Anda di halaman 1dari 87

PERPAJAKAN II

(Materi utk UAS)

1
Apa itu SPT Tahunan?
• Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan
Pajak Penghasilan (PPh) merupakan
formulir yang digunakan Wajib Pajak
untuk melaporkan penghitungan
dan/atau pembayaran PPh, objek
pajak PPh, bukan objek pajak PPh,
harta dan kewajiban.
2
2
Mengapa Kita Wajib Mengisi dan
Menyampaikan SPT Tahunan
PPh?
Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi
persyaratan SUBJEKTIF dan OBJEKTIF wajib:
• Mendaftarkan diri untuk memiliki NPWP; dan
• Wajib mengisi SPT dengan benar, lengkap, dan jelas, dan
menandatangani; serta
• Menyampaikannya ke kantor Direktorat Jenderal Pajak
tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau tempat
lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.

Pasal 2 dan 3 UU No.16 Tahun 2009


3
3
Pengambilan Formulir SPT Tahunan

www.pajak.go.id KPP / KP2KP


Download/ Ambil
unduh sendiri

Mobil Pajak Keliling/


Pojok Pajak

4
4
Media Penyampaian
SPT Tahunan
Pojok Pajak
KPP/KP2KP
Langsung
Drop Box
Tempat lain
Media Mobil Pajak
Penyampaian
SPT Tahunan
Kantor Pos
dengan bukti pengiriman
surat ke KPP tempat WP
Perusahaan ekspedisi/kurir terdaftar

melalui website DJP (


e-Filing www.pajak.go.id) khusus
formulir 1770 S & 1770 SS

5
BATAS WAKTU PENYAMPAIAN

4 BULAN SETELAH
April 2016 TAHUN BUKU
ATAU
ATAU BERAKHIR (BAGI WP

30
YANG TAHUN
BUKUNYA TIDAK SAMA
DENGAN TAHUN
TAKWIM)

(PASAL 3 AYAT (3) HURUF c, UU KUP) 6


6
SUBJEK PAJAK

SUBJEK PAJAK

Warisan Bentuk Usaha


yang belum Tetap (BUT)
Orang perlakuan
terbagi sebagai
Pribadi satu kesatuan Badan perpajakannya
dipersamakan
(OP) menggantikan dengan Subjek
yang berhak Pajak Badan

(Pasal 2 ayat (1) dan (2) UU Pajak Penghasilan (PPh)) 7


7
SUBJEK PAJAK DALAM NEGERI
DAN LUAR NEGERI
SUBJEK PAJAK

SUBJEK PAJAK SUBJEK PAJAK LUAR


DALAM NEGERI NEGERI

(Pasal 2 ayat (3) UU PPh) 8


8
SUBJEK PAJAK DALAM NEGERI

SUBJEK PAJAK DALAM NEGERI

Warisan yang belum terbagi


Orang Pribadi Badan sebagai satu kesatuan
menggantikan yang berhak

(Pasal 2 ayat (3) UU PPh) 9


9
SUBJEK PAJAK LUAR NEGERI

SUBJEK PAJAK LUAR NEGERI

OP yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, OP OP yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, OP yang
yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka
waktu 12 bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak
dalam jangka waktu 12 bulan, badan yang tidak
bertempat kedudukan di Indonesia, yang dapat menerima
didirikan dan tidak bertempat kedudukan di atau memperoleh penghasilan dari Indonesia tidak dari
Indonesia, yang menjalankan usaha atau melakukan menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui BUT di
kegiatan melalui BUT di Indonesia Indonesia

BUT menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia yang dapat berupa:
tempat kedudukan manajemen, cabang perusahaan, kantor perwakilan, gedung kantor, pabrik, bengkel,
gudang, ruang untuk promosi dan penjualan, pertambangan dan penggalian sumber alam, wilayah kerja
pertambangan minyak dan gas bumi, perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan,atau kehutanan, proyek
konstruksi, dll

(Pasal 2 ayat (4) dan (5) UU PPh) 10


KEWAJIBAN PAJAK SUBJEKTIF
SUBJEK PAJAK DALAM
NEGERI
ORANG PRIBADI: BADAN:
- Dimulai pada saat OP tersebut - Dimulai pada saat badan WARISAN YANG BELUM TERBAGI:
dilahirkan, berada, atau berniat untuk tersebut didirikan atau bertempat - Dimulai pada saat timbulnya warisan
bertempat tinggal di Indonesia dan kedudukan di Indonesia dan yang belum terbagi tersebut dan
- Berakhir pada saat meninggal - Berakhir pada saat dibubarkan - Berakhir pada saat warisan tersebut
dunia atau meninggalkan Indonesia atau tidak lagi bertempat kedudukan di selesai dibagi
untuk selama-lamanya Indonesia Apabila kewajiban pajak subjektif OP yang
bertempat tinggal atau yang berada di
Indonesia hanya meliputi sebagian dari
tahun pajak, maka bagian tahun pajak
tersebut menggantikan tahun pajak

(Pasal 2A UU PPh)
11
11
YANG TIDAK TERMASUK SUBJEK PAJAK
 kantor perwakilan negara asing;
 pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat-
pejabat lain dari negara asing dan orang-orang yang diperbantukan
kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama-
sama mereka dengan syarat bukan warga negara Indonesia (WNI)
dan di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan di
luar jabatan atau pekerjaannya tersebut serta negara bersangkutan
memberikan perlakuan timbal balik;
 organisasi-organisasi internasional dengan syarat:
 Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut; dan
 tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh
penghasilan dari Indonesia selain memberikan pinjaman kepada
pemerintah yang dananya berasal dari iuran para anggota;
 pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional sebagaimana
dimaksud di atas, dengan syarat bukan WNI dan tidak menjalankan
usaha, kegiatan, atau pekerjaan lain untuk memperoleh
penghasilan dari Indonesia.

12
12
(Pasal 3 UU PPh)
Wajib Pajak Badan
Sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik
yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang
meliputi :
 Perseroan Terbatas (PT),  persekutuan,
 perseroan komanditer (CV),  perkumpulan,
 perseroan lainnya,  yayasan,
 Badan Usaha Milik Negara (BUMN),  organisasi massa,
 Badan Usaha Milik Dearah (BUMD),  organisasi sosial politik, atau
 firma, organisasi lainnya,
 kongsi,  lembaga dan bentuk badan lainnya
 koperasi,  termasuk kontrak investasi kolektif
dan bentuk usaha tetap (BUT).
 dana pensiun,

(Penjelasan Pasal 2 ayat (1) huruf b UU PPh)


13
KLASIFIKASI PENGHASILAN

O B JEK P AJAK

NON OBJEK PAJAK


(Pasal 4 ayat (3) UU PPh)

14
14
Objek Pajak Penghasilan


Setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh WP,
baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat
dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan WP yang
bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun.

(Pasal 4 ayat (1) UU PPh) 15


15
Penghasilan yang merupakan Objek
Pajak
a. Penghasilan dari pekerjaan atau jasa yang diterima atau
diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi,
bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk
lainnya, kecuali ditentukan lain dalam undang-undang;
b. hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan
penghargaan;
c. laba usaha;
d. keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta;
e. penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah
dibebankan sebagai biaya dan pembayaran tambahan
pengembalian pajak;
f. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena
jaminan pengembalian utang;
(Pasal 4 ayat (1) UU PPh) 16
Penghasilan yang merupakan Objek
Pajak
g. dividen; (lanjutan)
h. royalti ;
i. sewa & penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta;
j. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala;
k. keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan
jumlah tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah;
l. keuntungan selisih kurs mata uang asing;
m. selisih lebih karena penilaian kembali aktiva;
n. premi asuransi;

(Pasal 4 ayat (1) UU PPh) 17


17
Penghasilan yang merupakan Objek
Pajak
(lanjutan)
o. iuran yang diterima/diperoleh perkumpulan dari anggotanya
yang terdiri dari WP yang menjalankan usaha/pekerjaan
bebas;
p. tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang
belum dikenakan pajak;
q. penghasilan dari usaha berbasis syariah;
r. imbalan bunga sesuai UU KUP; dan
s. surplus Bank Indonesia

(Pasal 4 ayat (1) UU PPh) 18 18


Karakteristik PPh Final

PPh final (dibayar sendiri atau dipotong pihak lain) tidak dapat dikreditkan.

Biaya-biaya yang digunakan untuk menghasilkan, menagih, dan memelihara (3M)


penghasilan yang dikenakan PPh final tidak dapat dikurangkan dalam
memperhitungkan PPh terutang pada akhir tahun (dalam SPT Tahunan PPh).

Penghasilan yang dikenakan PPh final tidak digabung dalam penghitungan


pajak akhir tahun, tapi cukup dilaporkan saja.

19
Penghasilan yang dikenai PPh Final

penghasilan penghasilan dari penghasilan


transaksi saham
berupa bunga dari transaksi
dan sekuritas
deposito dan lainnya, transaksi pengalihan
tabungan derivatif yang harta berupa
lainnya, bunga
penghasila diperdagangkan di tanah dan/atau
obligasi dan bursa, dan bangunan, penghasila
surat utang n berupa transaksi
negara, dan penjualan saham
usaha jasa n tertentu
hadiah konstruksi,
bunga simpanan atau pengalihan lainnya.
yang dibayarkan undian; penyertaan modal usaha real
oleh koperasi pada perusahaan estate, dan
pasangannya
kepada anggota
yang diterima oleh
persewaan
koperasi orang perusahaan tanah dan/atau
pribadi; modal ventura; bangunan; dan

(Pasal 4 ayat (2) UU PPh) 20


Penghasilan Yang Dikecualikan Dari
Objek Pajak
a. 1. bantuan atau sumbangan, termasuk zakat dan sumbangan
keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di
Indonesia, yang ditentukan pemerintah;
2. harta hibahan, sesuai dengan ketentuan undang-undang
perpajakan
b. warisan;
c. harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai
pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan modal;
d. natura dan/atau kenikmatan dari WP atau Pemerintah;
e. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada OP yaitu: asuransi
kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan
asuransi bea siswa;
f. dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh PT sebagai WP
dalam negeri, koperasi, BUMN, atau BUMD, dari penyertaan modal
pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di
Indonesia dengan syarat tertentu;
g. iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya
telah disahkan oleh Menteri Keuangan;
21
asal 4 ayat (3) UU PPh)
Penghasilan Yang Dikecualikan Dari
Objek Pajak (lanjutan)
h. penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun
dalam bidang-bidang tertentu yang ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Keuangan;
i. bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari
perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas
saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi;
j. penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal
ventura;
l. beasiswa;
m. sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga
nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau
bidang penelitian dan pengembangan dengan syarat tertentu;
n. bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial kepada WP tertentu;

Pasal 4 ayat (3) UU PPh) 22


Biaya-biaya yang boleh Dikurangkan dari
Penghasilan Bruto
Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan termasuk:
Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan
dengan kegiatan usaha;
Biaya penyusutan fiskal dan/atau amortisasi;
Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan
oleh Menteri Keuangan (untuk OP);
Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta;
Kerugian dari selisih kurs;
Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang
dilakukan di Indonesia;

(Pasal 6 UU PPh) 23
Biaya-biaya yang boleh Dikurangkan dari
Penghasilan Bruto (lanjutan)
 Biaya beasiswa, magang, dan pelatihan (Pasal 6 UU PPh);
 Piutang
yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan
memenuhi syarat tertentu (Pasal 6 UU PPh);
 Zakat
dan sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib (PP
Nomor 60 Tahun 2010);
 Pembentukan dan pemupukan cadangan piutang tak tertagih
khusus untuk usaha bank, leasing, cadangan untuk usaha
asuransi, Penjamin LPS, cad. Penanaman kembali hutan,
cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan, dan
cad. Biaya penutupan limbah (KMK Nomor :
204/KMK.04/2000);
24
Biaya-biaya yang boleh Dikurangkan dari
Penghasilan Bruto (lanjutan)
Kompensasi kerugian tahun sebelumnya (maksimal 5 tahun
sebelumnya) (Pasal 6 UU PPh)
Penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan
kenikmatan yang terbatas berupa: (PMK Nomor
83/PMK.03/2009)
 Biaya makan dan minum untuk seluruh pegawai, atau
 Naturadan kenikmatan di daerah terpencil, atau
 Natura berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan (baju
seragam satpam)

25
Biaya-biaya yang boleh Dikurangkan dari
Penghasilan Bruto (lanjutan)
Sumbangan Khusus untuk : (Pasal 6 UU PPh)
 Bencana Nasional,
 Penelitian dan pengembangan yang dilakukan di Indonesia,
 Pembangunan infrastruktur sosial,
 Fasilitas pendidikan , dan
 Pembinaan olahraga
Untuk biaya kendaraan sedan, sejenis boleh dibebankan
50% (Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor KEP - 220/PJ./2002)
Untuk biaya telepon seluler dapat dibebankan 50% (KEP-
220/PJ./2002)

26
Biaya-biaya yang Tidak Boleh
Dikurangkan dari Penghasilan Bruto
Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun

Biaya yang dibebankan untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu,


atau anggota

Pembentukan dan pemupukan dana cadangan

Premi asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna, dan asuransi bea siswa,
yang dibayar oleh WP OP

Penggantian/ imbalan pekerjaan/jasa yg diberikan dalam bentuk natura dan


kenikmatan

Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham


atau pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pasal 9 UU PPh 27
Biaya-biaya yang Tidak Boleh
Dikurangkan dari Penghasilan Bruto (lanjutan)
Harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan

Pajak penghasilan

Biaya yang dibebankan/dikeluarkan untuk kepentingan pribadi wp atau orang


yang menjadi tanggungan

Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau perseroan


komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham

Sanksi administrasi serta sanksi pidana di bidang perpajakan

Pasal 9 UU PPh 28
PENYUSUTAN
Penyusutan atas pengeluaran:
 untuk pembelian, pendirian, penambahan,

perbaikan, atau perubahan harta berwujud,


 kecuali tanah yang berstatus hak milik, hak guna
bangunan, hak guna usaha, dan hak pakai,
 yang dimiliki dan digunakan untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan yang mempunyai masa manfaat
lebih dari 1 (satu) tahun.

(Pasal 11 ayat (1) UU PPh ) 29


PENYUSUTAN (lanjutan)

Dilakukan :
1. dalam bagian-bagian yang sama besar selama
masa manfaat yang telah ditentukan bagi harta
tersebut (metode Garis Lurus)  ayat (1)
2. dalam bagian-bagian yang menurun selama
masa manfaat, yang dihitung dengan cara
menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku,
dan pada akhir masa manfaat nilai sisa buku
disusutkan sekaligus, dengan syarat dilakukan
secara taat asas (Metode Saldo Menurun) 
ayat (2)
(Pasal 9 ayat (1) dan (2) UU PPh ) 30
PENYUSUTAN (lanjutan)
Kelompok Harta Masa
Garis Lurus Saldo Menurun
Berwujud Manfaat
I.   Bukan bangunan
     Kelompok 1    4 tahun 25% 50%
     Kelompok 2   8 tahun 12,5% 25%
     Kelompok 3    16 tahun 6,25% 12,5%
     Kelompok 4    20 tahun 5% 10%

II. Bangunan   Untuk perusahaan


Permanen   20 tahun
Daftar Kelompok
5% penanam modal
mekanisme penyusutan
Tidak Permanen  10 tahun
Harta (PMK no. 10%
mengacu pada PP 52
(Pasal 9 ayat (6) UU PPh ) 96/PMK.03.2009)
Tahun 2011 31
AMORTISASI
Amortisasi atas pengeluaran :
 untuk memperoleh harta tak berwujud (hak cipta,
hak paten, dan lainnya) dan pengeluaran lainnya
termasuk biaya perpanjangan hak guna
bangunan, hak guna usaha, hak pakai, dan
muhibah (goodwill)
 yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1
(satu) tahun
 yang dipergunakan untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan

(Pasal 11A UU PPh ) 32


AMORTISASI (lanjutan)
Dilakukan :
 dalam bagian-bagian yang sama besar (Garis
Lurus)
 dalam bagian-bagian yang menurun selama
masa manfaat, yang dihitung dengan cara
menerapkan tarif amortisasi atas pengeluaran
tersebut atau atas nilai sisa buku dan pada
akhir masa manfaat diamortisasi sekaligus
dengan syarat dilakukan secara taat asas.
(Saldo Menurun)
(Pasal 11A ayat (1) UU PPh ) 33
Pengelompokan dan Tarif
AMORTISASI
Tarif Amortisasi
Kelompok
Masa
Harta Garis Saldo
Manfaat
Tak Berwujud Lurus Menurun

Kelompok 1 4 tahun  25% 50%


Kelompok 2 8 tahun  12,5% 25%
Kelompok 3  16 tahun 6,25% 12,5%
Kelompok 4   20 tahun  5% 10%
(Pasal 11A ayat (2) UU PPh ) 34
TARIF PPh BADAN

Tarif PPh Badan

Omzet di atas 50 M Perseroan terbuka


(Pasal 17 ayat (1) huruf b & ayat
Omzet s.d. 50 M (tbk) (Pasal 17 ayat
(2a) UU PPh) (Pasal 31E UU PPh)
(2b) UU PPh)

35
Tarif WP Badan
(Omzet diatas 50 M)

Tahun Lapisan Penghasilan Tarif


s.d Rp 50.000.000 10%

Sebelum Tahun 2009


Di atas Rp 50.000.000 s.d. Rp 15%
100.000.000

Di atas Rp 100.000.000 30%

Tahun 2009 28 %

Tahun 2010 - 25 %
sekarang

(Pasal 17 ayat (1) huruf b & ayat (2a) UU PPh) 36


CONTOH PENERAPAN TARIF
Jumlah Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp 190.000.000

PPh TERUTANG :
1. Untuk tahun pajak 2008
10% X Rp 50.000.000 = Rp 5.000.000
15% X Rp 50.000.000 = Rp 7.500.000
30% X Rp 90.000.000 = Rp 27.000.000
Jumlah Rp 39.500.000

2. Untuk tahun pajak 2009 :


28 % X 190.000.000 = Rp 53.200.000

3. Untuk tahun pajak 2010-sekarang:


25% X 190.000.000 = Rp 47.500.000
37
Tarif WP Badan
(Omzet sampai dengan 50 M)

Omzet sampai dengan 4,8 M


Mendapatkan
fasilitas ●
pengurangan tarif sebesar 50% dari tarif pasal 17
pengurangan
tarif Sisa omzet yang telah dikurangi bagian 4,8 M


tetap menggunakan tarif pasal 17

Bagian Omzet Tahun 2009 Tahun 2010

Bagian omzet s.d. 4,8 M 14 % 12.5%

Bagian omzet 4,8 s.d. 50 M 28 % 25 %

(Pasal 31E UU PPh ) 38


Tarif WP Badan Usaha ps 25/29
(Now Des 2018)-ok
Bagian Omzet Tarif
0,5 % x
A. Bagian omzet s.d. Rp. 4,8 m/ Th, tarif PPh final
Pendapatan
(PP46 Th 2013) (Mulai Juli 2018).
Bruto
B. Bagian omzet 4,8 s.d. 50 M/Th, dikenakan 2 tarif:
1. Pendapatan bruto s/d Rp. 4,8 m (yang
mendapatkan fasilitas). ( 50% x 25% ) 12,5 %
2. Pendapatan bruto Rp. 4,8m – Rp.50m (tdk
mendapatkan fasilitas) 25 %

C. Bagian omzet lebih besar dari Rp.50m/Th 25 %

(Pasal 31E UU PPh ) 39


CONTOH PENERAPAN TARIF
PT X tahun 2009
Peredaran Usaha (Omzet) Rp. 30.000.000.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 5.000.000.000

Uraian Omzet PKP Tarif PPh

4,8 M
Fasilitas 4,8 M 800.000.000 14% 112.000.000
X 5M
30 M

Tarif 4,8 M s.d 30 M 4.200.000.000 28% 1.176.000.000


biasa (sisanya)
Total 30.000.000.000 5.000.000.000
Jumlah PPh Terutang 1.288.000.000
40
Tarif WP Badan
(Khusus Perseroan
Terbuka)

Untuk Perseroan Terbuka


(minimal 40% saham dimiliki publik)
mendapatkan pengurangan tarif 5%

Tarif pajak 2009 = 23%


Tarif Pajak 2010 s.d. sekarang =
20%
(Pasal 17 ayat (2b) UU PPh) 41
Penghitungan Penghasilan

Seluruh Wajib Pajak Badan


(tidak memandang omzet)

WAJIB
PEMBUKUAN
42
BAGAIMANA
MENGHITUNG JUMLAH SELURUH PENGHASILAN XXXX
PAJAK? BRUTO
BIAYA XXXX
JUMLAH PENGHASILAN NETO
(-)
XXXX
KOMERSIAL
KOREKSI FISKAL
POSITIF XXXX
NEGATIF (XXX)
(+)
PENGHASILAN NETO FISKAL XXXX
KOMPENSASI KERUGIAN XXXX
PENGHASILAN KENA PAJAK
(-)
XXXX
PPh TERUTANG XXXX
KREDIT PAJAK XXXX
DIPOTONG/DIPUNGUT PIHAK XXXX
KETIGA
TELAH DIBAYAR SENDIRI XXXX (+)
JUMLAH KREDIT PAJAK XXXX
(-)
KURANG/LEBIH BAYAR XXXX
43
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
dalam Pengisian SPT
 Melampirkan laporan keuangan lengkap seperti: neraca,
laporan rugi laba, daftar penyusutan, dan lain-lain
 Yang diisi terlebih dahulu adalah formulir lampiran, bukan
induknya
 Di setiap lembar jangan lupa mengisi identitas seperti nama,
npwp dan tahun pajaknya
 Jangan lupa membubuhkan tanda tangan, karena jika tidak
spt yang anda laporkan dianggap tidak sah
 Jika spt menunjukkan kurang bayar, kekurangan tersebut
harus dibayar paling lambat sebelum spt dilaporkan
 Pembayaran dapat dilakukan di kantor pos atau bank

44
Lembar Informasi yang dilekatkan pada amplop SPT Tahunan
                                             
LEMBAR INFORMASI AMPLOP SPT TAHUNAN 
 
NPWP :                                
 

Nama Wajib Pajak :                                          

 
Tahun Pajak :          
 
Status SPT * :   Nihil   Kurang Bayar   Lebih Bayar  
 
Jenis SPT* :   SPT Tahunan   SPT Tahunan Pembetulan Ke- ...  
 
Perubahan Data* : Ada Tidak Ada

Jika ada perubahan data Wajib Pajak, maka tempelkan formulir perubahan data pada amplop SPT Tahunan

No. Telp/HP :                          
 
Pernyataan :  
Dengan menyadari sepenuhnya atas segala akibat termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan
 
perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa informasi pada amplop ini sesuai dengan SPT
Tahunan yang terdapat dalam amplop ini.  
 
 
Tanda Tangan :  
 
                         
                                             

45
Alur SPT Tahunan

Laporan
Keuangan Hitung Bayar

Kurang Bayar (KB)

Lebih Bayar (LB)


Isi SPT
Nihil (N)

Lapor
Jangan lupa
Langsung ke KPP/KP2KP menyimpan
Bukti
Penyampaian
Kantor Pos/Kurir/Jasa
SPT Tahunan
Pengiriman
46
46
Sanksi Tidak Menyampaikan SPT

DENDA & BUNGA


Ps. 7 UU KUP

Rp 100.000 dan 2% dari Kurang Bayar

penjara paling singkat 6 bulan dan


kurungan paling singkat 3 bln atau
paling lama 6 tahun dan denda paling
paling lama 1 tahun dan denda
sedikit
paling sedikit 1 kali dari
2 x dari jumlah pajak terutang dan
pajak yg terhutang atau 2 kali dari
paling banyak 4 kali dari jumlah pajak
pajak terhutang
terutang
47
47
48
Bagan Pajak Perusahaan

Dipotong
PPh 23 atas
penghasilan jasa Memotong
Badan
PPh 21 atas
gaji

Penghitungan Pajak Perusahaan


PPN atas
Penghasilan XX penyerahan
PBB
X Bea Materai barang/ jasa
Beban yang dapat BPHTB
(XX Pajak Daerah
dikurangkan X)
Penghasilan Kena Pajak XX
X
Lapor
Dikalikan tarif pajak KPP
Pajak terutang setahun fiskal XX
X
Kredit pajak (XX Setor
•Dipotong pihak lain (PPh X) Kas negara
22, 23)
•Pajak luar negeri (PPh 24)
Hakikat Rekonsiliasi

Pelaksanaan pembukuan berdasar kebijakan


akuntansi perusahaan berbeda dari ketentuan
perpajakan.
Teknik Rekonsiliasi
Rekonsiliasi

Rekonsiliasi dilakukan Koreksi dilakukan


dengan membuat laporan dengan menambahkan
laba rugi fiskal dari laporan atau mengurangkan nilai
laba rugi akuntansi. koreksi dari laba
LR Akuntansi disesuaikan
sebelum pajak.
dengan koreksinya untuk
mendapatkan nilai Teknik koreksi ini
pendapatan / beban disajikan dalam catatan
menurut fiskal. atas laporan keuangan
Cara ini tepat untuk tujuan
pajak

Koreksi
Di dunia praktik, teknik rekonsiliasi yang lebih banyak
digunakan untuk tujuan pengisian SPT, namun penyajian
dalam Catatan Atas Laporan Keuangan, menggunakan
teknik koreksi positif / negatif atas laba sebelum pajak
Trade Off Akuntansi - Perpajakan
Di sisi akuntansi bersifat
menguntungkan, sebab
akan menarik minat
pemegang saham
potensial.
Perusahaan terbuka akan
memprioritaskan
kepentingan ini.

Tingginya Laba

Di sisi perpajakan
bersifat tidak
menguntungkan, sebab
meningkatkan beban
pajak yang harus
dibayar.
Latar Belakang Perbedaan

Akuntansi dan pajak ditetapkan oleh otoritas yang berbeda dan


dengan tujuan yang berbeda. Perbedaan antara akuntansi dan pajak
tidak hanya terjadi di Indonesia namun juga terjadi di negara lain.
Penelitian pajak terkait Book Tax Gap.
 Apa penyebab BTG.
 Apa akibat terjadinya BTG  Persistensi laba, persistensi return, nilai
informasi dari BTG.
 Apakah BTG dapat dianggap sebagai alat untuk melakukan earning
management.
Kerangka Perbedaan
Undang-
PSAK
Undang

Akuntansi Pajak

Perbedaan

Permanen Temporer

Penelitian:
Pajak Tangguhan:
Book Tax Gap
 Aktiva/ Utang
Effective Tax Rate
 Beban/ Pendapatan
Macam Perbedaan
Berdasar Sifat


Positif, bersifat meningkatkan Penghasilan Kena Pajak (PKP)

Negatif, bersifat mengurangi PKP.

Berdasar Jangka Waktu


Temporer, merupakan akibat berbedanya waktu pengakuan, namun akan berujung
pada hasil akhir serupa.

Permanen, merupakan perbedaan yang tidak akan terserupakan seiring waktu.
Langkah Penyesuaian Perbedaan Ditambah
Laba
penghasilan yang
akuntansi belum diakui.

Dikurangi
Ditambah biaya
penghasilan yang
non deductible. bukan objek pajak.

Dikurangi biaya Dikurangi


deductible yang penghasilan
belum dibebankan. dikenai PPh final.

Penghasilan Ditambah biaya


Kena Pajak 3M penghasilan
(PKP) final.

Menghitung
Mencatat pajak
beban pajak
tangguhan.
kini.
Pencatatan Pajak Tangguhan
Perbedaan Temporer

Bersifat Kena Pajak Bersifat Dapat Dikurangkan


Dialektika Pajak:
Kesalahan Pembebanan atau Kapitalisasi

Perbedaan
akibat kesalahan
ini bersifat
Seharusnya, temporer, sebab
pengeluaran seiring
atas perolehan berjalannya
aset waktu aset yang
Kesalahan dikapitalisasi dikapitalisasi
pencatatan dapat dan tidak akan dibebankan
berupa secara bertahap
pembebanan biaya
dibebankan.
melalui beban
perolehan aset.
penyusutan.
Laporan Keuangan dan Laporan
Fiskal
Laporan Dipergunakan sebagai acuan

pembuatan laporan fiskal , setelah


Keuangan dilakukan rekonsiliasi atau koreksi.

Disampaikan sebagai catatan dalam


Laporan

laporan keuangan, sekaligus menjadi


dasar pengungkapan komponen
Fiskal tertentu.
Rincian Item
Rekonsiliasi
Penghasilan Bukan Objek Pajak
Pasal 4 Ayat (3) UU PPh

a. Bantuan atau sumbangan kegamaan bersifat wajib.


b. Hibah diterima keluarga, badan keagamaan, pendidikan, sosial.
c. Warisan.
d. Harta sebagai pengganti penyertaan modal.
e. Natura.
f. Klaim asuransi diterima WP OP.
g. Dividen dari laba ditahan atas kepemilikan > 25%.
h. Iuran diterima Dana Pensiun.
i. Penghasilan investasi oleh Dana Pensiun.
j. Bagian laba diterima anggota persekutuan.
k. Bagian laba diterima perusahaan modal ventura.
l. Beasiswa.
m. Sisa lebih diterima badan pendidikan/ litbang nirlaba yang
ditanamkan kembali.
n. Bantuan dibayarkan BPJS

61
Non Deductible Expenses
Pasal 9 Ayat (1) UU PPh

a. Pembagian laba.
b. Biaya untuk kepentingan pribadi.
c. Pembentukan dana cadangan, kecuali usaha tertentu.
d. Premi asuransi dibayar WP OP.
e. Natura, kecuali akibat tuntutan kerja atau makanan bagi
semua karyawan.
f. Jumlah melebihi kewajaran atas hubungan istimewa.
g. Harta yang dihibahkan, bantuan, atau sumbangan
selain yang dikecualikan.
h. Pajak penghasilan.
i. Gaji anggota persekutuan.
j. Sanksi administrasi dan pidana pajak.

62
Non Deductible Expenses Lain
Non Deductible

Pengobatan
Makan siang PPh 21 Biaya jamuan
secara cuma –
bagi sebagian ditanggung tanpa daftar
cuma bagi
pegawai. perusahaan. nominatif.
pegawai.

63
Penghasilan Dikenai PPh Final
Pasal 4 Ayat (2) UU PPh

Bunga deposito,
tabungan, obligasi
Bunga simpanan
koperasi diterima
Hadiah
dan surat utang
negara. WP OP. undian;
Penghasilan dari Penghasilan Penghasilan usaha
transaksi saham,
sekuritas, dan
pengalihan tanah jasa konstruksi dan
penyertaan modal lain. dan/ atau bangunan real estate.

Penghasilan sewa Penghasilan


tanah dan/atau tertentu lainnya
bangunan. diatur PP.
Kasus dan Ilustrasi

65
Ilustrasi
Perseroan Terbatas (1)

PT. Arkeikum merupakan perusahaan yang bergerak di bidang


wholesaling dan retailing bagi segmen konsumen bisnis maupun segmen
konsumen akhir. PT. Arkeikum merupakan perusahaan yang 45%
sahamnya dimiliki oleh publik dan diperdagangkan di bursa efek di
Indonesia. Perusahaan melaksanakan pembukuan terkait kegiatan
akuntansinya. Berikut merupakan data yang diperoleh atas laporan
keuangan PT. Arkeikum di tahun 2012.
Ilustrasi
Perseroan Terbatas (2)
Nominal Akuntansi
Soal : Penjualan bruto 74,350,000,000
Retur penjualan (1,875,000,000)
Diskon penjualan (576,500,000)
Penjualan netto 71,898,500,000

Harga Pokok Penjualan


Persediaan barang dagangan awal (15,432,500,000)
Pembelian barang dagangan (56,984,500,000)
Persediaan barang dagangan akhir 36,857,500,000
(35,559,500,000)
Laba bruto 36,339,000,000

Biaya pemasaran
Gaji dan bonus pegawai tetap (1,864,000,000)
Tunjangan pajak penghasilan (92,740,000)
Pembagian sembako (364,835,000)
Pendidikan karyawan (986,320,000)
Promosi dan iklan (3,876,500,000)
Jamuan makan (284,250,000)
Telepon, air, dan listrik (734,250,000)
Penyusutan (50,625,000)
Biaya bahan bakar dan tol (54,320,000)
Total biaya pemasaran (8,307,840,000)
Ilustrasi
Perseroan Terbatas (3)

Soal : Biaya umumdan administrasi (G&A)


Gaji dan bonus pegawai tetap (2,465,000,000)
PPh 21 ditanggung perusahaan (143,400,000)
Honorariumdan komisi pegawai tidak tetap (1,486,542,000)
Seragamsatpamgudang (94,560,000)
Telepon, air, dan listrik (1,055,600,000)
Biaya sewa kantor (1,633,500,000)
Penyusutan (1,254,000,000)
Royalti (660,000,000)
Biaya pembangunan pabrik baru (4,365,000,000)
Penghapusan piutang (4,763,480,000)
Pemeliharaan kendaraan (87,200,000)
Alat tulis kantor (154,380,000)
Biaya bahan bakar dan tol (328,600,000)
Asuransi kendaraan (364,700,000)
PBBgudang (762,300,000)
Riset (3,860,000,000)
Pendidikan karyawan (1,340,000,000)
Family gathering (134,700,000)
Total biaya umumdan administrasi (G&A) (24,952,962,000)

Laba operasional 3,078,198,000


68
Ilustrasi
Perseroan Terbatas (4)
Soal : Pendapatan non operasi
Dividen dari PT. Negarakertagama 382,500,000
Dividen dari PT. Sutasoma 134,900,000
Sewa mesin 67,400,000
Bunga deposito (setelah pajak) 34,280,000
Dividen dari Bremen Ag. 276,500,000
Total pendapatan non operasi 895,580,000

Biaya non operasi


Dividen bagi PT. Smaradhahana (28,700,000)
Dividen bagi PT. Arjuna Wiwaha (16,300,000)
Dividen bagi publik (60,000,000)
Bunga pinjaman (76,275,000)
Sumbangan (764,820,000)
Denda pajak (452,300,000)
Rugi selisih kurs (124,890,000)
Biaya lain - lain (742,950,000)
Total biaya non operasi (2,266,235,000)
Laba sebelumpajak 1,707,543,000
69
Ilustrasi
Perseroan Terbatas (5)

Berikut merupakan keterangan yang menjelaskan perincian berbagai elemen


yang terdapat di laporan keuangan PT. Arkeikum.
a. Perusahaan mencatat penjualan berdasar prinsip akrual. Atas jumlah tercantum,
terdapat nilai pendapatan sebesar Rp 650.000.000,00 atas penjualan
merchandise Olimpiade 2012 yang diharapkan hanya akan terjadi di tahun
penyelenggaraan event olahraga tersebut.
b. Retur dan diskon penjualan dicatat ketika serah terima barang telah dilakukan.
c. Persediaan barang dagangan dicatat dengan metode FIFO.
d. Atas gaji dan bonus pegawai tetap bidang pemasaran, Rp 1.300.000.000,00
diberikan dalam bentuk gaji bulanan dan sisanya dalam bentuk bonus tahunan.
e. Atas tunjangan pajak penghasilan, Rp 32.500.000,00 diberikan bagi pegawai
dengan level supervisor, sedangkan sisanya diberikan bagi pegawai dengan level
manajer dan direktur.
f. Atas biaya pendidikan karyawan bidang pemasaran, Rp 175.000.000,00
diberikan sebagai tunjangan cuti pengganti gaji bulanan.
g. Atas biaya promosi dan iklan, 25% di antaranya diwujudkan melalui sampling
produk secara cuma – cuma kepada konsumen akhir.
Ilustrasi
Perseroan Terbatas (6)
h. Atas biaya jamuan makan, Rp 180.000.000 telah dilengkapi daftar nominatif
penerima secara lengkap.
i. Atas biaya telepon, air, dan listrik bidang pemasaran, meliputi Rp 334.250.000,00
untuk biaya air dan listrik. Seperempat dari biaya telepon dianggarkan dalam
bentuk penyediaan pulsa bagi Direktur Pemasaran, seperempat lain dianggarkan
atas pembelian perangkat PDA baru bagi salesperson.
j. Atas biaya penyusutan bidang pemasaran, meliputi penyusutan dengan metode
garis lurus atas:
i. Telepon genggam direktur, dibeli tahun 2011 dengan nilai tercatat Rp
25.000.000, disusutkan selama 5 tahun. Sesuai peraturan pajak termasuk
aset kelompok 1.
ii. Smartphone bagi salesperson yang berdinas di luar lapangan, dibeli tahun
2009 dan disusutkan selama 4 tahun dan sesuai peraturan pajak termasuk
aset kelompok 1.
iii. PDA baru bagi salesperson yang dibeli di akhir Juni tahun 2012, disusutkan
dengan masa manfaat 2 tahun, dan sesuai peraturan pajak termasuk aset
kelompok 1.
k. Atas biaya bahan bakar dan tol bidang pemasaran, separuh di antaranya
dialokasikan bagi Direktur Pemasaran. 71
Ilustrasi
Perseroan Terbatas (7)
l. Atas honorarium dan komisi pegawai tidak tetap, termasuk pembayaran senilai
Rp 786.542.000,00 kepada mantan pegawai yang masih dimanfaatkan jasanya
secara lepas.
m. Atas biaya sewa kantor, meliputi pembayaran bagi kurun 30 bulan dan
dibayarkan di bulan Januari 2012.
n. Biaya penyusutan bidang G&A meliputi penyusutan dengan metode garis lurus
atas:
i. Gedung pabrik lama dengan nilai kapitalisasi awal Rp 13.850.000.000,00
yang diperoleh tahun 1990 dan disusutkan dengan masa manfaat 25 tahun.
ii. Kendaraan niaga bagi keperluan distribusi dengan nilai kapitalisasi awal Rp
6.000.000.000,00 yang diperoleh tahun 2008 dan disusutkan dengan masa
manfaat 10 tahun. Peraturan perpajakan menggolongkan aset ke dalam
kelompok 2.
iii. Kendaraan dinas bagi Direktur Utama dengan nilai kapitalisasi awal Rp
2.400.000.000,00 yang diperoleh akhir September 2012 dan disusutkan
dengan masa manfaat 6 tahun. Peraturan perpajakan menggolongkan aset
ke dalam kelompok 2.
o. Atas royalti, merupakan pembayaran bagi suatu perusahaan di luar negeri. Di
dalamnya termasuk beban PPh 26 yang ditanggung PT. Arkeikum. 72
Ilustrasi
Perseroan Terbatas (8)
p. Pembangunan pabrik baru dikapitalisasi di akhir tahun dan atasnya belum
dilakuan depresiasi.
q. Atas biaya penghapusan piutang, senilai Rp 3.763.480.000,00 telah
diberitahukan kepada Ditjen Pajak, namun Rp 500.000.000,00 di antara jumlah
terlapor tersebut belum didaftarkan ke BUPLN.
r. Atas biaya pemeliharaan kendaraan, Rp 10.000.000,00 merupakan biaya
pemasangan sistem keamanan di kendaraan Direktur Utama.
s. Atas biaya bahan bakar dan tol bidang G&A, 15% di antaranya dialokasikan bagi
Direktur Utama.
t. Atas biaya riset, 50% di antaranya ditenderkan dan dilaksanakan di luar
Indonesia.
u. Atas dividen PT. Negarakertagama, separuhnya berasal dari laba ditahan. PT.
Arkeikum memiliki proporsi kepemilikan 35%.
v. Atas dividen PT. Sutasoma, seluruhnya diberikan dalam bentuk instrumen
investasi. PT. Arkeikum memiliki proporsi kepemilikan 15%.
w. Atas dividen dari Bremen Ag., PT. Arkeikum telah mencatatnya secara netto
terhadap pajak di luar negeri dengan tarif 30%.
x. Bunga sebesar 8% p.a. atas deposito PT. Arkeikum dibayarkan di akhir tahun.
Pokok deposito bernilai tetap sepanjang tahun. 73
Ilustrasi
Perseroan Terbatas (9)

