Anda di halaman 1dari 25

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

PADA LANJUT USIA


BAHARUDDIN, SKM, M.KES
DOSEN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH
Karakteristik Lansia 1

 Kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari
fase kehidupannya
 BKKBN :
 Aspek Biologi : proses penuaan yang ditandai dengan menurunnya
daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap penyakit
 Aspek Ekonomi: beban sumber daya
 Aspek Sosial: satu kelompok sosial sendiri yang berbeda dengan
kelompok usia produktif dan memiliki karakteristik spesifik

Kemunduran fisik, sosial dan mental ---- keterbatasan komunikasi


Batasan Lansia: 2

 LANSIA (WHO)
a. Middle age : 45-59 th
b. Elderly (lansia) : 60-70 th
c. Old (lansia tua) : 75-90 th
d. Very Old (lansia sangat tua): >90th

Berdasarkan kronologis usia:


a. Young old : 60-75 th
b. Middle old : 75-84 th
c. Old-old : >85 th
Masalah fisik dan penyakit
3
pada lansia

 mudah jatuh
 mudah lelah  nyeri pada sendi pinggul
 nyeri dada  BB menurun
 kekacauan mental  sukar menahan buang air kecil
 sesak nafas saat melakukan kerja  sukar menahan buang air besar
fisik  gangguan/sulit tidur
 berdebar-debar (palpitasi)  keluhan perasaan dingin
 pengembangan kaki bagian bawah  kesemutan pada anggota badan
 nyeri pinggang atau punggung  mudah gatal-gatal
 sakit kepala
 keluhan pusing-pusing
Perkembangan Komunikasi Pada Lansia 4

 Perubahan fisik (neurologis dan sensorik, perubahan


visual dan pendengaran) --------> menghambat proses
penerimaan dan interpretasi terhadap maksud komunikasi
 Perubahan kognitif -----> tingkat intelegensia, kemampuan
belajar, daya memori, dan motivasi
 Perubahan emosi -----> reaksi penolakan terhadap kondisi
lansia
Gejala-gejala penolakan lansia yang 5
menyebabkan gagalnya komunikasi dengan
lansia:

 Tidak percaya terhadap diagnosa, gejala, perkembangan serta


keterangan yang diberikan petugas kesehatan
 Mengubah keterangan yang diberikan sedemikian rupa, sehingga
diterima keliru
 Menolak membicarakan perawatannya di rumah sakit
 Menolak ikut serta dalam perawatan dirinya secara umum
 Menolak nasehat-nasehat, ex: tirah baring, ganti posisi
Faktor-faktor yang mempengaruhi 6
komunikasi pada lansia

 Faktor Klien : kecemasan, pendengaran dan penglihatan,


penurunan sensori, tema yang menetap, takut kehilangan,
kematian dll
 Faktor Perawat : perilaku perawat terhadap lansia dan
ketidakpahaman lansia
 Faktor Lingkungan : lingkungan yang bising
Hambatan komunikasi pada lansia 7

 Keterbatasan fisik (aging process) ----> penurunan fungsi


pendengaran, mata kabur, gigi tidak ada, suara melemah
 Internal distraksi
 Sensory overload
 Gangguan neurologi
 Defisit pengetahuan
 Hambatan verbal
 Setting yg tidak tepat
 Perbedaan budaya
Cara mengatasi hambatan komunikasi 8
pada lansia
 Menjaga agar tingkat kebisingan minimum
 Menjadi pendegar yang setia, sediakan waktu untuk mengobrol
 Menjamin alat bantu dengar berfungsi baik
 Yakin kaca mata bersih dan pas
 Jangan berbicara keras/berteriak, bicara langsung dengan telinga
 Berdiri didepan klien jangan terlalu jauh
 Kalimat yang pendek dan sederhana
 Beri kesempatan klien berfikir
 Mendorong keikutsertaan dalam beraktivitas sosial
 Berbicara pada tingkat pemahaman klien
 Selalu menanyakan respon, terutama ketika mengajarkan keahlian
Pendekatan komunikasi terapeutik pada
9
lansia
 Buat suasana yg menyenangkan dan usahakan berhadapan langsung baik fisik maupun emosi
 Untuk memulai komunikasi berikan intruksi maupun informasi
 Tips yang bisa dipertimbangkan:
 beri waktu ekstra
 hindari ketidakpedulian
 duduk berhadapan
 pelihara kontak mata
 mendengarkan
 gunakan kata-kata sederhana, pendek dan singkat
 fokus pada satu pembicaraan
 beri catatan untuk instruksi yang rumit
 bicara pelan dengan jelas dan nyaring
 gunakan gambar, tabel, dll
 ringkasi point utama untuk memberi penekanan
 beri kesempatan untuk bertanya
 cari tempat yang tenang
 gunakan sentuhan sebagai bentuk perhatian perawat
Keterampilan perawat pada saat 10
komunikasi
 Memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan dan lama wawancara
 Beri waktu yang cukup pada klien untuk menjawab
 Berikan kata-kata yang tidak asing
 Gunakan pertanyaan yang pendek dan jelas
 Memberikan respon nonverbal
 Cermat dalam mengidentifikasi tanda-tanda kepribadian dan distress yang ada
 Tidak boleh berasumsi bahwa klien memamhami tujuan
 Memperhatikan respon klien
 Tempat wawancara diharuskan tidak ditempat yang baru/asing bagi klien
 Lingkungan harus dibuat nyaman
 Lingkungan harus dimodifikasi sesuai kondisi lansia
 Mengkonsultasikan hasil wawancara kepada keluarga klien
 Memperhatikan kondisi fisik klien sewaktu wawancara
4 Pendekatan komunikasi pada lansia 11

 Pendekatan Fisik
 Mencari informasi tentang kesehatan objektif, kebutuhan,
kejadian yang dialami, perubahan fisik organ tubuh, tingkat
kesehatan yang masih bisa dicapai dan dikembangkan, serta
penyakit yang dapat dicegah progresifitasnya
 Lebih mudah karena riil dan mudah diobservasi
 Pendekatan Psikologis
 Abstrak
 Mengarah pada perubahan perilaku
 Perawat berperan sebagai konselor, advokat, supporter,
interpreter terhadap segala sesuatu yang asing atau sebagai
penampung masalah pribadi klien
 Sebagai sahabat klien
12

 Pendekatan Sosial
 Untuk meningkatkan keterampilan berinteraksi dengan
lingkungan
 Diskusi, tukar pikiran, bercerita, bermain

 Mengadakan kegiatan-kegiatan kelompok

 Pendekatan Spiritual
 Memberikan kepuasaan batin dalam hubungannya dengan
Tuhan atau agama yang dianutnya terutama bila klien
dalam keadaan sakit atau mendekati kematian
 Efektif pada klien yang memiliki kesadaran tinggi dan latar
belakang agama yang baik
Prinsip Komunikasi pada Lansia 13
 menjaga lingkungan yang tenang (tidak bising)
 menjadi pendengar setia
 menjamin alat bantu dengar berfungsi dengan baik
 yakinkan kacamata bersih dan pas
 jangan berbicara dengan keras atau berteriak
 bicara langsung dengan telinga
 berdiri didepan klien
 pertahankan penggunaan kalimat yang pendek dan sederhana
 beri kesempatan klien untuk mengenang
 mendorong keikutsertaan klien dalam aktivitas sosial
 membuat rujukan pada terapi wicara dan kegiatan sosial sesuai kebutuhan
 berbicara pada tingkat pemahaman klien
 selalu menanyakan respon, terutama ketika mengajarkan tugas atau keahlian
Komunikasi verbal dan non verbal pada 14
lansia
 saling mengenalkan nama dan jabat tangan, panggil klien dengan sapaan hormat dan
nama panggilan lengkap
 gunakan sentuhan untuk memperkuat pesan verbal dan komunikasi non verbal
 menjelaskan tujuan dari pertemuan, diskusi hanya satu topik
 dimulai dengan pertanyaan sederhana dan gunakan bahasa yang sering digunakan
klien secara singkat dan terstruktur
 gunakan pertanyaan terbuka-tertutup dan ciptakan suasana yang nyaman
 klarfikasi pesan secara periodik, validasi pemahaman klien
 pertahankan kontak mata dan tingkatkan perhatian
 empati, dan jaga selalu privasi klien
 minta izin sebelum menanyakan status mental, memori, dan kemampuan kognitif lain
 tuliskan perintah atau hal-hal penting lain untuk diingat klien
Komunikasi terapeutik pada lansia dengan 15
masalah gangguan pendengaran
 berdiri dekat dan menghadap klien
 bertanya diarahkan pada telinga yang lebih baik
 berikan perhatian dan pertahankan kontak mata
 panggil nama sebelum pembicaraan dimulai
 gunakan pembicaraan yang jelas, pelan, dan diarahkan langsung pada klien
 hindari pergerakan bibir yang berlebihan
 hindari memalingkan kepala, tidak berbalik atau berjalan saat bicara
 jika klien belum paham, ulangi dengan kata-kata yang berbeda
 menciptakan lingkungan yang tenang (membatasi kegaduhan)
 gunakan tekanan suara yang sesuai
 beri instruksi sederhana untuk mengevaluasi pembicaraan
 hindari pertanyaan tertutup, gunakan kalimat pendek saat bertanya
 gunakan bahasa tubuh yang sesuai dengan isi komunikasi
Komunikasi terapeutik pada lansia dengan 16
masalah tidak dapat mendengar (deaf):

 menulis pesan jika klien bisa membaca


 gunakan media (gambar) untuk membantu komunikasi
 pernyataan dan pertanyaan yang singkat
 gunakan berbagai macam metode untuk menyampaikan
pesan (ex: body language)
 sempatkan waktu bersama klien
Komunikasi terapeutik pada lansia 17
dengan masalah gangguan penglihatan:

 perkenalkan diri, dekati klien dari depan


 jelaskan kondisi tempat dan orang yang ada
 memberi tahu kalau hendak meninggalkan klien
 pastikan klien tahu posisi kita disaat bicara
 tanyakan pada klien media apa yang bisa membantu klien untuk
memahami pesan ketika berinteraksi
 biarkan klien memegang tangan kita sebagai petunjuk
 jelaskan apa yang sedang dikerjakan
 jelaskan jalan-jalan yang biasa dilalui klien
 beri reinforcement terhadap kemampuan klien beradaptasi dan
kemandirian klien
Komunikasi terapeutik pada lansia dengan 18
masalah gangguan berbicara (afasia) :
 menghadap ke pasien dan pertahankan kontak mata
 sabar dan meluangkan waktu
 jujur, termasuk ketika kita belum memahami perkataanya
 tanyakan teknik dan alat yang baik untuk berkomunikasi
 gunakan sikap tubuh, gambar, dan objek atau media yang lain
membantu interaksi
 berikan kesempatan untuk mengeksplorasi perasaannnya
 dorong klien menulis dan mengekspresikannya dan berikan
kesempatan untuk membaca dengan keras
 gunakan bahasa insyarat terhadap objek pembicaraan jika mampu
meningkatkan pemahaman klien
 gunakan sentuhan untuk memfokuskan pembicaraan,
meningkatkan rasa aman
Komunikasi terapeutik pada lansia 19
dengan penyakit Alzheimer:
 selalu berkomunikasi dari depan klien
 bicara dengan nada dan cara yang normal
 pertahankan kontak mata
 minimalkan gerakan tangan
 menghargai dan pertahankan jarak
 cegah setting ruangan yang memberikan stimulasi yang banyak
 pertahankan kontak mata dan senyum
 bertanya dengan satu pertanyaan
 mengangguk dan tersenyum bila memahami perkataan klien
Komunikasi terapeutik pada lansia yang
20
menunjukkan kemarahan:

 klarifikasi penyebab marah


 bantu dan dorong klien mengungkapkan marah dengan
konstruktif
 gunakan pertanyaan terbuka
 luangkan waktu setiap hari bersama klien
 beri reonforcement dan dukung setiap usaha dari klien
Komunikasi terapeutik pada lansia yang
21
mengalami kecemasan:

 dengarkan dengan seksama apa yang dibicarakan klien


 berikan penjelasan secara ringkas dan jelaskan apa yang terjadi
 identifikasi bersama klien sumber-sumber yang menyebabkan
ketegangan/kecemasan
 libatkan staf dan anggota keluarga
Komunikasi terapeutik pada lansia yang
22
menunjukkan penolakan:

 kemukakan kenyataan perlahan-lahan


 jangan menyokong penolakan klien
 bantu klien mengungkapkan keresahan/perasaan sedihnya
 libatkan keluarga
Komunikasi terapeutik pada lansia yang
23
mengalami depresi:

 lakukan kontak sesering mungkin


 beri perhatian terus menerus
 libatkan klien dalam menolong dirinya sendiri
 gunakan pertanyaan terbuka
 libatkan staf dan anggota dalam memberikan perhatian
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai