Anda di halaman 1dari 27

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

TERJADINYA TUBERKULOSIS DI
PUSKESMAS PAMIJAHAN

Oleh : dr. Jeremy Gerald Setiamidjaja


Latar Belakang
• TB  infeksi menular, 10 penyebab kematian tertinggi di dunia
• WHO  1993 = Global Health Emergency
2015 = insiden 10.4 juta jiwa, 1.8 juta jiwa meninggal (95%
diantaranya ekonomi menengah kebawah)
• Indonesia  negara ke-2 terbanyak TB setelah India
• RISKESDAS 2019  TB di Indonesia ± 1.1 juta jiwa, Jawa Barat 187 ribu
kasus (tertinggi ke-3 setelah Papua dan Banten)
• Salah satu tolak ukur keberhasilan Program Penanggulangan TB, yaitu
angka pelayanan kesehatan orang terduga TB
• Menurut hasil wawancara pemegang program TB  tahun 2019, tercapai
331 kasus dari target 703 kasus (tercapai 47%). Sedangkan sampai
triwulan 3 tahun 2020 (September 2020), tercapai 426 kasus dari target
713 kasus (tercapai 60%)

perlu diketahui faktor-faktor yang berperan di dalam terjadinya kasus TB


Rumusan Masalah Tujuan Penelitian
• 1. Apa faktor-faktor yang • 1. Untuk mengidentifikasi
mempengaruhi terjadinya faktor-faktor yang
TB di puskesmas mempengaruhi terjadinya
Pamijahan? TB di lingkungan
Puskesmas Pamijahan
• 2. Bagaimana cara untuk
meningkatkan angka • 2. Untuk mengidentifikasi
penemuan kasus TB di masalah masih rendahnya
puskesmas Pamijahan? angka penemuan kasus
TB di lingkungan
Puskesmas Pamijahan
Manfaat Bagi Puskesmas
• 1. Teridentifikasi masalah yang mempengaruhi
terjadinya TB di lingkungan Puskesmas Pamijahan
• 2. Ditemukan penyebab rendahnya angka penemuan
TB di lingkungan Puskesmas Pamijahan
Manfaat Bagi Masyarakat
• 1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai
TB
• 2. Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai
bahaya TB
• 3. Meningkatkan kesadaran masyarakat agar mau
berobat dan sembuh dari TB
Manfaat Bagi Penulis
• 1. Merupakan kesempatan untuk menambah
pengalaman serta menerapkan ilmu
kedokteran terutama Ilmu Kesehatan
Masyarakat.
• 2. Meningkatkan keterampilan berkomunikasi
dan bersosialisasi di masyarakat.
• 3. Meningkatkan kemampuan analisa dalam
mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
pada dunia kesehatan.
• 4. Meningkatkan keilmuan dan pengalaman
mengenai TB
Populasi • Pasien yang melakukan
pengobatan TB kategori 1,
& periode 9 Oktober – 9
November 2020
Desain
Penelitia
• Analisis
Deskriptif Sampel
n
• Semua pasien TB KAT 1 yang
sedang menjalani pengobatan

• PKM
Inklusi di PKM
• Pasien sukarela diwawancarai
Pamijahan & mengisi kuesioner
Tempat
• 9 Oktober –
&Waktu 9 November • Mempunyai keterbatasan
2020 fisik/mental untuk menjawab &
Eksklusi mengisi kuesioner
• Pasien yang menjalani
pengoabatan TB KAT 2
• Pasien yang tidak bersedia
Pembahasan Hasil
Wawancara dan Pengisian
Kuesioner
Hasil Wawancara
dengan Pemegang
Program TB Tingkat Banyak
(Senin, 5 Oktober pendidikan masyarakat
2020) Kurang aktifnya masyarakat yang belum
PMO, terlebih yang rendah  mengetahui
pasien anak & lebih sulit membuang
lansia mengedukasi dahak yang
pasien & benar  - palsu
keluarga tinggi
Hasil Wawancara
dengan Pemegang
Program TB Minimnya
(Senin, 5 Oktober Minimnya
penggunaan
2020) Berobat TB jika media edukasi
masker di
keluhan “berat” untuk
masyarakat
seperti batuk masyarakat agar
untuk
darah & sesak masyarakat
pencegahan TB
nafas “tertarik”
(sesak, ganggu
berobat
bicara)
Hasil Wawancara
dengan Pemegang
Program TB Home Visit  rumah
(Senin, 5 Oktober
pasien banyak yang
2020) Durasi pengobatan
kurang ideal
TB yang lama 
(ventilasi, tidak
gejala -  tidak
masuk sinar
mengambil obat lagi
matahari, diisi
banyak orang)
Hasil Wawancara & Pengisian Kuesioner Pasien TB
(Jumat, 9 Oktober 2020 dan Senin 12 Oktober 2020)
Banyak masyarakat yang masih belum mengetahui tentang TB
(penularan, mengeluarkan dahak yang benar, pengobatan TB 6 bulan
tidak boleh putus obat, pentingnya PMO di dalam pengobatan TB)

Kurangnya kesadaran diri untuk berobat TB jika sudah bergejala,


penggunaan masker untuk pencegahan

Rumah ideal, vaksinasi BCG untuk mencegah TB, menjadi perokok


aktif/pasif
Identifikasi Masalah
3 Indikator tolak ukur menilai kemajuan / keberhasilan Program Penanggulangan TB (P2TB)
1. Pelayanan kesehatan orang terduga TB
2019  tercapai 331 kasus dari target 703 kasus (target 100%, tercapai 47%)
Triwulan 3 2020  tercapai 426 kasus dari target 713 kasus (target 100%, tercapai 60%)
2. Cakupan pengobatan semua kasus TB
2019  tercapai 126 kasus dari target 170 kasus (target 70%, tercapai 74%)
Triwulan 3 2020  tercapai 426 kasus dari target 713 kasus (target 70%, tercapai 58%)
3. Angka keberhasilan pengobatan pasien TB semua kasus
2019  tercapai 97 kasus dari target 61 kasus (target 90%, tercapai 159%)
Triwulan 3 2020  tercapai 72 kasus dari target 69 kasus (target 90%, tercapai 101%)
Menentukan Priortas Masalah
Menentukan Akar Penyebab Masalah (Fishbone
Diagram)

Pengawasan, pengendalian,
aa
en can penilaian
Pe r
n
a an
k san
la
Pe
Prioritas Penyebab Masalah
1. Masyarakat masih memiliki tingkat pengetahuan yang rendah mengenai penyakit TB
(penularan, cara membuang dahak untuk diagnosis TB, pentingnya PMO, dan pentingnya
vaksinasi BCG)
2. Follow up ke pasien TB tidak bisa maksimal, terlebih karena adanya COVID-19 sehingga
pasien tidak berobat selama 6 bulan penuh (umumnya jika sudah tidak ada keluhan) karena
“takut”
3. Kurangnya penyuluhan mengenai TB di masyarakat dengan media yang mudah dijangkau
4. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memakai masker di luar puskesmas, terlebih saat
memiliki keluhan batuk atau dalam keadaan sakit
5. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri ke PKM jika ada gejala TB
Alternatif Pemecahan Solusi
Kesimpulan & Saran
• Dilakukan pengisian kuesioner pre penyuluhan dan post penyuluhan (28 hari setelah)
untuk melihat angka keberhasilan. Penyuluhan berhasil dilihat dari pasien yang
mengerti tentang hal yang diedukasi dan dapat mengisi pertanyaan dari kuesioner
secara benar.
• Berdasarkan pengisian kuesioner :
• Rata-rata pasien tidak mengetahui sudah divaksinasi BCG / belum
• Banyak yang belum mengetahui gejala TB (pasien & keluarga pasien)
• 1 rumah diisi > 7 orang (padat)
• Merokok + (aktif / pasif  memperparah keluhan)
• Tidak mengertinya pengobatan TB KAT 1 harus selama 6 bulan
• Edukasi mengenai PMO & memotivasi agar sembuh
• Penyuluhan tidak dilakukan secara masif mengundang banyak peserta) karena
terbentur dengan adanya pandemi COVID-19
• Kedepannya perlu dilakukan penyuluhan ke masyarakat secara berkala oleh lintas
sektoral dari puskesmas (bidan, promkes, dokter, kader TB)  memudahkan akses
masyarakat untuk bertanya tentang TB jika ada keluhan

Diharapkan angka penemuan kasus TB dapat meningkat dan penularan TB


dapat dicegah kedepannya

Anda mungkin juga menyukai