Anda di halaman 1dari 12

BELA N E G A R A

BELA NEGARA

Bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara. pembelaan negara bukan semata-mata tugas TNI, tetapi
segenap warga negara sesuai kemampuan dan profesinya dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara.
Dasar bela negara

• 1.  Cinta tanah air


• 2.   Kesadaran berbangsa dan bernegara
• 3.   Yakin akan pancasila sebagai ideologi negara
• 4.   Rela berkorban untuk bangsa dan negara
• 5.   Memiliki kemampuan awal bela negara
BENTUK DAN WUJUD BELA NEGARA
Bela Negara adalah tekat, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada negara
kesatuan republik indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan
hidup bangsa dan negara (UU No.3 Tahun 2002). Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapan dan
kerelaan setiap warganegara untuk berkorban demi mempertahankan:

• A)      Kemerdekaan Dan Kedaulatan Negara


• B)      Kesatuan Dan Persatuan Bangsa
• C)      Keutuhan Wilayah Dan Yuridiksi Nasional
• D)     Nilai-nilai Pancasila Dan UUD 1945.
Keikutsertaan warga negara dalam wujud upaya bela negara diselenggarakan melalui:

• a.    Pendidikan Kewarganegaraan
• b.    Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib
• c.    Pengabdian sebagai prajurit tentara nasional indonesia secara sukarela dan secara wajib
• d.   Pengabdian sesuai profesi (uu no.3 tahun 2002
DASAR HUKUM BELA NEGARA
Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang wajib bela negara :

• 1. Tap MPR No.VI Tahun 1973 Tentang Konsep Wawasan Nusantara Dan Keamanan Nasional,
• 2. Undang-undang No.29 Tahun 1954 Tentang Pokok-pokok Perlawanan Rakyat,
• 3. Undang-undang No.20 Tahun 1982 Tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI. Diubah
Oleh Undang-undang Nomor 1 Tahun 1988,

• 4. Tap MPR No.VI Tahun 2000 Tentang Pemisahan TNI dengan POLRI
• 5. Tap MPR No.VII Tahun 2000 Tentang Peranan TNI dan polri.
LANDASAN HUKUM BELA NEGARA

• UUD 1945 PASAL 27 AYAT (3)


• UUD 1945 PASAL 30 AYAT (1),(2),(3),(4),(5)
• UU NO. 3  TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN   NEGARA PASAL 9 AYAT (1) DAN (2)
• UU NO 39 TAHUN 1999 TENTANG HAK ASASI MANUSIA   PASAL 6B
PERAN MAHASISWA DALAM BELA NEGARA

Mahasiswa dikenal masyarakat sebagai agent of change, agent of modernization, atau agen-agen


yang lain. Hal ini memberikan konsekuensi logis kepada mahasiswa untuk bertindak dan berbuat
sesuai dengan gelar yang disandangnya. Mahasiswa harus tetap memiliki sikap kritis, dengan
mencoba menelusuri permasalahan sampai ke akar-akarnya. Dengan adanya sikap kritis dalam diri
mahasiswa diharapkan akan timbul sikap korektif terhadap kondisi yang sedang berjalan.
Pemikiran prospektif ke arah masa depan harus hinggap dalam pola pikir setiap mahasiswa.
TRIPOLOGI MAHASISWA

• Pertama, tipologi mahasiswa pemimpin, adalah individu mahasiswa yang mengaku pernah memprakarsai,
mengorganisasikan, dan mempergerakan aksi protes mahasiswa di perguruan tingginya. Mereka itu
umumnya memersepsikan mahasiswa sebagai kontrol sosial, moral force dan dirinya leader tomorrow.

• Kedua, tipologi aktivis ialah mahasiswa yang mengaku pernah aktif turut dalam gerakan atau aksi protes
mahasiswa di kampusnya beberapa kali (lebih dari satu kali).

• Ketiga, tipologi mahasiswa biasa adalah kelompok mahasiswa di luar kelompok pemimpin dan aktivis yang
jumlahnya paling besar lebih dari 90%.
SIKAP MAHASISWA DALAM BELA NEGARA
• 1)   menumbuhkan semangat dan sikap hidup lebih baik dan lebih maju.
• 2)  memiliki semangat dan sikap ingin berperan serta dalam usaha-usaha pembangunan.
• 3)  menumbuhkembangkan semangat dan sikap rela berkorban dalam masa pembangunan.
• 4)   memiliki semangat dan sikap untuk mengembangkan inovasi (pembaruan) dalam berbagai
hal.

• 5)   melestarikan kebudayaan indonesia baik di dalam negri maupun diluar negri.
KESIMPULAN
Mahasiswa adalah kaum yang intelektual, kaum yang kritis dan memiliki semangat yang kuat
dalam bela negara, semangat mahasiswa tersebut adalah semangat mengawal dan mengawasi
jalannya reformasi dalam, selalu tertanam dalam jiwa setiap mahasiswa. Sikap kritis akan tetap ada
dalam diri mahasiswa, sebagai agen pengendali untuk mencegah berbagai penyelewengan yang
terjadi terhadap perubahan yang telah mereka perjuangkan. Dengan begitu, mahasiswa tetap
menebarkan bau harum keadilan sosial dan solidaritas kerakyatan.
TERIMAKASIH :D

Anda mungkin juga menyukai