Anda di halaman 1dari 15

Nama kelompok : 4

Ludia Tabita Karolina Giay ( PO7120119022 )


Julianti Eka Putri ( PO7120119017 )
Shindy Cahyani ( PO7120119034 )
Siti Arlifatus Fadiah ( PO7120119035 )
Fredika Siska D Tonggoroitou (
AP
.ENGERTIAN

• Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan


pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari
karena keadaan umumnya menjadi buruk,karena terjadi dehidrasi
(Mochtar,1998). Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana
penderita mual dan muntah lebih dari 10 kali dalam 24
jam,sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari
(Arief.B, 2009)
• Hiperemesis gravidarum adalah mual-muntah berlebihan sehingga
menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari dan bahkan
membahayakan hidupnya. (Manuaba, 2001) .
B.ETIOLOGI

• Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Beberapa


faktor predisposisi yang ditemukan :
• 1. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda
hal ini menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan,
karena pada kedua keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin
dibentuk berlebihan .
• 2. Faktor organik,karena masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal
dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari
pihak ibu tehadap perubahan ini. Alergi juga disebut sebagai salah satu faktor
organik karena sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak.
• 3. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini
walaupun hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum
diketahui dengan pasti,takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut
terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental
yang dapat memperberat mual dan muntah. Tidak jarang dengan
memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu mengurangi
frekwensi muntah klien.
C.PATOFISIOLOGI
• Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi.
Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis.
Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena
muntah menyebabkan dehidrasi, sehmgga cairan ekstraselurer dan
plasma berkurang.
• Natrium dan klorida darah turun, demikian pula klorida air kemih.
Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran
darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat
makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunlah
zat metabolik yang toksik.
• Kekurangan Kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya
ekskresi lewat ginjal, bertambahnya frekuensi muntah-muntah yang
lebih banyak, dapat merusak hati.
D. PENCEGAHAN

• Prinsip pencegahan untuk mengobati emesis agar tidak menjadi


hiperemesis adalah :
• 1. Penerapan bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses
fisiologi
• 2. Makan sedikit tapi sering dengan (makanan kering)
• 3. Hindari makanan berminyak dan berbau
• 4. Defekasi teratur
E.PENATALAKSANAAN medic dan perawatan

• 1. Obat-obatan Sedativa yang sering digunakan adalah Luminal.


Vitamin yang dianjurkan Vitamin B1 dan B6 Keadaan yang lebih berat
diberikan antiemetik seperti Avopreg, Avomin. Anti histamin ini juga
dianjurkan seperti Dramamin, Avomin. Antasida.
• 2. Isolasi Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah
dan peredaran udara yang baik.. Kadang-kadang dengan isolasi saja
gejaia- gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
• 3. Terapi psikologik Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit
dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan,
kurangi pekerjaan yang serta menghilangkan masalah dan konflik, yang
kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
Lanjutan

• 4. Cairan parenteral Berikan cairan- parenteral yang cukup


elektrolit, karbohidrat dan protein dengan Glukosa 5% dalam cairan
garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat
ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan
vitamin C. Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam
amino secara intra vena.
• 5. Penghentian kehamilan Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak
menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan
medik dan psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan,
tachikardi, ikterus anuria dan perdarahan merupakan manifestasi
komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan
untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus
terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh
dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tak boleh menunggu
sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital.
Asuhan keperawatan

A. Pengkajian
• Meliputi identitas klien, identitas penanggung jawab klien dan tanggal
kunjungan ke Rs, serta Riwayat penyakit dan keluhan utama klien.

B. Analisa Data
• 1.Data Subjektif
• Nausea dan vomitus merupakan gejala-gejala utama. Pasien tidak
dapat menahan makanan dan kehilangan berat badan.
• Beberapa pasien mengeluh air liurnya berlebihan/hipersalivasi.
• Riwayat haid: sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak datang
dan mengetahui bahwa mereka hamil. Tetapi kadang-kadang pasien
tidak dapat memberikan informasi yang penting ini, sehingga
mengaburkan diagnosis.
• 2. Data Objektif
• Pemeriksaan fisik
• a.Pemeriksaan umum: kulit dan membrane mukosa sering tampak kering dan
turgor menurun. Pasien dapat menjadi kurus. Vomitus yang iritatif dapat membuat
erosi pada bibir dan wajah; lidah tampak merah, kering dan pecah-pecah.
• Faring kering dan merah,dan pernapaan berbau busukdengan bau seperti buah-
buahan yang khas untuk ketoasidosis. Takikardia dan hipotensi dapat
menunjukkan dehidrasi hipovolemia. Pada penyakit yang berat dan
berkepanjangan, aberasimental, delirium, sakitkepala, stupor dan koma dapat
terjadi
• b. Pemeriksaan abdomen: temuan ini biasanya normal, meskipun rasa sakit
dihepar dapat ditemukan
• c.Pemeriksaan pelvis: uterus lunak dan membesarkan sesuai dengan umur gestasi
• Kebutuhan Dasar Khusus
• a.Aktifitas istirahat: Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat
(>100kali /menit).
• b.Integritas ego: Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan
persepsi tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan.
• c.Eliminasi: Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih
Urinalisis: peningkatan konsentrasi urine.
LANJUTAN
• d.Makanan/cairan: Mual dan muntah yang berlebihan (4–8minggu), nyeri
epigastrium, pengurangan berat badan (5–10Kg), membrane mukosa mulut iritasi
dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbauaseton, turgorkulit berkurang, mata
cekung dan lidah kering.
• e.Pernafasan: Frekuensi pernapasan meningkat.
• f.Keamanan: Suhu kadang naik, badan lemah,icterus dan dapat jatuh dalam koma
• g.Seksualitas: Penghentian menstruasi,bila keadaan ibu membahayakan maka
dilakukan abortus terapeutik.
• h.Interaksi sosial: Perubahan status kesehatan/ stressor kehamilan, perubahan
peran, respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan
sakit, sistem pendukung yang kurang.
• Tes Laboratorium
• a.Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan
darah:nilaihemoglobindanhematokrityangmeningkatmenunjukkanhemokosentrasibe
rkaitandengandehidrasi.Anemiayangmungkinmerupakankonsekuensidarimalnutrisi.
• b.Urinalisis:urin biasanya hanya sedikit dan mempunyaikosentrasi tinggi sebagai
akibat dehidrasi. Asetonmenunjukkanasidosisstarvasi.
Diagnosa Keperawatan

• Berdasarkan data pengkajian,diagnosa keperawatan yangmungkin


munculpada pasien hiperemesis gravidarum adalahmeliputi:
• 1.Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
pemasukan yang tidak adekuat d/d klien mual dan muntah
• 2.Cemas b/d kurang pengetahuan dan psikologi kehamilan d/d klien
mengeluh takut dengan kondisi mual muntahnya.
• 3.Intoleransi aktivitas b/d kelemahan umum dan kurangnya intake
nutrisi d/d klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari mengalami
penurunan.
Implementasi Keperawatan

• Implementasi atau pelaksanaan adalah pelaksanaan dari apa


yang sudah direncanakan dari setiap diagnose yang
muncul(Haryanto&Rini,2015).
Evaluasi Keperawatan

• Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan, proses yang


continue yang penting untuk menjamin kualitas dan ketetapan
perawatan yang diberikan dan dilakukan dengan meninjau respon
pasien untuk menentukan keaktifan rencana perawatan dan
memenuhi kebutuhan pasien(Haryanto& Rini,2015).
• Beberapa teknik penulisan dokumentasi asuhan keperawatan
dengan SOAP pada pasien hiperemesis gravidarum antara lain
sebagai berikut:
LANJUTAN
• 1.S:Mengumpulkan data Subjektif
• a.Menanyakan biodata pasien
• b.Menanyakan riwayat penyakit pasien sebelumnya seperti catatan
perkembangan penyakit, mengetahui suhu,denyut nadi, pernapasan, tekanan
darah, pemeriksaan laboratorium dan laporan pemeriksaan tambahan.
• c.Menanyakan keluhan yang dirasakan oleh pasien
• 2.O:Mengumpulkan data Objektif Mengumpulkan data hasil observasi
melalui pemeriksaan fisik pada pasien seperti TTV dan lainnya.
• 3.A:Analisis dan Interpretasi
• Berdasarkan data yang terkumpul kemudian dibuat kesimpulan meliputi
diagnosa, antisipasi atau masalah potensial, serta perlu tidaknya dilakukan
tindakan segera.
• 4.P:Perencanaan
• Membuat rencana dari tindakan yang akan diberikan termasuk asuhan
mandiri, kolaborasi, tesdiagnosis atau laboratorium serta konseling untuk
tindak lanjut. 
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai