Anda di halaman 1dari 45

SUPERFICIAL FUNGAL

DISEASE
dr. Febrina D Pratiwi, SpKK
Introduction

• Mycoses  superficial, subcutaneous, and deep/


systemic.
• Superficial fungal infection is defined as a
dermatophyte infection of keratinized tissues : skin,
hair, and nails.
• Dermatophyte species:
Epidermophyton, Microsporum, and Trichophyton.
DERMATOPHYTES

• The term is derived


from the Greek words:
“skin plant”
• Dermatophytes  to
their natural habitats
—humans, other
animals, and soil

• Dermatophytosis:
their ability to attach to,
invade, and use keratin
as a source of nutrition.
ANTROPOFILIK ZOOFILIK GEOFILIK
• Host manusia • Ditransmisikan dari • Infeksi pada
• Ditransmisikan hewan ke manusia manusia
melalui kontak secara • Transmisi  kontak jarangmelalui
langsung. langsung dengan kontak langsung
• Sumber reservoar hewan tersebut, terhadap tanah.
Kulit yang terinfeksi melalui rambut • Microsporum
atau rambut yang hewan yang terinfeksi gypseum 
tertinggal di • Microsporum canis dermatofit geofilik
baju,sisir,topi, kaus ditransmisikan yang paling umum
kaki dan handuk kepada manusia ditemukan kultur dari
melalui kucing dan manusia
anjing • virulensinya tinggi
• T. interdigitale. pada strain geofilik
guinea pig dan kelinci membentuk spora
yang hidup lama
Clinical Features
• Vary
• The causative dermatophyte
• The site of infection (ie, skin,
hair, or nails).
• Named:
the word tinea (Latin for “worm”)
+ a Latin term denoting
location or other descriptive
factor
PATHOGENESIS
TINEA KAPITIS

• Infeksi dermatofit rambut dan kulit kepala →


Trichophyton,Mycrosporum
• Anak usia 3-14 th → krn berkurangnya asam
lemak bebas
• Dermatofit → infeksi pada stratum korneum
perifolikuler → menyebar sekitar & dalam
batang rambut dari anagen rambut tengah-
akhir → turun ke folikel → berpenetrasi ke korteks
• Rambut rapuh → patah
• Ektotriks: artrokonidia hanya
pada permukaan batang rambut,
kutikula rambut rusak, WL kuning
hijau
• Endotriks: artrokonidia dan
hifa ada di batang rambut,
kutikula tetap utuh,
WL tidak tampak
• Tipe favus: hifa yang tersusun
longitudinal dan ruang udara
dalam batang rambut, pada
rambut yang terifeksi tidak
didapati artrokonidia
Temuan Klinis…
• Tipe Non-Inflamasi/tinea kapitis bentuk
seboroik → skuama dominan
• organisme antropofilik seperti M. audoui
nii atau Microsporum ferrugineum.
• Artrokonidia membentuk selubung di
sekitar rambut yang terinfeksi → warna abu
-abu → patah tepat di atas permukaan kulit
kepala.
• Alopesia tidak terlalu tampak
• Bercak eritematosa berskuama, batas
tegas pada alopesia tanpa jaringan parut/
skar disertai dengan patahnya rambut (tipe
“gray patch”)
• Sering di bagian oksiput.
• Pola ektotriks → WL
• Tinea kapitis bentuk “black dot”
biasanya karena organisme endotriks
antropofilik T. tonsurans dan T. violaceu
m
• Rambut patah tepat di atas kulit
kepala → sekumpulan titik-titik
berwarna hitam (black dots) + bercak
alopesia berbentuk poligonal dengan tep
i yang menyerupai jari.
• Inflamasi minimal, kadang tampak pu
stul folikuler, nodul yang menyerupai
furunkel, atau kerion
• Tipe Inflamasi karena patogen
zoofilik atau geofilik, seperti M. canis,
M. gypseum, dan M. verrucosum
• Inflamasi → akibat dari reaksi hipersen
sitif terhadap infeksi
• Terbentuk mulai dari pustul folikuler
sampai furunkulosis

• Kerion → massa berair inflamatorik


dengan rambut-rambut patah
menyebar diatasnya dan lubang
folikuler dengan pus yang mengalir.
• Alopesia dengan jaringan parut.
• Biasanya terasa gatal atau nyeri.
• Berhubungan dengan limfadenopati
servikal posterior.
Favus
Etiologi :T. schoenleinii

Klinis:
-Skutula (krusta spt
mangkuk, berwana kuning

kuning kecoklatan)
-Krusta bila diangkat—dasar
merah, basah, mousy odor
-Alopesia dapat permanen
Penunjang

(-) pada T.
tonsurans dan T.
violaceum
KOH 10-20%.
Endotriks
Eksotriks
Favus

SDA. Tumbuh dalam


5-14 hari.
• Histopatologi: pengecatan PA
S dan methenamide.

