DIARE
1. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperwatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali
masalah- masalah, keutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan
lingkungan( Effendy,1995).
Carponito dan Moyet (2007) dalam buku konsep dasar keperawatan mengemukakan bahwa
pengkajian adalah tahap yang sistematis dalam pengumpulan data tentang individu, keluarga,
dan kelompok. Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam empat tahap
kegitan, yang meliputi; pengumpulan data, analisis data, sistematika data dan penentuan
masalah.
2. Tujuan pengkajian keperawatan
Tujuan khusus:
Informasi utama( inti) bagi pasien dan keluarga
Dasar menentukan diagnosa keperawatan
Tujuan
Sumber informasi yang dapat membantu mendiagnosa masalah yang baru muncul
umum: Mendukung keputusan klinis agar tercapai tujuan dan tindakan yang sesuai
Data dasar
Merupakan kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien, kemampuan klien
untuk mengelola kesehatan dan keperawatan terhadap dirinya sendiri dan hasil konsultasi dari
media atau profesi kesehatan lainnya.
Data fokus
Adalah data tentang perubahan perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah
kesehatan serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilakukan pada klien
Sumber data
Sumber data sekunder adalah data-data yang dikumpulkan dari orang terdekat Klien seperti
orang tua, saudara, atau pihak lain yang mengerti dan dekat dengan klien
Sumber data lainnya
Catatan klien ( perawatan atau rekan medis Klien) yang merupakan riwayat penyakit dan
perawatan klien di masa lalu.
Karakteristik data
Lengkap
Data yang terkumpul harus lengkap guna membantu mengatasi masalah klien yang adekuat.
Misalnya klien tidak mau makan kaji secara mendalam kenapa tidak mau makan (tidak cocok
makanannya, kondisi fisiknya menolak untuk makan/ patologi, atau sebab-sebab yang lain).
Akurat dan nyata
Untuk menghindari kesehatan maka perawat harus berfikir secara akurat dan nyata untuk
membuktikan benar tidak apa yang telah didengar dilihat diamati dan diukur melalui
pemeriksaan ada tidaknya validasi terhadap semua data yang sekiranya meragukan.
Relevan
Pencatatan data yang komprehensif biasanya memerlukan banyak sekali data yang harus
dikumpulkan, sehingga menyita waktu perawat untuk mengidentifikasi.
Teknik pengumpulan data
Wawancara
Wawancara adalah menanyakan atau membuat tanya jawab berkaitan dengan masalah yang
dihadapi oleh klien biasanya juga disebut dengan anamnesa. Pengamatan atau observasi
Pengamatan atau observasi
Observasi adalah mengamati perilaku dan keadaan Klien observasi dilakukan dengan
menggunakan penglihatan dan alat indra lainnya, melalui Rabaan, sentuhan dan pendengaran
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik berasal dari kata" Physical Examination" yang artinya memeriksa tubuh.
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya kelainan-kelainan dari
suatu sistem atau suatu organ tubuh dengan cara melihat ( inspeksi), meraba ( palapasi),
mengetuk ( perkusi) dan mendengarkan (auskultasi).
JENIS PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi
Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan. Hasilnya
seperti: mata kuning, terdapat strum di leher, kulit ke biruan dan lain-lain
Palpasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui perombakan terhadap bagian-bagian tubuh yang mengalami
kelainan.Misalnya adanya tumor
Perkusi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan mengetuk bagian tubuh menggunakan tangan atau alat bantuan seperti
refleks hammer untuk mengetahui reflek seseorang, juga dilakukan pemeriksaan lain yang berkaitan dengan kesehatan
fisik klien,
Auskultasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui pendengaran. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan
stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah bunyi jantung, suara nafas dan bising usus.(Rober
Priharjo,S,Kp,M,SC,RM,2006,hal:25).
