Menggunakan 'chart' => yaitu membaca 'chart' dari jarak yang ditentukan, biasanya 5 atau 6 meter. Digunakan jarak sepanjang itu karena pada jarak tersebut mata normal akan relaksasi dan tidak berakomodasi E chart => kartu yang bertuliskan huruf E semua, tapi arah kakinya berbeda-beda. • Kartu diletakkan pada jarak 5 atau 6 meter dari pasien dengan posisi lebih tinggi atau sejajar dengan mata pasien. Bila jarak 5 meter, maka visus normal akan bernilai 5/5 artinya mata normal dapat melihat pada jarak 5 meter, pasien juga dapat melihat pada jarak 5 meter. • Bila berjarak 6 m, berarti visus normalnya 6/6. Satuan selain meter ada kaki = 20/20, ada juga log (logaritma). • Pastikan cahaya harus cukup • Bila ingin memeriksa visus mata kanan, maka mata kiri harus ditutup dan pasien diminta membaca kartu. • Tajam penglihatan adalah 6/6 berarti pasien dapat membaca seluruh hurup dalam kartu snellen dengan benar. • Bila baris yang dibaca seluruhnya bertanda 30 maka dikatakan tajam penglihatan 6/30, berarti dia hanya bisa melihat pada jarak 6m yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 30m. • Bila dalam uji hitung pasien hganya dapat melihat atau menentukan dari jumlah jari yang diperlihatkan pada jarak 3m maka dinyatakan tajam penglihatan 3/60. jari terpisah dapat terlihat orang normal pada jarak 60m. • Orang normal dapat melihat gerakan atau lambaian tangan pada jarak 300m bila mata hanya dapat melihat lambaian tangan pada jarak 1m berarti tajam penglihatan adalah 1/300. • Bila mata hanya mengenal adanya sinar saja, tidak dapat melihat lambaian tangan maka dikatakan sebagai 1/~ orang normal dapat melihat cahaya pada jarak yang tak terhingga Pemeriksaan refraksi mata Secara obyektif Secara subyektif • Auto refrakto meter • Snellen chart • Lenso meter • Pasien duduk dengan jarak 6m dari kartu snellen. • Satu mata dututup dengan mata yang terbuka pasien diminta membaca baris yang terkecil yang masih dapat dibaca. • Pada mata yang terbuka diletakan lensa + 0,50 untuk menghilangkan akomodasi pada saat pemeriksaan. • Kemudian diletakan lensa positif tambahan • Bila penglihatan tidak bertambah baik maka diletakan lensa negatif, bila menjadi lebih jelas bearti pasien mengalami myopia. • Bila sudah sampai jelasnya dilakukan tes kartu snellen kembali. • Bila tidak didapatkan hasil 6/6 maka mungkin lensa positif yang diberikan terlalu berat harus dikurangi perlahan – lahan atau ditambah lensa negatif perlahan – lahan sampai tajam penglihatan menjadi 6/6.