Anda di halaman 1dari 60

POTENSI HAZARD, PENYEBAB DAN

PENANGGULANGAN PADA
KECELAKAAN KERJA
purwanta@gmail.com
08122748461
Pengertian
Bahaya (hazard) adalah suatu keadaan yg dapat
mengakibatkan cidera (injury) atau kerusakan
(damage) baik manusia, properti dan
lingkungan (Baktiyar, 2009).
Hazard Identification and
Risk Assessment (HIRA)
HI: Metode yg membantu dlm
menganalisis potensi kecelakaan kerja ini
RA: merup suatu proses mengidentifikasi
bahaya, mengukur, mengevaluasi risiko
yg muncul dr sebuah bahaya, lalu
menghitung kecukupan dr tindakan
pengendalian yg ada dan memutuskan
apakah risiko yg ada dpt diterima atau
tidak (Helmidadang, 2012)
Menurut Hutagaol (2012), penyebab
kecelakaan kerja dpt digolongkn menjd 2:
1. PENYEBAB LANGSUNG (IMMEDIATE
CAUSES) suatu keadaan yg biasanya bisa
dilihat dan dirasakan langsung, yaitu:
a. Tindakan2 tidak aman (unsafe acts), yaitu
perbuatan berbahaya dari manusia yg dlm
bbrp hal dpt disebabkan oleh:
1) Cacat tubuh yg tidak terlihat (bodily defect)
2) Keletihan & kelesuan (fatigue and boredom)
3) Sikap dan tingkah laku yg tidak aman
4) Terbatasnya pengetahuan
a. Tindakan tidak aman dari manusia
(Unsafe Acts), misalnya :
 Melaksanakan pekerjaan tanpa wewenang atau yang berwenang
gagal mengamankan atau memperingatkan seseorang.
 Menjalankan alat/mesin dengan kecepatan diluar batas aman.
 Menyebabkan alat-alat keselamatan tidak bekerja.
 Menggunakan alat yang rusak.
 Bekerja tanpa prosedur yang benar.
 Tidak menggunakan pakaian pengaman atau alat pelindung diri.
 Menggunakan alat secara salah.
 Melanggar peraturan keselamatan kerja.
 Bergurau ditempat kerja
 Mabuk, ngantuk, dll.
b. Kondisi yang tidak aman (unsafe
condition), yaitu keadaan yang akan
menyebabkan kecelakaan, terdiri dari:
1) Mesin, peralatan, dan bahan.
2) Lingkungan dan proses pekerjaan.
3) Sifat dan cara bekerja.
Keadaan tidak aman (Unsafe Condition),
Misalnya :
 - Peralatan pengamanan yg tdk memenuhi

syarat
 - Bahan/peralatan yg rusak atau tdk dpt

dipakai
 - Ventilasi dan penerangan kurang
 – Lingkungan yg terlalu sesak, lembab, bising
 - Bahaya ledakan / terbakar.
 - Kurang sarana pemberi tanda
 - Keadaan udara beracun: gas, debu, uap.
2. PENYEBAB DASAR (BASIC CAUSES)
a. Penyebab dasar (basic causes),
Terdiri dari 4 faktor yaitu:
1) Faktor manusia/personal (personal factor).
2) Kurangnya kemampuan fisik, mental
dan psikologi.
3) Kurangnya/ lemahnya pengetahuan
dan skill.
4) Motivasi yg tidak cukup/salah.
b. Faktor kerja/lingkungan kerja
(job work enviroment factor)
1) Faktor fisik, yaitu kebisingan, radiasi,
penerangan, iklim, dan lain-lain.
2) Faktor kimia, yaitu debu, uap logam,
asap, gas, dan seterusnya.
3) Faktor biologi, yaitu bakteri, virus,
parasit, dan serangga
4) Ergonomi dan psikososial.
Untuk mencegah
kecelakaan kerja hrs
menerapkan kebijakan
 kebijakan mengurangi tindakan yg tidak
aman atau aspek sosio-prosesual
(perangkat keras)
 kebijakan, mengurangi kondisi yg tidak

aman atau aspek tekno-struktual


(perangkat lunak/ manusia)
Menurut Ashfal (1999)

Proses kecelakaan kerja:


