Anda di halaman 1dari 73

Metode Isolasi

Kelompok Praktikum Fitokimia


Selasa Pagi Pukul 07.00
Isolasi
Isolasi adalah proses pemisahan komponen kimia
yang terdapat dalam suatu ekstrak yang didasarkan
atas sifat adsorbsi dan partisi dari setiap senyawa yang
dipisahkan terhadap adsorben dan cairan penyari
yang digunakan.

isolasi adalah proses pengambilan suatu komponen


tertentu dalam keadaan murni dari suatu ekstrak
Dari proses isolasi akan didapatkan isolat-isolat
suatu senyawa atau kumpulan senyawa
sehingga dapat mempermudah untuk
melakukan identifikasi senyawa-senyawa yang
terdapat dalam simplisia..
Tahapan isolasi

 Skrining fitokimia
Proses identifikasi yang diperlukan untuk
mengetahui jenis senyawa (metabolit
sekunder) yang berada dalam simplisia,
melalui reaksi warna atau pengendapan.
Contoh
Golongan Alkaloid
Pereaksi Mayer : terbentuk endapan putih
Pereaksi Dragendorff : terbentuk endapan orange
Pereaksi Wagner : endapan coklat

Golongan Fenol
Pereaksi FeCl3 1% : terbentuk warna biru-hitam
 Ekstraksi
Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan
dari campurannya denganmenggunakan pelarut
a. Pengeringan
Tujuan pengeringan ialah untuk mendapatkan
simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga
dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama.
Dengan mengurang kadar air dan
menghentikan reaksi enzimatik akan dicegah
penurunan mutu atau perusakan simplisia.
b. Pemilihan pelarut
Ekstraksi polar : air, etanol, metanol
Ekstraksi semi polar : etil asetat, diklorometan
Ektraksi non polar: n-heksan, per-eter, klorofom.
c. Metode Isolasi :
 Maserasi
 Perkolasi
 Reflux
 Soxhletasi
 Metode Infus
Maserasi

Metode maserasi merupakan cara penyarian


yang sederhana, yang dilakukan dengan cara
merendam serbuk simplisia dalam cairan
penyari selama beberapa hari pada
temperatur kamar terlindung dari cahaya.
Metode maserasi digunakan untuk menyari
simplisia yang mengandung komponen kimia
yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak
mengandung benzoin, tiraks dan lilin
Perkolasi

Perkolasi adalah cara penyarian yang


dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari
melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi.
Kekuatan yang berperan pada perkolasi
antara lain : gaya berat, kekentalan, daya
larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa,
adesi, daya kapiler dan daya gesekan (friksi)
Refluks

Metode refluks merupakan metode


berkesinambungan dimana cairan penyari secara
kontinu akan menyari zat aktif di dalam simplisia.
Cairan penyari dipanaskan sehingga menguap
dan uap tersebut dikondensasikan oleh pendingin
balik, sehingga mengalami kondensasi menjadi
molekul- molekul cairan dan jatuh kembali ke
dalam labu alas bulat sambil menyari simplisia,
proses ini berlangsung secara berkesinambungan
dan dilakukan 3 kali dalam waktu 4 jam
Soxhletasi

Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara


berkesinambungan, cairan penyari dipanaskan
hingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi
menjadi molekul cairan oleh pendingin balik dan
turun menyari simplisia di dalam klonsong dan
selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat
setelah melewati pipa siphon, proses ini berlangsung
hingga proses penyarian zat aktif sempurna yang
ditandai dengan beningnya cairan penyari yang
melalui pipa siphon tersebut atau jika diidentifikasi
dengan KLT tidak memberikan noda lagi.
Metode Infus

Merupakan metode ekstraksi panas yang dilakukan


dengan merendam sampel tanaman dalam pelarut
dengan suhu 90ºC selama 15 menit. Hal ini sesuai
dengan teori bahwa peningkatan suhu berlangsung
paling sedikit 15 menit hingga 30 menit. Jika
dilakukan selama 30 menit maka metode
ekstraksinya disebut dekok. Biasanya alat yang
digunakan disebut panci infus. Jika tidak dinyatakan
lain prosedur kerja infus dengan merendam sampel
dalam pelarut yang bersuhu 90ºC selama 15 menit
setelah itu didinginkan dan disaring
 Pemurnian
Untuk memurnikan senyawa metabolit yang
akan dianalisis

Contoh metode pemurnian:


1. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
2. Kromatografi Kertas (KKt)
3. Kromatografi Gas Cair (KGC)
4. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)
Karakterisasi senyawa

 Fisika
 Kimia : menggunakan spektrometri UV,infra
merah,NMR,dan spektrometri massa
Contoh isolasi

 Temulawak
 Bangle
 Jahe merah
 lengkuas
Temulawak (Curcuma xanthorriza. Roxb)

 Rimpang temulawak terdiri atas suatu rimpang induk


berbentuk bulat telur dengan anak-anakan rimpang
yang langsing panjang, berjumlah 3-4. Sebelah dalam
berwarna kuning, pucat di pinggir, pusat kuning tua.

 Aromanya tajam khas temulawak, rasanya amat


pahit, kulit luar rimpang berwarna coklat kemerahan
atau kuning tua, dan daging buahnya berwarna
kekuningan.
Temulawak (Curcuma xanthorriza. Roxb)

Temulawak segar Simplisia Temulawak


Klasifikasi Tanaman
Temulawak
 Divisi : Spermatophyta
 Subdivisi : Angiospermae
 Kelas : Monocotyledonae
 Bangsa : Zingiberales
 Suku : Zingiberaceae
 Genus : Curcuma
 Jenis : Curcuma xanthorrhiza Roxb.
Kandungan Kimia Temulawak

 Minyak atsiri mengandung siklo, isoren, mirsen,


d-kamfer, p-tolil , metikarbinol, zat warna
kurkumin
 Monoterpen: 1,8 sineol, borneol, -felendren,
dan kamfora
 Seskuiterpen: -kurkumen, sikloisoprenmirsen,
xanthorrhizol, bisakuronepoksida, turmeron, -
atlanton, ar-kurkumen, zingiberen, -bisabolen,
bisakuron A, B, C, ar-turmeron, germakren.
Khasiat Temulawak

 Temulawak mempunyai efek farmakologi


yaitu hepatoprotektor, menurunkan kadar
kolesterol, antiinflamasi, laksatif, diuretik,
menambah asi, tonikum, dan menghilangkan
nyeri sendi.
Metode Ekstraksi Temulawak
Metode Ekstraksi

 Metode ekstraksi yang dapat dilakukan untuk


tanaman temulawak adalah metode
Maserasi dan Perkolasi.
Maserasi

 Ekstraksi dengan metode maserasi dilakukan dengan


cara
1. Penghancuran sampel dengan menggunakan pelarut
2. Perendaman selama beberapa hari
3. Pengadukan sampel
4. Penyaringan hingga diperoleh ekstrak

Keefektifan dari metode ekstraksi dipengaruhi oleh


pemilihan pelarut yang sesuai dan waktu
perendaman.
Maserasi

 Prinsip
- Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang
dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam
cairan penyari selama beberapa hari pada temperatur kamar
dan terlindung dari cahaya.

Keuntungan : peralatannya sederhana.


Kerugian :
waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi sampel cukup
lama, pelarut yang digunakan lebih banyak, tidak dapat
digunakan untuk bahan-bahan yang mempunyai tekstur keras
seperti benzoin, tiraks dan lilin.
Perkolasi

 Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan


mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang
telah dibasahi. Kekuatan yang berperan pada perkolasi
antara lain: gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan
permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya kapiler dan daya
geseran (friksi)
 Alat yang digunakan untuk perkolasi disebut perkolator,
cairan yang digunakan untuk menyari disebut cairan
penyari atau menstrum, larutan zat aktif yang keluar dari
perkolator disebut sari /perkolat, sedang sisa setelah
dilakukannnya penyarian disebut ampas atau sisa
perkolasi.
Metode Fraksinasi Temulawak
Metode Fraksinasi

 FRAKSINASI adalah pemisahan komposisi


yang dapat terjadi pada campuran yang
disebabkan oleh perbedaan kimia diantara
zat yang terdapat di dalam ekstrak.
Prinsip Fraksinasi

• Pemisahan senyawa campuran : migrasi


diferensial.
• Dapat dilakukan dengan berbagai cara,
diantaranya ekstraksi cair-cair, kromatografi, dan
dialisis.
• Adanya sampel, dan dua pelarut yang saling tidak
bercampur.
• Sampel akan terpartisi dan terdistribusi ke dalam
dua pelarut dan pemisahan akan berakhir setelah
terjadi kesetimbangan.
Prinsip Fraksinasi

 Fraksinasi dilakukan dengan metode


kromatorgrafi.
 Adanya eluen :
 (1) dikhlorometan : khloroform : etil asetat = 1:1:1
 (2) toluen : etil asetat : etanol + asam format 3 tetes
= 0,5 : 4 : 1
 (3) dikhlorometan : etil asetat : khloroform + asam
format 3 tetes = 1 : 4 : 1
 (4) khloroform : etanol : asam asetat = 4 : 0,5 : 1,5
 (5) heksan : etil asetat = 8,5 : 1,5
Alat dan Bahan Fraksinasi
Temulawak
Alat Bahan

a. Kolom kromatografi a. Eluen


b. Kapas
b. Bubur silica gel
c. Pipet tetes
c. Ekstrak rimpang
d. Beker glass
temulawak
e. Erlenmeyer
Prosedur Fraksinasi
Cadangan zat  Untuk pengisian kolom,
pelarut
sebagai bahan pengisi
bagian bawah kolom
Pelarut dimasukkan sedikit kapas,
kemudian dimasukkan
Isian
bubur silica gel 70-230 mesh
sambil diaduk agar tidak
Kapas
terdapat rongga udara di
tengahtengah kolom.
Timbunan bubur silica gel
dalam kolom mencapai tiga
Penampang
perempat tinggi kolom
Prosedur Fraksinasi

 Untuk pemisahan komponen dengan


menggunakan kromatografi kolom, mula-mula ke
dalam kromatografi kolom dialirkan ekstrak
rimpang temu kunci, kemudian kran kromatografi
kolom dibuka. Ekstrak akan meresap ke silica gel
dalam kolom sampai batas atas silica gel. Setelah
itu dimasukkan pereaksi terus-menerus sambil
kran kolom dibuka. Fraksi yang terpisah
ditampung dalam tabung reaksi sebanyak 3 ml
sampai seluruh ekstrak terpisahkan.
Metode Isolasi Temulawak
Isolasi Senyawa Zat Aktif
Maksud dan Tujuan
 Untuk mengetahui kandungan
senyawa aktif Curcuma
xanthorrhizae Rhizoma

 Untuk mengetahui manfaat dari


kandungan senyawa aktif
Curcuma xanthorrhizae Rhizoma

 Untuk mengetahui metode


pengujian yang sesuai dalam
mendapatkan senyawa aktif
Curcuma xanthorrhizae Rhizoma.
Metode Isolasi

1. Ekstraksi simplisia dengan menggunakan


metode maserasi dan soxhletasi dengan
pelarut etanol teknis 96%.
2. Evaporasi filtrat hasil ekstraksi.
3. Isolasi : menggunakan kromatografi kolom
dengan menggunakan eluen chloroform-
metanol.
4. Identifikasi curcumin menggunakan KLT /
TLC (Thin Layer Chromatography),
Ekstraksi Temulawak

Tujuan :
 Untuk menarik semua Ekstraksi
komponen kimia yang terdapat
dalam simplisia.

 Ekstraksi ini didasarkan pada Maserasi


perpindahan massa komponen
zat padat ke dalam pelarut
dimana perpindahan mulai
terjadi pada lapisan antar Perkolasi
muka, kemudian berdifusi
masuk ke dalam pelarut.
Prosedur Maserasi

 Sebanyak 100 g sampel bubuk temulawak dilarutkan dalam


500 ml pelarut, kemudian diinkubasikan pada suhu kamar
sambil diaduk menggunakan magnetic stirrer selama 24 jam.
 Setelah 24 jam kemudian dilakukan proses penyaringan
dengan pompa vakum untuk memisahkan filtrat dengan
ampasnya.
 Untuk ekstrak yang menggunakan pelarut etil asetat dan
etanol, maka dilakukan proses pemekatan ekstrak dengan
menggunakan alat vakum evaporator pada suhu 45°C
selama 4 jam.
 Ekstrak yang didapatkan dimasukkan ke dalam botol gelap
dan disimpan pada suhu refrigerator.
Prosedur Perkolasi

Serbuk yang berukuran -18/+40


 
100 gr sampel dimasukan ke dalam alat perkolator(diameter 4 cm
dan tinggi kolom 88 cm)

Pelarut dialirkan (komposisi pelarut, suhu, kec.alir diatur)

Ekstraksi selama 3 jam dengan dua kali pengulangan

Ekstrak

Pekatkan dengan rotavapour pada suhu 40o, tekanan 175 mmBar


Alat dan Bahan Perkolasi

BAHAN : ALAT :
1. Rimpang temulawak 1. kolom perkolasi dengan
2. etanol teknis dilengkapi kontrol suhu
dan pemanas
3. etanol p.a (Merck)
2. rotavapour Heidolph
4. kurkumin standar
Laborota 4003
(Sigma)
3. Spektrofotometer UV-
5. methanol p.a (Merck) Visibel Hexios
6. tetrahydrofuran (Merck) 4. peralatam analisis
7. Bahan analisis lainnya lainnya
Evaporasi
 Untuk memekatkan larutan yang terdiri
dari zat terlarut yang tak mudah menguap
dan pelarut yang mudah menguap. Dalam
kebanyakan proses evaporasi , pelarutnya
adalah air.
 Evaporasi dilaksanakan dengan cara
menguapkan sebagian dari pelarut pada titik
didihnya, sehingga diperoleh larutan zat cair
pekat yang konsentrasinya lebih tinggi.
 Menggunakan alat yang disebut :
Evaporator
Pemisahan Senyawa

 Proses pemisahan senyawa dilakukan dengan


metode kromatografi .

 Jenis Kromatografi yang digunakan :


Kromatografi kolom , KLT.
Proses Pemisahan
Alat dan Bahan

Kromatografi Kolom Kromatografi Lapis Tipis


A. Alat  F ase diam : Silika gel G
 G lasswool atau kapas  F ase gerak : Klorofom-benzena-
 Kolom etanol 9 8% (45: 45:10) atau
 Pipet tetes Kloroform-etanol 96%-asam
 B atang pengaduk asetat glasial (94:5:1 %v/v).
 Pipet volum  Deteksi :
 G elas ukur a. Anhidrat asetat-asam sulfat, diperiksa
B. B ahan dibawah sinar UV 365.

 N atrium sulfat anhidrat b. Asam borat-metanol.

 F ase gerak: klorofom-benzena-etanol 9 8 Bila terdapat kandungan kurkumin dari Curcuma


xanthorrhizae maka pada saat diperiksa
% (45: 45:10 %v/v) dibawah sinar UV 365 nm, akan terlihat
 Atau Kloroform-etanol 96%-asam asetat fluoresensi yang berwarna kuning kelabu
glasial (94:5:1 %v/v) pucat.
Metode Pemurnian

Pemurnian
Senyawa
Temulawak
Kristalisasi

Kromatografi
Lapis Tipis
(KLT)
Kristalisasi

Pertama kristal dilarutkan


dalam pelarutnya (etanol)
pada gelas piala, kemudian
dipanaskan sambil diaduk-
aduk. Lalu dalam keadaan
panas disaring. Filtrat hasil
saringan didinginkan sampai
terbentuk kristal.
Kromatografi Lapis Tipis

 Untuk pemurnian secara KLT ini fraksi yang


memiliki spot/noda yang sama dengan nilai
Rf dan warna yang sama pada pustaka maka
spot/noda tersebut dikerok kemudian
dilarutkan dalam pelarut etanol. Pelarut
tersebut kemudian diuapkan sampai
didapatkan bentuk kristalnya.
Target Isolat
Target Isolat

 Target isolat dari rimpang temulawak :


xantorizol
Xantorizol
 Xanthorrhizol dalam temulawak mampu membasmi bakteri
patogen penyebab karang gigi.

 Kandungan xanthorrhizol dalam temulawak sebanyak 21 persen.


Kelebihan senyawa xanthorrhizol antara lain tidak berwarna, tidak
berbau, tidak volatil (menguap), tahan panas dan keasaman.
Sayangnya senyawa ini rasanya sangat pahit.

 Xanthorrhizol memiliki aktivitas antibakeri tertinggi dalam


melawan bakteri jenis Streptococcus. Khususnya Streptococcus
mutans, penyebab karies gigi.
Tahapan Isolasi

 Isolasi xantorizol dari temulawak terpilih dilakukan


dengan :
menggunakan metode ekstraksi dengan pelarut etanol
96%, asetilasi ekstrak kasar, dan separasi dengan teknik
kromatografi lapis tipis (KLT) preparatif.
 Isolasi menggunakan metode Hwang (2000) sebagai
metode pembanding untuk memperoleh informasi
mengenai ciri xantorizol.
(Hwang menggunakan metode ekstraksi dengan
pelarut metanol 75%, separasi kromatografi kolom dua
tahap, dan asetilasi fraksi hasil kolom.
Hasil

 Hasil spot dugaan xantorizol terasetilasi


(fraksi 1, Rf = 0.88) dan xantorizol tak-
terasetilasi (fraksi 2, Rf=0.57).
Bangle
 Bangle (Zingiber cassumunar, syn. Z.
purpureum Roxb.) adalah salah satu tanaman
dimanfaatkan sebagai bumbu dapur dan
bahan pengobatan.
 Bangle termasuk dalam familia Zingiberaceae.
Secara umum famili Zingiberaceae
mengandung senyawa-senyawa yang
termasuk dalam golongan terpenoid dan
fenolik, curcuminoid, dan flavonoid
 Bagian dari tanaman bangle yang sering
digunakan dalam pengobatan adalah
rimpangnya. Rimpang bangle digunakan
untuk mengobati berbagai penyakit, di
antaranya adalah diare, perut mulas, rematik,
asma, dan sakit kuning.
 Efek farmakologi :
Penurunan panas, anti radang ekspetoran,
pembersih darah, pencahar, peluruh lemak,
peluruh, kentut.
Metode Isolasi Rimpang Bangle

Ada bermacam-macam cara untuk mengisolasi


rimpang bangle sesuia dengan senyawa yang
akan di manfaatkan. Beberapa cara isolasi
bangle
 Metode maserasi paling sering digunakan
untuk mengisolasi rimpang bangle, namun
dapat digunakan pelarut yang bervariasi yang
sesuai dengan kebutuhan.
Misalnya:
“Pengaruh Perlindungan Ekstrak Rimpang
Bangle Terhadap Kerusakan Hati Tikus yang
Diinduksi CCl4” menggunakan pelarut aseton
(1:2) b/v dan saat fraksinasi bertingkat
menggunakan heksana-air destilata (1:1)
Sedangkan “Pengaruh Perlindungan Ekstrak
Rimpang Bangle Terhadap Kerusakan Hati
Tikus yang Diinduksi CCl4” menggunakan
pelarut aseton (1:2) b/v dan saat fraksinasi
bertingkat menggunakan heksana-air
destilata (1:1)
Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi.
Rimpang bengle dicuci bersih, diiris tipis-tipis, lalu
dikeringkan. Penelitian pendahuluan dengan
berbagai kadar ethanol dilakukan untuk
memperoleh kadar terbaik sebagai perendam.
Irisan rimpang direndam dengan ethanol 70%
selama 1x24 jam dan disaring, proses ini diulang
hingga 3x. Filtrat dicuci menggunakan N-heksan,
diulang 3x. Filtrat yang telah dicuci kemudian
diuapkan menggunakan water bath dengan suhu
70o C hingga didapatkan ekstrak yang kental
 metode maserasi dan perkolasi
Contoh:
Pada “Uji Efektivitas Fagositosis Senyawa
Fenilbutonoid yang Diisolasi dari Rimpang Bangle”.
Maserasi dilakukan terlebih dahulu dengan
metanol 80% selama 24 jam, kemudian perkolasi.
Serbuk kering rimpang Z. cassumunar (1 kg) dimas
erasi dalam metanol 80% selama 24 jam, filtrat
dipisahkan dan ditempatkan di dalam erlenmeyer
dan dikomposkan. Filtrat yang telah dikomposkan
kemudian dievaporasikan dengan evaporator putar
dengan suhu 60o C. Evaporasi dilanjutkan dengan
menggunakan water bath ( cawan petri telah
ditimbang sebelumnya). Maserasi dan perkolasi
selesai hingga filtrat jernih. Crude ekstrak ini
kemudian ilarutkan dengan metanol 50%, dan
ditempatkan pada corong pemisah.
Fraksinasi dilakukan berdasarkan polaritas pelarut 
n-heksana, etil asetat dan residu (MeOH / air)
berturut-turut. Setiap fraksi dikocok beberapa kali
hingga fraksi tersebut jernih. Tiap-tiap fraksi
dipekatkan dengan menggunakan evaporator
putar dengan suhu 35o C. Evaporasi dilakukan
hingga fraksi tersebut mengental. Tiga fraksi
diperoleh, yaitu N-hexan, etil asetat, dan MeOH/air
ISOLASI KANDUNGAN ZAT KIMIA
PADA TANAMAN LENGKUAS
Prosedur :

 Simplisia Alpinia galanga (L.) Sw yang telah


disiapkan ditimbang sebanyak 50 gram pada
timbangan digital. Simplisia dimasukkan ke dalam
labu dasar bulat. tambahkan etanol 70% ±500ml.
Pada labu dasar bundar dimasukkan batu didih.
Pasang kondensor pada alat refluks dan nyalakan
heating mantle sampai suhu titik didih pelarut.
Proses refluks berlangsung selama 2-3 jam hingga
tetesan pelarut hampir tidak berwarna. Kemudian
ekstrak yang diperoleh dipekatkan dengan
rotavapor sehingga menjadi ektrak kental.
2.METODE PEMISAHAN EKSTRAK

 Metode yang digunakan Kromatografi kolom


dipercepat ( Fast Chromatography ) dan
dengan metode Kromatografi Lapis Tipis
(KLT)
Kromatografi Cair Vakum (KCV)

 Prosedur :
1. Kolom untuk kromatografi cair vakum disiapkan.
Bagian alasnya dilapisi kertas saring, kemudian
ke dalamnya dimasukkan penjerap hingga batas
tertentu. Keserbasamaan penjerap ke semua
tempat dalam kolom harus diperhatikan, karena
adanya rongga-rongga udara dalam kolom atau
ketidakserbasamaan penjerap dalam kolom akan
berpengaruh buruk pada proses pemisahan.
2. Setelah kolom didiamkan sambil direndam dengan eluen
(pengkondisian kolom), ekstrak yang akan dipisahkan
ditempatkan diatas lapisan penjerap dalam bentuk lapisan
tipis yang rata diatas seluruh lapisan penjerap. Setelah itu
dilakukan proses elusi dengan campuran pelarut berbagai
perbandingan. Elusi dipercepat dengan cara penghisapan
melalui pompa vakum.
3. Eluen diganti dengan campuran yang mempunyai
perbandingan berbeda dengan volume eluen yang sama
dengan volume eluen pada proses pertama. Pengerjaan
dilakukan berulang seperti proses pertama. Fraksi yang keluar
kolom ditampung dan digunakan untuk analisis lanjutan.
Analisis KLT fraksi-fraksi

 Prosedur :
 Fraksi-fraksi yang didapat dari proses KCV yaitu ke-11fraksi dianalisis
dengan metode KLT. Penjerap yang digunakan adalah silika gel G atau
silika gel GF 254. Pengembang pelarut yang digunakan adalah toluen
dan etil asetat dengan perbandingan 7:3. Pelat silika gel ditandai dengan
memberi dua buah garis yang masing-masing berjarak 1 cm dari ujung
bawah dan ujung atas. Setelah itu masing-masing fraksi yang diperoleh
dan ekstrak ditotolkan pada pelat silika gel yang telah disiapkan dengan
menggunakan pipa kapiler. Silika gel ditempatkan di wadah berisi
pengembang yang telah dijenuhkan dan perambatan spot diamati.
Setelah jarak rambat pengembang mencapai batas ujung pelat, pelat
diangkat dari wadah. Lalu spot diamati secara berturut-turut di bawah
sinar biasa, sinar UV 254 nm dan 366 nm serta dengan penampak bercak
vanilin-sulfat. Kemudian dihitung nilai Rf dari tiap-tiap spot.
 
3.PEMURNIAN FRAKSI

 Metode yang digunakan KLT preparatif dan KLT 2 arah


 Prosedur KLT preparative
 Disiapkan sebuah pelat silika gel pada penyangga kaca, yang
dapat dibuat dengan cara:
 Pelat kaca dibersihkan dengan aseton dan disusun di atas alat
Desaga. Bubur silika gel dibuat dengan cara mencampurkan 25 g
silika gel dengan 50 ml aquades dalam erlenmeyer, kocok kuat-
kuat sampai tercampur homogen. Bubur silika kemudian
dituangkan ke dalam alat tabung Desaga dan segera dibalik
sehingga bubur silika berada di atas kaca kemudian ratakan.
Biarkan lapisan silika gel mengering pada suhu kamar selama 10-
20 menit lalu dipanaskan dalam oven dengan suhu 110o-120o C
selama 1-2 jam. Setelah kering, pelat kaca dapat digunakan.
 
KLT 2 arah:

 Siapkan larutan pengembang yang akan digunakan, yaitu:


 N-heksan : etil asetat = 7:3
 Toluen : etil asetat = 5: 5
 Fraksi ditotolkan pada pada titik yang telah ditentukan kemudian pelat
dimasukkan pada chamber yang berisi larutan pengembang 1. Setelah
pengembang telah sampai pada garis akhir, pelat diangkat dan kemudian
dilakukan pengembangan pada chamber yang berisi larutan pengembang
dua (letak pelat diputar 90o, sehingga hasil pengembangan pada
pengembangan pertama menjadi garis awal pada pengembangan kedua).
Bercak yang terjadi kemudian diamati dengan sinar tampak dan sinar UV.
 Jika bercak yang timbul berbentuk bercak tunggal, maka senyawa
tersebut sudah murni.
  
  
Metode Isolasi Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc)

 Metode isolasi yang umunya digunakan :


1. Maserasi
2. Perkolasi
3. Soxhletasi
 Metode isolasi dipilih berdasarkan sifat fisika
maupun sifat kimia senyawa yang ingin diisolasi.
Metode Isolasi Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc)

 Contohnya ketika ingin mengisolasi oleoresin pada Jahe


Merah, dapat menggunakan metode perkolasi, ekstraksi
kontinyu dan ekstraksi cara soxhlet (batch)
 Untuk mendapatkan ekstrak jahe merah dapat diperoleh
dengan menyari serbuk jahe dengan menggunakan
metode perkolasi dan ekstrak cair yang didapat dengan
diuapkan sampai menjadi ekstrak kental

Anda mungkin juga menyukai