Anda di halaman 1dari 10

Nama Kelompok

Aria Maici Yosepa


Inda Andreani
Nurul Afni
Ocha Lesti
Parti Kurnia s
Trauma Medula Spinalis
Pengertian :
Trauma Medulla Spinalis adalah suatu fraktur atau pergeseran dari satu/lebih tulang vertebra yang menyebabkan kerusakan
medulla spinalis dan akar-akar saraf sehingga mengakibatkan defisit neurologis dan perubahan persepsi sensori / paralisis
atau keduanya.
Trauma Medulla Spinalis adalah suatu fraktur vertebra yang mengakibatkan disfungsi neurologis pada daerah servikal,
thoracal dan lumbal yang menyebabkan kelumpuhan extremitas bawah, disfungsi defekasi dan berkemih.

Patofisiologi :
Trauma Medulla Spinalis biasanya diakibatkan trauma vertebra yang diakibatkan oleh benturan langsung/tidak langsung
yang dapat menyebabkan fraktur/dislokasi pada medulla spinalis
Etiologi :
Pada penderita Trauma Medulla Spinalis adalah kecelakaan lalu lintas, jatuh dari tempat yang tinggi, kecelakaan karena
olahraga, pukulan yang sangat keras dan luka tusuk atau luka tembak pada daerah vertebra.

Gejala Klinis :
Gejala klinis pada klien dengan Trauma Medulla Spinalis adalah disebabkan karena cedera pada servikal, thoracal dan
lumbal sehingga menyebabkan kehilangan kontrol kandung kemih, kehilangan kontrol dalam defekasi, nyeri punggung,
terjadi kelemahan atau penurunan kekuatan tonus otot ( motorik ), hipotensi, bradikardi dan parestesia

Proses penyakit :
Proses penyakit pada penderita Trauam Medulla Spinalis adalah setelah trauma mengakibatkan kerusakan medulla spinalis
berkisar dari komotio sampai kontusio, laserasi dan kompresi substansi medulla sampai transeksi lengkap medulla spinalis.
SKEMA PERJALANAN PENYAKIT TRAUMA MEDULLA SPINALIS

Trauma Vertebra

Dislokasi Koluimna Vertebralis

Perdarahan Kecil Dalam Substansia Grisea

Hipoksia Substansia Grisea

Disfungsi Medulla Spinalis Thoracal Lumbal Yang Menyeluruh

Paraparese/Paraplegi
Komplikasi :
Kompliasi yang dapat terjadi pada penderita Trauma Medulla Spinalis adalah autonomik disrefleksia, neurologik bladder,
kelumpuhan dan disfungsi sexual ( pada laki-laki dapat menyebabkan impotensi dan pada wanita dapat menyebabkan
persepsi kenikmatan sexualnya dapat berubah

Penatalaksanaan Medis :
Konservatif
a. Penatalaksanaan perkemihan
b. Penatalaksanaan pernafasan
c. Latihan usus
d. Perawatan kulit
e. Obat-obatan
f. Reduksi dan trasaksi skeletal
Asuhan
Keperawatan
A. Pengkajian

a. Identitas klien, meliputi nama, usia, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa,
tanggal dan jam masuk rumah sakit (MRS), nomor register, dan diagnosis medis.
b. Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien meminta pertolong­an kesehatan adalah
nyeri, kelemahan dan kelumpuhan ekstremitas
c. Riwayat penyakit sekarang.
d. Riwayat kesehatan dahulu. Merupakan data yang diperlukan untuk mengetahui kondisi
kesehatan klien sebelum menderita penyakit sekarang ,
e. Riwayat kesehatan keluarga. Untuk mengetahui ada penyebab herediter atau tidak
f. Masalah penggunaan obat-obatan adiktif dan alkohol.
g. Riwayat penyakit dahulu
h. Pemeriksaan fisik
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan integritas
jaringan Kaji nyeri yang dialami klien

2. Resti injuri / cedera korda spinalis b/d kompres korda


sekunder dari cedera spinal servikal tidak stabil.

3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan fraktur


lumbalis

4. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan fraktur


lumbalis

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang


terpaparnya informasi
C. Intervensi Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan integritas jaringan Kaji nyeri
yang dialami klien

• kaji faktor yang menurunkan toleransi nyeri

• kurangi atau hilangkan faktor yang meningkatkan nyeri

• Pantau tanda- tanda vital

Resti injuri / kaji faktor yang menurunkan toleransi nyeri

• Monitor TTV

• Monitor tiap jam akan adanya syok spinal pada fase awal cedera
selama 48 jam.

• Lakukan Teknik Pengangkatan cara log rolling atau long back boord
pada setiap transportasi klien
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan fraktur lumbalis
• Tingkatkan mobilitas dan pergerakan yang optimal
• Tingkatkan mobilitas ekstremitas atau Latih rentang pergerakan sendi pasif
• Posisikan tubuh sejajar untuk mencegah komplikasi

Inkontinensia defekasi bd kerusakan saraf motorik bawah


• Kaji adanya gangguan pola eliminasi (BAB)
• observasi adanya peses di pampers klien
• Anjurkan kepada klien untuk memberi tahu perawat atau keluarga kalau terasa BAB

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi


• Kaji tingkat pengetahuan klien
• Kaji latar belakang pendidikan klien
• Berikan penkes kepada klien dan keluarga tentang penyakit dan diit makanan yang dapat
mempercepat penyembuhan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai