Anda di halaman 1dari 40

KOMUNIKASI, NEGOSIASI

DAN KEPEMIMPINAN
Dr. Heri Prabowo,S.E., M.M
Pengertian Komunikasi
 Berasal dari kata latin yaitu: Communis yang
kemudian dalam bahasa inggris berbunyi
Common berarti menjadikan sesuatu pesan
atau informasi sebagai pengetahuan/
pengertian bersama.
Tujuan Komunikasi
 Untuk menegakkan kebersamaan dengan
pihak yang dituju dalam komunikasi tersebut.
 Untuk menyampaikan ide-ide, gagasan serta
konsep kepada pihak lain.
Proses Komunikasi
 Source atau Sumber: disebut juga
komunikator adalah pihak yang memulai atau
memprakarsai suatu komunikasi.
 Message atau Pesan: disebut juga content
merupakan suatu informasi yang mencakup
tentang ilmu pengetahuan, ide, gagasan,
maksud, dsb.
Proses Komunikasi ...
 Channel atau saluran (medium) : terdiri dari
media cetak dan media elektronik
 Receiver/Destination atau Penerima: disebut juga
komunikan merupakan pihak yang dituju dalam
proses komunikasi atau sebagai penerima
informasi yang dimaksud.
Proses Komunikasi ...

 Feed Back atau Umpan balik yaitu respon/


tanggapan pihak penerima terhadap pesan.
Komponen dalam komunikasi
• IDE atau GAGASAN yang jelas
• KOMUNIKATOR
• PENERIMA
• PESAN yang jelas
• MEDIA yang tepat
• STRATEGI yang sesuai
• Memberikan PERSEPSI yang
seragam
• Panca indra PENERIMA yang
baik
Membangun rasa percaya diri dalam
komunikasi
• Fakta: normal orang takut berbicara?
• Persiapan, persiapan dan persiapan
• Jangan menghafal presentasi dengan kata demi kata
• Kumpulkan dan susun ide-ide anda sebelumnya: latar
belakang, pengalaman, pemikiran-pemikiran, ide-ide dan
keyakinan, tuangkan dalam selembar kertas.
• Berlatih di depan teman-teman
• Berfikirlah positif, anda perlu sukses dan harus sukses
• Larutkan dan tenggelamkan diri anda dalam subjek
pembicaraan: kamar mandi, bus, tempat tidur
• Berikan diri anda semangat untuk berbicara
• Bersikap percaya diri
Prinsip Dasar Komunikasi

 Kuasai ide dan gagasan Anda dengan baik.


 Tujuan ide dan gagasan Anda harus jelas
 Berfikir positif dan emosi positif
 Pahami lawan bicara Anda, berempati-lah!
 Maksimalkan bahasa verbal dan non-verbal
 Gunakan pengait agar pesan mudah diingat.
Presentasi
Menurut Guffey (1991), dalam melaksanakan suatu presentasi, setidak-tidaknya ada
9 (sembilan) hal penting yang harus dilaksanakan, yaitu :
1. Mulailah dengan sebuah pause. Bila pertemuan dengan audiens adalah yang
pertama kalinya, maka pembicara harus menciptakan rasa nyaman pada dirinya
sendiri dan membuat momen tersebut menjadi berkesan.
2. Menyajikan kalimat pertama yang ada dalam ingatan. Ingatan dalam kalimat
pembukaan tersebut dapat menjalin hubungan dengan audiens melalui kontak
mata,sehingga pembicara kelihatan tahu dan dapat mengontrol situasi.
3. Memelihara kontak mata. Tataplah audiens. Apabila banyaknya audiens
membuat pembicara merasa takut, maka sebaiknya pembicara mengambil dua orang
audiens di sisi kanan dan dua orang audiens di sisi kiri, kemudian pembicaraan
diarahkan kepada orang-orang tersebut.
4. Kontrol kosa kata dan suara. Berbicaralah dengan lembut dan cukup keras
untuk didengar. Hilangkan verbal static seperti ..eh..., ehm.....dan ...oh.... Lebih baik
sunyi daripada diisi dengan verbal static pada saat pembicara berpikir atau mencari
ide.
 5. Pasanglah rem. Pembicara pemula biasanya berbicara dengan sangat
cepat, seakan memperlihatkan suatu kegelisahan, sehingga membuat
audiens sulit untuk mengerti maksud pembicaraan. Oleh karena itu,
sebaiknya berbicara dengan perlahan dan dengarkan apa yang terucap
dari mulut.
 6. Bergerak secara alami. Gunakanlah podium untuk meletakkan
catatan agar dapat dengan leluasa bergerak. Hindarilah kegelisahan akan
catatan, pakaian atau materi pembicaraan yang diletakkan dalam saku.
Belajarlah untuk menggunakan gerakan tubuh dalam mengekspresikan
isi pembicaraan.
 7. Menggunakan alat peraga visual secara efektif. Paparkan dan
diskusikan materi pembicaraan dengan alat peraga visual, dengan cara
menggerakkan ke kiri atau ke kanan agar terlihat utuh keseluruhan, kalau
perlu dengan menggunakan pointer.
 8. Hindarilah penyimpangan. Berpeganglah kepada garis besar dan
catatan pembicaraan. Jangan menyimpang kepada pembicaraan yang
tidak sesuai dengan materi yang akan dibawakan, karena pendengar
mungkin tidak akan terpikat dengan topik yangmenyimpang tersebut.
 9. Ringkaslah poin-poin utama. Simpulkan presentasi dengan
menyatakan poin-poin utama atau menekankan kepada apa yang harus
didengarkan dan dipikirkan oleh audiens.
NEGOSIASI
NEGOSIASI
 Phil Baguley  “kegiatan yang dilakukan
untuk menetapkan keputusan yang dapat
disepakati dan diterima oleh kedua belah
pihak dan menyetujui apa dan bagaimana
tindakan yang akan dilakukan di masa
mendatang”
Negosiasi
 Merupakan komunikasi dua arah yang
dirancang untuk mencapai kesepakatan pada
saat kedua belah pihak memiliki berbagai
kepentingan yang sama atau berbeda.
Bentuk Negosiasi
 Positional base (bertumpu pada posisi: bersifat
ideologi) merupakan teknik yang bersifat kompetitif.
Terdapat 2 cara dalam teknik ini yaitu:
 Lunak: menganggap lawan bicara sebagai teman.
 Keras: menganggap lawan bicara sebagai pesaing.
 Interest base: bertumpu pada kepentingan dan
bersifat prinsipil).
Tahapan Negosiasi
 Orientasi dan mengatur posisi
 Argumentasi
 Damai atau Kritis
 Kesepakatan
Prasyarat Bernegosiasi
 Kesukarelaan dengan kesadaran penuh untuk
bernegosiasi
 Persiapan
 Mempunyai wewenang untuk mengambil keputusan
 Mempunyai kekuatan relatif seimbang dengan pihak
lain, mempunyai kompetensi dan kemampuan untuk
menyelesaikan masalah
Kendala Bernegosiasi
 Reaksi
 Emosi
 Posisi
 Kepuasan
 Kekuatan
KARAKTERISTIK NEGOSIASI

1. Senantiasa melibatkan orang, baik sbg individu


maupun perwakilan institusi (sendiri atau dalam
kelompok)
2. Memiliki ancaman terjadinya atau di dalamnya
mengandung konflik yang terjadi mulai dari awal
sampai terjadi kesepakatan dalam akhir negosiasi
3. Menggunakan cara-cara pertukaran sesuatu – baik
berupa tawar menawar (bargain) maupun tukar
menukar (barter)
Karakteristik NEGOSIASI

4. Hampir selalu berbentuk tatap muka –yang


menggunakan bahasa lisan, gerak tubuh maupun
ekspresi wajah (body language)
5. Biasanya menyangkut hal-hal di masa depan atau
sesuatu yang belum terjadi dan kita inginkan terjadi
6. Ujung dari negosiasi adalah adanya kesepakatan
yang diambil oleh kedua belah pihak, meskipun
kesepakatan tersebut misalnya kedua belah pihak
“sepakat untuk tidak sepakat”
Prinsip-Prinsip Negosiasi

T ORI
 T  trust (percaya)
 O  opennes (terbuka)
 R  responsible (saling bertanggung jawab)
 I Interdependency  saling ketergantungan antara
satu dengan yang lain
Syarat-syarat menjadi negosiator yang baik

 Terpercaya (credibel)
Bersumber pada sikap formal/informal yang menyenangkan dan luwes
 Percaya diri (Self confidence)
Diperoleh melalui pengalaman dan pergaulan yang luas, kepribadia
yang baik dan kuat, emosi yang stabil dan pengalaman pribadi
 Menguasai substansi materi
Dipengaruhi oleh jumlah informasi yang diterima dan dikumpulkan,
termasuk pengaturan/pengolahan informasi yang akan digunakan
dalam bernegosiasi
 Menguasai teknik komunikasi
Diperlukan guna menghindari deadlock, membangun mutual
understanding (pengertian bersama)
Penyelesaian Konflik Dengan
Negoisasi
KONFLIK

 Pandangan kaum tradisional  konflik adalah buruk


dan karenanya harus dihindari
 Pandangan kaum human relations  konflik adalah
gejala biasa alias alamiah (natural) dan tidak dapat
dihindari dari setiap kelompok
 Pandangan kaum interaksionist  konflik tidak saja
memiliki kekuatan positif di dalam kelompok, tetapi
merupakan hal yang mutlak diperlukan oleh kelompok
agar dapat meunjukkan kinerja yeng efektif
KONFLIK FUNGSIONAL
v. s
KONFLIK DISFUNGSIONAL

 Konflik fungsional (positif): konflik yang


menunjang tujuan-tujuan kelompok/individu
 Konflik disfungsional (negatif): konflik yang
menghambat/mengganggu kinerja
individu/kelompok/organisasi. Bisa jadi terjadi
karena apabila salah satu atau kedua belah
pihak menciptakan suatu kondisi yang menyulut
terjadinya konflik lebih lanjut. Muncul perasaan
kecewa, cemas, tegang, atau perasaan
bermusuhan.
Alternatif Penyelesaian Konflik

Empat Kuadran Manajemen Konflik

M K

M 2
1

K 3 4
Kuadran 1: Menang-Menang

 Disebut sebagai gaya manajemen konflik


kolaborasi atau bekerja sama. Tujuannya
adalah mengatasi konflik dengan menciptakan
penyelesaian melalui konsensus atau
kesepakatan bersama yang mengikat. Masing-
masing pihak memahami sepenuhnya
keinginan atau tuntutan pihak lain dan
berupaya mencari titik temu antarkepentingan.
Kuadran 2 : Menang-Kalah

 Disebut juga kuadran “Persaingan”


 Kita memenangkan konflik dan pihak lain kalah
 Gaya ini sangat tidak mengenakkan bagi pihak yang
terpaksa harus berada pada posisi kalah
 Sebaiknya hanya digunakan pada keadaan yang
sangat terpaksa yang membutuhkan penyelesaian
yang cepat dan tegas
Kuadran 3 : Kalah-Menang

 Disebut juga kuadran Mengakomodasi


 Kita yang kalah, mereka yang menang
 Memposisikan diri untuk mengakomodasi kepentingan pihak
lain
 Digunakan untuk menghindari kesulitan atau masalah yang
lebih besar, mengurangi ketegangan akibat konflik atau
menciptakan perdamaian (setidaknya untuk sementara waktu)
 Mengalah dalam arti positif: esensi kebesaran jiwa dan
memberi kesempatan kepada pihak lain untuk juga mau
mengakomodasi kepentingan kita sehingga selanjutnya dapat
menuju kuadran pertama
Kuadran 4 : Kalah-Kalah

 Gaya ini justru Menghindari Konflik alias Mengabaikan


Masalah
 Kedua belah pihak tidak sepakat untuk menyelesaikan
konflik atau menemukan kesepakatan untuk
mengatasi konflik
 Kita tidak terlalu memaksakan dan sebaliknya tidak
terlalu menginginkan sesuatu yang dimiliki atau
dikuasai pihak lain.
 Cara ini hanya efektif untuk masalah-masalah yang
ringan
Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi
orang lain dalam hal ini para bawahan sedemikian rupa
sehingga orang lain mau melakukan kehendak Pemimpin
meskipun secara pribadi hal ini mungkin tidak disenangi.
Sukses tidaknya dalam mencapai tujuan organisasi
tergantung pada kemampuan pimpinan mempengaruhi
bawahan dalam mengajak dan menyakinkan mereka,
sehingga para bawahan ikut berpartisipasi terhadap
apa yang telah dianjurkan dengan penuh semangat.
Syarat-syarat Kepemimpinan

Ada tiga hal penting dalam konsepsi kepemimpinan antara lain:


1. Kekuasaan
Kekuasaaan adalagh otorisasi dan legalitas yang memberikan wewenang
kepada pemimpin untuk mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk
berbuat sesuatu dalam rangka penyelesaian tugas tertentu.
2. Kewibawaan
Kewibawaan merupakan keunggulan, kelebihan, keutamaan sehingga
pemimpin mampu mengatur orang lain dan patuh padanya.
3. Kemampuan
Kemampuan adalah sumber daya kekuatan, kesanggupan dan kecakapan
secara teknis maupun social, yang melebihi dari anggota biasa.
Sementara itu Stodgill yang dikutip James A. Lee
menyatakan pemimpin itu harus
mempunyai kelebihan sebagai persyaratan, antara lain:
1. Kepastian, kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan
berbicara, kemampuan menilai.
2. Prestasi, gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan dalam
bidang tertentu.
3. Tangggung jawab, berani, tekun, mandiri, kreatif, ulet,
percaya diri, agresif.
4. Partisipasi aktif, memiliki stabilitas tinmggi,
kooperatif, mampu bergaul.
5. Status, kedudukan social ekonomi cukup tinggidan
tenar.
Pemimpin Formal dan Informal

Pemimpin formal adalah orang yang dalam


sebuah organisasi ditunjuk sebagai pemimpin
berdasarkan keputusan dan pengangkatan resmi
untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi, dengan segala hak dan kewajibannya
untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.
Ciri-ciri pemimpin formal
 Berstatus sebagai pemimpin formal yang ditunjuk oleh yang berwenang.
 Memperoleh dukungan dari organisasi formal dan mempunyai atasan.
 Harus memenuhi persyaratan formal
 Mendapat kenaikan pangkat
 Dapat dimutasikan
 Memperoleh imbalan akan balas jasa materiel imateriel.
 Bila melakukan kesalahan dapat dikenai sanksi atau hukuman.
 Selama menjadi pemimpin berhak mengatur sepenuhnya organisasi yang
dipimpinnya.
Pemimpin Informal

Pemimpin informal ialah seorang yang tidak secara resmi


diangkat sebagai pemimpin,
tetapi merupakan kehormatan biasanya karena menpunyai
kelebihan ditunjuk sebagai
pemimpin sehingga mampu mempengaruhi kondisi psikis
dan perilaku suatu kelompok
Ciri-ciri pemimpin formal:
 Masyarakat/kelompok mengakui dirinya sebagai pemimpin.
 Tidak ada pengangkatan resmi sebagai pemimpin.
 Tidak dapat dimutasi
 Tidak punya atasan
 Jika melalukan kesalahan tidak dikenai hukuman hanya kurang kepercayaan
terhadap dirinya.
 Tidak mendapat balas jasa.
Keterampilan Dasar Kepemimpinan

Griffin dan Ebert mengemukakan bahwa manajer yang efektif


perlu memiliki keterampilan dasar kepemimpinan, setidaknya
dalam 5 (lima) hal sebagai berikut:

 keterampilan teknis (technical skills),


 keterampilan hubungan insani (human relations skills),
 keterampilan konseptual (conceptual skills),
 keterampilan mengambil keputusan (decision-making skills),
dan
 keterampilan manajemen waktu (time management skills).

Anda mungkin juga menyukai