• Imunofluoresen → deteksi anti


gen jamur
Terapi

Griseofulvin Ketokonazol Itrakonazol


Ultramicro: 15mg/kg Dosis: 6,6mg/kg Dosis: 5mg/kg
Micro: 20-25 mg/kg
Selama 3-6 minggu Selama 2-4 minggu
Selama 6-8 minggu

Terbinafine
Flukonazol Dosis: 62,5-250 mg/hr atau
Dosis: 6 mg/kg 3-6 mg/kg/hr
Selama 3- 6 mgg Selama 2-8 mgg
TINEA KORPORIS

• Tinea korporis → semua dermatofitosis pada kulit


yang tidak berambut kecuali telapak tangan,
telapak kaki, dan lipat paha
• Ditularkan secara langsung dari manusia/binatang
yang terinfeksi, melalui perantara, autoinokulasi
• Etiologi : T. rubrum, E. floccosum, T. interdigitale,
M. canis, T. tonsurans
• Faktor Predisposisi : Pakaian ketat dan kondisi
hangat dan lembab.
• Tinea korporis gladiatorum → T. tonsurans →
kepala, leher, dan lengan
• Tinea imbrikata → T. concentricum
Temuan klinis…

• Plak anuler (“ring-worm”-like)/plak serpiginosa dengan


skuama pada tepi aktif yang eritem
• Batasnya vesikuler, berkembang secara sentrifugal
• Bagian tengah bersih tanpa lesi (Central Healing)
TINEA KRURIS

• Dermatofitosis yang terjadi di lipat paha, area genitali


a, area pubis, dan perineal serta perianal
• Istilah tidak tepat → “cruris” → kaki
• Menyebar melalui kontak langsung, menimbulkan eks
aserbasi melalui pakaian yang terturup dan cuaca yan
g lembab
• T. rubrum, T. interdigitale
• Pria 3x >>, dewasa >>
• Plak anuler berbatas tegas, t
epi berskuama dan meninggi
yang meluas dari lipatan ing
uinal pada paha bagian dala
m, sering bilateral
• Plak karena E. floccosum →
bagian tengah menyembuh,
terbatas pada lipatan genito
krural dan paha bagian teng
ah atas
• Plak karena T. rubrum → mel
uas ke area pubis, perianal, p
antat, dan perut bawah
• Area genitalia dan skrotum j
uga bisa terkena
Tinea Unguium
• Invasi dermatofit pada lempeng kuku
• 3 bentuk
a. Leukonikhia mikotika
= “white superficial onychomycosis (WSO)”
b. Distolateral subungual type: Invasi/subungual dermatofitosis
c. Proximal Subungual type (PSO)

a. b. c.
Tinea Barbae
• Infeksi dermatofit di daerah janggut pada muka dan
leher, terbatas pada laki-laki dewasa

• 2 bentuk
a. Bentuk superfisial
b. Bentuk folikulitis berat

a. b.
Tinea Faciei
• Limited to the glabrous skin of
the face.
• Clinical feature: vary considerable
• Children, 20-40 years
• Annular or circinate lesions,
plaques with a raised margin,
simple papular lesions, and flat
patches of erythema, as well as
scaling, itching

