Anda di halaman 1dari 29

Pemeriksaan Sidang Pengadilan

Hukum acara pidana

Dr. Dwi Seno Wijanarko, SH., MH


08/04/2021
PEMERIKSAAN PERKARA PIDANA

Kejadian
Penyelidikan Penyidikan
Hukum

Pra Pen dan


Pemeriksaan Penuntutan
Putusan
persidangan (Pra
Peradilan)

Pengawasan
Upaya
Eksekusi dan
Hukum
Pengamatan
Ruang
Sidang

•Majelis Hakim
•JPU

•Terdakwa+ PH
• Terperiksa

(Saksi/ahli/Terd
akwa)
•Pengunjung
Courtroom

•Majelis Hakim
•JPU

•Terdakwa+ PH
•Terperiksa
(Saksi/ahli/Terda
kwa)
•Pengunjung
Courtroom
JUDGES
PLAINTIFF
DEFENDANT
WITNESS
JURY
PUBLIC
BENCH
Macam Acara Pemeriksaan
 Acara Pemeriksaan Biasa
 Acara Pemeriksaan Singkat

 Acara Pemeriksaan Cepat:

1. Roll (Pelanggaran LL)


2. Tipiring/Penghinaan Ringan
Dasar Acara Pemeriksaan
Pemeriksaan Dibedakan berdasarkan:
 Macam Tindak Pidana (Ps. 205)

 Berat/Jenis Hukuman

 Pembuktiannya (Sederhana/Sulit?)

 Alat buktinya

 Dll.
Prinsip Pemeriksaan
Persidangan
 Terbuka untuk Umum
 Hadirnya Terdakwa
 Ketua Sidang Memimpin
Pemeriksaan
 Langsung dan Lisan
 Pemeriksaan Secara
Bebas
 Lebih dulu Mendengar
Keterangan Saksi
Proses Ajudikasi Perkara Pidana

Pembacaan Surat Keberatan/Ekseps Tanggapan


Dakwaan i Eksepsi

Requisitoor/
Pembuktian Putusan Sela
Tuntutan Hukum

Pledooi/
Pembelaan
Replik - Duplik Putusan
Acara Pemeriksaan Biasa
 Semua Siap di R. Sidang kec. MH
 MH Masuk dan membuka sidang
 PU memanggil Terdakwa masuk
 Identitas Terdakwa
 Pembacaan SD
 Menanyakan Tdw sudah mengerti/tidak isi
SD
 Hak mengajukan Eksepsi (jika ada)
EKSEPSI
Pasal 156 KUHAP (KEBERATAN)
 Kewenangan : absolut atau relatif
 Dakwaan tidak dapat diterima (Pasal 143 ayat 2a KUHAP)
 Dakwaan batal demi hukum/harus dibatalkan (Pasal 143 2b KUHAP)

Sistematika Surat Keberatan:


 Pendahuluan
 Opening Statement
 Posita
 Petitum
Macam2 Eksepsi
 E. Obscuur Libelli: syarat Materiil
 E. Error in Persona: Syarat Formil
 E. Premptoir: Gugurnya hak menuntut
 E. Litispendentia: Kompetensi
 E. Terkait Delik Aduan
 E. Bukan TP
 E. Penerapan perUU tidak tepat
 E. Primateur
TANGGAPAN JPU ATAS
KEBERATAN
 Pengadilan Berwenang memeriksa,
mengadili dan memutus perkara
 Dakwaan telah dibuat sesuai dengan
syarat formill dan materiil sebagaimana
dimaksud pasal 143 KUHAP
Isi Putusan Sela
 Eksepsi diterima: tidak ada tahap
pembuktian
 Eksepsi tidak diterima: lanjut

pembuktian
 Eksepsi ditolak: lanjut pembuktian
PUTUSAN SELA
 Diputus setelah JPU memberikan tanggapan
 Diputus bersama-sama dengan putusan akhir
 Pengadilan berwenang/tidak berwenang,
dakwaan sesuai dengan ketentuan pasal 143
atau tidak dapat diterima atau dibatalkan atau
batal demi hukum
 Pemeriksaan dilanjutkan
 Dilakukan di Pengadilan/Peradilan lain
 Berkas dikembalikan untuk memperbaiki
dakwaan
PERLAWANAN/VERZET
 Ke Pengadilan Tinggi
 JPU memperbaiki dakwaan atau dakwaan
sudah tepat
 PH tidak sependapat persidangan
dilanjutkan
PERLAWANAN/VERZET
 Ke Pengadilan Tinggi
 JPU memperbaiki dakwaan atau dakwaan
sudah tepat
 PH tidak sependapat persidangan
dilanjutkan
SIDANG PEMBUKTIAN

Pemeriksaan Pemeriksaan Tanggapan/


SAKSI (+ Brg Silang oleh Pertanyaan
Bukti) Art.160 Hakim, JPU, PH. Terdakwa

Pemeriksaan
Tanggapan/ Pemeriksaan AHLI (+ Brg
Pertanyaan Silang oleh Bukti)
Terdakwa Hakim, JPU, PH.
Art. 160-

Dinyatakan
Pemeriksaan AB Pemeriksaan AB
SURAT Ket. Terdakwa Ditutup oleh
Hakim
TUNTUTAN/REQUISITOIR
 CLOSING STATEMENT
 SISTEMATIKA
 Pendahuluan
 Opening Statement
 Fakta Persidangan
 Analisa Fakta
 Analisa Yuridis
 Kesimpulan
 Permohonan
PEMBELAAN/PLEDOOI
 SISTEMATIKA
Dasar pembenar PEMBELAAN
dan dasar pemaaf

 Pendahuluan
Error in persona
 Fakta persidangan
 Ne bis in idem
 Analisa fakta

 Asas
Analisalegalitas/
Yuridis Retroaktivitas

 Asas oportunitas
Permohonan: bebas atau lepas dari segala tuntutan, clemency
 Verjaring
 Kualifikasi delik dan inti delik
 Samenloop dan deelneming
 Concursus realis dan idealis
PUTUSAN
 ANALISA FAKTA
 ANALISA YURIDIS
 PERTIMBANGAN
 PUTUSAN: PIDANA, BEBAS ATAU LEPAS
Acara Pemeriksaan Singkat
 Pasal 203 (1): di luar 205, pembuktian mudah
dan sederhana
 Penuntut umum tidak membuat surat dakwaan
(Pasal 203 ayat (3)a KUHAP).
 Hakim dapat meminta penuntut umum
membuat pemeriksaan tambahan (Pasal 203
ayat (3) b KUHAP).
 Putusan dicatat dalam berita acara sidang
(Pasal 203 ayat ayat (3) KUHAP)
 Hakim membuat surat yang memuat amar
putusan tersebut (Pasal 203 ayat (3) e
KUHAP).
Acara Pemeriksaan Cepat/Roll
 Pasal 205: Tipiring maks pidana 3
bulan dan atau denda maks
Rp.7.500,- dan penghinaan ringan
 Dibagi 2:
1. Acr Pemeriksaan Tipiring
2. Acr Pemeriksaan Pelanggaran LL
Acara Pemeriksaan Tipiring
 Penyidik a/ Kuasa PU langsung menghadapkan
semuanya ke Pengadilan (Pasal 205 ayat (2)
KUHAP).
 hakim tunggal pada tingkat pertama dan terakhir.
Kecuali dalam hal dijatuhkan pidana perampasan
kemerdekaan, terdakwa dapat meminta upaya
hukum banding (Pasal 205 ayat (3) KUHAP).
 Pasal 208 KUHAP, saksi tidak mengucapkan
sumpah atau janji kecuali hakim menganggap
perlu.
 Berita acara pemeriksaan sidang tidak dibuat
(Pasal 209 KUHAP).
PERBANDINGAN
Pemeriksaan Cepat
Pemeriksaan Singkat
 Pasal 205: Tipiring maks
 Pasal 203 (1): di luar
205, pembuktian pidana 3 bulan dan atau
mudah dan sederhana denda maks Rp.7.500,-
dan penghinaan ringan
 Dibagi 2:
1. Acr Pemeriksaan Tipiring
2. Acr Pem Pelanggaran LL
 Penuntut umum tidak  Tipiring: Penyidik a/
membuat surat Kuasa PU langsung
dakwaan (Pasal 203 menghadapkan
ayat (3)a KUHAP). semuanya ke Pengadilan
(Pasal 205 ayat (2)
KUHAP).
PERBANDINGAN
Pemeriksaan
Pemeriksaan Singkat
 Majelis Hakim Tipiring
 hakim tunggal
 Upaya Hukum Biasa  Kec dijatuhkan pidana
 Hakim dapat perampasan
meminta penuntut kemerdekaan, tdw Br
umum membuat dpt banding (Pasal 205
pemeriksaan ayat (3) KUHAP).
tambahan (Pasal
203 ayat (3) b
KUHAP).  Pasal 208 KUHAP, saksi
tidak mengucapkan
 Saksi Mengucap sumpah /janji kec
Sumpah hakim menganggap
perlu.
PERBANDINGAN
Pemeriksaan
Pemeriksaan Singkat
 Putusan dicatat Tipiring
 Putusan dicatat dalam
dalam berita acara daftar Perkara
sidang (Pasal 203
ayat ayat (3)
KUHAP)  Berita acara
pemeriksaan sidang
 Hakim membuat tidak dibuat (Pasal 209
surat yang memuat KUHAP).
amar putusan
tersebut (Pasal 203
ayat (3) e KUHAP).
Acara Pemeriksaan Pelanggaran
Lalu Lintas
 hakim tunggal;
 tidak diper­lukan berita acara pemeriksaan (Pasal 212
KUHAP).
 Terdakwa dapat diwakili (Pasal 211 KUHAP).
 Pemeriksaan dapat dilakukan tanpa hadirnya terdakwa atau
wakilnya (verstek atau putusan in absentia). Pasal 214 ayat
(1) KUHAP.
 Dalam hal putusan berupa pidana perampasan
kemerdekaan, terdakwa dapat mengajukan perlawanan
(Pasal 214 ayat (4) KUHAP).
 Perlawanan dalam waktu 7 hari sesudah putusan
diberitahukan secara sah kepada terdakwa, kepada
pengadilan yang menjatuhkan putusan itu (Pasal 214 ayat
(5) KUHAP).
 Putusan setelah perlawanan tetap berupa pidana
(perampasan kemerdekaan terdakwa), terdakwa dapat
banding. (Pasal 214 ayat 8).
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai