Anda di halaman 1dari 62

KASUS I

29 Juli 2021
Identitas Pasien

Nama : Ny. S
Umur : 62 Th
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Alamat : Kampung Dukuh
Tanggal dan Jam masuk RS : 15 Mei 2021 Jam 10.00
Tanggal Pemeriksaan : 26 Mei 2021 Jam 13.30
Diskusi Identitas
■ Suku
■ Sosial dan ekonomi
■ Jaminan Kesehatan
■ Status pernikahan
Anamnesis

• Dilakukan secara:
Autoanamnesa
• Keluhan Utama:
Sesak sejak ± 2 bulan yang lalu
• Keluhan tambahan:
Bengkak di kaki, nyeri saat buang air kecil dan anyang-anyangan
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RS dengan keluhan sesak sejak ± 2 bulan yang lalu. Sesak dirasakan terus
menerus dan diperberat dengan aktifitas biasa. Sebelum sakit pasien biasa memasak, mengurus cucunya yang
masih balita dan bertamu kerumah tetangga akan tetapi saat ini pasien bahkan tidak bisa berjalan didalam
rumah seperti ke kamar mandi tanpa merasa sesak. Pasien juga mengaku sesak bertambah berat jika
berbaring dan hampir setiap malam terbangun karena sesaknya. Sesak terasa mereda jika pasien tertidur
menghadap kearah kiri. Selain sesak pasien juga merasakan kedua kakinya bengkak.
Bersamaan dengan sesaknya pasien juga mengeluhkan buang air kecilnya yang terasa sakit dan
tersendat-sendat. Pasien juga mengeluhkan anyang-anyangan. Nyeri pinggang juga diakui pasien.
Pasien sudah berobat ke puskesmas dan diberikan obat (pasien lupa nama obatnya). Setelah meminum
obat pasien semakin sering kencing, hal ini mengganggu pasien karena buang air kecilnya yang sakit dan
tersendat. Tetapi rasa sesak tidak berkurang sehingga akhirnya pasien ke IGD.
Pasien mengeluh batuk sejak lima hari dirawat. Batuk berdahak berwarna putih, tetapi sulit dikeluarkan.
Pasien menyangkal adanya demam, pilek, mual, muntah, pusing, nyeri dada dan rasa berdebar-debar
serta buang air kecil berdarah dan berpasir. Pasien juga menyangkal adanya batuk lebih dari 2 minggu,
keringat malam dan riwayat kontak dengan penderita TB. Buang air besar dalam batas normal. Bengkak pada
wajah dan perut disangkal pasien.
Pasien didiagnosa punya penyakit gula ±10 tahun yang lalu. Selama ini kontrol rutin di puskesmas akan
tetapi pasien lupa nama obat yang diberikan salah satunya metformin.
Riwayat Penyakit Dahulu
■ Riwayat hipertensi (-)
■ Riwayat Penyakit jantung (-)
■ Riwayat ASMA (-)
■ Riwayat pengobatan paru (-)
■ Riwayat alergi obat (-)
■ Riwayat kolesterol (-)
