila sedang
menyebut formasi batuan hasil letusan jalur
gunungapi tua ini suka menyebutnya “OAF”
atau Old Andesite Formation.
• Seperti gunung-gunungapi Kuarter, atau
gunung-gunungapi modern yang memanjang
dari barat ke timur di bagian tengah Pulau
Jawa, gunung-gunungapi Jalur Gunungapi Tua
juga memanjang dari barat ke timur, dari Jawa
Barat sampai Jawa Timur, tetapi di bagian
selatan Jawa.
• Namun di selatan Jawa Tengah, Jalur Gunungapi Tua
ini lenyap, menghilang. Satyana dan Purwaningsih
(2002) untuk pertama kalinya mengusulkan sebuah
konsep geologi bahwa Jalur Gunungapi Tua ini
hilang di selatan Jawa Tengah karena ia runtuh lebih
ke selatan, ke bawah Samudera Hindia, sebab
aktivasi dua sesar mendatar besar yang mengapit
Jawa Tengah yaitu Sesar Muria-Kebumen dan Sesar
Pamanukan Cilacap.
• Peruntuhan ini bersamaan dengan
pengangkatan wilayah Serayu Selatan yang
menyingkapkan batuan tertua di Pulau Jawa:
Kompleks Batuandasar Luk Ulo di Karang
Sambung, Jawa Tengah selatan.
• Mengapa Jalur Gunungapi Tua di selatan Pulau
Jawa itu tidak setinggi Jalur Gunungapi
Modern di bagian tengah Jawa?
• Ada dua alasan utama yang menyebabkannya.
• (1) Sebagian jalur gunungapi ini adalah jalur
gunungapi bawahlaut sementara semua
gunungapi di Jalur Gunungapi Modern adalah
gunungapi di atas daratan. (2) Hampir seluruh
bagian Jalur Gunungapi Tua tenggelam pada
Miosen Tengah-Miosen Atas sebab pada kala
itu di atas jalur gunungapi ini diendapakan
batugamping laut dangkal dari barat ke timur.
• Kini, Jalur Gunungapi Tua ini hampir di
sepanjang jalurnya miring ke selatan sekitar
20-30 derajat. Ini disebabkan pada Miosen
Atas-Pliosen Jalur Gunungapi Tua ini terangkat
dan tersesarkan mengarah ke utara, sehingga
Jalur ini menjadi bagian yang terangkat secara
asimetrik dengan sisi utara lebih terangkat dan
melandai ke selatan.
• Endapan Vulkanik tua di Pegunungan Selatan ,
Jawa Bagian Barat
• Jalur Gunungapi Tua ini seperti Jalur
Gunungapi Modern membangun bagian
selatan Jawa. Hasil produk letusannya
membangun ketebalan stratigrafi volkanik
lebih dari 2500 meter dengan lebar Jalur
sekitar 50 km.
• Smyth (2005) mengusulkan bahwa aktivitas
volkanik di Jalur Gunungapi Tua ini meliputi
tiga bagian besar yang disebutnya “Synthem”
termasuk pertumbuhan karbonat di atasnya,
yaitu:
• (1) Synthem I – awal volkanisme dan tahap
awal perkembangannya pada 45-28 juta tahun
yang lalu/ Eosen Tengah-Oligosen Awal,
• (2) Synthem II – pertumbuhan, puncak aktivitas
dan terminasi volkanisme pada 28-20 juta tahun
yang lalu (Oligosen Akhir-Miosen Awal),
• (3) Synthem III – pertumbuhan
karbonat/batugamping di atas Jalur Gunungapi,
erosi dan pengendapan batuan dari Synthem I
dan II, terjadi pada 20-10 juta tahun yang lalu
(Miosen Tengah).
• Smyth et al. (2003, 2005, 2008) yang meneliti
secara intensif Pegunungan Selatan Jawa di sebelah
selatan Jawa Timur menulis bahwa nama lama “Old
Andesite” untuk menyebut Jalur Gunungapi Tua ini
tidak cocok lagi sebab justru menurut mereka
komposisi Jalur Gunungapi Tua (khususnya yang di
selatan Jawa Timur, tidak diketahui yang di selatan
Jawa Barat) adalah lebih asam daripada andesit
basaltik yang menjadi penciri komposisi Jalur
Gunungapi Modern.
• Smyth et al. (2003, 2005, 2008) mencari
penyebab mengapa Jalur Gunungapi Tua lebih
asam, sebab menurut mereka magma Jalur
Gunungapi Tua ini terkontaminasi kerak
mikrokontinen yang granitik (asam) yang
berposisi di bawah selatan Jawa Timur.
Magma Jalur Gunungapi Tua dari Mantel Bumi
melalui mikrokontinen ini, sehingga hasil
letusannya menjadi asam.
• Produk letusan Jalur Gunungapi Tua berkomposisi
andesitik sampai riolitik dan membentuk aliran lava,
kubah lava, breksi volkanik dan endapan piroklastik yang
ekstensif seperti jatuhan abu volkanik atau awan panas.
Smyth et al. (2008) juga menemukan bahwa aktivitas
volkanik sepanjang Pegunungan Selatan mencapai
kulminasinya pada Miosen Awal dalam fase klimaks
berupa erupsi paroksismal/katastrofik yang mereka
sebut Erupsi Semilir yang dapat dibandingkan dengan
erupsi katastrofik Toba pada periode Kuarter 74.000
tahun yang lalu.
• Mengapa Jalur Gunungapi Tua mati lalu aktivitas
volkanik pindah sekitar 50 km ke utara sejak Miosen
Atas sampai sekarang menjadi Jalur Gunungapi
Modern tidak diketahui dengan pasti. Beberapa
penyebabnya bisa berhubungan dengan:
kemiringan sudut tunjaman lempeng samudera
(zona Benioff) yang melandai, atau karena
tekanan/kompresi atas Jawa yang secara regional
pada Miosen Atas-sekarang lebih besar
dibandingkan periode sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai