Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

ANAK SAKIT
Ns. Risna Yuningsih, M.Kep., Sp.Kep. An.
risna.doc/2021
Pengertian hospitalisasi
HOSPITALISASI
Reaksi anak thd
hospitalisasi
Reaksi org tua thd
hospitalisasi
Prinsip keperawatan dlm
mengatasi reaksi
04
hospitalisasi pd anak & org
tua
Pengertian Hospitalisasi
• Hospitalisasi  proses karena suatu alasan yg
terencana atau darurat, mengharuskan anak utk tinggal
di RS. menjalani terapi & perawatan sampai
dipulangkan kembali ke rumah
• Perasaan yg sering muncul pd anak : cemas,
marah,sedih, takut & rasa bersalah (Wong, 2014)
• Bila anak stress  org tua jg mjd stress & akan
membuat stress anak semakin meningkat

Askep tdk hanya berfokus pd anak tetapi juga pada


orangtua
Pengertian Hospitalisasi

Anak  menunjukan bbg perilaku sbg reaksi thd


pengalaman hospitalisasi
Rx bersifat individu  tgt pd usia perkembangan,
pengalaman sblmnya thd sakit, sistem pendukung yg
tersedia & kemampuan koping yg dimiliki
Rx umum  kecemasan, kehilangan, perlukaan tbh &
rasa nyeri
SALURAN PERNAPASAN
DIFTERI
Pengertian
Insert Your Image
Difteri adalah penyakit infeksi akut yang
disebabkan oleh Corynebacterium diphtheria,
mudah menular dan yang diserang terutama traktus
respiratorius bagian Atas  dapat menimbulkan
penyumbatan, dan oleh kerusakan yang bersifat
toksik pada organ viseral dan sistem saraf
(Stenchenberg, 2018).
Patofisiologi
MITIS
Koloni hitam,
hemolitik

GRAVIS PROSES
Koloni abu-abu INFLAMASI

INTERMEDIUS
koloni putih
Inflamasi terjadi di berbagai area
HIDUNG  FARING, pembentukan
Terjadi pseudomembran  tonsil
bengkak, bullneck  KULIT SISTEMIK
metabolisme
penyempitan sal. Napas  Terjadi Terjadi
bakteri,
pelepasan laring  suara serak. peradangan peradangan
leukosit  Penyempitan di sal.cerna pada kulit  ginjal 
 sakit menelan, intake
akumulasi sekret, luka  Nefritis.
obstruksi berkuran  nutrisi
terganggu integritas kulit Peradangan
sal.napas
rusak pada jantung
 miocarditis
Inflamasi terjadi di berbagai area

IMUNITAS SISTEM SARAF


MENURUN  proses inflamasi
proses infeksi  paralisis MASALAH
metabolisme
KEPERAWATAN..?
meningkat 
peningkatan suhu
tubuh  demam
Diagnosa keperawatan:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas
2. Ketidakefektifan pola napas
3. Kerusakan integritas kulit
4. Hipertermia
5. Pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan
6. Perubahan proses keluarga
PERTUSIS
Pertusis (batuk rejan) adalah penyakit pada
saluran pernapasan dan paru-paru yang
disebabkan oleh infeksi bakteri  sangat mudah
menular dan bisa mengancam nyawa, khususnya
bila terjadi pada bayi dan anak-anak.
Bordetella pertussis menular via
droplet di udara yang tersebar
melalui batuk  saluran
pernapasan mukosa saluran atas peningkatan produksi mukus, kerusakan silia, serta
 menempel pada sel epitel infiltrasi sel polimorfonuklear  stasis mukus dalam
(sel mukosa superfisial) dan saluran pernapasan  merangsang respon batuk 
nasofaring dengan
iritasi konstan dari ujung saraf mukosa saluran
mengeluarkan beberapa macam
pernapasan,  terbentuknya fokus dominan eksitasi
protein adesin
seperti filamentous pada pusat batuk, dan menjadi batuk yang
hemagglutinin (FHA)  bakteri berkepanjangan pada pasien
tersebut kemudian akan
bermultiplikasi dan
memproduksi berbagai toksin
untuk merusak sel-sel lokal.
Pengkajian lanjut u/ memastikan Diagnosis anak
Browdeen & Greenberg (2010)

RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI


Nyeri saat bernafas, Nafas pendek setelah aktivitas, susah makan, Batuk (lama, waktu,
sering/berkelanjutan, Paroxysmal, bertambah saat malam, sputum produktif), waktu timbul demam

Cuping hidung, pilek (mukus berwarna), nyeri tenggorokan, ada bunyi nafas tambahan, mudah lelah, ada
orang sekitar yang sakit yang sama, Alergi (binatang, tumbuhan, alergen dan irritan, makanan, obat-obatan)

RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


Imunisasi Influenza
RIWAYAT KESEHATAN
KELUARGA
PENGKAJIAN
NUTRISI ●
Ada riwayat keluarga dengan Alergi, asthma, tuberculosis,
pertusis, cystic fibrosa yang berfokus pada sibling dari
gangguan Respirasi

RIWAYAT SOSIAL

Penurunan BB

Penurunan aktivitas fisik

Penurunan selera makan ●
Budaya (berkaitan dengan pengobatan)

Perubahan pola eliminasi
dan mempengaruhi faeces
Pengkajian lanjut u/ memastikan Diagnosis anak

• Rhinorrhea
• Low-grade fever
• Batuk • Dahak banyak
• Meningkatnya berwarna kuning
distress pernapasan kehijauan dan
kadang bercampur
• Sianosis darah
• Grunting • k/u lemah dan lesu
• Wheezing • Nyeri dada
• Coarse crackles • Peningkatan
demam
• Tachipnea
• Hipoxia
Pemeriksaan Penunjang (Bowden & Greenberg, 2010)

• Lungs volume & flow rates


• Direct or indirect blood & body fluids analisis (arterial blood
gases, fluid cultures, sweat cloride test)
• Imaging tehniques (radiographs, fluoroscopy,
bronchography, computed tomograpic scan, scintigraphy,
MRI)
• Direct visualization of the respiratory tree (laryngoscopy,
bronchoscopy)
• Arterial blood gases
• Pulse oximetry (monitor oxygen saturation)
• Radiologi : Chest X-Ray ditemukan infiltrasi, Efusi Pleura,
Konsolidasi
• Leukosit > 20.000 gr/dl, Oksimetri ≤ 96%
Diagnosa Keperawatan

1. Pola Nafas tidak Efektif berhubungan dengan peningkatan


produksi mukosa dan nyeri saat inspirasi
2. Bersihan Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
inflamasi, Obtruksi Jalan nafas dan Peningkatan Sekresi
3. Resiko tinggi cairan kurang dari kebutuhan tubuh b.d
peningkatan laju metabolik, peningkatan RR
4. Perubahan peran keluarga
5. ...???
PENYAKIT
JANTUNG BAWAAN
REVIEW ANATOMI FISIOLOGI JANTUNG
Penyakit jantung bawaan/Congenital
Heart Disease 
kelainan STRUKTUR JANTUNG yang
terjadi sebelum lahir.
Terjadi pada janin saat berkembang di
dalam rahim selama kehamilan.

Meliputi semua kelainan yang dapat


terjadi secara tunggal atau kombinasi.
Struktur abnormal dari ruang jantung,
katup, atau pembuluh besar pada pasien
dengan penyakit jantung bawaan
mengubah pola normal aliran darah
INSIDEN
• 500.000 orang dewasa menderita penyakit jantung bawaan
di AS

• 8-10 dari 1000 kelahiran hidup


• Indonesia:
• Total populasi: ± 235,000,000
• Birth rate: 2.3 %
• Insiden Penyakit Jantung Bawaan per tahun:
50,000 cases
• Pada dasarnya tidak diketahui, sebagian besar diperkirakan
merupakan interaksi kompleks antara genetic dan faktor
lingkungan (Wong’s, 2009). Pada 90% > kasus penyebab
adalah multifaktor. ETIOLOGI
• Apapun sebabnya, pajanan terhadap faktor penyebab harus
ada sebelum 8 minggu usia kehamilan, karena pada minggu
ke 8 kehamilan pembentukan jantung janin sudah selesai.
Faktor
eksogen

Pajanan terhadap
sinar –X

Riwayat kehamilan: sebelumnya


Ibu menderita KB oral atau suntik,minum obat-
penyakit infeksi : obatan tanpa resep dokter,
(thalidmide,dextroamphetamine,
rubella jamu)
Ada lahir
Anak yang penyakit tertentu
sebelumnyakeluarga
Berbagai jenis dalam seperti dengan
Kehamilan
DM, hipertensi,
penyakitmenderita
genetik : penyakit infeksi virus (misal:
penyakit jantung,Konsumsi obat-
kelainan kromosom kelainanrubella,
jantung bawaan bawaan influenza,
(misalnya DS) chickenobatan
pox) atau
alkohol saat
Faktor hamil
endogen
Lanjutan etiologi…
Heart disease in children

Congenital heart disease Acquired heart disease


• Acuteheumatic fever
• Chronic rheumatic heart
1. Acyanosis congenital
heart disease disease
• Kawasaki disease
2. Cyanosis congenital • Cardiac involvement in
heart disease systemic disease
• Thalasemia
• Kidney disease
• etc
GEJALA

• Bunyi jantung
abnormal (murmur)
• Tachypnea
• Hypotension If untreated,
• Hypoxemia CHD can
lead to
• Cyanosis
shock, coma,
and death
Klasifikasi CHD
Acyanosis
• Normal pulmonary blood flow
• Pulmonary Stenosis (PS) Cyanosis
• Aortic Stenosis (AS) • Decreased pulmonary
• Coarctatio Aorta (CoA) blood flow
• Increased pulmonary blood • Tetralogy of Fallot
flow • Pulmonary atresia
• Patent Ductus • Ticuspid atresia
Arteriosus (PDA)
• Atrial Septal Defect (ASD)
• Ventricular Septal Defect
(VSD)
Pengkajian..
HISTORY
PEMERIKSAAN FISIK  Sering asymptomatic
• Bunyi jantung abnormal (murmur)
• Tachypnea
• Hypotension
• Hypoxemia
• Cyanosis
• Tachycardia
Diagnose keperawatan pre operatif:
Penurunan curah
Perfusi perifer tidak
jantung b.d.
efektif b.d.
penurunan aliran
penurunan sirkulasi
darah ke pulmonal

Inefektif Pola napas


b.d. penurunan
aliran darah ke
pulmonal

Gangguan tum-bang Intoleransi aktifitas


b.d. tidak adekuatnya b.d.
suplai O2 & nutrisi ke ketidakseimbangan
jaringan suplai & kebut. O2

Koping keluarga tidak


Diagnosa keperawatan post operatif:

Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi

Nyeri berhubungan dengan tindakan pembedahan

Resiko inefektif managemen regimen terapi bd


kompleksitas managemen terapi.
HEMOFILIA
Penyakit perdarahan akibat
kekurangan factor pembekuan
darah yang diturunkan secara
sex-linked resesif pada
kromosom X (Xh)
Pengkajian Fokus: Penatalaksanaan:
a. Perdarahan dalam waktu yang  
lama Terapi Pengganti Faktor Pembekuan,
b. Perdarahan spontan (memar di Konsentrat faktor VIII/IX, Kriopresipitat
bagian tubuh tanpa sebab yang
AHF, DDAVP (1-D-amino 8-D-arginine
jelas)
c. Pembengkakan (memar) karena vasopressin), antifibrinolitik, terapi gen
 
benturan, berubah menjadi
pembengkakan, yang biasanya
terasa nyeri
Ketidakefektifan koping keluarga Nyeri b.d perdarahan &pembengkakan
b.d anak dengan penyakit kronik Kriteria Hasil :
Kriteria Hasil :Orang tua dan Anak tidak menunjukkan tanda nyeri, ekspresi rasa nyaman,
anggota keluarga apat mampu tertidur, dan tak ada keluhan obat analgesic
mendemonstrasikan keterampilan Intervensi :
koping efektif 1. Kaji tingkat nyeri anak dengan alat pengkajian nyeri
Intervensi: 2. Beri obat analgesic (bukan salisilat atau produk mengandung
1. Gali perasaan orang tua dan aspirin) sesuai program.
anggota keluarga tentang
kondisi kronis anak dan Gangguan mobilitas fisik b.d kontraktur
dampaknya pada gaya hidup Kriteria Hasil :
mereka Anak mampu mencapai ROM maksimum pada sendi yang terkena ditandai oleh
2. Rujuk keluarga ke pekerja kemampuan latihan yang diprogramkan
social dan kelompok Intervensi :
pendukung yang tepat sesuai 1. Anjurkan anak untuk melakukan latihan isometric, sesuai program
kebutuhan 2. Konsultasi dengan ahli terapi fisik tentang kebutuhan alat-alat pendukung,
seperti alat penopang dan tentang upaya mengembangkan program latihan
ROM aktif dan pasif
3. Kaji kebutuhan anak untuk pengobatan nyeri, sebelum memulai setiap sesi
latihan.
Resiko Cedera b.d hemorargi
Kriteria Hasil
Pasien anak akan mengalami penurunan resiko cidera.
Intervensi
1. Ciptakan lingkungan seaman mungkin dengan pengawasan ketat. (Untuk meminimalkan cedera tanpa menghambat
perkembangan)
2. Anjurkan aktifitas untuk mengejar intelektualitas/kreatifitas.( Untuk memberikan alternatif yang aman)
3. Anjurkan olahraga tanpa kontak (mis,berenang)dan menggunakan alat pelindung(mis,decker, helm)
4. Anjurkan anak yang lebih besar untuk memilih aktivitas dan menerima tanggung jawab untuk keamanan dirinya
sendiri.
5. Libatkan guru dan perawat sekolah dalam perencanaan aktivitas sekolah (meningkatkan normalisasi sambil
menurunkan resiko cedera)
6. Diskusikan dengan orangtua pola latar belakang batasan yang tepat (kebutuhan anak untuk perkembangan normal
merupakan tambahan kebutuhan kan keselamatan)
7. Ajari metode higene gigi; Gunakan sikat gigi yang kecil dan lembut atau sikat gigi sekali pakai berujung busa;
Lembutkan sikat gigi dalam air panas sebelum menyikat gigi (minimalkan trauma pada gusi dan mencegah
pendarahan).
8. Anjurkan remaja menggunakan alat pencukur listrik (menurunkan resiko cedera)
9. Hindari latihan rentang gerak pasif setelah episode pendarahan.
DAFTAR PUSTAKA

• Hockenberry, M.J & Wilson, D. (2015). Wong’s nursing care of infants and children. St. Louis : Elsevier.
• Kyle, T & Carman, S. (2013). Essential of pediatric Nursing. Second edition. Philadelphia: Lippincot
Williams & Wilkins.
• James, S. R., Nelson, K.A., Ashwill, J.W. (2013) Nursing Care of Children : Principles and Practice (4th
ed). St. Louis missouri : Elsevier.
• Bowden, V.R., Greenberg,C.S. (2010). Children and their families: the continum of care (2nd ed). USA :
lippincott william and wilkins.
• Wilson, D., Hockenberry, M.J. (2012). Clinical Manual of Pediatric Nursing (8th ed). St. Louis missouri :
Elsevier
• Ball, J.W., Bindler, R.C., Cowen, K.J. (2010). Child Health Nursing: partnering with children and families
(2nd ed). New Jersey: pearson.
• Kemenkes RI. (2015). Buku bagan: manajemen terpadu balita sakit. Jakarta: Kemenkes RI.
• Badan Penelitian & Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI. (2013). Riskesdas 2013. Jakarta: Badan
Penelitian & Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI.
THANK YOU
Insert the Sub Title of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai