Anda di halaman 1dari 20

Kemitraan Bidan-Dukun

dalam upaya peningkatan cakupan


Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Apa itu Kemitraan Bidan-Dukun ?
Kemitraan Bidan - Dukun

Bentuk kerja sama yang saling menguntungkan antara


bidan dan dukun.
Diharapkan seluruh pertolongan persalinan ditangani
oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kemampuan
dan keterampilan khusus dalam pertolongan persalinan
dengan tetap melibatkan dukun pada kegiatan yang
terbatas dan tidak membahayakan ibu dan bayinya.
Tujuan Kemitraan Bidan-Dukun
TUJUAN UMUM
Menggeser peran dukun bayi dalam pertolongan
persalinan sebagai mitra bidan, yang semula sebagai
penolong persalinan menjadi kegiatan perawatan bayi
dan ibu setelah persalinan.
Kebijakan

1. Setiap ibu bersalin dan bayi baru lahir memperoleh


pelayanan dan pertolongan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten dalam petolongan persalinan.
2. Kemitraan Bidan dan Dukun dilaksanakan untuk
meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu
dan bayi.
3. Seluruh dukun yang ada dilibatkan dalam suatu bentuk
kerjasama yang menguntungkan antara bidan dan dukun
dalam bentuk kemitraan.
Mengapa persalinan harus ditolong oleh
tenaga kesehatan kompeten ?
Menuju Tercapainya MDG-5 Tahun 2015
di Indonesia
• Untuk mencapai MDG-5 th 2015, 7.187 kematian ibu harus
dicegah, melalui:
– Persalinan ditolong oleh nakes di faskes
– Tata laksana komplikasi yang memadai:
• Penurunan prevalensi komplikasi, terutama
perdarahan, eklampsia & infeksi  minimal 50%
• Penurunan CFR  minimal 50%
Tantangan

• Adanya sistem kemitraan Bidan – Dukun dlm pelayanan


pertolongan persalinan:
– Regulasi untuk mendukung kemitraan Bidan-Dukun di
tingkat desa
– Sarana/dana untuk mendukung pelaksanaan
kemitraan
– Pengembangan Kemitraan Bidan-Dukun
DALAM KERJASAMA :
 ADA KESEPAKATAN TENTANG KOMITMEN DAN
HARAPAN MASING-MASING ANGGOTA
 PENINJAUAN KEMBALI TERHADAP KESEPAKATAN YANG
TELAH DIBUAT
 SALING BERBAGI DALAM RESIKO MAUPUN MANFAAT
YANG DIPEROLEH
MEKANISME KERJA :

1. Menyamakan persepsi antara bidan dan dukun


2. Pendataan seluruh bidan dan dukun
3. Menyusun rencana kerja dan menetapkan tugas
& tanggung jawab
4. Mensosialisasikan program kemitraan bidan dan
dukun
5. Pelaksanaan kegiatan
6. Pemantauan & evaluasi
STRATEGI

1. Advokasi kepada pengambil kebijakan yang


melibatkan unsur/elemen masyarakat
2. Sosialisasi
3. Menjaga keberlangsungan program kemitraan
bidan - dukun
Langkah Kegiatan
Kota
rapat persiapan, sosialisasi, pembekalan teknis

Kecamatan/puskesmas
sosialisasi

Desa/kelurahan
sosialisasi, pertemuan dukun, magang dukun, dana
bergulir
KEGIATAN
PETA BUMIL & BAYI

 Pendataan jumlah ibu hamil, kelahiran


dan kematian ibu dan bayi
 Pemetaan (kantong persalinan)
 Penyebarluasan informasi terutama tentang
 Tanda bahaya
 Persiapan persalinan dan menghadapi
keadaan kegawatdaruratan
 Pelaksanaan Posyandu, Polindes
 Pemeriksaan kehamilan
Bekerja sama untuk meningkatkan cakupan
pemeriksaan ibu hamil baru dan menurunkan
kehilangan kesempatan mendapatkan pelayanan
kehamilan lengkap (K4)
KEGIATAN
 Pendampingan persalinan
Berdampingan dalam penatalaksanaan pelayanan
pertolongan persalinan
 Pelaksanaan pelayanan pada masa nifas dan
keluarga berencana
Diutamakan pada :
 Pencegahan terjadinya kehamilan 4 terlalu
 Memastikan semua ibu nifas serta ibu pasca
keguguran menggunakan kontrasepsi
 Bekerjasama dalam pentalaksanaan rujukan
kasus kegawatdaruratan
Kemitraan Bidan -Dukun
-Kader

P3
Desi, (organisasi
PKK, profesi,
Toma,Toga,
ADD Ormas)

P4K Managemen
Management
KIA DINKES KIA di Pusk

* Pusk PONED
Rumah Sakit * POSKESDES
•Pn di Faskes Meningkat
* Imunisasi Meningkat
•BOK, Jampersal,
Jamkesmas
• Kelas Ibu
AKI/AKB Menurun •ANC Terpadu.
•KB, IMD, IM
• Mal, PMTCT
Indikator Keberhasilan

1. Persentase desa yang melaksanakan kegiatan kemitraan


bidan - dukun
2. Persentase dukun bayi yang melaksanakan kemitraan
bidan – dukun
3. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
4. Rujukan persalinan tepat waktu dari dukun ke bidan
PEMANTAUAN &
EVALUASI

1. Pemantauan
a. Provinsi ke Kabupaten : 1 kali per thn
b. Kab ke Puskesmas – Desa : Laporan dari
desa/Puskesmas 3 kali sebulan
2. Evaluasi dilakukan 1 kali setahun setelah proses
kemitraan bidan dan dukun berlangsung.
Kendala apa saja yang mungkin timbul dalam
proses Kemitraan Bidan-Dukun ?
KENDALA
 Jumlah dukun banyak sehingga tidak semua bisa
diajak bermitra
 Masih ada dukun yang tidak mau diajak bermitra
 Masih ada dukun mitra yang bandel walaupun
sudah ada kesepakatan
 Kemampuan komunikasi bidan masih kurang
 Keadaan geografis yang tidak mendukung
 Penerapan sanksi yang tercantum dalam
kesepakatan tidak konsisten.
Harapan

 Peningkatan Cakupan dan Kualitas Persalinan, melalui:


Kemitraan Bidan - Dukun
o Terjadinya alih peran fungsi dukun yang tidak menolong
lagi persalinan
o Terbukti meningkatkan cakupan persalinan dan
menurunkan kematian ibu
Berjalannya Siap Antar Jaga di tiap desa
o Birth Preparedness and Complication Readiness
melalui peningkatan kualitas Pelayanan Antenatal
termasuk pemanfaatan Buku KIA

Anda mungkin juga menyukai