Anda di halaman 1dari 24

Gangguan Afektif

Depresi
Ginanjar Putri Sari 102120014
Pembimbing : dr. Fitta Deskawaty, Sp.KJ
Definisi

Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaaan yang
sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor,
konsentrasi, kelelahan dan rasa putus asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh diri.
Menurut WHO, depresi merupakan gangguan mental yang ditandai dengan
munculnya gejala penurunan mood, kehilangan minat terhadap sesuatu, perasaan
bersalah, gangguan tidur atau nafsu makan, kehilangan energi, dan penurunan
konsentrasi (World Health Organization, 2010).
Etiologi

Depresi disebabkan oleh kombinasi banyak faktor. Adapun faktor biologis,


faktor bawaan atau keturunan, faktor yang berhubungan dengan perkembangan
seperti kehilangan orang tua sejak kecil, faktor psikososial, dan faktor lingkungan,
yang menjadi satu kesatuan mengakibatkan depresi
Patofisiologi
Pasien dengan gangguan mood mengalami kelainan di metabolit amin biogenik, seperti asam
5-hydroxyindoleacetic (5-HIAA), asam homovanilic (HVA), dan methoxyhydroxyphenil-glycol
(MHPG) di dalam darah, urin dan cairan serebrospinal. Patofisiologi depresi dijelaskan dalam
beberapa hipotesis:
 Amina biogenik merupakan hipotesis yang menyatakan, depresi disebabkan menurunnya
atau berkurangnya jumlah neurotransmitter norepinefrin (NE), serotonin dan dopamine
(DA) dalam otak).
 Hipotesis sensitivitas reseptor yaitu perubahan patologis pada reseptor yang dikarenakan
terlalu kecilnya stimulasi oleh monoamine dapat menyebabkan depresi.
 Hipotesis desregulasi, tidak beraturannya neurotransmitter sehingga terjadi gangguan
depresi dan psikiatrik. Dalam teori ini ditekankan pada kegagalan hemeostatik sistem
neurotransmitter, bukan pada penurunan atau peningkatan absolute aktivitas
neurotransmitter.
Jenis Kelamin

Epidemiologi 01 Perempuan dua kali lipat lebih besar


dibanding laki – laki

Usia
02 Rata – rata usia sekitar 40 tahunan, hampir
50% awitan diantara usia 20 – 50 tahun.

Status Perkawinan
03 Seseorang yang tidak mempunyai
hubungan interpersonal yang erat, pada
orang yg bercerai atau pisah.

04
Faktor Sosioekonomi
kelompok responden dengan pendapatan rendah
ditemukan tingkat depresi yang cukup tinggi yaitu
sebesar 51%
Kriteria diagnostik depresi menggunakan DSM -5:
- Gangguan Depresi mayor, Depresi Tunggal
- Gangguan Depresi Mayor berulang
- Gangguan Depresi persisten (Dysthymia)
Klasifikasi
Depresif Berulang Episode Depresif

Berikut adalah pembagian dari depresif


berulang berdasarkan PPDGJ III :
• Gangguan depresif berulang (GDB),
episode kini ringan (F33.0) Berikut adalah pembagian dari episode
• GDB, episode kini sedang (F33.1) depresif berdasarkan PPDGJ III :
• GDB, episode kini berat tanpa gejala • Episode depresif ringan (F32.0)
Psikotik (F33.2) • Episode depresif sedang (F32.1)
• GDB, episode kini berat dengan • Episode depresif berat tanpa gejala
gejala Psikotik (F33.3) psikotik (F32.2)
• GDB, Kini dalam remisi (F33.4) • Episode depresif berat dengan gejala
• GDB lainnya (F 33.8) psikotik (F32.3)
• GDB YTT (F33.9) • Episode depresif lainnya (F32.8)
• Episode depresif YTT (F32.9)
Gejala Klinis

Gejala utama
Gejala(sedih,
1. Afek depresi lainnyamurung, lesu, menangis)
2. Kehilangan 1. Konsentrasi
minat dan perhatian berkurang
dan kegembiraan
3. Berkurangnya2. energi
Harga diri
yangdanmenuju
kepercayaan diri berkurang
meningkatnya
3. Gagasan
keadaan mudah lelah tentang rasa bersalah
(rasa lelah dan tidak berguna
yang nyata
4. Pandangan
sesudah kerja masa depan
sedikit saja) suram dan pesimis
dan menurunnya
aktivitas. 5. Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
6. Tidur terganggu
7. Nafsu makan terganggu

!!! Untuk penegakkan diagnosis min. 2 minggu, namun periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa berat dan
berlangsung cepat

!!! Episode Depresi hanya untuk episode depresif tunggal (pertama) untuk episode depresif berikutnya diklasifikasikan sebagai
gangguan depresif berulang
Diagnosa Episode Depresif Menurut PPDGJ III

1. Episode Depresif Ringan (F32.0) :

• Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti


tersebut di atas
• Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya
• Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya
• Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2
minggu
• Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa
dilakukannya.
3. Episode Depresif Berat dengan Tanpa
Gejala Psikotik (F32.2):
2. Episode Depresif Sedang
(F32.1) : • Semua 3 gejala utama depresi harus
ada
• Sekurang-kurangnya harus • Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari
ada 2 dari 3 gejala utama gejala lainnya dan beberapa
• Ditambah sekurang- diantaranya harus berintensitas berat
kurangnya 3 atau 4 dari • Bila ada gejala penting (misalnya
gejala lainnya retardasi psikomotor) yang menyolok,
• Lamanya seluruh episode maka pasien mungkin tidak mau atau
berlangsung minimum 2 tidak mampu untuk melaporkan
minggu banyak gejalanya secara rinci. Dalam
• Menghadapi kesulitan nyata hal demikian, penilaian secara
untuk meneruskan kegiatan menyeluruh terhadap episode depresi
sosial, pekerjaan, dan berat masih dapat dibenarkan.
urusanrumah tangga. • Sangat tidak mungkin pasien akan
mampu meneruskan kegiatan sosial,
pekerjaan atau urusan rumah tangga,
kecuali pada taraf yang sangat
terbatas.
4. Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik (F32.3) :
• Episode depresi berat yang memenuhi kriteria menurut No. 3 di atas
(F.32.2) tersebut di atas, disertai waham, halusinasi atau stupor depresi.
• Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka
yang mengancam dan pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu.
Halusinasi auditorik atau alfatorik biasanya berupa suara yang menghina
atau menuduh, atau bau kotoran.Retardasi psikomotor yang berat dapat
menuju pada stupor.

5. Episode Depresif Lainnya (F32.8)


6. Episode Depresif YTT (F32.9)
Gangguan Depresif Berulang

• Merupakan episode berulang dari depresi, rata-rata lamanya penyakit 6 bulan


• Tanpa riwayat adanya episode tersendiri dari peninggian afek dan hiperaktivitas
(manik), namun episode singkat dari peninggian afek dan hiperaktivitas
(hipomania) masih dapat ditegakkan diagnosis kategori ini.
• Pemulihan dapat sempurna diantara episode namun dapat menetap pada usia
lanjut
• Episode masing-masing sering kali dicetuskan oleh peristiwa kehidupan penuh
stress, trauma mental lain (adanya stress tidak esensial untuk penegakkan
diagnosis).
2. Gangguan Depresif Berulang,
1. Gangguan Depresif Berulang,
Episode Kini Sedang (F33.1)
Episode Kini Ringan (F33.0)
(a) Memenuhi kriteria episode
(a) Memenuhi kriteria episode
depresif berulang ( F33.-) dan
depresif berulang ( F33.-)
saat ini memenuhi kriteria
dan saat ini memenuhi
episode depresif sedang
kriteria episode depresif
(F32.1).
ringan (F32.0).
(b) Sekurang-kurangnya dua
(b) Sekurang-kurangnya dua
episode masing-masing
episode masing-masing
minimal 2 minggu, dengan
minimal 2 minggu, dengan
selang waktu beberapa bulan.
selang waktu beberapa bulan.
4. Gangguan Depresif Berulang,
3. Gangguan Depresif Berulang,
Episode Kini Berat dengan
Episode Kini Berat tanpa
Gejala Psikotik (F33.2) Gejala Psikotik (F33.3)

a. Kriteria depresif berulang a. Kriteria depresif


(F33.-) terpenuhi dan saat berulang (F33.-) terpenuhi
ini memenuhi kriteria dan saat ini memenuhi kriteria
episode depresif berat depresif berat dengan gejala
tanpa gejala psikotik psikotik (F32.3).
(F32.2). b. Sekurang-kurangnya dua
b. Sekurang-kurangnya dua episode masing-masing
episode masing-masing minimal 2 minggu, dengan
minimal 2 minggu, dengan selang waktu beberapa bulan.
selang waktu beberapa
bulan.
Gangguan Depresif berulang, kini, dalam remisi (F33.4)

5. Gangguan Depresif Berulang, Kini dalam Remisi


a. Kriteria depresif berulang (F33.-) terpenuhi di masa lampau dan saat ini tidak
memenuhi kriteria depresif apapun (F30 – F39).
b. Sekurang-kurangnya dua episode masing-masing minimal 2 minggu, dengan selang
waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna.