88% disebabkan oleh tindakan tidak
aman (unsafe act)
10% kondisi yg lingkungan kerja
tidak aman (unsafe condition) dan
2 % merupakan faktor alam (act of
God).
Bbrp penyebab terjadinya kecelakaan
dan gangguan kesehatan pegawai
(Mangkunegara, 2001) yaitu :

1. Keadaan Tempat Lingkungan Kerja


a) Penyusunan dan penyimpanan barang2
yg berbahaya yg kurang diperhitungkan
keamanannya.
b) Ruang kerja yg terlalu padat & sesak.
c) Pembuangan kotoran dan limbah yg
tidak pada tempatnya.
2. Pengaturan Udara
a) Pergantian udara di ruang kerja yg tdk
baik.
b) Suhu udara yg tdk dikondisikan
pengaturannya.

3. Pengaturan Penerangan
a) Pengaturan&penggunaan sumber
cahaya yg tdk tepat.
b) Ruang kerja yg kurang cahaya.
4. Pemakaian Peralatan Kerja
a) Pengaman peralatan kerja yg sudah
usang/rusak.
b) Penggunaan mesin & alat elektronik
tanpa pengaman yg baik.
5. Kondisi Fisik dan Mental Pegawai
a) Kerusakan alat indera & stamina
pegawai yg tdk stabil.
b) Emosi pegawai yg tdk stabil, motivasi
kerja rendah, kepribadian yg rapuh,
cara berpikir & kemampuan persepsi
yg lemah, sikap yg ceroboh dan kurang
pengetahuan dlm penggunaan fasilitas
UU no. 36 tahun 2009

Pasal 103 ayat 1 :


Pengamanan sediaan farmasi dan alat
kesehatan diselenggarakan untuk melindungi
masyarakat dari bahaya yang disebabkan oleh
penggunaan sediaan farmasi dan alat
kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan
mutu dan / atau keamanan dan / atau
khasiat / kemanfaatan
UNDANG-UNDANG NO. 44 TAHUN
2009 tentang RUMAH SAKIT
 Pasal 7 ayat 1 : Rumah sakit harus memenuhi
persyaratan lokasi, BANGUNAN, PRASARANA,
sdm, kefarmasian, dan PERALATAN

 Pasal 16 ayat 1 : Persyaratan peralatan


sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat
(1) meliputi peralatan medis dan non medis
harus memenuhi standar pelayanan,
persyaratan mutu, keamanan, keslamatan
dan laik pakai
 Pasal 16 ayat 2 : Peralatan medis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai
Pengujian Fasilitas Kesehatan dan / atau
institusi pengujian fasilitas kesehatan yang
berwenang

 Pasal 16 ayat 3 : Peralatan yang


menggunakan sinar pengion harus memenuhi
ketentuan dan harus diawasi oleh lembaga
yang berwenang
Menurut Dessler (1997), ada 3 alasan
dasar kecelakaan di tempat kerja yaitu :

1. Kejadian yang bersifat kebetulan.


2. Kondisi tidak aman :
a. Peralatan pelindung yg tidak memadai.
b. Peralatan rusak.
c. Prosedur yg berbahaya dalam, pada,
atau disekitar mesin atau peralatan.
d. Gudang yg tdk aman, sumpek & terlalu
penuh.
e. Penerangan yg tidak memadai.
f. Ventilasi tidak memadai.
3. Tindakan2 yg tdk aman yg dilak. karyawan
a. Membuang bahan-bahan sembarangan
b. Beroperasi /bekerja dgn kecepatan yg tdk
aman.
c. Membuat peralatan keamanan tdk
beroperasi dgn baik.
d. Menggunakan peralatan yg tidak aman.
e. Menggunakan prosedur yg tidak aman.
f. Mengambil posisi tidak aman.
g. Mengangkat secara tidak tepat.
h. Pikiran kacau, berselisih, kaget,
penyalahgunaan, dan permainan kasar.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa ada


hubungan antara praktik penggunaan APD
(alat pelindung Diri) dgn kejadian
kecelakaan kerja nilai p= 0,005 (p<0,05) .
Semakin kurang baik praktik seseorang dlm
menggunakan APD ketika bekerja maka
semakin tinggi tingkat kejadian kecelakaan
kerja
Handayani, Wibowo dan Suryani (2010) yang berjudul “Hubungan
antara Alat Pelindung Diri, Umur dan Masa Kerja dengan Kecelakaan
Kerja pada Pekerja Bagian Rustic di PT. Borneo Melintang Buana
Eksport Yogyakarta

p = 0,009 < 0,05, ada hubungan yg


signifikan (nyata) antara penggunaan
alat pelindung diri dgn kecelakaan
kerja.
Faktor2 yg menyebabkan kecelakaan
kerja atl: faktor mesin dan peralatan,
yaitu tidak adanya peralatan pelindung
diri berupa sarung tangan, masker,
pakaian kerja yg tidak sesuai
hub antara perilaku berbahaya dgn
kejadian kecelakaan kerja nilai
p=0,010 (p<0,05).
Semakin berbahaya perilaku seseorang
dalam bekerja maka semakin tinggi
tingkat kejadian kecelakaan kerja.

PERILAKU TSB ATL: tergesa-gesa, tidak


bertanggung jawab, dan tidak memiliki
sikap kerja yg sesuai norma atau aturan.
RCA: ROOT CAUSE ANALYISIS
Tipe Human Error
Menurut Reason (1990),
Ada tiga macam kesalahan, yaitu :
Skill based errors (slips and lapses),
Rule based errors dan
Knowledge based errors (slips and lapses)

Slips : suatu tindakan yg tidak diinginkan.


Lapses lebih mengarah pd kegagalan dlm
mengingat (contohnya lupa dlm melakukan suatu
pekerjaan)
CONTOH
PT. Malindo Intitama Raya merupakan salah satu
produsen springbed di Kota Malang. yg tlh
memiliki program K3, namun dlm pelaksanaannya
program K3 ini kurang begitu diperhatikan & tdk
dijalankan dengan baik.
A. Pekerja Tidak Memakai
Peralatan Keselamatan Kerja
1) Pekerja mengalami tekanan terhdp fisik
2) Kurangnya penjelasan mengenai risiko
pekerjaan
3) Kurangnya perencanaan keselamatan
kerja dalam proyek
4) Kurangnya pengontrolan tentang
keselamatan kerja
5) Kurangnya pemeriksaan terhadap kondisi
dan kelayakan dari peralatan kerja
6) Tidak tersedianya perlengkapan
keselamatan kerja
7) Peralatan keselamatan kerja kurang layak
pakai
8) Perusahaan kurang memperhatikan
ketersediaan peralatan keselamatan kerja
9) Kurangnya penjelasan mengenai tanggung
jawab dan kewajiban terhadap keselamatan
kerja di dalam proyek
10) Kurangnya pelatihankeselamatan kerja
B. Pekerja Melakukan Kesalahan2 Kecil

1) Pekerja mengalami tekanan terhadap


waktu
2) Pekerja mengalami tekanan terhadap
mental
3) Pekerja kurang terampil dalam
melakukan pekerjaannya
4) Kurangnya pengarahan / penjelasan
mengenai keselamatan kerja
sebelum memulai pekerjaan
5) Lokasi kerja yang tidak bersih dan rapi
6) Lokasi proyek yang baru / asing
7) Kurangnya pengontrolan lokasi proyek
8) Tidak adanya tanda-tanda peringatan atau
hati-hati di dalam lokasi proyek
9) Tempat bekerja yang sempit atau
mempunyai sedikit ruang gerak 10) Tidak
adanya alat pengaman seperti: penutup
lubang, jaring pengaman, dll
11) Lalu lintas proyek yang tidak teratur
C. Pekerja Bekerja Dgn Tergesa-gesa

1) Pekerja mengalami tekanan terhadap waktu


2) Kurangnya analisa / penjelasanterhadap risiko
kecelakaan kerja di dalam proyek
3) Kurangnya pengarahan / penjelasan mengenai
keselamatan kerja sebelum memulai pekerjaan
4) Kurangnya pengawasan terhadap pekerjaan yang
dilakukan oleh pekerja
5) Kurangnya komunikasi dan koordinasimengenai
pekerjaan yang dikerjakan
6) Gambar kerja yang kurang jelas & membingungkan
7) Kurangnya reward atau kompensasi terhadap
keselamatan kerja di dalam proyek
D. Pekerja Bekerja Dengan Posisi
yg Tidak Benar Atau Tidak Nyaman

1) Pekerja mengalami tekanan terhadap


waktu
2) Kurangnya survey dan data mengenai
lokasi kerja
3) Lokasi kerja yang tidak bersih dan rapi
4) Kurangnya pemeriksaan terhadap
bahan dan meterial yang terdapat di
dalam proyek
5) Kurangnya pengontrolan lokasi proyek
6) Tdk adanya tanda2 peringatan a/ hati2 di dlm
lokasi proyek
7) Tidak tersedianya perlengkapan P3K di dalam
lokasi proyek
8) Tempat bekerja yg sempit a/ mempunyai sedikit
ruang gerak
9) Tempat bekerja yang kurang nyaman seperti:
penerangan yg kurang cukup, sirkulasi udara tidak
baik, dll
10) Perusahaan mempekerjakan tenaga kerja tidak
sesuai dgn kemampuan dan keahliannya
11) Kurangnya peraturan/prosedur keselamatan
kerja yg jelas dan tegas
E. Pekerja Bekerja Dgn Waktu
Yg Sempit
1) Pekerja mengalami tekanan terhadap waktu
2) Pekerja kurang terampil dalam melakukan pekerjaannya
3) Kurangnya pengarahan/penjelasan mengenai ke
selamatan kerja sebelum memulai pekerjaan
4) Kurangnya pengawasan terhadap pekerjaan yang
dilakukan oleh pekerja
5) Kurangnya komunikasi dan koordinasi mengenai
pekerjaan yang dikerjakan
6) Perusahaan mempekerjakan tenaga kerja tidak sesuai
dengan kemampuan dan keahliannya
7) Pemilihan rekan kerja (Sub kontraktor) yang tidak
memperhatikan keselamatan kerja
8) Kurangnya pelatihan keterampilan kerja
Penanggulangan Kecelakaan Kerja
Contoh kecelakaan kerja nakes
1. TERPELESET , biasanya karena lantai licin.
Terpeleset dan terjatuh adalah bentuk kecelakaan kerja yang
dapat terjadi di Tempat Kerja Kesehatan.
Akibat :
Ringan: memar
Berat : fraktura, dislokasi, memar otak, dll.

PENCEGAHAN :
Pakai sepatu anti slip
Jgn pakai sepatu dgn hak tinggi, tali sepatu longgar
Hati2 bila berjalan pd lantai yg sdg dipel
(basah dan licin) atau tidak rata konstruksinya.
Pemeliharaan lantai dan tangga
2. MENGANGKAT BEBAN
Mengangkat beban merup pekerjaan yg cukup berat,
terutama bila mengabaikan kaidah ergonomi. 
Akibat : cedera pd punggung
 
PENCEGAHAN :
Beban jgn terlalu berat
Jgn berdiri terlalu jauh dari beban
Jgn mengangkat beban dengan posisi membungkuk tapi
pergunakanlah tungkai bawah sambil berjongkok
Pakaian penggotong jgn terlalu ketat shg pergerakan
terhambat.
Cara utk mengatasi kelelahan dpt dilakukan dgn
membuat jadwal kerja shift yg baik (CNA & RNAO,
2010):
a. Perawat tdk bekerja lbh dr 12 jam dlm
periode 24 jam atau tdk lbh dr 48 jam dlm
periode 7 hari.
b. Jadwalkan rotasi shift setiap 1 ato 2 mgg
agar ritme sirkadian tubuh dpt beradaptasi.
c. Membuat jadwal kerja dimana ada waktu
istirahat yg meliputi 8 jam tidur tanpa
interupsi, istirahat dr tanggung jawab kerja &
wkt utk melakukan aktivitas
sehari-hari individual.
Sumber
Bayu W. 2013, Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
kecelakaan kerja pada pekerja Tambang pasir gali di desa pegiringan
Kabupaten pemalang (artikel)

Manlian Ronald. A. Simanjuntak, Rendy Praditya (2012). Identifikasi


Penyebab Risiko Kecelakaan Kerja Pada Kegiatan Konstruksi Bangunan
Gedung Di Dki Jakarta. Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 2,
Juli 2012

Vilia A, Saftarina F, Larasati TA. Hubungan Shift Kerja dengan Kelelahan


Kerja pada Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Bandar Lampung FK Universitas Lampung., ISSN 2337-3776

Anda mungkin juga menyukai