Skrining fitokimia
Proses identifikasi yang diperlukan untuk
mengetahui jenis senyawa (metabolit
sekunder) yang berada dalam simplisia,
melalui reaksi warna atau pengendapan.
Contoh
Golongan Alkaloid
Pereaksi Mayer : terbentuk endapan putih
Pereaksi Dragendorff : terbentuk endapan orange
Pereaksi Wagner : endapan coklat
Golongan Fenol
Pereaksi FeCl3 1% : terbentuk warna biru-hitam
Ekstraksi
Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan
dari campurannya denganmenggunakan pelarut
a. Pengeringan
Tujuan pengeringan ialah untuk mendapatkan
simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga
dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama.
Dengan mengurang kadar air dan
menghentikan reaksi enzimatik akan dicegah
penurunan mutu atau perusakan simplisia.
b. Pemilihan pelarut
Ekstraksi polar : air, etanol, metanol
Ekstraksi semi polar : etil asetat, diklorometan
Ektraksi non polar: n-heksan, per-eter, klorofom.
c. Metode Isolasi :
Maserasi
Perkolasi
Reflux
Soxhletasi
Metode Infus
Maserasi
Fisika
Kimia : menggunakan spektrometri UV,infra
merah,NMR,dan spektrometri massa
Contoh isolasi
Temulawak
Bangle
Jahe merah
lengkuas
Temulawak (Curcuma xanthorriza. Roxb)
Prinsip
- Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang
dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam
cairan penyari selama beberapa hari pada temperatur kamar
dan terlindung dari cahaya.
Tujuan :
Untuk menarik semua Ekstraksi
komponen kimia yang terdapat
dalam simplisia.
Ekstrak
BAHAN : ALAT :
1. Rimpang temulawak 1. kolom perkolasi dengan
2. etanol teknis dilengkapi kontrol suhu
dan pemanas
3. etanol p.a (Merck)
2. rotavapour Heidolph
4. kurkumin standar
Laborota 4003
(Sigma)
3. Spektrofotometer UV-
5. methanol p.a (Merck) Visibel Hexios
6. tetrahydrofuran (Merck) 4. peralatam analisis
7. Bahan analisis lainnya lainnya
Evaporasi
Untuk memekatkan larutan yang terdiri
dari zat terlarut yang tak mudah menguap
dan pelarut yang mudah menguap. Dalam
kebanyakan proses evaporasi , pelarutnya
adalah air.
Evaporasi dilaksanakan dengan cara
menguapkan sebagian dari pelarut pada titik
didihnya, sehingga diperoleh larutan zat cair
pekat yang konsentrasinya lebih tinggi.
Menggunakan alat yang disebut :
Evaporator
Pemisahan Senyawa
Pemurnian
Senyawa
Temulawak
Kristalisasi
Kromatografi
Lapis Tipis
(KLT)
Kristalisasi
Prosedur :
1. Kolom untuk kromatografi cair vakum disiapkan.
Bagian alasnya dilapisi kertas saring, kemudian
ke dalamnya dimasukkan penjerap hingga batas
tertentu. Keserbasamaan penjerap ke semua
tempat dalam kolom harus diperhatikan, karena
adanya rongga-rongga udara dalam kolom atau
ketidakserbasamaan penjerap dalam kolom akan
berpengaruh buruk pada proses pemisahan.
2. Setelah kolom didiamkan sambil direndam dengan eluen
(pengkondisian kolom), ekstrak yang akan dipisahkan
ditempatkan diatas lapisan penjerap dalam bentuk lapisan
tipis yang rata diatas seluruh lapisan penjerap. Setelah itu
dilakukan proses elusi dengan campuran pelarut berbagai
perbandingan. Elusi dipercepat dengan cara penghisapan
melalui pompa vakum.
3. Eluen diganti dengan campuran yang mempunyai
perbandingan berbeda dengan volume eluen yang sama
dengan volume eluen pada proses pertama. Pengerjaan
dilakukan berulang seperti proses pertama. Fraksi yang keluar
kolom ditampung dan digunakan untuk analisis lanjutan.
Analisis KLT fraksi-fraksi
Prosedur :
Fraksi-fraksi yang didapat dari proses KCV yaitu ke-11fraksi dianalisis
dengan metode KLT. Penjerap yang digunakan adalah silika gel G atau
silika gel GF 254. Pengembang pelarut yang digunakan adalah toluen
dan etil asetat dengan perbandingan 7:3. Pelat silika gel ditandai dengan
memberi dua buah garis yang masing-masing berjarak 1 cm dari ujung
bawah dan ujung atas. Setelah itu masing-masing fraksi yang diperoleh
dan ekstrak ditotolkan pada pelat silika gel yang telah disiapkan dengan
menggunakan pipa kapiler. Silika gel ditempatkan di wadah berisi
pengembang yang telah dijenuhkan dan perambatan spot diamati.
Setelah jarak rambat pengembang mencapai batas ujung pelat, pelat
diangkat dari wadah. Lalu spot diamati secara berturut-turut di bawah
sinar biasa, sinar UV 254 nm dan 366 nm serta dengan penampak bercak
vanilin-sulfat. Kemudian dihitung nilai Rf dari tiap-tiap spot.
3.PEMURNIAN FRAKSI