V/AIDS
1. Asti Astuti Sholehah (1020183054)
2. Nur Wahyuni Saridewi (1020183055)
3. Eny Fitriani (1020183056)
4. Ana Muawwanah (1020183057)
5. Linda Putri Anjani (1020183058)
6. Aprilia Marga Riyanti (1020183059)
7. Sunarti Sri Handayani (1020183060)
TREND ISSUE HIV/AIDS
Tren penularan HIV/AIDS beralih yaitu dari pecandu narkob
a menjadi perilaku heteroseksual. Dari perilaku heteroseksu
al tersebut, jumlah laki-laki positif HIV/AIDS lebih tinggi keti
mbang wanita, dengan usia dominan yaitu 20-29 tahun. Ko
ordinator Bidang Ilmiah Pertemuan Nasional (Pernas) AIDS
IV, Yanri Subrongto mengatakan tren penularan berubah kar
ena berbagai faktor, dari faktor heterokseksual sendiri, yaitu
tentang Pekerja Seks Komersial (PSK). Ini disebabkan kare
na “PSK bisa pergi ke mana-mana tanpa dibatasi aturan, da
n bisa saja membawa virus. Hal inilah yang memicu peningk
atan kasus HIV/AIDS," paparnya dalam Konferensi Pers Per
temuan Nasional AIDS IV di Yogyakarta, Rabu(21/9).
Issue
Beberapa hoax terkait penularan HIV/AIDS:
Pergantian tahun identik dengan pesta kembang api dan tiup-tiup terompet. Beberapa waktu lalu pun ramai beredar pesan berantai yang menyebutkan bahwa virus HIV bisa
menyebar lewat terompet.
2. Baju bekas
Pada sekitar tahun 2015, Menteri Perdagangan saat itu, Rachmat Gobel, sempat mendapat kecaman dari aktivis Indonesia AIDS Coalition (IAC). Gobel menyebut pakaian b
ekas impor berbahaya karena bisa menularkan HIV (Human Imunodeficiency Virus).
3. Makanan kalengan
Pernah beredar kabar bahwa ada virus HIV-AIDS di dalam kemasan makanan kalengan impor. Pesan yang dikirim melalui broadcast message blackberry messenger terseb
ut mengatakan bahwa para pekerja positif HIV-AIDS tempat makanan tersebut dibuat memasukkan darah mereka ke dalam kemasan makanan tersebut. Akan tetapi hal ini d
i tepis oleh dr Roy Sparringa yang kala itu menjabat sebagai Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). dr Roy mengatakan bahwa BPOM tidak pernah mene
mukan hal-hal seperti yang disebutkan dalam pesan berantai tersebut, termasuk kandungan darah dan virus HIV. Selain itu menurut dr Roy, virus HIV tidak akan mampu bert
ahan hidup jika sudah keluar dari tubuh manusia.
4. Pembalut
Lagi-lagi sangat tidak masuk akal virus HIV bisa menular melalui produk pembalut yang dijual di pasaran. Lagipula jika pembalut yang dibelinya kotor, terdapat bercak darah
seperti pembalut yang sudah pernah dipakai, tentu tidak ada orang yang mau menggunakannya.
5. Bangku bioskop
Jarum suntik yang disebut-sebut berisi virus HIV juga pernah dipasang di bangku bioskop. Jika ada orang yang duduk di bangku tersebut, maka ia otomatis akan tertular ole
h virus tersebut. dr Sarsanto Wibisono Sarwono, SpOG menyebutkan bahwa rasanya sulit menularkan virus HIV-AIDS. Ini karena darah yang terinfeksi harus benar-benar m
asuk ke dalam pembuluh darah seseorang. “Kalau beneran ada jarum di kursi bioskop, misal ada yang menduduki, jarumnya kan tertahan sama kain bajunya. Kalau celana j
uga kan biasanya tebal, itu juga udah susah kena ke kulit,” imbuh dr Sarsanto.
EPIDEMIOLOGI GLOBAL KECENDERUNGAN
HIV/AIDS