Anda di halaman 1dari 12

Yoga kids

Resty Noflidaputri, S.ST, M.Kes


TITLE
TITLE POWERPOINT
POWERPOINT

TITLE
POWERPOINT TITLE
POWERPOINT
1
Latih Fisik dan emosi
anak dengan yoga
1 Manfaat untuk fisik anak

Yoga mampu meningkatkan kekuatan otot, membuat tubuh kuat,


lentur, dan rileks. Selain itu yoga dapat menguatkan tulang
punggung dan melatih sistem saraf pusat serta meningkatkan
koordinasi tubuh. Keistimewaan yoga terletak pada kemampuannya
dalam melatih tubuh untuk memperdalam napas. Dengan demikian
meningkatkan asupan oksigen yang akan melancarkan kinerja organ
tubuh dan pada akhirnya mampu meningkatkan konsentrasi dan
ketenangan pikiran anak.
Bukan tidak mungkin, anak Anda bisa tenang ketika belajar di
sekolah. Anak pun lebih mudah mengendalikan emosi ketika
bersosialisasi. Ucapkan selamat tinggal kepada predikat sebagai
‘anak yang nggak bisa diam’.
2 Manfaat untuk mental anak

Latihan yoga ‘menuntut’ setiap gerakan dilakukan dengan teliti dan


hati-hati, menahan beberapa pose, dan melakukan teknik napas
dengan baik.

Berbagai pose kerap dinamai dengan nama hewan, tumbuhan, dan


benda alam lainnya. Hal ini bisa mendorong anak mengasah daya
imajinasi serta empatinya. Mempraktikkan pose yoga sambil anak
membayangkan benda aslinya.

Hasil akhir pose yang dipraktikkan dapat melatih anak menghargai diri
sendiri. Anak pun dilatih semangatnya untuk memperoleh pose
terbaik dengan kemampuan yang terus terasah.
3 Yoga sebagai media terapi anak
berkebutuhan khusus

Semua manfaat yoga bisa dirasakan oleh semua anak, termasuk anak
dengan kebutuhan khusus. Pasalnya yoga menggabungkan emosi, fisik
dan jiwa setiap indvidu agar selaras dalam kehidupan ini.
Berbeda dengan metode pengajaran yoga untuk dewasa, yoga sebagai
terapi untuk anak berkebutuhan khusus difokuskan pada metode
pernapasan. Hal ini bertujuan untuk membuat anak agar lebih tenang
dan fokus.
Selain melatih konsentrasi hingga anak bisa fokus, latihan yoga ini juga
mampu membuat anak sadar dengan lingkungan sekitar. Biasanya
untuk satu kali sesi yoga, anak membutuhkan waktu sekitar 45-60
menit. Terapi ini dirancang untuk bisa dipraktikkan juga oleh orang tua
di rumah. Semakin rutin berlatih, Tina yakin Anda sebagai orang tua
dapat merasakan perubahan positif pada anak.
2
DEFINISI YOGA
Yoga adalah penyatuan dari bahasa sansekerta. Bisa juga disebut dengan
penyatuan alam. Yoga adalah 6 dari filsafat hindu dan aktiviasnya berpa
meditasi mengerahkan panca indranya dan pikiran secara menyeluruh.
Bahkan yoga bisa dijadikan pengobatan alternatif dilakukannya 90%
pemanasan, olah tubuh atau meditasi. Orang yang melakukan yoga
disebut yogis, dan yogin bagi pria dan yogini bagi wanita. Yoga adalah
aktivitas gerakan olah tubuh dan juga pikiran yang sangat fokus pada
kekuatan dan pernapasan untuk meningkatkan kualitas mental dan fisik. 70%
Postur, rangkaian gerakan dan pernapasan adalah komponen utama yoga.

38% 40%

20%
Anak generasi masa sekarang lebih sering
Perkembangan emosi pada anak usia sekolah mengalami masalah emosi dibandingkan
cenderung mengalami peningkatan. Anak anak generasi masa lalu. Anak-anak
belum mampu dalam mengelola emosi dengan sekarang tumbuh dalam kesepian dan
tepat sehingga anak lebih rentan berperilaku depresi, rasa marah, sulit diatur, cemas,
emosional. Dampak yang terjadi adalah anak gugup, impulsif, dan agresif sehingga, bila
akan berkembang menjadi mudah cemas, dipicu dengan persoalan kecil dapat
pemurung, impulsif bahkan agresif. menimbulkan masalah yang besar.

Yoga memiliki beberapa komponen salah Perilaku-perilaku anak semacam itu


satunya adalah teknik relaksasi, teknik ini dapat merupakan salah satu indikasi anak tidak
menurunkan ketegangan dan stres dan teknik siap dalam menghadapi lingkungan
meditasi yang memiliki manfaat dalam sekitarnya. Rasa kecewa, marah, malu dan
meningkatkan konsentrasi serta emosional perasaan-perasaan negatif yang bersikap
positif. destruktif itu diakibatkan pada
ketidakmampuan anak mengenal dan
mengelola emosinya
PENELITIAN

Hasil penelitian oleh WHO, didapatkan bahwa 1 dari 5


anak yang berusia kurang dari 16 tahun mengalami
masalah emosional. Anak yang berusia 4-15 tahun
1 2 yang mengalami masalah emosional sebanyak 104 dari
1000 anak. Angka kejadian tersebut semakin tinggi
pada kelompok usia di atas 15 tahun, yaitu 140 dari
1000 anak (WHO, 2012).
WHO Sebuah penelitian di Amerika menunjukkan 9,5%-
14,2% anak mulai lahir hingga usia 5 tahun di Amerika
mengalami masalah sosial-emosional yang berdampak
negatif terhadap mereka (Cooper, 2009). Penelitian
lain yang dilakukan oleh Chen, Killeya-Jones, dan Vega
4 3 pada tahun 2005 menunjukkan angka 17,1% untuk
insiden masalah emosional di Amerika Serikat
INDONESIA

Analisis data Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia mengenai gejala gangguan
mental emosional anak menunjukkan adanya angka yang cukup tinggi, yaitu 259 per 1000 anak.
Studi morbiditas SKRT di Jawa dan Bali mendapatkan angka gejala gangguan mental emosional
sebesar 99 per 1000 penduduk (Isfandi & Suhardi, 1997 dalam Amalina, Sufyanti, & Qur’aniati,
2012). Data penelitian yang menyoroti masalah emosi dan perilaku secara umum oleh Balitbang
Direktorat Pendidikan Luar Biasa menemukan 696 siswa SD dari empat provinsi di Indonesia yang
rata-rata nilai rapornya kurang dari 6, dinyatakan 30% mengalami masalah emosi dan perilaku.
(Mahabbati, 2010).

30% 100%

259 99 696
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai