Topik 1
Topik 1
KETATANEGARAAN INDONESIA
DR ZUNNURAENI, SH.,MH
FH UNRAM
KEDUDUKAN DESA DALAM KETATANEGARAAN
INDONESIA
UUNO1/1946
LETAK OTONOMI TERBAWAH : DESA
UU NO 22/1948
MENEGASKAN BENTUK,SUSUNAN, WEWENANG
DAN TUGAS DESA
SEBAGAI DAERAH OTONOM YANG BERHAK
MENGATUR DAN MENGURUS
PEMERINTAHANNYA SENDIRI
UU NO 5/1979
o PENYERAGAMAN BENTUK DAN SISTEM PEMERINTAHAN DESA DENGAN
CORAK NASIONAL
o TIDAK MENGAKUI OTONOMIASLI DESA SEBAGAI OTONOMI YANG SUDAH
ADA BAIK BERUPA KELEMBAGAAN PEMERINTAHAN MAUPUN BUDAYA
DAN ADAT
o DESA ADALAH WILAYAH ADMINISTRASI DI BAWAH KECAMATAN
Pemerintah daerah di Luar Jawa dipaksa berlawanan dengan masyarakat
adat karena harus menghilangkan kesatuan masyarakat hukum
(Rechtsgemeenschap) yang dianggap tidak menggunakan kata desa seperti
Nagari di Minangkabau, Dusun dan Marga di Palembang, Gampong di Aceh,
Huta, Sosor dan lumban di Mandailing, Kuta di Karo, Binua di Kalimantan
Barat, Negeri di Sulawesi Utara dan Maluku, Kampung di Kalimantan,
Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Selatan, yo di Sentani Irian Jaya, dan lain-
lain. Kesatuan masyarakat hukum yang telah dijadikan desa itu harus
memiliki pemerintahan yang akan melaksanakan kewenangan, hak dan
kewajiban desa serta menyelenggaraan pemerintahan desa, seperti
ditetapkan dalam UU No.5/1979. Kesatuan masyarakat hukum tidak hanya
secara formal dan nomenklatur berganti nama menjadi desa, tetapi harus
secara operasional segera memenuhi segala syarat yang ditentukan oleh UU
No.5/1979.
• Kebijakan UU No. 5/1979 tentu menuai badai
protes dari berbagai pihak. Protes yang sangat keras
muncul dari masyarakat, misalnya, di Sumatera
Barat. Mereka menyerukan bahwa UU No. 5/1979
sebagai bentuk Jawanisasi, penyeragaman yang
tidak peka terhadap kondisi sosial-budaya
setempat, dan menghancurkan identitas dan harga
diri orang Minangkabau. Karena itu pemaksaaan UU
itu dan kerja-kerja Pemerintah Daerah berjalan
sangat alot.
• PEMERINTAH DESA
1. KEPALA DESA
2. LMD (LEMBAGA MUSYAWARAH DESA :
KADUS, PEMIMPIN KEMASYARAKATAN,
PEMUKA DESA). NAMUN BUKAN LEMBAGA
LEGISLATIF YANG BERARTI. TIDAK DAPAT
MELAKUKAN CHECK AND BALANCES
TERHADAP KEPALA DESA KARENA KADES
KARENA JABATANNYA MENJADI KETUA LMD
4. MASA REFORMASI
1. UU NO 22/1999
semangat dasar UU No. 22/1999 adalah memberikan pengakuan
terhadap keragaman dan keunikan desa (atau dengan nama lain)
sebagai self-governing community, yang tentu saja merupakan
manifestasi terhadap makna “istimewa” dalam Pasal 18 UUD 1945.
Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa,
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam
sistem pemerintahan nasional dan berada di Daerah Kabupaten”
• Secara normatif UU No. 22/1999 menempatkan
desa tidak lagi sebagai bentuk pemerintahan
terendah di bawah camat, melainkan sebagai
kesatuan masyarakat hukum yang berhak
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan hak asal-usul desa.