PROVINSI
INDIKATOR RENSTRA DAN RPJMN
Indikator Renstra
Tahun 2021
Target Nas Target Prov Cakupan TW 1
Persentase
1 persalinan di fasilitas pelayanan 89% 89%
kesehatan (PF)
Persentase Desa/kelurahan
2 Dengan Stop Buang air besar 50%
Sembarangan SBS)
Persentase Ibu
3 hamil Kurang Energi Kronis 14.5% 13% 10,59%
(KEK)
Persentase Kabupaten/kota
4 yang menerapkan kebijakan 35%
gerakan masyarakat hidup sehat
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN PEMBINAAN
KESEHATAN KELUARGA
Indikator
Tahun 2021
Target Nas Target Prov Cakupan TW 1
1 Jumlah kabupaten/kota yang
menyelenggarakan pelayanan 200 11 0
kesehatan ibu dan bayi baru lahir
2 Jumlah kabupaten/kota yang
200
menyelenggarakan pelayanan
kesehatan balita
3 Jumlah kabupaten/kota yang
menyelenggarakan pelayanan 150 9 1
kesehatan anak usia sekolah dan
remaja
4 Jumlah kabupaten/kota yang
200 15 0
menyelenggarakan pelayanan
kesehatan usia reproduksi
5 Persentase kabupaten/kota yang
menyelenggarakan pelayanan
kesehatan lanjut usia 50 50 100 %
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN PEMBINAAN GIZI
MASYARAKAT
12
Indikator
Tahun 2021
Target Nas Target Prov Cakupan TW 1
Persentase Kabupaten/kota
1 yang melaksanakan Surveilans 70% 71% 13,3%
gizi
Persentase
2 Puskesmas mampu 20% 22% 0
tatalaksana gizi buruk pada balita
• SOLUSI :
1. Perlu dilakukan supervisi di Kabupaten/Kota dan Puskesmas untuk
mendampingi dalam penginputan data di e-PPGBM.
2. Perlu segera dilaksanakannya Pelatihan Tata Laksana Kasus Gizi
Buruk tingkat Puskesmas.
Tantangan/Kendala yang dihadapi pelayanan
kesehatan ibu dan bayi baru lahir
• Indikator Jumlah Kabupaten/kota yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan ibu dan bayi baru lahir defenisi operasionalnya dirasakan terlalu
berat oleh Kab.Kota
• Indikator Jumlah Kabupaten/kota yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan usia reproduksi defenisi operasionalnya dirasakan terlalu berat
oleh Kab.Kota
• kurangnya disiplin dalam hal pencatatan pelaporan
• Pengelola yang ber-ganti2 sehingga kurangnya pemahamam tentang DO
• Anggaran Terbatas
• Pandemi Covid-19 belum berakhir
• Kurangnya kerjasama antar program
SOLUSI
• Sosialisasi kepada Kab/Kota secara terus menerus
dan berkesinangan krn pengelolanya sering berganti
ganti
• Bimtek dan Monev harus tepat sasaran
• Integrasi program sangat diperlukan
17
Hambatan :
1. Masih banyak Puskesmas yang belum Mampu Laksana PKPR dikarenakan dengan
kondisi dari masing-masing Puskesmas. Dari 199 Puskesmas baru 47 Puskesmas yg
mampu laksana PKPR.
2. Masih banyak Puskesmas yang belum menerapkan indikator Puskesmas membina
minimal 20% sekolah/madrasah (SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA), dikarenakan
banyak sekolah yang belum memiliki UKS di sekolahnya karena terkendala biaya untuk
pengadaan UKS. Dari 199 Puskesmas baru 48 Puskesmas yg mampu membina sekolah
yg ada UKS.
3. Indikator Persentase Kabupaten/kota yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
anak usia sekolah dan remaja tidak berjalan sesuai dengan DO-nya.
4. Pemasukan laporan yang tidak sesuai yang dijadwalkan bagi Kabupaten/Kota membuat
pelaporan ke Pusat juga jadi terhalang.
5. Pandemi C-19 menyebabkan pelaksanaan indikator program tidak dapat berjalan.
6. Kurangnya kerjasama antar pengelola program di Puskesmas dan di Kabupaten/Kota
Tantangan : Pengelola Program Usekrem di Puskesmas dan
Kabupaten/Kota sering berganti-ganti, sehingga masih kurangnya
pemahaman tentang pencatatan dan pelaporan Program Usekrem.
Strategi :
Melakukan Sosialisasi terus menerus kepada Kabupaten/Kota untuk
pencatatan dan pelaporan;
Mengasah kemampuan Pengelola Program Usekrem di
Kabupaten/Kota sampai di Puskesmas lewat pelaksanaan Orientasi
dan Pelatihan bagi pengelola program yang tepat sasaran;
Tetap melakukan koordinasi dengan Kabupaten/Kota agar pelaporan
dapat terlaksana dengan baik.