Anda di halaman 1dari 17

INVESTIGASI WABAH

Nama Kelompok 2 :
• Dani • Paskalina
• Eni • Roh kiwo
• Inkawati • Siti
• Kelvin • Widyaloka
INVESTIGASI WABAH – EPIDEMIOLOGI WABAH
DESKRIPTIF DENGAN TUJUAN KHUSUS

Investigasi wabah sebagai kasus spesial tempat kita dapat


menggunakan keterampilan epidemiologi deskriptif sementara
kita mengantisipasi hasil penelitian epidemiologi analitik.
Apakah investigasi wabah itu? Investigasi wabah secara
metodologis tidak berbeda dari desain penelitian epidemiologi
lainnya. Perbedaan utamanya adalah investigasi wabah biasanya
harus segera dilakukan dan benar-benar memperhatikan waktu
daripada desain penelitian epidemiologi lainnya.
Investigasi wabah berdampak besar tidak hanya pada
kesehatan individu, tetapi juga pada pemahaman kita tentang
penyakit.
Investigasi wabah kerap meneliti agens menular lama yang
muncul kembali atau agens baru yang belum pernah diidentifikasi
sebelumnya sehingga terkadang informasi mengenai penyakit yang
diteliti dalam investigasi wabah sangatlah sedikit.
jika penyakit yang diteliti telah dikenal luas, penyakit itu akan
segera mendapat perhatian besar, baik karena penyakit itu sangat
menular (mis. Influenza), mudah menular ke orang lain(mis., wabah
penyakit yang ditularkan melalui makanan), maupun karena
penyakit itu berbahaya (mis., infeksi nasokomial yang resistan
terhadap antibiotik).
Investigasi wabah dalam hampir semua jenis penelitian lainnya
(kurang lebih) kita mengetahui apa yang kita teliti, tetapi lebih
sering tidak mengetahuinya. Saat melakukan investigasi wabah, kita
akan menemui hal – hal baru dan sesuatu yang tidak diketahui
sebelumnya.
Sejak dahulu, investigasi wabah telah membantu memperbaiki
kesehatan masyarakat pada umumnya serta memperbaiki metodologi
yang digunakan dalam epidemiologi secara keseluruhan.
Sebelum menjelaskan langkah dalam investigasi wabah, mari kita
tentukan beberapa istilah yang akan digunakan. Istilah epidemik dan
wabah serupa dan saling tumpang tindih, namun digunakan dalam
keadaan yang sedikit berbeda.
Wabah secara tidak langsung menyatakan sekumpulan kasus yang
memiliki kedekatan dari segi tempat dan waktu ; istilah wabah
digunakan untuk kasus yang setempat (lokal), sedangkan epidemik
menyatakan kasus yang lebih menakutkan, berlangsung lebih lama, dan
mungkin tersebar lebih luas.
Ada banyak definisi wabah, tetapi wabah didefinisikan paling
sederhana sebagai kejadian penyakit dengan frekuensi yang melebihi
jumlah yang biasa diperkirakan di dalam area atau wilayah lokal
tertentu dengan batasan yang jelas.
Wabah terbatas secara geografis dan membutuhkan pengetahuan
tentang data dasar frekuensi dan penyajian yang jelas bahwa kasus
yang terjadi melebihi jumlah biasanya.
Epidemik adalah ketika penyakit selalu berada pada tingkat
insidens yang sama dalam periode waktu yang panjang di suatu area
tertntu ; misalnya, beberapa area merupakan endemik bagi penyakit
seperti kolera atau malaria yang berarti angka insidens untuk penyakit
malaria atau kolera selalu sama di area tersebut.
Dalam beberapa keadaan, penetapan epidemik dan endemik
memiliki bebrapa keanehan, seperti mengapa kita membutuhkan
istilah untuk menggambarkan rate penyakit yang tinggi, jika rate
setempat memang selalu tinggi? Mengapa angka itu tidak dijadikan
rate normal dan data dasar? Jika penetapan untuk epidemik
membutuhkan rate penyakit yang melebihi normal, bukankah ini
menyatakan bahwa rate yang memang tinggi menjadi data dasar?
Itulah mengapa kita membutuhkan istilah terpisah untuk menggam-
barkan rate yang melebihi jumlah yang seharusnya dan terus
berlangsung dalam waktu yang lama.
Pandemik merupakan wabah yang melewati batas benua dan
terjadi diseluruh dunia.
Langkah dalam investigasi wabah berkembang secara rasional,
dengan penggabungan berbagai desai penelitian – yaitu, metode
deskriptif dan analitik, tugas detektif, dan tindakkan kesehatan
masyarakat. Hal yang menarik dari metodologi adalah metodologi
tersebut dapat diterapkan pada area konsep kesehatan masyarakat
lainnya, hanya dengan sedikit modifikasi.
LANGKAH – LANGKAH DALAM INVESTIGASI WABAH
1. Menentukan tujuan investigasi
Menentukan tujuan merupakan langkah yang umum pada penelitian.
Seperti semua upaya penelitian, tujuan investigasi harus diperjelas dari
awal. Semua investigasi wabah memiliki tujuan utama yang sama dan
harus cepat dicapai.
Dalam suatu wabah penyakit yang ditularkan melalui makanan yang
akut, seperti yang terjadi disebuah restoran, investigasi biasanya bertujuan
untuk mengidentifikasi agens penyebab, sarana penularan, sumber, dan
kesalahan pengolahan makanan yang memungkinkan terjadinya
penyebaran penyakit.
Pada suatu wabah infeksi baru yang menyebabkan penyakit parah dan
menyebar cepat dengan angka kematian yang tinggi, seperti severe acute
respiratory syndrome (SARS), investigasi bertujuan untuk meng-
identifikasi agens penyebab. Jika baru, apakah kita harus menye-suaikan
uji diagnostik untuk agens tersebut? Apakah ada pengobatan untuk
penyakit tersebut? Dan megambil langkah kesehatan masyarakat segera
untuk menghentikan penyebaran penyakit.
2. Memastikan keberadaan Wabah
Langkah ini merupakan saat tindakkan deskriptif mulai berperan. Kita
harus lebih dulu memastikan bahwa apakah memang benar terjadi
epidemik. Bayangkan anda memeriksa potensi wabah sifilis pada pria
dewasa yang berhubungan seks dengan pria. Sebelum berasumsi bahwa
peningkatan rate penyakit sifilis disebabkan oleh wabah yang memang
terjadi, perlu dikumpulkan informasi lebih lanjut.
Sifilis, seperti beberapa penyakit lainnya, cenderung memiliki riwayat
alamiah dengan periode peningkatan penyakit disepanjang tahun.
Mungkin terjadi peningkatan upaya surveilans sehingga kasus sifilis
makin banyak terlaporkan. rate penyakit yang diteliti harus
dibandingkan dengan data dasar normal. Dalam investigasi wabah kita
mungkin ingin membandingkan jumlah kasus suatu penyakit yang kita
inginkan terhadap jumlah sesuatu, misalnya jumlah kasus yang biasa
terjadi pada periode waktu yang sama setelah beberapa tahun.
Kita dapat memeriksa rate yang disesuaikan menurut usia, jenis kelamin,
dan ras, untuk melihat apakah terdapat perbedaan pada subpopulasi yang
meng-alami penyakit dan apakah rate yang di-sesuaikan tersebut dapat
menunjukkkan penjelasan alternatif di luar wabah yang memang benar
terjadi.
3. Mengembangkan definisi kasus
Definisi kasus merupakan sekumpulan eksplisit kriteria terhadap orang –
orang yang diukur guna melihat apakah mereka ter-masuk kasus atau
bukan. Definisi kasus digunakan untuk menen-tukan apakah seseorang
memenuhi definisi ketat mengenai penyakit yang diteliti. Definisi kasus
menyatakan secara metodologi memungkinkan sebuah pendekatan
sistemik untuk dapat menemukan orang – orang yang memenuhi definisi
kasus tersebut dan mengkategorikan mereka secara seragam. Kasus kerap
di-kelompokkan ke dalam kategori kasus pasti (definit), kasus probable,
atau kasus possible. Definisi kasus yang digunakan biasanya memiliki
ruang lingkup luas sehingga lebih banyak orang yang dipertimbangkan
sebagai kasus daripada yang sebenarnya.