■ Riwayat penyakit ginjal (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
 Tidak ada riwayat hipertensi
 Tidak ada riwayat penyakit jantung
 Tidak ada riwayat asma
 Tidak ada riwayat pengobatan paru
 Tidak ada riwayat alergi obat
 Tidak ada riwayat kolesterol
 Tidak ada riwayat penyakit ginjal
Riwayat Pemakaian Obat
■ Riwayat pemakaian obat Diabetes sejak ±10 tahun yang lalu sampai dengan sekarang
Riwayat Pribadi dan Sosial
 Tinggal dengan 7 orang anggota keluarga (pasien, suami pasien, anak pasien, menantu pasien,
dan dua orang cucu pasien)
 Pasien dihidupi oleh anak pasien yang bekerja sebagai resepsionis di pusat perbelanjaan
dengan penghasilan >1 juta rupiah
 Pasien tinggal dilingkungan padat dengan pencahayaan matahari yang kurang. Listrik dan air
terpenuhi dengan baik.
Diskusi Anamnesis
Gangguan berkemih
 Apakah pasien harus mengedan tiap kali berkemih?
 Seberapa banyak volume urin keluar saat berkemih?
 Apakah di akhir berkemih masih ada urin yang menetes?
 Apakah pasien tidak dapat mencapai/sempat ke kamar mandi saat keinginan berkemih
muncul?
 Bagaimana warna urinnya? (kuning pekat, kuning kecoklatan, kecoklatan seperti teh,
merah seperti daging, keruh, putih)
Sesak Nafas
 Apakah ada faktor pencetus ?
 Apakah disertai mengi atau tidak?
Diskusi Anamnesis
Nyeri Pinggang
 Sejak kapan nyeri pinggang dirasakan?
 Apakah nyeri pinggang menjalar atau tidak? Kemana arah penjalarannya?
 Apakah nyeri dipengaruhi oleh posisi tubuh atau gerakkan?
 Apakah nyeri pinggang dirasakan sepanjang hari atau hilang timbul?
 Bagaimana pola konsumsi makanan dan minuman pasien?
Batuk
 Apakah batuk muncul saat waktu-waktu tertentu?
 Apakah batuk dicetuskan atau diperberat dengan aktivitas tertentu?
 Apakah batuk sudah pernah diobati? jika ya, obat apa yang dikonsumsi? apakah membaik?
 Apakah batuk dialami berulang?
Diskusi Anamnesis
Diabetes Mellitus
 Kapan terakhir periksa gula darah? Berapa hasilnya?
Edema
 Sejak kapan edema dirasakan?
 Apakah edema hanya terjadi pada pagi hari atau sepanjang hari?
 Apakah perkembangan edema lambat atau cepat atau cenderung menetap?
 Apakah edema disertai nyeri?
 Selain di kedua kaki apakah ada area lain yang dirasakan edema?
 Apakah ada yang memperberat atau memperingan edema?
 Apakah edema sudah pernah diobati? Jika iya, apa obatnya? apakah membaik?
Diskusi Anamnesis
Riwayat penyakit dahulu
 Apakah pernah mengalami batuk sebelumnya?

Riwayat kebiasaan
 Apakah pasien sering makan atau minum yang manis-manis?
 Apakah pasien minum alkohol?
 Apakah pasien rutin berolahraga?
 Apakah pasien merokok?

Riwayat Penyakit Keluarga


 Apakah di keluarga ada yang batuk?
Status Generalis
■ Keadaan umum: tampak sesak
■ Kesadaran: komposmentis
■ Tekanan darah: 150/90 mmHg
■ Nadi: 80 kali/menit, teraba kuat, isi cukup
■ Suhu: 36,6oC
■ Pernafasan: 40 kali/menit
■ Gizi:
– BB: 55 Kg
– TB: 160 cm
– IMT: 21.4 Kg/m2 (Normal)
■ Aspek kejiwaan
– Tingkah laku : Dalam batas normal
– Proses pikir : Dalam batas normal
– Kecerdasan : Dalam batas normal
Pemeriksaan Fisik
Kulit
- Warna: Kecoklatan
- Pucat: -
- Jaringan parut: -
- Turgor: baik
Kepala
- Bentuk: normocephale
Mata
- Konjungtiva anemis +/+
- Sklera ikterik -/-
- Lain-lain: Tidak ada kelainan
Telinga
- Dalam batas normal
Pemeriksaan Fisik
Hidung dan Paranasal
- Nafas cuping hidung (-)
- Nyeri tekan: (-)
Mulut
- Bau pernafasan: tidak ada
- Faring: Mukosa tenang
- Tonsil: T1/T1 Detritus (-)
- Lidah: tidak deviasi
- Uvula: Letak di tengah
Leher
- Trakea: tidak deviasi
- Kelenjar tiroid: pembesaran (-)
- Kelenjar limfe: pembesaran (-)
- Lain-lain: JVP 5+2 mm H2O
Pemeriksaan Fisik Paru
Inpeksi
- Statis: Simetris
- Dinamis: Asimetris, hemithoraks kiri tertinggal
Palpasi
Thoraks depan:
- Fremitus taktil dan vocal: Fremitus taktil dan fremitus Vokal positif pada hemithoraks kanan dan melemah pada hemithoraks kiri dimulai dari ICS III
Thoraks belakang:
- Fremitus taktil dan fremitus Vokal positif pada hemithoraks kanan dan melemah pada hemithoraks kiri dimulai dari ICS III
Perkusi
Thoraks depan
- Sonor pada hemithorak kanan dan redup pada hemithoraks kiri dimulai dari ICS III
- Batas Paru Hati pada Linea midclavicula dextra, ICS VI.
- Batas peranjakan hati pada 2 jari diatas Linea midclavicula dextra, ICS VI
- Batas Paru Lambung pada Linea axillaris anterior sinistra, ICS VIII.
Thoraks belakang
- Sonor pada hemithorak kanan dan redup pada hemithoraks kiri setinggi ICS II
Auskultasi
- Suara nafas utama: vasikuler (+/-)
- Suara nafas tambahan: ronkhi (+/+), wheezing (+/+)
Pemeriksaan Fisik Jantung
Inpeksi
- Ictus kordis tidak terlihat
Palpasi
- Ictus kordis tidak teraba
Perkusi
- Batas jantung kanan di ICS VI linea parasternalis dextra
- Batas jantung kiri tidak dapat ditentukan
- Batas pinggang jantung di ICS III linea sternalis sinistra
Auskultasi
Katup Aorta
- Katup Aorta: Bunyi jantung II lebih keras dari bunyi jantung I
- Katup Pulmonal: Bunyi jantung II lebih keras dari bunyi jantung I
- Katup Trikuspidal: Bunyi Jantung I lebih keras dari Bunyi jantung II
- Katup Mitral: Bunyi Jantung I lebih keras dari Bunyi jantung II (apex)
- Bunyi jantung tambahan: Mumur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Fisik Abdomen
Inpeksi
- Perut Datar
- gerakan usus tidak terlihat
Auskultasi
- Bising usus (+) normal pada seluruh kuadran abdomen
Palpasi
- Supel, nyeri tekan (-)
- Hepar dan lien tidak teraba membesar
- Ballotement ginjal (-)
Perkusi
- Timpani pada seluruh kuadran abdomen
- Nyeri ketuk CVA +/+
Pemeriksaan Fisik Ekstremitas

Ekstremitas Atas Bawah

Sianosis -/- -/-

Udem +/+ +/+

Akral hangat +/+ +/+

20
Diskusi Pemeriksaan Fisik
 Apakah terdapat clubbing finger?
 Apakah terdapat pitting edem?
 Apakah terdapat kelainan pada kuku berupa Mees lines, Muehrcke’s lines, dan Lindsay
(hald and half)?
 Apakah terdapat shifting dullness?
 Apakah terdapat palmar eritem?
 Apakah terdapat kulit kering disertai gatal?
Pemeriksaan Penunjang

EKG : Terlampir
Rontgen Thoraks PA : Terlampir
Laboratorium : Terlampir
USG Paru : Tampak Pleural efusi kiri.
Jarak cutis ke pleura parietal 1.2
cm dan tebal cairan 2 cm.
USG Abdomen : Masa parametrium dextra DD/
cystadenoma ovarium
Pemeriksaan Penunjang
(EKG)
INTERPRETASI
 Irama Sinus Reguler

 Rate : 100x/menit

 Axis Normal : Lead I (+) & aVF (+)

