Anda di halaman 1dari 14

“PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN DIET PASIEN”

Disusun Oleh : Kelompok 5


1.SYAIFUL YANWAR ( 1910035065 )
2.DEVITA NATALIA ( 1910035059 )
3.FARAH SALSABILA A ( 1910035056 )
4.CRISTIA LASRIA R.U.S ( 1910035048 )
5.NURLIANA SARI ( 1910035055 )
6.SHOPIE ULANDARI ( 1910035076 )
7.ABEDNEGO BARNABAS ( 1910035073 )
Apa Itu Diet ?

Diet adalah pengaturan jenis dan jumlah makanan dengan maksud tertentu
seperti mempertahankan kesehatan serta status nutrisi dan
membantu
menyembuhkan penyakit (Hartono, 2000) setiap diet termasuk makanan,
tetapi
tidak semua makanan masuk dalam kategori diet. Dalam diet jenis dan
banyaknya
makanan ditentukan dan dikendalikan untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia aturan makan khusus
untuk
kesehatan dan sebagainya dan biasanya atas petunjuk dokter.
TUJUAN DIET

1.Memberikan intervensi gizi secara cepat dengan


mempertimbangkan seluruh aspek dukungsn gizi pada
semua tahap dini penyakit infeksi  HIV
2..Mencapai dan mempertahankan berat badan serta
komposisi tubuh yang diharapkan, terutama Lean Body
Mass.
3.Menenuhi kebutuhan semua zat gizi.
4.Mendorong perilaku hidup sehat.

TUJUAN UMUM
1.Mengatasi gejala diare, mual dan muntah.
2.Mencapai berat badan normal.
3.Mencegah penurunan berat badan.
4.Memberikan kebebasan pasien untuk memilih makanan yang
adekuat sesuai dengan kemampuan makan dan jenis terapi
yang diberikan.

TUJUAN KHUSUS
PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN DIET

Identifikasi kebutuhan gizi

Memberikan pendidikan kesehatan tentang nutrisi dan diet.

Kolaborasi dengan tim kesehatan lain.

Motivator pelaksanaan diet.


 MEMBANTU PASIEN MAKAN DAN MINUM SECARA ORAL

Adapun hal yang perlu diperhatikan sebelum pemberian makan dan minum pasien adalah :
a.        Ciptakan lingkungan yang nyaman disekitar pasien.
b.        Sebelum di hidangkan, makanan di periksa dahulu, apakah sudah sesuai dengan
daftar makanan/diet pasien.
c.        Usahakan makanan dihidangkan dalam keadaan hangat kecuali kontra indikasi.
d.        Sajikan makanan secukupnya, tidak terlalu banyak tetapi juga tidak terlalu sedikit.
e.        Peralatan makanan dan minuman harus bersih
f.         Untuk pasien anak – anak, usahakan menggunakan peralatan yang menarik
perhatiannya.
g.        Untuk pasien yang dapat makan sendiri, perhatikan apakah makanan di makan habis
atau tidak.
h.        Perhatikan selera dan keluhan pasien pada waktu makan serta reaksinya setelah
makan.
• Indikasi :
Diberikan kepada pasien yang memiliki ganguan mobilitas tetapi masih sadar.
• Kontra Indikasi :
Tidak dapat diberikan pada pasien koma , CA nasofaring, CA mandibularis
 Alat dan Bahan :
1.      Piring
2.      Sendok
3.      Garpu
4.      Gelas
5.      Serbet
6.      Mangkok cuci tangan
7.      Pengalas
8.      Jenis diet
 Prosedur :
1.        Cuci tangan
2.        Jelaskan prosedur yang dilakukan
3.        Mengatur posisi pasien dengan posisi kepala lebih tinggi daripada badan
4.        Membentangkan serbet dibawah dagu pasien
5.        Anjurkan pasien untuk berdoa sebelum makan
6.        Pasien ditawari minum, jika perlu gunakan sedotan
7.        Beritahu pasien jika makanan panas atau dingin, anjurkan untuk mencicipi makanan terlebih dahulu.
8.        Suapkan makanan sedikit demi sedikit untuk menghindari tersedak
9.        Setelah selesai makan pasien diberi minum, bersihkan mulut pasien, dan dianjurkan dengan pemberian
obat.
10.    Catat hasil atau respon pemenuhan terhadap makanan.
11.     Bereskan alat dan cuci tangan.
MEMBANTU PASIEN MAKAN DAN MINUM MELALUI NGT/SONDE

