FRAKTUR MAXILLA
AGATHA SADA UA
2009020026 (1A)
Fraktur Maksila
• Kerusakan pada tulang maxilla akibat adanya trauma, periodontitis maupun neoplasia.
• Secara anatomi maxilla tulang bagian atas dari dagu yang tersusun bersama tulang incisivi atau
seringkali disebut premaxilari.
• Pada anjing gigi premolar dan molar.
• Tulang incisivi bagian caudal yang terhubung dengan maxilla berisi gigi incisor.
• Posisi kedua gigi taring sangat dekat dengan ruang hidung sehingga sangat mudah untuk menyebabkan
kerusakan ketika terjadi trauma (Birchard, 2002).
Etiologi
• Trauma yang mengenai tulang kekuatan trauma melebihi kekuatan tulang dan mayoritas fraktur akibat
kecelakaan lalu lintas.
• Jatuh dari ketinggian, kecelakaan kerja, cidera olahraga.
• Trauma bisa terjadi secara langsung dan tidak langsung (Birchard, 2002).
Tanda Klinis
• Gejala klinis yang terjadi bervariasi dan termasuk adanya krepitasi ketika dilakukan manipulasi pada
maksila pada saat palpasi.
• Terasa sakit mulut dibuka dan dagu dipegang.
• Asymetri dari bentuk dagu.
• Hidung atau mulut mengeluarkan darah.
• Terjadi kerusakan pada bagian hidung (Fossum, 2013).
Diagnosa
• Hewan merasa cemas dan kesakitan membuka mulut dan menelan makanan.
• Saliva akan keluar lebih banyak dan berwarna kemerahan jika disertai luka namun kadang juga tidak
mengalami perubahan jika luka akibat trauma.
• Krepitasi dan ketidakstabilan terlihat palpasi pada rongga mulut.
• Melakukan x-ray pada daerah yang dicurigai mengalami fraktur (Fossum, 2015).
Penanganan
• Penanganan kasus fraktur maksila pada anjing yang mengalami patah tulang rahang multiple dan hiatus
lingue oleh Akin et al., (2013),
• Pemberian premedikasi xylazine HCl 1 mg/kg IM anestesi dengan ketamin HCl 2 mg/kg IM
pemberian ketamin IV.
• Mukosa lidah dan mulut pasien serta daerah sekitarnya larutan fisiologis (Biofleks® 0,9% NaCl,
1000 mL, Biosel, Turki).
• Ujung fragmen pada fraktur korpus mandibula kanan dibersihkan dan difiksasi dengan 2 cerclage penuh.
• Cerclage symphysismandibulae gambaran dari bentuk 8 yang diaplikasikan pada gigi anjing.
• Fraktur maksila difiksasi dengan 2 cerclage yang dipasang antara molar kanan dan molar kiri serta gigi
anjing dari rahang atas.
Penanganan
• Potongan lidah dibersihkan dan jaringan nekrotik
dieksisi (diangkat).
• Tepi potongan pada bagian superior dan inferior lidah
ditutup jahitan sederhana terputus benang
poliglaktin 2/0 (Vicryl®, Ethicon, UK).
• Luka apikal kanan dikuret dan dijahit dan luka pada
jaringan lunak lainnya yang terdapat di mukosa mulut Gambar 1. Gambar intraoperatif dan rontgen pascaoperasi.
ditutup jahitan sederhana terputus.
• Pasca operasi penisilin-streptomisin IM &
antiseptik oral (gliserin yodium) 10 hari ke depan.
• Setelah hari ke 10 pasca operasi, pasien bisa diberi
makan makanan lunak dan bisa makan secara normal
setelah 1 bulan (Akin et al., 2013).
Penanganan
• Penanganan fraktur maksila menurut Fossum (2015), yaitu
• Kawat interdental di sekitar gigi yang berdekatan dengan garis fraktur.
• Posisikan kawat dengan aman di tulang di sekitar pangkal gigi
• Tempatkan kawat melalui lubang yang dibor di antara gigi dan melalui permukaan tulang kortikal
superfisial.
• Lewatkan kawat melalui lubang, lingkari gigi dan kencangkan.
• Tekuk ujung kawat ke dalam mukosa.
• Hewan diposisikan dalam posisi ventral recumbency untuk perawatan fraktur maksila.
• Daerah bedah, termasuk mulut disterilkan membuat sayatan pada kulit di atas fraktur angkat
perlahan jaringan lunak dari tulang Kurangi fraktur dan stabilkan dengan pelat tulang.