 PR interval normal

 Gelombang QRS normal


INTERPRETASI
■ CTR tidak dapat dinilai
■ Aorta normal, tidak elongasio, tidak kalsifikasi
■ Trakea tidak deviasi
■ Hillus tidak dapat dinilai
■ Tampak infiltrat pada lapang paru kanan dan tampak
■ perselubungan homogen pada lapang paru kiri bawah & meniscus sign
■ Diafragma tidak dapat dinilai
■ Sinus kostofrenikus tumpul
■ Tulang tidak ada fraktur
■ Jaringan lunak normal
■ Kesan : Efusi pleura sinistra
Pemeriksaan Penunjang
JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
HEMATOLOGI
LED 140 mm/Jam <20 mm/Jam
HEMOGLOBIN 7.7 g/dL 11.7-15.5 g/dL
HEMATOKRIT 24 % 32-47 %
ERITROSIT 3.1 Jt/µl 3.8-5.2 Jt/µl
LEUKOSIT 9.750 µl 3.500-11.000 µl
TROMBOSIT 24.400 µl 150.000-440.000 µl
MCV 78 fl 80-100 fl
MCH 24 pg 26-34 pg
MCHC 31 g/dL 32-36 g/dL
HITUNG JENIS
BASOFIL 0% 0-1 %
EOSINOFIL 4% 1-3 %
BATANG 0% 3-5 %
SEGMEN 75 % 50-70 %
LIMFOSIT 15 % 25-40 %
MONOSIT 6% 2-8 %
FUNGSI HATI

PROTEIN TOTAL 5.9 g/dL 6-8 g/dL


ALBUMIN 2.5 g/dL 3.4-4.8 g/dL
GLOBULIN 3.4 g/dL < 2 g/dL
BILIRUBIN TOTAL 1.68 mg/dL 0.1-1.0 mg/dL
BILIRUBIN DIREK 1.55 mg/dL 0-0.2 mg/dL
BILIRUBIN INDIREK 0.13 mg/dL
ALKALI FOSFATASE 113 U/L 30-120 U/L
LEMAK

KOLESTEROL TOTAL 274 mg/dL <200 mg/dL


TRIGLISERIDA 200 mg/dL 40-155 mg/dL
KOLESTEROL HDL 65 mg/dL 33-70 mg/dL
KOLESTEROL LDL 170 mg/dL <130 mg/dL
FUNGSI GINJAL

ASAM URAT 86 mg/dL 2-7 mg/dL


UREUM 105.4 mg/dL 20-40 mg/dL
KREATININ DARAH 2.4 mg/dL 0.35-0.93 mg/dL
30
DARAH ELEKTROLIT
ELEKTROLIT NA+ 141 mmol/L 135-147 mmol/L
ELEKTROLIT Ka+ 4.2 mmol/L 3.8-4.4 mmol/L
ELEKTROLIT Ca++ 1.28 mmol/L 98-108 mmol/L
GAS DARAH
pH 7.34 7.37-7.40
PCO 43 mmHg 33-44 mmHg
PO 129 mmHg 71-104 mmHg
Hct 22 % 37-48 %
HCO 23.2 mmol/L 22-29 mmol/L
HCO3-std 23.1 mmol/L
TCO2 24.5 19-24
BE ecf -2.6
BE (B) -2.4 (-2) – (+3)
SATURASI O2 99

31
Ringkasan
Pasien datang ke IGD RSUD Pasar Rebo dengan keluhan sesak sejak ± 2 bulan yang lalu. Dispnea d’effort +, orthopnea +,
paroksismal nocturnal dyspnoe +. Sesak terasa mereda jika pasien tertidur menghadap kearah kiri. Udema tungkai +
Bersamaan dengan sesaknya pasien juga mengeluhkan disuria dan tersendat. Nyeri pinggang juga diakui pasien.
Pasien sudah berobat ke puskesmas dan diberikan obat (pasien lupa nama obatnya). Setelah meminum obat pasien semakin sering
kencing.
Pasien mengeluh batuk sejak dirawat hari ke lima. Batuk berdahak berwarna putih, tetapi sulit dikeluarkan.
Pasien didiagnosa punya penyakit gula ±10 tahun yang lalu. Selama ini kontrol rutin di puskesmas akan tetapi pasien lupa nama
obat yang diberikan salah satunya metformin.
Pada pemeriksaan fisik pasien nampak sesak dengan frekuensi napas 40x/ menit. Tekanan darah 150/90 mmHg. Pada paru kiri
didapati gerakan hemithoraks tertinggal Fremitus taktil dan fremitus Vokal positif melemah dan redup pada perkusi sementara pada
auskultasi suara napas vesikuler melemah pada paru kiri dan terdengar wheezing dan rhonki basah halus pada kedua hemithoraks.
Batas Kiri Jantung Tidak dapat ditentukan. Serta Nyeri ketuk CVA +/ +. Dan didapati udem pada keempat ekstremitas.

Pada pemeriksaan penunjang didapati EKG dalam batas normal, pada rontgen thoraks ditemukan effusi pleura sinistra dan inflitrat
pada paru kanan pada USG thoraks didapati Jarak cutis ke pleura parietal 1.2 cm dan tebal cairan 2 cm. Sementara pada USG
abdomen terdapat masa parametrium dextra DD/ cystadenoma ovarium. Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapati. Led 140,
Hb 7.7, Ht 24, eritrosit 3.1, MCV 78, MCH 24, MCHC 31, Eosinofil 4%, Batang 0%, Segemen 75%, Limfosit 15%, Protein total
5.9, albumin 2.5, globulin 3.4, bilirubin total 1.68, bilirubin direk 1.55, kolesterol total 274, trigliserida 200, LDL 170, asam urat
8.6, ureum 105.4. kreatinin darah 2.4, Ca 1.28, pH 7.34, P02 129.
Diagnosis berdasarkan anamnesis, pf dan
pemeriksaan penunjang
1. Efusi Pleura
2. Gagal jantung NYHA IV
3. Penyakit ginjal kronik
4. Massa pada perimetrium

33
Masalah
1. Efusi pleura
Anamnesis : Dispnea,orthopnea
Pemeriksaan fisik:
• Inspeksi : hemithoraks sinistra tertinggal
• Palpasi : Fremitus taktil dan fokal hemithoraks sinistra melemah
• Perkusi :Redup pada hemithoraks sinistra setinggi ICS III
• Auskultasi : Wheezing dan ronki basah halus pada seluruh lapang paru
Pemeriksaan penunjang:
• Foto thoraks : Efusi pleura sinistra dan infiltrat pada pulmo dextra
• USG thoraks: Jarak cutis ke pleura parietal 1.2 cm dan tebal cairan 2 cm
Diagnosis banding: lesi pleura,konsolidasi, atelektasis
Rencana pemeriksaan lanjutan: analisa cairan pleura
Tatalaksana : Thoracentesis, WSD
Edukasi : Hindari asap rokok dan polusi, bila semakin memburuk segera kontrol ke faskes
Prognosis :
• Ad vitam : ad bonam
• Ad functionam : dubia ad bonam
• Ad sanactionam : dubia ad bonam
2. Gagal jantung NYHA IV
■ Anamnesis : Sesak dipengaruhi aktivitas dan istirahat, udem pada seluruh ekstremitas
■ Pemeriksaan fisik :
• Perkusi jantung
■ Batas jantung kiri : tidak dapat ditemukan
■ Pemeriksaan penunjang :
• Foto thorax : Efusi pleura
■ Diagnosis banding : PPOK, edema paru, trombosis vena
■ Rencana pemeriksaan lanjutan : BNP/NT-pro BNP
Tatalaksana :
• Tirah baring
• ACE inhibitor Captopril 3 x 6,25mg
• Antagonis aldosteron Spironolakton 1 x 25mg
• Diuretik Furosemide IV 0,5-1mg
Edukasi :Istirahat yang cukup dan minum obat yang teratur
Komplikasi : Stroke dan syok kardiogenik
Prognosis :
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanactionam : dubia ad malam
3.Penyakit ginjal kronik
Anamnesis : Disuria, nyeri pinggang, sesak
Pemeriksaan fisik : TD 150/90 mmHg , edema, nyeri ketuk CVA +/+, konjungtiva anemis
+/+
Pemeriksaan penunjang : Hb 7,7 g/dl, kadar ureum 105,4 mg/dl dan kreatinin 2,4 mg/dl
Diagnosis banding : Penyakit ginjal akut
Rencana pemeriksaan lanjutan : Urinalisis, Laju filtrasi glomerulus, biopsi
Rencana Terapi :
• ACE inhibitor Captopril 3 x 6,25 mg
• Eritropoetin Injeksi (target Hb 11-12 mg/dL)
• Diuretik
Edukasi :
• Diet rendah protein 0,8 g/kgBB/hari dengan jumlah kalori 30-35 kkal/kgBB/hari, diet
rendah garam <2g natrium
• Pengendalian gula darah
Komplikasi : Osteodistrofi ginjal, gangguan jantung
Prognosis :
• Ad vitam : dubia ad bonam
• Ad functionam : dubia ad bonam
• Ad sanactionam : dubia ad bonam
4. Massa pada perimetrium
Anamnesis : Nyeri pinggang, nyeri saat berkemih dan sedikit
Pemeriksaan fisik : -
Pemeriksaan penunjang : USG abdomen terlihat massa pada perimetrium
Diagnosis banding : Cystadenoma ovari
Rencana pemeriksaan lanjutan : MRI, Biopsi, laparaskopi
Tatalaksana : NSAID, Kistektomi ovarium
Edukasi : bila nyeri dirasakan semakin hebat segera konsultasikan ke dokter
Komplikasi: Torsio ovari, ruptur ovari
Prognosis :
• Ad vitam : ad bonam
• Ad functionam : dubia ad bonam
• Ad sanactionam : dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
PENYAKIT GINJAL
KRONIK

42
Definisi
Kerusakan ginjal secara struktural atau fungsional yang terjadi selama > 3 bulan, berupa
kelainan struktural atau fungsional, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus.
Dengan memenuhi salah satu dari :
1. Kerusakan ginjal yang ditandai dengan:
• Albuminuria
• Abnormalitas sedimen urine
• Kelainan elektrolit
• Kelainan histologis
• Kelainan struktural pada pencitraan
• Riwayat transplantasi ginjal
2. Penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG) < 60 ml/menit/1,73m2 selama 3 bulan dengan
atau tanpa kerusakan ginjal
ETIOLOGI
Penyebab utama penyakit gagal ginjal kronik

Diabetes Melitus (44%)


Tipe 1 (27%)
Tipe 2 (10%)
Hipertensi dan penyakit pembuluh darah besar (27%)
Glomerulonefritis (10%)
Nefritis Interstisialis (4%)
Kista dan penyakit bawaan lain (3%)
Penyakit sistemik, misal: lupus dan vaskulitis (2%)
Neoplasma (2%)
Tidak diketahui (4%)
Penyakit lain (4%)
KLASIFIKASI
Klasifikasi Berdasarkan Laju Filtrasi Glomerulus

Derajat Penjelasan LFG (ml/menit/1,73m2)

G1 Normal atau tinggi >90

G2 Penurunan sedikit 60 - 89

G3a Penurunan sedikit - sedang 45 - 59

G3b Penurunan sedang - berat 30 - 44

G4 Penurunan berat 15 - 29

G5 Gagal ginjal < 15


Klasifikasi Berdasarkan Kategori Albuminuria Persisten

Derajat Penjelasan Rasio albumin - kreatinin

A1 Normal - Peningkatan sedikit < 3 mg/mmol atau < 30 mg/g

A2 Peningkatan sedang 3 - 30 mg/mmol atau 30 - 300


mg/g

A3 Peningkatan berat > 30 mg/mmol atau >300


mg/g
Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik Atas Dasar Diagnosis Etiologi

Penyakit Tipe mayor Penyakit

Penyakit ginjal diabetes Diabetes tipe 1 dan 2 Penyakit ginjal diabetes

Penyakit ginjal non diabetes ● Penyakit glomerular ( penyakit Penyakit ginjal non diabetes
autoimun, infeksi sistemik,
obat dan neoplasia)
● Penyakit vaskular ( penyakit
pembuluh darah besar,
hipertensi, mikroangiopati)
● Penyakit tubulointerstisial
(pielonefritis kronik, batu,
obstruksi, keracunan obat)
● Penyakit kistik (ginjal
polikistik)

Penyakit pada transplantasi ● Rejeksi kronik Penyakit pada transplantasi


● Keracunan obat (siklosporin /
takrolimus)
● Penyakit recurrent
(glomerular)
● Transplant glomerulopathy
MANIFESTASI KLINIS
Gambaran klinis pasien dengan penyakit ginjal kronik, meliputi:
a) Sesuai dengan penyakit yang mendasari seperti diabetes melitus, infeksi traktus
urinarius, batu traktus urinarius, hipertensi, hiperurikemi, Lupus Eritematosus Sistemik
(LES), dan lain sebagainya.
b) Sindrom uremia, yang terdiri dari lemah, letargi, anoreksia, mual muntah, nokturia,
kelebihan volume cairan (volume overload), neuropati perifer, pruritus, uremic frost,
perikarditis, kejang-kejang sampai koma.
c) Gejala komplikasinya antara lain hipertensi, anemia, osteodistrofi renal, payah jantung,
asidosis metabolik, gangguan keseimbangan elektrolit (sodium, kalium, klorida).
TATALAKSANA

Penatalaksanaan penyakit ginjal kronik meliputi:


● Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya.
● Pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid (comorbid condition).
● Memperlambat perburukan (progression) fungsi ginjal.
● Pencegahan dan terapi terhadap penyakit kardiovaskular.
● Pencegahan dan terapi terhadap komplikasi.
● Terapi pengganti ginjal berupa dialisis atau transplantasi ginjal.
Rencana Tatalaksana Penyakit Ginjal Kronik Sesuai Dengan Derajatnya

Derajat LFG (ml/menit/1,73m2) Rencana Tatalaksana

1 >90 Terapi penyakit dasar, kondisi


komorbid, evaluasi perburukan
(progression)fungsi ginjal,
memperkecil resiko kardiovaskular.

2 60-89 Menghambat perburukan


(progression) fungsi ginjal.

3 30-59 Evaluasi dan terapi komplikasi.

4 15-29 Persiapan terapi pengganti ginjal

5 <15 Terapi pengganti ginjal


1. Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya
● Waktu paling tepat untuk terapi penyakit dasarnya adalah sebelum penurunan LFG,
sehingga pemburukan fungsi ginjal tidak terjadi.
● Jika LFG sudah menurun 20-30% dari normal, terapi terhadap penyakit dasar tidak
banyak bermanfaat.

2. Pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid (comorbid condition)


● Kondisi komorbid dapat memperburuk keadaan pasien.
● Faktor komorbid: Gangguan keseimbangan cairan, hipertensi tidak terkontrol, infeksi
traktusurinarius, obstruksi traktus urinarius, obat-obat nefrotoksik, bahan
radiokontras, atau peningkatan penyakit dasarnya.
3. Menghambat pemburukan fungsi ginjal
● Faktor utama penyebab perburukan fungsi ginjal adalah terjadinya hiperfiltrasi
glomerulus.
● Dua cara penting untuk mengurangi hiperfiltrasi glomerulus adalah:
a)Pembatasan asupan protein, dimulai saat LGF ≤ 60 ml/menit, sedangkan diatas nilai
tersebut, pembatasan asupan protein tidak selalu dianjurkan.
• Protein yang diberikan 0,6 - 0,8/kgBB/hari. 0,35 - 0,50 gram diantaranya
merupakan protein nilai biologi tinggi.
• Jumlah kalori yang diberikan sebesar 30 - 35 kkal/kgBB/hari.
• Dibutuhkan pemantauan yang teratur terhadap status nutrisi pasien. Bila terjadi
malnutrisi, jumlah asupan kalori dan protein dapat ditingkatkan.
• Pembatasan asupan protein juga berkaitan dengan pembatasan asupan fosfat,
karena protein dan fosfat selalu berasal dari sumber yang sama.
b) Terapi farmakologis, untuk mengurangi hipertensi intraglomerulus.
• Pemakaian obat antihipertensi, disamping bermanfaat untuk memperkecil risiko
kardiovaskular juga sangat penting untuk memperlambat perburukan kerusakan
nefron dengan mengurangi hipertensi intraglomerulus dan hipertrofi glomerulus.
• Beberapa obat antihipertensi, terutama Angiotensin Converting Enzyme/ACE
inhibitor) dapat memperlambat proses pemburukan fungsi ginjal.
Pembatasan Asupan Protein dan Fosfat pada Penyakit Ginjal Kronik

