Anda di halaman 1dari 13

UPAYA PENEGAKAN SYARI’AT

ISLAM ACEH DAN BERBAGAI


TANTANGAN YANG
MENGHADANGNYA
Kelompok 5
PUTRI NABILA
FAHIRA OTRISYA
MUHAMMAD ASYRAF
YUKI
ZUHAL MUHAMMAD RIZKI
Definisi syariat Islam

 secara etimologi
 menurut yusuf Al-Qardhawi
 secara terminologi
Sejarah syariat Islam Di Aceh

• Bagi masyarakat Aceh, masalah penerapan Syari’at


Islam bukanlah persoalan baru meskipun secara legal
formal baru diformalkan sejak satu dekade silam.
Sejak abad VII H, agama islam telah masuk ke daerah
ini dan telah tumbuh menjadi kerajaan islam dan
berkembang ssampai abad XIV M. Hal itu sejalan
dengan pandangan bahwa “dari penelitian sejarah,
hukum islam (syari’at islam) telah ada di Indonesia
sejak bermukimnya orang-orang islam di Indonesia.
Syariat islam mendapatkan
legitimasi pusat
• Berbagai peristiwa dan bahkan prahara terus berlangsung, dari
pergolakan Darul Islam-Tentara Islam Indonesia (DI-TII), Aceh Merdeka
(AM), hingga GAM, kemudian sampai pada kesimpulan pemerintah
pusat untuk memberikan hak-hak kestimewaan Aceh dalam penegakan
Syari`at Islam .Setelah berbagai pergolakan panjang tersebut, Aceh
akhirnya mendapatkan status “Istimewa”nya dari Pemerintah Pusat
dimana pusat kemudian mengeluarkan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 44 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan
Keistimewaan Propinsi Daerah Istimewa Aceh yang ditanda tangani pada
tanggal 4 Oktober 1999 oleh Menteri Negara dan Sekretaris Negara RI,
Muladi dan Presiden Republik Indonesia Baharuddin Jusuf Habibi.
Qanun-Qanun syariat Islam,
pengawal peradaban
• Qanun-Qanun syariat Islam di Aceh, baik bidang
aqidah, jinayah dan sebagainya, adalah jawaban untuk
membendung keruntuhan peradaban sekaligus upaya
untuk mengembalikannya agar kembali tegak
menjulang dan gemilang. Jadi, Qanun-qanun syariat
Islam dibuat untuk mencegah potensi pelanggaran atas
syariat islam, agar syariat Islam diterapkan, sehingga
dengan itu kita akan meraih kembali kejayaan hidup
di dunia bahkan juga di akhirat, in sya Allah.
Qanun-Qanun Yang Sudah Disahkan

• Peraturan daerah nomor 5 tahun 2000 tentang pelaksanaan syariat Islam di


Provinsi Daerah Istimewa Aceh
• Qanun provinsi nanggroe Aceh darussalam nomor 10 tahun 2002 tentang
peradilan syariat Islam
• Qanun provinsi nanggroe Aceh darussalam nomor 11 tahun 2002 tentang
pelaksanaan syariat Islam di bidang aqidah, ibadah dan syi’ar Islam
• Qanun provinsi nanggroe Aceh darussalam nomor 12 tahun 2003 tentang
minuman khamar dan sejenisnya
• Provinsi nanggroe Aceh darussalam nomor 13 tahun 20003 tentang
maisir(perjudian)
• Qanun provinsi nanggroe Aceh darussalam nomor 14 tahun 2003 tentang
khalwat (mesum)
• Qanun Aceh nomor 5 tahun tentang susunan organisasi dan tata kerja dinas
dan lembaga daerah provinsi nanggroe Aceh darussalam
• Qanun Aceh nomor 10 tahun 2009 tentang Baitul mal
• Qanun Aceh nomor 9 tahun 2008 tentang pembinaan adat dan adat istiadat
• Qanun Aceh nomor 10 tahun 2008 tentang lembaga Adat
• Qanun Aceh nomor 2 tahun 2009 tentang majelis permusyawaratan ulama
• Qanun Aceh nomor 8 tahun 2015 tentang pembinaan dan perlindungan
aqidah
• Qanun Aceh nomor 6 tahun 2014 tentang hukum jinayat
Pokok-pokok Syari’at Islam
di Aceh
Aqidah
Syariah
Akhlak
Tujuan dan Fungsi

• Pada bagian kedua Qanun ini, tentang Tujuan dan


Fungsi, pada Pasal 3 (1) Pelaksanaan Syari’at Islam
yang diatur dalam Qanun ini bertujuan menerapkan
Syari’at Islam secara menyeluruh. (2) penerapan
Syari’at Islam sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tersebut yaitu bertujuan untuk melindungi agama,
jiwa, harta, akal, kehormatan, harkat, nasab,
masyarakat dan lingkungan hidup.
Lembaga penegak Syariat Islam di Aceh

• Membentuk Wilayatul Hisbah (WH) sebagai badan


pengawasan dan penegakan Syariat, tetapi tidak ada
perincian mengenai bagaimana ia berfungsi. Qanun No.
10/2002 tentang pengadilan Syariat untuk pertama
kalinya memperluas jangkauan wewenang hukum
pengadilan agama hingga di luar hukum keluarga dan
warisan, termasuk transaksi ekonomi (muamalat) yang
sebelumnya tidak termasuk dalam yurisdiksi pengadilan
agama, dan juga kasus-kasus pidana (jinayat).
Keberhasilan syariat islam sejauh ini

• Implementasi Syari`at Islam di Aceh dewasa ini harus diakui


telah membawa banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat
Aceh. Tugas-tugas dakwah dan perlawanan terhadap
kemaksiatan dan seruan untuk hidup dalam naungan Islam telah
banyak yang menjadi agenda pemerintah Aceh. Prestasi-
prestasi anak Aceh pun kian mendunia. Bahkan, seruan-seruan
untuk kembali dalam sistem Islam dalam berbagai tatanan
kehidupan kian bergema setiap saat. Dari bidang ekonomi,
pelayanan publik, sosial budaya dan pariwisata, pendidikan,
kesehatan, hingga ke berbagai persoalan prinsipil lainnya.
Kesimpulan:

Syari’at mencakup semua aturan yang ada dalam islam, termasuk aqidah, hukum dan akhlak
Pasca masuk ke Aceh, islam terus berkembang pesat dan tidak terbendung. Islam dengan
aturan syari’atnya menjadi way of life atau gaya hidup masyarakat Aceh, baik di masa
kerajaan-kerajaan kecil, seperti kerajaan Islam Pasai, maupun hingga munculnya kerajaan
Aceh Darussalam yang didirikan oleh Sulthan Ali Muhayat Syah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan
Keistimewaan Propinsi Daerah Istimewa Aceh yang ditanda tangani pada tanggal 4 Oktober
1999 oleh Menteri Negara dan Sekretaris Negara RI, Muladi dan Presiden Republik Indonesia
Baharuddin Jusuf Habibi.
Nilai-nilai Islam telah semakin menguat dalam berbagai sisi kehidupan masyarakat Aceh
sebagai bukti bahwa seruan menuju kehidupan Islam akan senantiasa membuahkan hasil
meskipun secara bertahap. Sudah sangat jauh lebih baik jika kita membandingkan Aceh kini
dengan Aceh masa lalu di era konflik berkepanjangan yang merusak segala sendi dan fondasi
peradaban bangsa Aceh.

Anda mungkin juga menyukai