PEMERIKSAAN FISIK SECARA UMUM DIAMBIL DARI SUMBER BUKU
PENGKAJIAN FISIK KEPERAWATAN FISIK EDISI 2
KEPALA
Cara kerja :
Atur posisi pasien duduk atau berdiri
Bila pakai kaca mata dilepas
Lakukan inspeksi rambut dan rasakan
keadaan rambut, serta kulit dan tulang
kepala
Inspeksi keaadan muka pasien secara
sistematis
MATA
Kelopak mata
Bola mata
Amati kelopak mata, catat adanya kelainan: ptosis,
Cara kerja entro/ekstropion, alis mata rontok, lesi, xantelasma
Inspeksi keadaan bola mata, catat adanya Dengan adanya palpasi catat adanya nyeri tekan dan
kelainan: endo/eskoptelmos,strabismus. keadaan benjolan klopak mata.
Anjurkan pasien memandang lurus kedepan, catat
adanya kelainan nistagomus.
Bedakan antara bola mata antara kanan dan kiri
Luruskan jari dan dekatan dengan jarak 15-30 cm.
Beritahu pasien untuk mengikuti gerakan jari, dan
gerakkan jari pada 8 arah untuk mengetahui
fungsi otak gerak mata
Konjungtiva, selera dan kornea Pemeriksaan tajam penglihatan
Beritahu pasien untuk melihat lurus kedepan Siapkan alat: snelen cart dan letakkan dengan jarak 6
meter dari pasien
Tekan dibawah kelopak mata kebawah, amati
konjungtiva dan catat adanya 30 kelainan : Atur posisi pasien duduk/ berdiri, beritahu pasien untuk
anemia/pucat. (normal: tidak anemis) menebak huruf yang ditunjuk perawat
Perawat berdiri disebelah kanan alat, pasien diminta
Kemudian amati selera, catat adanya kelaian: icterus,
untuk menutup salah satu mata ( atau dengan alat
vaskularisasi, lesi/benjilan (normal: putih)
penutup)
Kemudian amati selera, catat adanya kelainan: Kemudian minta pasien untuk menebak huruf mulai dari
kekeruhan (normal: putih transparan dan jernih) atas sampai bawah
Tentukan tajam penglihatan pasien
Pemeriksaan pupil
Beritahu pasien pandangan lurus kedepan Pemeriksaan lapang penglihatan
Dengan menggunakan penlight, sentermata dari arah Perawat berdiri di depan pasien
lateral ke medial Bagian yang tidak di periksa ditutup
Catat dan amati perubahan pupil : lebar pupil, reflex Beritahu pasien untuk melihat lurus kedepan (melihat
pupil menurun, bandingkan kanan dan kiri. Normal : jari)
reflex pupil baik, isokor, diameter 3mm. Abnormal :
refleks pupil menurun, anisorok, medriasis/meiosis Gerakkan jari ke samping kiri dan kanan
Inspeksi dan palpasi hidung bagian luar dan Pemeriksaan potensi hidung
sinus sinus
Duduklah dihadapan pasien
Pemeriksa duduk dihadapab pasien
Tekan salah satu lubang hidung, beritahu pasien
Amati bentuk dan kulit hidung, catat : kesimetrisan, untuk menghenbuskan napas lewat hidung
adanya benjolan, tanda radang, dan bentuk khusus
hidung Lakukan bergantian, suruh pasien merasakan apakah
ada hambatan, dan bandingkan kanan dan kiri
Palpasi hidung, catat : kelenturan dan adanya nyeri
Pemeriksaan fungsi pembau
Palpasi 4 sinus hiding ( frontalis, etmoidalis, spenoidasi,
maksilaris) catat : adanya nyeri tekan Mata pasien dipejamkan
Pemeriksaan potensi hidung Salah satu hidung ditekan
Pemeriksa duduk dihadapan pasien
Amati bibir, catat : merah, cyanosis, lessi, kering, massa/ benjolan, sumbing
Buka mulut pasien, catat : kebersihan dan bau mulut, lesi mukosa
Tekan lidah dengan sulip lidah, minta pasien membunyikan huruf ‘a’ amati ovala, catat :kesimetrian dan
tanda radang
Amati tonsil tanpa dan dengan alat cermin, catat :pembesaran dan tanda radang tonsil
LEHER
Palpasi
Inspeksi Cara kerja :
Atur posisi pasien duduk atau baring
Cara kerja :
Lakukan palpasi daerah thorax, catat : adanya nyeri,
Posisi pasien dapat duduk atau berbaring benjolan, (tentukan konsistensi, besar, mobilitas, dll)
Darah arah atas ditentukan kesimetrisan dada.(noromal,simetris) Dengan posisi baring/semi fowler,letakan kedua tangan ke
dada,sehingga kedua ibu jari berada di atas prosesus
Dari arah samping dan belakang tentukan bentuk dada xhypoideus,pasien diminta napas biasa,catat,:gerak napas
simetris atau tidak dan tentukan daya kembang
Dada arah depan,cacat gerakan nafas dan tanda tanda sesak nafas paru(normal : 3-5cm) Atau
Nafas :gerak nafas simestis 16-24 kali,abdominal/thorakoabnorminal,tidak Dengan posisi duduk merunduk,letakkan kedua tangan
ada pengguna otot nafas dan retraksi intercostae Abnormal pada punggung bawah scapula ,tentukan:kesimetrisan
gerak dada,daya kembang paru.
Dari arah depan tentukan adanya pelebaran pena dada,normalnya : tidak Letakan kedua dengan posisi tangan agak ke atas ,minta
ada pasien untuk bersuara(77) tentukan getaran suara dan
bedakan kanan dan kiri. menurut : konsolidai
paru,pneumonia,TBC,tumor paru,ada massa
paru.Meningkat:Pleura
efusi,emfsema,parubfibrotik,converne paru.
Fremitus biasanya lebih menonjol didaerah interscapula
dari pada bidang paru-paru yang lebih rendah,sering lebih
menonjol disisi kanan dari pada kiri,dan menghilang kan
dibawah diafragma,fremitus taktil berguna untuk
penilaian awal dari kondisi paru,selanjutnya konfirmasi
temuaan pada saat auskultasi suara nafas.
Perkusi
Cara kerja:
Atur posisi pasien berbaring atau setengah duduk
Lakukan perkusi secara merata pada daerah paru,catat adanya peubahan suara prekusi.
Inspeksi
Cara kerja :
Buka pakaian pasien dan atur posisi terlentang,kepala ditinggikan 15-30
Pemeriksaan berdiri di sebelah kanan setinggi bahu pasien
Motivasi pasien tenang dan bernapas biasa.
Amati dan catat bentuk percodial jantung.
1. Normal: datar dan simetris pada kedua sisi.
2. Abnormal : cekung,cembung (bulging precordial)
Amati dan catat pulpasi apeks cordis.
1. Normal : napas pada ICS 5 MCL selebar 1-2cm (selebar ibu jari). Sulit dilihat : payudara besar,dinding thorax
yang tebal,emfisien,dan sfusi pericard
2. Abnormal :bergeser kea rah lateroinferior,lebar lebih dari 2cm nampak meningkat dan bergetar (trill)
Amati dan catat pulsasi daerah aorta,pulmona,trikuspidalis,dan ephygastrik.
1. Normal : hanya pada daerah ictus.
Amati dan catat pulsasi denyut vena jagularis.
1. Normal : tidak ada denyut vena precordial. Denyut vena haya dapat dilihat pada vena jagularis internal dan
eksternal.
Auskulatasi
Inspeksi Palpasi
1. Posisi pasien duduk,pakaian atas atau
dibuka,kedua tangan rileks disisi tubuh Cara kerja :
2. Mulai inspeksi bentuk,ukuran dan kesimetrisan 1. Lakukan palpasi pada aerola, catat : adanya
payudara keluaran, jumlah,warna,bau, konsistensi dan
3. Insfeksi, dan catat adanya : benjolan tanda nyeri.
radang dan lesi 2. Palpasi daerah ketiak terutama daerah limfe nodi,
4. Insfeksi areola mama, catat : warna, Catat : adanya benjolan, nyeri tekan
datar/benjolan/masuk kedalam, tanda radang
dan lesi 3. Lakukan palpasi payudara dengan 3 jari tangan
memutar searah jarum jam kearah areola. Catat :
5. Buka lengan pasien, amati ketiak, catat: lesi, nyeri dan adanya benjolan
benjolan dan tanda radang.
4. Bila ada benjolan tentukan konsistensi, besar,
mobilisasinya.
PEMERIKSAAN ABDOMEN
Insfeksi Auskultasi
Cara kerja :
1. Kandung kencing dalam keadaan kosong