6. Gangguan Depresif Berulang Lainnya (F33.8)

7. Gangguan Depresif Berulang YTT (F33.9)


Tatalaksana
Non Farmakologi
Farmakologi
(Psikoterapi)
01 02

Rawat Inap
03 (Hospitalisasi)
Farmakoterapi

Golongan Golongan Golongan Golongan Golongan


Trisiklik Tetrasiklik SSRI RIMA Atypical
Selective Reversible Inhibitor
Serotonine of Monoamine
Reuptake Oxidase
Inhibitor

Trazodone
Amitriptilin Maprotiline Fluoxetine Moclobemide
Imipramine Mianserine Fluvoxamine
Tianeptine Amoxapine Paroxetine
Sertraline
Golongan Trisiklik Golongan Tetrasiklik
Amitriptilin Maprotiline
Nama dagang : Laroxyl Nama dagang : Ludiomil
Kemasan : 25 mg Kemasan : 10, 25, 50 dan 75 mg
Dosis : 25-300 Dosis : 25-250 mg/oral/hari
Imipraminemg/oral/hari Mianserine
Nama dagang : Tofranil Nama dagang : Tolvon
Kemasan : 25 mg Kemasan : 10 mg dan 30 mg
Dosis : 25-300 Dosis : 10-300 mg/oral/hari
mg/oral/hari
Tianeptine Amoxapine
Nama dagang : Stablon Nama dagang : Asendin
Kemasan : 12,5 mg Kemasan : 100 mg
Dosis : 3x12,5 mg/oral/hari Dosis : 50-600 mg/oral/hari
Golongan Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI)

Fluoxetine
Nama dagang : Prozac, Kalxetin Paroxetine
Kemasan : 20 mg Nama dagang : Seroxat
Dosis :10-80 mg/oral/hari Kemasan : 20 mg
Dosis : 20-80 mg/oral/hari
Fluvoxamine
Nama dagang : Luvox Sertraline
Kemasan : 50 mg & 100 mg Nama dagang : Zoloft
Dosis :50-400 mg/oral/hari Kemasan : 50 mg
Dosis : 50-300 mg/oral/hari
Golongan RIMA (Reversible Inhibitor of Monoamine Oxidase)
Moclobemide
Nama dagang : Aurorix
Kemasan : 150 mg
Dosis : 150-600 mg/oral/hari

Golongan Atypical
Trazodone
Nama dagang : Trazone
Kemasan : 50 mg & 100 mg
Dosis : 50-400 mg/oral/hari
Jenis obat yang umum digunakan :

• Amitriptilin : sebesar 25 mg-250 mg/oral/hari dalam dosis terbagi


• Moclobemid : dosis antara 300-600 mg/oral/hari dlm dosis terbagi
• Fluoxetine : dosis berkisar antara 20-60 mg/oral/hari

• Diharapkan pasien telah bebas dari simptom dalam 16-20 minggu dan pengobatan dilanjutkan selama 4
bulan setelah bebas simptom.
• Penghentian obat anti depresan haruslah secara bertahap, dosis diturunkan ¼-1/3 perbulannya dan
berlangsung dalam beberapa bulan.
Non Farmakoterapi (Psikoterapi)
• Terapi aktif, langsung, dan time limited yang berfokus pada
penanganan struktur mental seorang pasien.
Terapi Kognitif • Tujuan meringankan episode depresif dan mencegah kekambuhan
dengan membantu pasien mengidentifikasi kognisi negatif dan
mengembangkan cara berfikir alternatif, felksibel, positif.

• Terapi yang digunakan pada pasien dengan gangguan depresi dengan


cara membantu pasien untuk mengubah cara pikir dalam berinteraksi
Terapi Perilaku dengan lingkungan sekitar dan orang-orang sekitar. Terapi perilaku
dilakukan dalam jangka waktu yang singkat, sekitar 12 minggu (Reus,
V.I., 2004).

• Terapi ini berfungsi untuk mengetahui stressor pada pasien yang


Terapi Interpersonal mengalami gangguan, dan para terapis dan pasien saling bekerja sama
untuk menangani masalah interpersonal tersebut.
Rawat Inap (Hospitalisasi)
Indikasi rawat inap:
• Adanya kebutuhan untuk diagnostik
• Resiko bunuh diri atau melakukan pembunuhan
• Tidak ada dukungan dari keluarga
THANK YOU
Do good and good will come to you <3

Anda mungkin juga menyukai