4. Memastikan Diagnosis Jika Dapat Menggunakan Metode Laboratorium
Jika diperoleh bukti agens menular yang diduga menyebabkan wabah
merupakan hal yang sangat diharapkan. Jika tidak ada metode
laboratorium yang tersedia bagi penyebab penyakit spesifik (yang kerap
terjadi jika penyakitnya baru atau tidak diketahui), maka langkah alternatif
atau langkah pengganti yang dapat digunakan. Contohnya, bayangkan jika
perkembangan bentuk baru penyakit hati yang menular – serupa hepatitis
B tapi tak sama.
Enzim hati(uji kadar yang menunjukkan seberapa baik fungsi hati) dapat
digunakan sebagai penanda klinis penyakit, dan enzim tersebut dapat
digunakan untuk berfokus pada penyakit dan menentukan apa sebenarnya
penyakit tersebut hingga uji kadar mikrobiologis tersedia. Bentuk lain
informasi klinis laporan pasien, pemeriksaan fisik, hasil laboratorium,
radiologi diagnostik, rekam medis, patologi – dapat digunakan jika tidak
terdapat konfirmasi diagnostik atau, jika konfirmasi diagnostik tersedia,
sebagai tambahan untuk memastikan bahwa telah mencakup manifestasi
klinis yang luas.
5. Menentukan kasus dan menggambarkannya menurut karakteristik orang,
tempat dan waktu
Begitu keberadaan epidemik telah dipastikan dan definisi kasus dibuat,
langkah selanjutnya adalah memulai proses yang sulit dan melelahkan dalam
menemukan kasus dan menggambarkannya menurut karakteristik orang,
tempat, dan waktu; biasanya data ini dikumpulkan menggunakan suatu format
yang disebut daftar baris(line listing). Semua cara yang dapat dilakukan
kemudian ditelusuri untuk menenmukan kasus dan nonkasus; metode spesifik
yang digunakan bergantung pada penyakit dan konteks penelitian.
contohnya, pada keracunan makanan, variabel orang dapat meliputi
pelanggan restoran yang berpotensi menjadi tempat terjadi wabah penyakit
yang ditularkan melalui makanan, tamu pada suatu pesta, kantor kesehatan
masyarakat, ruang gawat darurat, rumah sakit. Jika ada orang yang berada di
tempat atau acara yang sama tetapi tidak sakit, mereka dapat disertakan dalam
investigasi untuk membantu menjelaskan pajanan yang diteliti. Orang-orang
tersebut kemudian dibandingkan terhadap definisi kasus dan gejala yang
Mereka alami dan dinilai untuk melihat jika mereka memenuhi kriteria
dan dapat dianggap sebagai kasus.
seluruh orang yang diwawancarai akan dikategorikan sebagai kasus
atau nonkasus, dan data mereka dimasukkan ke daftar baris (line listing)
dalam sebuah database untuk dianalisis. Terkadang definisi kasus dengan
berbagai tingkatan seperti definite, probable, possible, insffucient
evidence, atau lain sebagainya mungkin digunakan bergantung pada
kebutuhan wabah.
ingat kembali bahwa investigasi wabah merupakan bentuk penelitian
epidemiologi deskriptif. Seluruh keterampilan yang telah dipelajari
dalam epidemiologi deskriptif mengenai cara menggambarkan data
digunakan dalam melakukan investigasi wabah.
6. MENERAPAKAN UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
Pada tahap ini, setelah mengumpulkan data dan menggambarkan situasi, kita
akan menggunakan informasi dan pengetahuan yang diperoleh dari
investigasi untuk menghentikan wabah yang terjadi dan mencegah wabah
yang sama berulang di kemudian hari. Data yang sedikit demi sedikit
dikumpulkan dari investigasi pada umumnya juga akan berguna dalam
beberapa cara – dari sistem surveilans, mekanisme surveilans tambahan
kemudian dapat ditambhakan atau diperluas.
Contohnya, jika lokasi wabah adalah restoran, mungkin untuk sementara
restoran ditutup hingga masalah di atasi jika wabahnya di sebabkan oleh
organisme baru,diperlukan teknik surveilans yang baru dan infrasruktur yang
baru dibangun untuk mengatasinya. Penelitian dan kegiatan pelaksanaan
investigasi yang telah dilakukan harus di dokumentasikan secara detail
dengan begitu peniliti di masa depan dan profesional kesehatan masyarakat
dapat melakukan beberapa hal berikut: Mengavaluasi apa saja yang berhasil
atau tidak berhasil, mencotoh metode yang pernah dilakukan sebelumnya,
dan membandingkan temuan mereka dengan temuan anda sebelumnya.
PENGUMPULAN DATA
Pada pengumpulan data sangat diperlukan metode yang spesifik.
Pengumpulan data yang sistematik dan metode untuk mengurangi bias
dalam pengumpulan data, baik wawancara untuk mendapatkan data
maupun data yang diperoleh dari rekam medis, merupakan komponen
kunci dalam memastikan validitas hasil penelitian. Unsur paling penting
pada pengumpulan data dalam investigasi wabah adalah bahwa data harus
dikumpulkan secara sistematik dan dengan teliti.
Beberapa metode memang ditujukan untuk investigasi wabah,
sedangkan metode lainnya merupakan bagian dari alat epidemiologi yang
lebih umum dan dapat digunakan pada berbagai macam konteks. Metode
yang hanya dapat digunakan pada investigasi wabah ini mencakup
pengumpulan data sistematik yang didesain untuk wabah daftar baris
untuk membuat kurva investigasi wabah, interpretasi grafik ,penilaian
masa inkubasi ,dan sintesis informasi untuk menarik simpulan penelitian.
daftar baris merupakan hasil akhir pengumpulan data yang di
lakukan secara sitematik. bagaimana cara memulai pengumpulan
data tersebut? praktisi kesehatan masyarakat perlu belajar mengenai
wabah dari kelompok yang menyediakan makanan atau pengunjung
perjamuan makan. bayangkan bahwa dalam kasus ini terdapat
organisai sosial besar yang mengadakan acara penggalangan dana.
Epidemiologi, yang menerima laporan mengenai wabah ini di
kantor kesehatan masyarakat, mulai melakukan investigasi wabah.
Mengapa ? karena beberapa tipe wabah yang ditularkan melalui
makanan harus dilaporkan. jumlah dan tipe wabah harus terus
dilacak untuk menelusuri agens penyebab dan untuk meningkatkan
keamanan suplai makanan.
Begitu investigasi wabah di mulai ,dan setelah definisi kasus
dikembangkan atau diselesaikan oleh praktisi kesehatan masyarakat
setempat, formulir baku dibuat dan digunakan untuk pengumpulan
data.
Foodnet merupakan sitem surveilans luas yang mengumpulkan data
menyeluruh mengenai keamanan makanan dan wabah yang ditularkan
melalui makanan. tipe lain investigasi wabah akan memiliki bank data
tersendiri; jika diperlukan, investigator akan mengambil formulir
laporan kasus spesifik untuk outcome yang mereka teliti dan pajanan
potensialnya. walaupun terdapat banyak perbedaan kecil yang menarik
dan penting dalam formulir pengumpulan data, yang beberapa di
antaranya akan dipelajari kemudian,hal yang paling penting adalah
bahwa terdapat pendekatan sistematik untuk mengumpulkan data.
pada investigasi wabah, dibutuhkan informasi yang spesifik;
misalnya apa yang dimakan oleh setiap orang yang terpajan, berapa
banyak yang mereka makan, apakah mereka sakit, dan jika sakit, kapan
mereka mulai sakit dan seperti apa gejalanya. akan lebih mudah
mengumpulkan data secara insidental dari semua orang yang sakit, apa
yang mereka makan ,gambaran gejala yang mereka miliki ,dan lain
sebagainya.
• akan tetapi, informasi tersebut tidak akan memberi banyak petunjuk
kepada kita.dengan cara pengumpulan data secara insidental,hanya
dapat memberikan informasi pembanding. alat pengumpulan data
harus mengumpulkan mengenai seluruh orang yang terpajan pada
suatu keadaan tanpa memedulikan apakah mereka sakit atau tidak.
dengan cara begitu kita akan mendapat petunjuk dalam memahami
penyebab kesakitan.

Anda mungkin juga menyukai