Anda di halaman 1dari 14

Herbal dalam Pelayanan Masa

Nifas dan Menyusui


Resty Noflidaputri, S.ST, M.Kes
Latar Belakang
Upaya untuk meningkatkan kesehatan dapat dilakukan melalui upaya
pencegahan atau preventif yang dilakukan yaitu dengan melakukan pola
hidup sehat dan upaya kuratif atua pengobatan yang dapat di tempuh
dengan medis maupun penggunaan bahan alami seperti penggunaan
herbal.
Indonesia merupakan negara sub tropis yang memiliki kekayaan yang
melimpah. Salah satu kekayaan yang melimpah adalah aneka ragam
hayati seperti tanaman herbal yang mempunyai khasiat untuk kesehatan.
Saat ini sudah banyak penelitian tentang penggunaan herbal dalam
kehidupan sehari-hari baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh
maupaun untuk mengobati kondisi tubuh yang sakit.
Penggunaan herbal diatur dalam buku acuan herbal yang diterbitkan
oleh BPOM RI tahun 2010. Pemerintah telah mengatur secara detail
bahan dan takaran herbal yang dapat di konsumsi oleh manusia beserta
manfaat dan cara konsumsinya. Pedoman penggunaan herbal juga diatur
dalam Kepmenkes nomor 61/MENKES/SK/IX/1992 tentang Pedoman
Fitofarmaka atau pengobatan dengan menggunakan bahan herbal alami
yang digunakan sebagai pedoman bagi semua pihak yang terlibat dalam
pembuatan pengembangan fitofarmaka
Place Your Picture Here

Beberapa tanaman herbal dapat


dikonsumsi secara aman oleh semua
orang namun ada beberapa tanaman
herbal yang tidak boleh dikonsumsi
oleh orang-orang tertentu dikarenakan
khasiatnya yang dapat membahayakan
kondisi tubuh sehingga perlu
pembatasan atau konsumsi herbal
yang bijak yang didasari pengetahuan
dan skill yang baik tentang herbal.
Tanaman herbal yang dilarang untuk
ibu menyusui antara lain: akar, batang
dan biji kelor, kayu manis, daun iler,
petai cina, sambiloto, pasak bumi,
brotowali, pegagan, tapan lima, akar
wangi, kemangi, timi, akar manis dan
mengkudu. (Kepmenkes HK.01.07,
2017)
EVIDANCE BASED
Your Picture Here And Send To Back

Journal Herbal tentang Pe


layanan Kesehatan Masa
Nifas dan Menyusui
Masa nifas (puerperium) merupakan masa kembalinya organ reproduksi
seperti keadaan sebelum hamil dalam waktu enam minggu setelah
melahirkan (Nirwana, 2011). Pada masa nifas seorang ibu mengalami
proses adaptasi baik adaptasi fisiologi maupun psikologi. Salah satu
proses adaptasi fisiologi pada nifas adalah penyembuhan luka perineum
atau luka seksio sesarea. Tidak semua penyembuhan luka perineum
ataupun luka seksio sesarea pada ibu nifas berjalan dengan cepat.
Penyembuhan luka adalah hasil dari interaksi antara sitokin, faktor pertumbuhan, darah dan
elemen seluler, dan matriks ekstraseluler. Sitokin mempromosikan penyembuhan melalui
Place Your Picture Here berbagai jalan, seperti merangsang produksi komponen membran basal, mencegah dehidrasi,
meningkatkan peradangan dan pembentukan jaringan granulasi.

Penatalaksanaan penyembuhan luka perineum ataupun luka seksio sesarea dapat diberi terapi
secara konvensional ataupun dengan terapi komplementer. Terapi komplementer dikenal juga
sebagai obat tradisional atau obat rakyat , yang terdiri dari pengetahuan yang dikembangkan
dari generasi ke generasi dalam berbagai masyarakat sebelum era kedokteran modern.
Praktek yang dikenal sebagai obat tradisional termasuk herbal, Ayurveda, Siddha, Unani, Muti,
Ifa, pengetahuan psedo-medical Afrika dan lainnya dan praktek di seluruh dunia. (WHO, 2013)

Place Your Picture Here

Simple Presentation
Organisasi Kesehatan dunia(WHO) mendifiniasikan obat 
tradisional sebagai praktik kesehatan, pendekatan,
pengetahuan dan keyakinan meggabungkan tanaman,
hewan dan obat – obatan berbasis mineral, terapi
spiritual, teknik manual dan latihan, diterapkan  tunggal
atau dalam kombinasi untuk mengobati, mendiagnosa
dan mencegah peyakit atau mempertahankan kesehatan/
kesejahteraan. (WHO, 2013)

Di beberapa negara Asia dan Afrika, hingga 80% dari


populasi bergantung pada obat tradisional untuk
kebutuhan utama mereka dalam merawat kesehatan.
Ketika diterapkan di luar budaya tradisional, obat
tradisional sering disebut pengobatan komplementer dan
alternative. Hampir empat miliar jenis tanaman digunakan
di seluruh dunia sebagai obat, Pasien yang menggunakan
obat alternatif umumnya antar usia 30 dan 49 tahun, dan
umumnya perempuan lebih sering menggunakan nya
dibandingkan dengan laki – laki (Dorai, 2012).
Journal
JAMU

Perilaku konsumsi jamu ibu nifas dipandang dari segi


medis tidak membahayakan bagi kesehatan tubuh ibu
nifas. Komposisi pada jamu jyang dikonsumsi
mengandung beberapa senyawa yang mampu
mendukung pemulihan kesehatan ibu seperti dari
kencur dan temu giring.
Komposisi lain membangun dan merangsan hormon
prolaktin dalam peningkatan produksi ASI sehingga
dapat menurunkan kecemasan ibu akan kurangnya
produksi ASI. Konsumsi jamu tidak semua individu
memiliki reaksi yang sama. Adakalanya dampak negatif
akan muncul apabila kondisi fisik ibu sedang menurun
maupun terdapat kondisi psikologis ibu.
Your Picture Here And Send To Back

Kesimpulan
Pengaruh konsumsi herbal terhadap ibu menyusui seringkali dihubungkan dengan
produksi ASI dan pemulihan stamina ibu setelah melahirkan. Pengaruh herbal
secara kimiawi terhadap ASI juga perlu diketahui secara luas oleh masyarakat,
sehingga konsumsi herbal pada masa menyusui dapat dilakukan secara tepat.
Tanaman herbal yang berpengaruh positif produksi ASI pada ibu menyusui dan
diperbolehkan dikonsumsi antara lain: daun kacang panjang/lembayung, jantung
pisang, daun katuk, sari kurma, daun pepaya,daun pare, biji klabet, jinten.
Pengaruh konsumsi herbal terhadap ibu menyusui
seringkali dihubungkan dengan produksi ASI dan
pemulihan stamina ibu setelah melahirkan. Pengaruh
herbal secara kimiawi terhadap ASI juga perlu diketahui
secara luas oleh masyarakat, sehingga konsumsi herbal
pada masa menyusui dapat dilakukan secara tepat.

Banyak hal yang dapat mempengaruhi produksi ASI.


Produksi dan pengeluaran ASI dipengaruhi oleh dua
hormon, yaitu prolactin dan oksitosin. Prolaktin
mempengaruhi jumlah produksi ASI, sedangkan oksitosin
mempengaruhi proses pengeluaran ASI. Prolaktin
berkaitan dengan nutrisi ibu, semakin asupan nutrisinya baik
maka produksi yang dihasilkan juga banyak (Marmi, 2012)
Thank You

Anda mungkin juga menyukai