 Persiapan Pasien
1.Mengkaji pasien yang diberi makan atau minum lewat NGT.
2.Mencocokkan identitas.
3.Menentukan pasien yang harus diberi makan atau minum personde
4.Menjelaskan kepada pasien hal-hal yang akan dikerjakan (maksud dan tujuan).
5.Mengatur posisi pasien . Sikap pasien semi fowler sedikit flexi sedang untuk pasien
anak dengan 1 bantal.
Persiapan Alat
1.      Baki yang dilapisi pengalas berisi :
·         Bak instrumen steril:
Ø  Sepasang sarung tangan.
Ø  NGT / maslang / sonde lambung
Ø  Sudip lidah / spatel
Ø  Kasa pada tempatnya
Ø  Corong / tabung semprot 50-100 cc
Ø  Kapas alkohol
·         Bak instrumen non steril:
Ø  Jeli
Ø  Senter
Ø  Plester
Ø  Stetoskop
Ø  Handuk kecil / serbet / pengalas
Ø  Tisu / selstop
Ø  Bengkok
Ø  Makanan cair pasien
Ø  Gelas berisi air minum
Ø  Gunting
Ø  Air bersih di dalam baskom kecil
Ø  Peniti
 Prosedur :
1.         Beri salam/sapa pasien
2.         Jelaskan tindakan yang akan dilakukan.
3.         Perawat cuci tangan.
4.         Pasang sampiran.
5.         Dekatkan alat kepasien.
6.         Bentu pasien pada posisi nyaman (bila memungkinkan pada posisi semi fowler/fowler)
7.         Pasang handuk di atas dada pasien sampai ke pinggir tempat tidur dan letakkan tisu di dekat bantal pasien.
8.         Untuk menentukan insersi NGT, minta klien untuk rileks dan bernafas normal. Kemudian cek udara yang melalui lub
9.         Pasang sarung tangan
10.     Mengukur panjang selang yang akan dimasukkan dengan menggunakan:
a.    Ukur jarak dari puncak lubang hidung ke daun telinga bawah dan ke prosesus xyfoideus di sternum.
b.    Ukur selang dari puncak dahi ke epigastrium.
c.    Ukur selang dari daun telinga bawah kepuncak lubang hidung dan ke prosesus xyfoideus di sternum.
11.     Beri tanda pada panjang selang yang sudah di ukur.
12.     Olesi jeli pada NGT sepanjang 10-20 cm.
13.     Atur posisi klien dengan kepala ekstensi, dan masukkan selang melalui lubang hidung yang telah ditentukan.
14.     Masukkan slang sepanjang rongga hidung. Jika terasa agak tertahan, putarlah slang dan jangan dipaksakan untuk dim
15.     Lanjutkan memasang slang sampai melewati nasofaring (3-4 cm) anjurkan pasien untuk menekuk leher dan menelan.
16.     Dorong pasien untuk menelan dengan memberikan sedikit air minum (jika perlu). Tekankan pentingnya bernafas
lewat mulut.
17.     Jangan memaksakan slang untuk masuk. Jika ada hambatan atau pasien tersedak, sianosis, hentikan mendorong
selang. Periksa posisi slang di belakang tenggorok dengan menggunakan sudip lidah dan senter.
18.     Jika telah selesai memasang NGT sampai ujung yang telah ditentukan, anjurkan pasien untuk rileks dan bernafas
normal.
19.     Periksa letak slang dengan cara:
a.        Memasang spuit pada ujung NGT, memasang bagian diafragma stetoskop pada perut di kuadran kiri atas pasien
(lambung) kemudian suntikkan 10-20 cc udara bersamaan dengan auskultasi abdomen.
b.        Dengan menggunakan spuit, mengaspirasi pelan-pelan untuk mendapatkan isi lambung.
c.         Memasukkan ujung bagian luar slang NGT ke dalam waskom yang berisi air. Jika terdapat gelembung udara, slang
masuk ke paru-paru, jika tidak slang masuk ke dalam lambung
20.     Oleskan alkohol pada ujung hidung pasien dan biarkan sampai kering.
21.     Yakinkan slang tidak tersumbat dengan cara:
a.        Masukkan makanan dengan aliran perlahan (perhatikan: aliran air dan jarak corong 30 cm dan lihat reaksi pasien
terhadap rasa tidak nyaman).
b.        Setelah makan masukkan 15-30 ml air putih (bila ada obat dalam bentuk tablet haluskan dahulu).
c.         Fiksasi slang dengan plester 10 cm dan silangkan plester pada slang yang keluar dari hidung
22.     Klem dan tutup ujung slang dengan kassa dan plester / karet gelang.
23.     Penitikan slang kebaju pasien. Biarkan pasien pada posisi semifowler / fowler selama 15-30 menit.
24.     Evaluasi klien setelah terpasang NGT.
25.     Rapikan alat.
26.     Perawat cuci tangan.
KESIMPULAN

Memberi makan dan minum pada pasien-pasien yang mengalami gangguan-gangguan


tertentu bisa dibantu oleh perawat, keluarga atau berkolaborasi antara keduanya.
       Sebagai perawat yang membantu pasien dalam makannya, kita juga perlu memperhatikan
makanan yang diperuntukkan kepada pasien dengan tujuan pemenuhan kebutuhan nutrisi
pasien dengan memberi makan pasien tersebut yaitu semata-mata untuk membantu memenuhi
kebutuhan nutrisi pasien dengan membangkitkan selera pasien pada pasien yang tidak
mandiri serta untuk mempercepat proses penyembuhan dan hospitalisasi yang di lakukan.
Adapun cara-caranya yaitu :
a.      menyiapkan makanan dan minuman pasien.
b.      menghidangkan makanan dan minuman pasien.
c.       membantu pasien makan dan minum secara oral.
d.      memberi makan melalui NGT ( Nasogastric Tube).

Anda mungkin juga menyukai