LFG (ml/menit) Asupan Protein (g/kg/hari) Fosfat (g/kg/hari)


> 60 Tidak dianjurkan Tidak dibatasi
25 - 60 0,6 - 0,8/kg/hari, termasuk ≥ < 10 g
0,35 gr/kg/hari nilai biologi
tinggi
5 - 25 0,6 - 0,8/kg/hari, termasuk ≥ < 10 g
0,35 gr/kg/hari protein nilai
biologi tinggi atau tambahan 0,3
g asam amino esensial atau
asam keton
4. Pencegahan dan terapi terhadap penyakit kardiovaskular
● 40-45% kematian pada penyakit ginjal kronik disebabkan oleh penyakit
kardiovaskular.
● Pencegahannya meliputi: pengendalian diabetes, pengendalian hipertensi,
pengendalian dislipidemia, pengendalian anemia, pengendalian hiperfosfatemia,
dan terapi terhadap kelebihan cairan dan gangguan keseimbangan elektrolit.
5. Pencegahan dan terapi terhadap komplikasi
Anemia
● 80-90% terjadi pada pasien penyakit gagal ginjal kronik, terutama disebabkan oleh
defisiensi eritropoitin.
● Pemberian eritropoitin (EPO).
● Pemberian transfusi pada penyakit ginjal kronik harus hati-hati, karena dapat
mengakibatkan kelebihan cairan tubuh, hiperkalemia, dan pemburukan fungsi
ginjal. Sasaran Hb 11-12 g/dl.
Osteodistrofi Renal
● Mengatasi hiperfosfastemia
- Asupan fosfat: 600-800mg/hari.
- Pemberian pengikat fosfat: garam kalsium (kalsium karbonat, kalsium asetat),
aluminium hidroksida, garam magnesium. Garam-garam ini diberikan secara oral
untuk menghambat absorbsi fosfat.
● Pemberian hormon kalsitriol (1.25(OH2D3).
● Pembatasan cairan dan elektrolit: Untuk mencegah terjadinya edema dan komplikasi
kardiovaskular.
- Kadar kalium darah dianjurkan 3,5-5,5 mEq/lt. Pembatasan kalium dilakukan karena
hiperkalemia dapat mengakibatkan aritmia jantung.
- Pembatasan natrium untuk mengendalikan hipertensi dan edema.
6. Terapi pengganti ginjal (Renal Replacement Theraphy)
● Dilakukan pada penyakit gagal ginjal kronik stadium 5, yaitu pada LFG <15

ml/mnt.
● Terapi pengganti berupa Hemodialisis, Peritoneal dialysis, Trasplantasi ginjal.
Non Farmakologi

- Berhenti merokok dan meminum alkohol.


- Mengontrol protein diet.
- Mempertahankan berat badan sehat.
- Olahraga.
- Mengontrol asupan garam.
KOMPLIKASI
Derajat Penjelasan LFG (ml/menit) Komplikasi

1 Kerusakan ginjal dengan >90 -


LFG normal

2 Kerusakan ginjal dengan 60 - 89 Tekanan darah mulai


penurunan LFG ringan meningkat

3 Penurunan LFG sedang 30 - 59 Hiperfosfatemia


Hipokalsemia
Anemia
Hiperparatiroid
Hipertensi
Hiperhomosistinemia

4 Penurunan LFG berat 15 - 29 Malnutrisi


Asidosis metabolik
Cenderung hiperkalemia
Dislipidemia

5 Gagal ginjal < 15 Gagal jantung


Uremia
DAFTAR PUSTAKA
■ Setiati, S. et al., 2017. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi Ke-enam. Jilid II. In: K.
Suwitra, ed. Penyakit Ginjal Kronik. Jakarta: Interna Publishing, p. 2161.
TERIMAKASIH

62

Anda mungkin juga menyukai