KLIEN GANGGUAN
ESOFAGUS
KELOMPOK B KMB II
KELAS RB
NAMA ANGGOTA KELOMPOK
1. KHALIZA DINDA MAIMUNA_ R011201090
2. AFIFAH NAS_ R011201062
3. WAFIQ NUR AWALIA_ R011201014
4. DEWI WULAN SARI_ R011201092
5. LILIAN ARIFKA JULI ABDULLAH_ R011201060
6. NURAZIZAH_ R011201056
7. ANASTASYA MEYLANI SITANGGANG_ R011201120
8. DELLA FANI_ R011201068
9. ANNISA NURUL FAJRIANI_ R011201058
10. PUTRI KARTIKA EKASARI_ R011201112
11. SULISTIAWATI_ R011201046
12. VIAN ROSITA IDRIS_ R011201074
13. ANDI MAZLIN_ R011201040
14. PRISCILLA ADELIA PADUDUNG_R011201084
PEMBAHASAN
01 02
PENGKAJIAN DIAGNOSIS
KEPERAWATAN
03 04 05
PERENCANAAN DAN
TUJUAN INTERVENSI EVALUASI
PENGKAJIAN
Perawat perlu menanyakan terkait riwayat kesehatan yang lengkap untuk mengidentifikasi
sifat gangguan esophagus. Perawat menanyakan terkait nafsu makan pasien. Apakah tetap
sama, bertambah, atau berkurang? Apakah ada ketidaknyamanan saat menelan? Jika ya,
apakah hanya terjadi pada makanan tertentu? Apakah itu terkait dengan rasa sakit? Apakah
perubahan posisi mempengaruhi ketidaknyamanan? Pasien diminta untuk menggambarkan
rasa sakitnya. Apakah ada yang memperparahnya? Apakah ada gejala lain yang terjadi
secara teratur, seperti regurgitasi, regurgitasi nokturnal, eruktasi (bersendawa), mulas,
tekanan substernal, sensasi makanan menempel di tenggorokan, perasaan kenyang setelah
makan makanan dalam jumlah sedikit, mual, muntah, penurunan BB, dll
2. Riwayat kesehatan yang lalu
Adanya faktor penyebab seperti infeksi dan iritasi kimia mekanik, atau fisik; sejauh
mana alkohol dan tembakau digunakan; dan jumlah asupan makanan sehari-hari.
Perawat menentukan apakah pasien tampak kurus dan mengauskultasi dada pasien
untuk menentukan apakah ada komplikasi paru
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
3. MENGHILANGKAN NYERI.
Direkomendasikan untuk memberi makan dalam porsi kecil dan sering,
karena makanan dalam jumlah besar membebani lambung dan
meningkatkan refluks lambung. Pasien disarankan untuk menghindari
aktivitas yang meningkatkan rasa sakit. Pasien disarankan bahwa
penggunaan berlebihan antasida over-the-counter dapat menyebabkan
keasaman rebound. Penggunaan antasida harus diarahkan oleh penyedia
layanan primer, yang dapat merekomendasikan dosis harian yang
diperlukan untuk menetralkan cairan
lambung
4. MEMBERIKAN PENDIDIKAN PASIEN.
A. DISFAGIA
Disfagia adalah gangguan menelan baik yang didapat maupun bawaan. Dapat
disebabkan oleh gangguan struktural dan fungsional yang mengakibatkan kesulitan
dalam memindahkan makanan atau cairan dari rongga mulut ke rongga perut.
FAKTOR RISIKO
1. Lokasi stroke
2. Kondisi komorbid
KOMPLIKASI DISFAGIA
1. Aspirasi
2. Malnutrisi
3. Dehidrasi
GANGGUAN ESOFAGUS
B. ACHALASIA
Akalasia adalah gangguan motorik yang ditandai dengan relaksasi progresif tidak
sempurna dari sfingter esofagus Akalasia adalah gangguan motorik yang ditandai
dengan bagian bawah (lower esophageal sphincter (LES), dan progresif, akhirnya
lengkap dengan gerak peristaltik di tubuh esofagus. Makanan yang telah ditelan sulit
melewati perut dan esofagus di atas LES menjadi semakin besar Makanan dari satu
atau beberapa kali santapan mungkin tersangkut di esophagus dan berjalan lambat ke
perut dari waktu ke waktu