Anda di halaman 1dari 21

TANATOLOGI Jihan Hanifa Indriani

DEFINISI
Tanatologi berasal dari kata thanatos (yg berhubungan dengan kematian) dan logos
(ilmu).
Tanatologi adalah bagian dari ilmu kedokteran forensik yg mempelajari kematian
dan perubahan yang terjadi setelah kematian serta factor yang mempengaruhi
perubahan tersebut
FUNGSI TANATOLOGI
1. Memperkirakan saat kematian
2. Memperkirakan sebab kematian
3. Memperkirakan mekanisme kematian
4. Memperkirakan cara kematian
TANDA KEMATIAN
Kematian adalah suatu proses yang dapat dikenal secara klinis pada seseorang
berupa tanda kematian
Tanda kematian adalah perubahan yang terjadi pada tubuh mayat
 Tanda kematian tidak pasti
 Tanda pasti kematian
TANDA KEMATIAN TIDAK
PASTI
1. Pernafasan berhenti, dinilai selama lebih dari 10 menit (inspeksi, palpasi, auskultasi).
2. Terhentinya sirkulasi, dinilai selama 15 menit, nadi karotis tidak teraba.
3. Kulit pucat, tetapi bukan merupakan tanda yang dapat dipercaya.
4. Tonus otot menghilang dan relaksasi. Relaksasi dari otot-otot wajah menyebabkan
kulit menimbul sehingga kadang-kadang membuat orang menjadi tampak lebih
muda.
5. Pembuluh darah retina mengalami segmentasi beberapa menit setelah kematian.
6. Pengeringan kornea menimbulkan kekeruhan dalam waktu 10 menit yang masih
dapat dihilangkan dengan meneteskan air
TANDA PASTI KEMATIAN
1. Lebam mayat/livor mortis
2. Kaku mayat/rigor mortis
 Cadaveriv spasm/instantaneous rigor
 Heat stiffening
 Cold stiffening

3. Penurunan suhu tubuh/algor mortis


4. Pembusukan/decomposition/putrefaction
5. Adiposera
6. Mummifikasi
LEBAM MAYAT(LIVOR MORTIS)
 Setelah kematian klinis maka eritrosit akan menempati tempat terbawah akibat gaya gravitasi,
mengisi vena dan venula, membentuk bercak warna merah ungu (livide) pada bagian
terbawah tubuh, kecuali pada bagian tubuh yang tertekan alas keras.
 Lebam mayat mulai tampak 20-30 menit pasca mati
 Setelah 8-12 jam biasanya menetap
 Lebam mayat untuk mengindikasi kematian :
Memperkirakan sebab kematian: lebam warna merah terang pada keracunan CO atau CN; warna kecoklatan
pada keracunan anilin, nitrit, nitrat, sulfonal
Mengetahui perubahan posisi mayat yang dilakukan setelah lebam mayat menetap
Memperkirakan saat kematian: lebam mayat yang belum menetap/masih menghilang pada penekanan
menunjukkan saat kematian < dari 8-12 jam sebelum saat pemeriksaan
• Untuk membedakan resapan darah akibat trauma (ekstravasasi) :
• Bila daerah tersebut dilakukan irisan kemudian disiram dengan air, warna merah darah akan hilang atau
pudar pada lebam mayat, sedangkan pada resapan darah tidak menghilang
• Memar dapat bengkak, lebam mayat rata dengan permukaan kulit
KAKU MAYAT (RIGOR MORTIS)
 Kelenturan otot setelah kematian masih dipertahankan karena metabolism tingkat seluler
masih berjalan berupa pemecahan cadangan glikogen otot yang menghasilkan energi,
energi digunakan untuk mengubah ADP → ATP, selama masih ada ATP maka serabut aktin
dan miosin tetap lentur. Bila cadangan glikogen otot habis maka energi tidak terbentuk,
aktin dan myosin menggumpal dan otot menjadi kaku
 Biasanya terdeteksi di kelompok otot kecil terlebih dahulu kemudian merata di seluruh
tubuh
 Waktu terjadi : kira-kira 2 jam setelah mati klinis, setelah 12 jam kaku mayat lengkap,
dipertahankan selama 12 jam kemudian hilang
 Cara memeriksa : menekan dengan ringan pada persendian → mudah atau sukar dilawan
1. Cadaveric spasm/instantaneous rigor
• Kaku mayat yang timbul dengan intensitas sangat kuat tanpa didahului oleh relaksasi
primer
• Penyebabnya : akibat habisnya cadangan glikogen dan ATP yang bersifat setempat pada
saat mati klinis karena kelelahan atau emosi yang hebat sesaat sebelum meninggal
• Misalnya tangan yang menggenggam erat benda yang diraihnya pada kasus tenggelam atau
terjatuh dari ketinggian, kasus bunuh diri
• Sering terjadi pada kondisi peperangan
• Jarang terjadi
2. Heat stiffening
• Kekakuan otot akibat koagulasi protein otot oleh panas.
• Serabut otot memendek → fleksi leher, siku, paha, lutut → sikap petinju / ”pugilistic
attitude”
• Korban mati terbakar

3. Cold stiffening
• Suhu < -50C
• Kekakuan tubuh akibat lingkungan dingin, sehingga terjadi pembekuan cairan tubuh,
termasuk cairan sendi, pemadatan jaringan lemak subkutan dan otot.
• Bila sendi ditekuk akan terdengar bunyi pecahnya es dalam rongga sendi
PENURUNAN SUHU TUBUH
(ALGOR MORTIS)
• Penurunan suhu tubuh terjadi karena proses pemindahan panas Rumus empiris : lama kematian = temperatur
dari suatu benda ke benda yang lebih dingin, melalui cara waktu meninggal (370C) – temperatur mayat
radiasi, konduksi, evaporasi dan konveksi. waktu diperiksa + 3
• Kecepatan penurunan suhu dipengaruhi oleh suhu keliling,
aliran dan kelembaban udara, bentuk tubuh, posisi tubuh dan
pakaian.
• Suhu saat mati perlu diketahui untuk perhitungan perkiraan
saat kematian
• Cara pengukuran :
• Melakukan pengukuran 4-5 kali penentuan suhu rektal
dengan interval waktu yg sama (min. 15 menit).
• Suhu lingkungan diukur dan dianggap konstant 260C
• Suhu saat mati dianggap 370C bila tidak ada penyakit demam
• Dari angka diatas bisa menggunakan grafik/rumus utk
menentukan waktu antara saat mati dengan pemeriksaan
PEMBUSUKAN
• Pembusukan adalah proses degradasi jaringan yang
terjadi akibat autolisis dan kerja bakteri
• Autolisis adalah pelunakan dan pencairan jaringan
yang terjadi dalam keadaan steril/aseptik akibat kerja
digestif oleh enzim yang dilepaskan pasca kematian
• Pembusukan baru tampak kira-kira 24 jam pasca mati
• Biasanya diawali warna kehijauan pada perut kanan
bawah (daerah sekum)→ke seluruh perut dan dada
→menyebar (warna kehijauan terbentuk dari
hemoglobin+hidrogen sulfida→ sulf-met-hemoglobin
→”marbling”)
• Kulit ari terkelupas/membentuk gelembung berisi
cairan kemerahan berbau busuk
• Pembentukan gas dimulai dari lambung dan usus → pembengkakan tubuh yang
menyeluruh tetapi ketegangan terbesar terdapat di daerah dengan jar. longgar (wajah,
skrotum, payudara, dll)
• Cairan pembusukan/decomposition fluid → keluar dari mulut dan hidung
• Rambut menjadi mudah dicabut dan kuku mudah terlepas, wajah menggembung dan
berwarna ungu kehijauan, kelopak mata membengkak, pipi tembem, bibir tebal, lidah
membengkak dan sering terjulur diantara gigi
• Pembusukan di daerah rerumputan → hewan pengerat akan merusak tubuh mayat dalam
beberapa jam pasca mati
• Larva lalat akan dijumpai setelah pembentukan gas pembentukan nyata, kira-kira 36-48
jam pasca mati. Telur lalat tsb kemudian akan menetas menjadi larva dalam waktu 24
jam. Dengan identifikasi spesies dan mengukur panjang larva, maka akan diketahui usia
larva tersebut, yang dapat dipergunakan untuk memperkirakan saat mati.
• Alat dalam tubuh akan mengalami pembusukan dengan kecepatan yang berbeda.
Perubahan warna terjadi pada lambung terutama di daerah fundus, usus, menjadi ungu
kecoklatan. Mukosa saluran napas menjadi kemerahan, endokardium dan intima
pembuluh darah juga kemerahan, akibat hemolisis darah. Difusi empedu dari kandung
empedu mengakibatkan warna coklat kehijauan di jaringan sekitarnya.
• Otak melunak, hati menjadi berongga seperti spons, limpa melunak dan mudah robek.
Kemudian alat dalam akan mengerut. Prostat dan uterus non gravid merupakan organ
padat yang paling lama bertahan terhadap perubahan pembusukan.
• Media tempat mayat juga berperan, mayat yang terdapat di udara akan lebih cepat
membusuk dibandingkan dengan yang terdapat dalam air/tanah → perbandingannya
tanah : air : udara = 1: 2 : 8
• Pada bayi baru lahir lambat membusuk, krn hanya memiliki sedikit bakteri dalam
tubuhnya dan hilangnya panas tubuh yg cepat akan menghambat pertumbuhan bakteri
ADIPOSERA
 Variasi dari proses pembusukan
 Adiposera adalah terbentuknya bahan yang berwarna keputihan,
lunak atau berminyak, berbau tengik yang terjadi di dalam
jaringan lunak tubuh pasca mati.
 Adiposera terdiri dari asam-asam lemak tak jenuh yang terbentuk
oleh hidrolisis lemak dan mengalami hidrogenisasi sehingga
terbentuk asam lemak jenuh pasca mati yang tercampur dengan
sisa-sisa otot, jar. Ikat, jar. saraf yang termumifikasi.
 Faktor yang mempermudah terbentuknya adiposera : kelembaban
dan lemak tubuh yang cukup, invasi bakteri ke dalam jaringan
pasca mati (Clostridium perfringens menghasilkan lecithinase
yang membantu proses hidrolisis dan hidrogenasi)
 Faktor yang menghambat : udara dingin
MUMMIFIKASI
 Mumifikasi adalah proses penguapan cairan/dehidrasi
jaringan yang cukup cepat sehingga terjadi
pengeringan jaringan yang selanjutnya dapat
menghentikan pembusukan
 Jaringan berubah menjadi keras dan kering, berwarna
gelap, berkeriput dan tidak membusuk karena kuman
tidak dapat berkembang pada lingkungan yang kering
 Mumifikasi terjadi bila suhu hangat, kelembaban
rendah, aliran udara yang baik, tubuh yang dehidrasi
dan waktu yang lama (12-14 minggu).
 Mumifikasi jarang dijumpai pada cuaca yang normal
REFERENSI
Simpsons’s Forensic Medicines
Ilmu Kedokteran Forensik FK UI

Anda mungkin juga menyukai