x. Bunga pinjaman sebesar 12% p.a. dibayarkan di akhir tahun, dengan nilai pokok
pinjaman bernilai tetap sepanjang tahun.
y. Sumbangan diberikan untuk pembangunan panti asuhan rubuh di sekitar
perusahaan dan pengadaan sarana bermain di dalamnya.
z. Biaya lain – lain tidak memenuhi ketentuan perpajakan sebagai deductible
expense.
aa. Kredit pajak yang telah dipotong pihak lain meliputi:
i. PPh 22 atas impor dengan DPP PPN Rp 21.750.000.000,00. Perusahaan
telah memiliki API atas impor tersebut.
ii. PPh 23 yang dipotong pihak lain, sebesar Rp 631.250.000,00.
iii. Angsuran PPh 25 yang telah dibayar, sebesar Rp 855.750.000,00.
iv. STP PPh 25 sebesar Rp 451.500.000,00 termasuk denda Rp 35.500.000,00.

74
Ilustrasi
Perseroan Terbatas (10)
Pertanyaan :
a.Bagaimanakah rekonsiliasi fiskal ditetapkan atas PT.
Arkeikum?
b.Berapakah besar PPh terutang dan kredit pajak di periode
berjalan?
c.Berapakah pajak kurang (lebih) bayar di periode berjalan?
d.Berapakah angsuran PPh 25 per bulan yang seharusnya
dibayarkan di periode mendatang?
e.Bagaimanakah PT. Arkeikum melakukan penjurnalan
terkait kewajiban perpajakannya?

75
Ilustrasi
Perseroan Terbatas (11)
Nominal Akuntansi Koreksi Positif Koreksi Negatif Nominal Fiskal
Jawaban Penjualan
: bruto 74,350,000,000 74,350,000,000
Retur penjualan (1,875,000,000) (1,875,000,000)
a. Diskon penjualan (576,500,000) (576,500,000)
Penjualan netto 71,898,500,000 71,898,500,000

Harga Pokok Penjualan


Persediaan barang dagangan awal (15,432,500,000) (15,432,500,000)
Pembelian barang dagangan (56,984,500,000) (56,984,500,000)
Persediaan barang dagangan akhir 36,857,500,000 36,857,500,000
(35,559,500,000) (35,559,500,000)
Laba bruto 36,339,000,000 36,339,000,000

Biaya pemasaran
Gaji dan bonus pegawai tetap (1,864,000,000) (1,864,000,000)
Tunjangan pajak penghasilan (92,740,000) (92,740,000)
Pembagian sembako (364,835,000) 364,835,000 0
Pendidikan karyawan (986,320,000) (986,320,000)
Promosi dan iklan (3,876,500,000) (3,876,500,000)
Jamuan makan (284,250,000) 104,250,000 (180,000,000)
Telepon, air, dan listrik (734,250,000) 150,000,000 (584,250,000)
Penyusutan (50,625,000) 14,375,000 (36,250,000)
Biaya bahan bakar dan tol (54,320,000) 13,580,000 (40,740,000)
Total biaya pemasaran (8,307,840,000) (8,307,840,000) 76
Ilustrasi
Perseroan Terbatas (12)

Keterangan :
Koreksi positif atas biaya telepon, air, dan listrik bidang pemasaran
= 50% Biaya pulsa direktur + Pembelian PDA yang seharusnya dikapitalisasi
= 50% * ¼ * 400.000.000 + ¼ * 400.000.000
= 50.000.000 + 100.000.000
= 150.000.000
Penyusutan bidang pemasaran menurut akuntansi
= 20% * 25.000.000 + Penyusutan smartphone + 6/12 * 50% * 100.000.000
= 5.000.000 + Penyusutan smartphone + 25.000.000
= 30.000.000 + Penyusutan smartphone

77
Ilustrasi
Perseroan Terbatas (13)

Keterangan :
Penyusutan bidang pemasaran menurut fiskal
= 50% * 25% * 25.000.000 + Penyusutan smartphone + 6/12 * 25% * 100.000.000
= 3.125.000 + Penyusutan smartphone + 12.500.000
= 15.625.000 + Penyusutan smartphone
Koreksi positif atas penyusutan bidang pemasaran
= Penyusutan menurut akuntansi - Penyusutan menurut fiskal
= (30.000.000 + Penyusutan smartphone) - (15.625.000 + Penyusutan
smartphone)
= 14.375.000

78
Ilustrasi
Perseroan Terbatas (14)
JawabanBiaya:umumdan administrasi (G&A)
Gaji dan bonus pegawai tetap (2,465,000,000) (2,465,000,000)
a. PPh 21 ditanggung perusahaan (143,400,000) 143,400,000 0
Honorariumdan komisi pegawai tidak tetap (1,486,542,000) (1,486,542,000)
Seragamsatpamgudang (94,560,000) (94,560,000)
Telepon, air, dan listrik (1,055,600,000) (1,055,600,000)
Biaya sewa kantor (1,633,500,000) 980,100,000 (653,400,000)
Penyusutan (1,254,000,000) 466,500,000 (787,500,000)
Royalti (660,000,000) 110,000,000 (550,000,000)
Biaya pembangunan pabrik baru (4,365,000,000) 4,365,000,000 0
Penghapusan piutang (4,763,480,000) 1,500,000,000 (3,263,480,000)
Pemeliharaan kendaraan (87,200,000) 5,000,000 (82,200,000)
Alat tulis kantor (154,380,000) (154,380,000)
Biaya bahan bakar dan tol (328,600,000) 24,645,000 (303,955,000)
Asuransi kendaraan (364,700,000) (364,700,000)
PBBgudang (762,300,000) (762,300,000)
Riset (3,860,000,000) 1,930,000,000 (1,930,000,000)
Pendidikan karyawan (1,340,000,000) (1,340,000,000)
Family gathering (134,700,000) (134,700,000)
Total biaya umumdan administrasi (G&A) (24,952,962,000) (24,952,962,000)

Laba operasional 3,078,198,000 3,078,198,000


79
Ilustrasi
Perseroan Terbatas (15)

Keterangan :
Koreksi positif atas biaya sewa kantor
= Proporsi biaya sewa dibayar di mukan
= 18/30 * 1.633.500.000
= 980.100.000

Penyusutan bidang G&A menurut fiskal


= Penyusutan kendaraan niaga + Penyusutan kendaraan direktur
= 12,5% *6.000.000.000 + 50% * 3/12 * 12,5% * 2.400.000.000
= 750.000.000 + 37.500.000
= 787.500.000
Gedung pabrik lama tidak disusutkan menurut fiskal, sebab telah melewati batas
masa manfaat fiskal selama 20 tahun.

80
Ilustrasi
Perseroan Terbatas (16)

Keterangan :
Koreksi positif atas penyusutan bidang G&A
= Penyusutan menurut akuntansi - Penyusutan menurut fiskal
= 1.254.000.000 - 787.500.000
= 466.500.000

Koreksi positif atas biaya royalti


= Beban PPh 26 yang tidak boleh dibebankan
= 20% / 120% * 660.000.000
= 110.000.000

81
Ilustrasi
Perseroan Terbatas (17)
Jawaban Pendapatan
: Dividennondarioperasi
PT. Negarakertagama 382,500,000 (191,250,000)
a. Dividen dari PT. Sutasoma 134,900,000
Sewa mesin 67,400,000
Bunga deposito (setelah pajak) 34,280,000 (34,280,000)
Dividen dari Bremen Ag. 276,500,000 118,500,000
Total pendapatan non operasi 895,580,000

Biaya non operasi


Dividen bagi PT. Smaradhahana (28,700,000) 28,700,000
Dividen bagi PT. Arjuna Wiwaha (16,300,000) 16,300,000
Dividen bagi publik (60,000,000) 60,000,000
Bunga pinjaman (76,275,000) 64,275,000
Sumbangan (764,820,000) 764,820,000
Denda pajak (452,300,000) 452,300,000
Rugi selisih kurs (124,890,000)
Biaya lain - lain (742,950,000) 742,950,000
Total biaya non operasi (2,266,235,000)
Laba sebelumpajak 1,707,543,000 12,419,530,000 (225,530,000)
82
Ilustrasi
Perseroan Terbatas (18)

Keterangan :
Koreksi positif atas dividen dari Bremen Ag.
= Beban pajak luar negeri yang seharusnya tidak di-netto-kan
= 30% / 70% * 276.500.000
= 118.500.000

Pokok deposito
= 100% / 80% * 34.280.000 / 8%
= 535.625.000
Pokok pinjaman
= 100% / 12% * 76.275.000
= 635.625.000

83
Ilustrasi
Perseroan Terbatas (19)

Keterangan :
Bunga pinjaman yang boleh dibebankan
= Selisih pokok pinjaman dan pokok deposito * Tingkat bunga pinjaman
= (635.625.000 - 535.625.000) * 12%
= 12.000.000

Koreksi positif atas bunga pinjaman


= Bunga pinjaman menurut akuntansi - Bunga pinjaman menurut fiskal
= 76.275.000 – 12.000.000
= 64.275.000

84
Ilustrasi
Perseroan Terbatas (20)

Pajak yang dibayar di luar negeri 118,500,000


Jawaban : : 0.3/ 0.7 *274,500,000
Batas maksimumKredit PPh 24 79,000,000
b. : 395,000,000/ 13,901,543,000 * 2,780,308,600
c. Kredit PPh 24 79,000,000

Laba sebelumpajak 13,901,543,000


PPh terutang (20%) 2,780,308,600
Tarif 20% berlaku bagi perusahaan yang minimal 40% sahamnya dikuasai publik
dan diperdagangkan di bursa efek, sesuai ketentuan Pasal 17 Ayat (2b).

Kredit pajak
Kredit PPh 22 (543,750,000)
: 2,5% * 21,750,000,000
Kredit PPh 23 (631,250,000)
Kredit PPh 24 (79,000,000)
Kredit PPh 25 (855,750,000)
STPPPh 25 (416,000,000) (2,525,750,000)
Pajak kurang (lebih) bayar 254,558,600
Ilustrasi
Perseroan Terbatas (21)
Jawaban :
d. Laba sebelumpajak 13,901,543,000
Pendapatan tidak berkesinambungan (650,000,000)
Estimasi pendapatan tahun mendatang 13,251,543,000
PPh terutang (20%) 2,650,308,600
Kredit pajak
Kredit PPh 22 (543,750,000)
: 2,5% *21,750,000,000
Kredit PPh 23 (631,250,000)
Kredit PPh 24 (79,000,000) (1,254,000,000)
Total PPh 25 setahun 1,396,308,600
Angsuran PPh 25 per bulan 116,359,050
TERIMA KASIH

87

Anda mungkin juga menyukai