• simultaneously occurs with


other dermatophyte infections
• sun exposure may exacerbate
• Differential diagnosis:
Seborrheic dermatitis, cutaneous
candidiasis, atopic dermatitis,
bacterial infections, perioral
dermatitis, pityriasis alba, pityriasis
rosea.
Tinea
Tata Laksana Korporis et
Kruris
• Umum: Mandi sabun pH netral
• Topikal : Lesi tidak luas dan ringan
– Imidazol
– Alilamin
– Tolnaftat Lama pemberian
topikal (Fungistatik)
– Siklopiroksolamin umumnya 1-2 minggu
– Whitfield/AAV sesudah klinis sembuh/
KOH negatif.
– Salep 2-4/ 3-10
Tinea
Tata Laksana Korporis et
Kruris
• Sistemik:
– Griseofulvin (F.statik) 500mg/hari atau 10 mg
/kgBB/hari selama 2-6 minggu
– Terbinafine (F.sidal) 250 mg per hari sampai
2 minggu
– Itrakonazol (F.statik) 100 mg per hari sampai
15 hari
Tinea
Tata Laksana Korporis et
Kruris
• Edukasi untuk pencegahan kekambuhan:
– Area sela paha harus dikeringkan setelah ma
ndi
– Pakaian dan handuk sering diganti dan dicuc
i
– Hindari pakaian ketat dan pilih baju dari bah
an katun
– Hewan peliharaan yang terinfeksi harus diob
ati juga
Tata Laksana KASUS SULIT

Dermatofitosis Rekalsitran

Topikal :
Bila infeksi ringan dan tidak Oral :
Bila lebih dari 1 sisi yang
dapat diberikan oral 
terinfeksi atau bila topikal gagal.
Terbinafin 2ue selama 4 -Terbinafin 250mg/hari – 4mgg
mgg - Itrakonazol 100 mg slm 4 mgg
Tinea Pedis

• Foot ringworm, Athlete’s foot


• Infeksi pada kaki/ jari kaki oleh dermatofita golongan
antropofilik
• Etiologi : Trichophyton rubrum, T. Mentagrophytes va
r. Interdigitale, Epidermophyton floccosum
• Pria >> wanita
Penularan dan patogenesis

Penularan Kontak dengan skuama

Faktor •Terdapat dermatofitosis lain pd kaki


predisposisi •DM
•Obesitas
•Peny. Vaskular
•Trauma
•Kelainan osteo artikular
•olahraga
Gambaran klinis

1. Tipe Interdigital (skuamasi, eritema dan erosi di sela jari


kaki)→paling sering “athletes foot”

2. Tipe kronik hiperkeratotik ( bilateral pada telapak kaki dan


tumit)→”moccasin”

3. Tipe vesikobulosa (vesikel yg cukup besar, vesikopustul atau


bula pd telapak kaki →pecah→koleret)

4. Tipe akut ulseratif (koinfeksi dengan bakteri→vesikopustular


luas & ulkus yg purulen)→jarang
Tipe Interdigital Tipe vesikobulosa

Tipe kronik hiperkeratotik Tipe ulseratif


komplikasi
Selulitis, limfangitis, pembesaran kelenjar getah
bening dan demam
laboratorium

KOH Atrospora dan/ hifa

Biakan Utk identifikasi Spesies

PCR Identifikasi dermatofita →mahal

Lampu Wood Menyingkirkan eritrasma

Akantosis, hiperkeratosis, infiltrat kronik


Histopatologis
perivaskular pd dermis
• Non medikametosa

•Mencuci kaki dengan sabun antibakteri


•Mengeringkan jari dan sela2 jari
•Menggunakan kaos kaki yg menyerap keringat
dan sering mengganti
•Menghindari menggunakan sepatu tertutup
Prognosis

• Kronik dan rekuren jika faktor predisposisi tidak dapat


dihilangkan
Tinea Manus

D ermnetnz.org
Tinea Manus

Infeksi dermatofita pada kulit telapak tangan

Etiologi

T. rubrum, T. mentagropytes var. Interdigitale, E. floccosum


Gambaran Klinis

• Unilateral→tangan kanan sering terkena. Lesi hanya


berupa skuama kering pada telapak tangan

• Jika mengenai dorsum →∾ Tinea korporis

• Terdapat 2 bentuk : dishidrotik / eksematoid


Tinea manus bentuk dishidrotik

Tinea manus bentuk hiperkeratotik


Diagnosa Banding

•Dermatitis kontak iritan, psoriasis pustular maupun nonpustular,


pitiriasis rubra pilaris,keratoderma, sifilis, dishidrosis

Laboratorium

Hifa bercabang khas untuk dermatofita


Terapi
Terapi anti jamur topikal →jika gagal →anti jamur
sistemik seperti tinea pedis

Prognosis
Sama dengan tinea pedis
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai