Anda di halaman 1dari 18

CASE STUDY “AIDS”

Keperawatan Anak II

Kelompok 6 :
Diah puspa sawitri
Erlina haliza hazmi
Nurul inayah
Noor assyifa badaliyah
Muhammad Rizyian Noor
Oca Aprilyani
Rahmatun nimah
Sinyo Pelani
Yunita

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


Kasus
An. C berusia 10 tahun berjenis kelamin perempuan, pasien penderita AIDS . orangtua pasien
mengeluhkan bahwa An. C sudah sebulan diare tidak sembuh-sembuh disertai dengan demam.
Mula-mula intensitas BAB kurang, dan sejak 1 minggu yang lalu diare semakin parah diserta dengan
demam, terdapat bercak-bercak terasa gatal pada kulit, diare diikuti dengan batuk dan sesak. Pasien
tidak nafsu makan sehingga berat badannya menurun dari 28kg menjadi 24 kg, pasien merasa mual,
bibir terlihat kering pecah pecah sehingga pasien malas makan dan sakit karena dan jarang minum
air putih. Riwayat keluarga pasien Ibu klien positif HIV, Kakek dan nenek klien meninggal bukan
karena penyakit yang sama dengan klien. Klien anak pertama dan belum mempunyai saudara.
Perawat melakukan pengkajian dengan hasil keadaan pasien terlihat lemah, gelisah dan batuk sesaa
t. Tanda-tanda vital: Suhu : 38,5 ºC, Nadi : 80x/m, Pernafasan : 26x/m, TD : 95/60 mmHg. Kulit terliha
t pucat dan turgo kulit jelek dipenuhi dengan bercak-bercak dan gatal. Pada sistem pernafasan didap
atkan hasil adanya pernafasan cuping hidung, terdapat secret, dan saat diauskultasi terdengar bunyi
ronki. Orang tua klien merasa khawatir dengan keadaan anaknya, keluarga pasien pun terlihat gelisa
h dan selalu menanyakan keadaan anaknya dengan petugas kesehatan.
Definisi AIDS
AIDS diartikan sebagai infeksi HIV. AIDS
merupakan penyakit imunologi yang
menyerang system pertahanan tubuh
sehingga mengakibatkan penurunan daya
tahan tubuh penderita dan muncul
permasalahan lainnya. Secara umum,
penyakit AIDS dibagi menjadi 2, yaitu efek
primer terhadap limfosit T dan efek sekunder
seperti infeksi-infeksi oportunistik, neoplasm
a, dan komplikasi terapi.
Manifestasi Klinis AIDS
Berikut ini beberapa tanda dan gejala AIDS:
1. Penurunan berat badan yang cepat lebih 10% tanpa ada alasan ya
ng jelas
2. Demam dan flu yang tidak kunjung sembuh dan hilang timbul m
encapai 39 derajat celcius
3. Diare yang tak kunjung sembuh selama 1 bulan
4. Merasa cepat lelah
5. Bintik-bintik keunguan yang tidak biasa
6. Pembesaran kelenjar secara menyeluruh di leher dan lipatan dad
a
Klasifikasi HIV AIDS
1. Tahap 0
Kriteria untuk tahap 0 terdiri dari urutan hasil tes yang
sumbang yang mengindikasikan infeksi HIV dini di mana hasil n
egatif atau tidak tentu dalam 180 hari dari hasil
positif. Kriteria untuk tahap 0 menggantikan dan tidak
tergantung pada kriteria yang digunakan untuk tahap lainnya.

2. Tahapan 1, 2, 3, dan tidak dikenal


Jika kriteria untuk tahap 0 tidak terpenuhi, tahap ini
diklasifikasikan sebagai 1, 2, 3, atau tidak diketahui,
tergantung pada hasil tes CD4 + T-limfosit atau apakah
penyakit oportunistik didiagnosis.
Pemeriksaan Penunjang HIV AIDS
Pemeriksaan penunjang dengan menggunakan test laboratorium menggunakan
produk darah
1. Tes HIV adalah pemeriksaan laboratorium dengan tujuan untuk penemuan
kasus. Tes HIV bersifat sama seperti pemeriksaan laboratorium lainnya.
2. Penggunaan tes cepat HIV (rapid test) sebagai sarana penegakan diagnosi
s. Pemeriksaan dilakukan secara serial dengan menggunakan 3 jenis reage
n yang berbeda sesuai dengan pedoman nasional.
3. Untuk melihat derajat perkembangan infeksi HIV dengan cara menegakkan
ada tidaknya infeksi oportunistik (IO), dilakukan pemeriksaan penunjang
ulang.
Patofisiologi AIDS
Infeksi akut terjadi pada tahap serokonversi dan status
antibodi negatif menjadi positif.

Fase asimtomatik, Awal fase ini, kadar limfosit CD4+


umumnya sudah kembali mendekati normal.

Pada fase simtomatik dari perjalanan penyakit, hitung


sel CD4+ pasien biaanya telah turun di bawah 300
sel/μl.
Penatalaksanaan HIV/AIDS
1. Pemberian terapi simtomatik
2. Pemberian cairan isotonik
3. Nystatin drop
4. Paracetamol sebagai antipiretik
5. Injeksi ciprofloksasin
6. Injeksi ranitidin
7. Edukasi tentang penyakit HIV yang diderita oleh pasien
8. Memberikan dukungan dan pengawasan terhadap pasien dan kelu
arga
9. Pengobatan ARV
10.Hitung sel CD4, kadar RNA HIV serum
Asuhan Keperawatan AIDS
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh (00002)

Batasan karakteristik:
 Berat badan 20% atau lebih di bawah rentang berat badan ideal
 Diare
 Kurang minat pada makanan
 Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat

Faktor berhubungan dengan ketidakmampuan makan karena bibir pecah-pecah dan sakit

DS: Pasien mengeluhkan tidak nafsu makan, diare dan jarang minum air putih
DO: BB menurun dari 28 kg menjadi 24 kg
NOC:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam didapatkan hasil dengan kriteria hasil
Nafsu Makan (1014)
 Hasrat keinginan untuk makan dari skala 3 ke skala 5
 Intake makanan dari skala 3 ke skala 5
 Intake cairan dari skala 3 ke skala 5
 Intake nutrisi dari skala 3 ke skala 5
NIC:

Manajemen Nutrisi (1100)

 Tentukan status gizi pasien dan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan gizi
 Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk memenuhi
persyaratan gizi
 Lakukan atau bantu pasien terkait dengan perawatan mulut sebelum makan
 Beri obat-obatan sebelum makan misalnya penghilang rasa sakit.
 Anjurkan keluarga untuk membawa makanan favorit pasien sementara pasien berada
di rumah sakit atau fasilitas perawatan yang sesuai.
 Monitor kalori dan asupan makanan
 Monitor kecenderungan terjadinya penurunan berat dan kenaikan berat badan
Ketidakefektifan bersihan jalan napas
Batasan karakteristik :
 Batuk
 Gelisah
 Suara nafas tambahan

Faktor yang berhubungan dengan adanya secret yang tertahan

DS : pasien mengeluhkan batuk dan sesak

DO : pernafasan cuping hidung, adanya secret, auskultasi terdengan bunyi ronki

NOC :

Status pernafasan: kepatenan jalan nafas (0410)

Setelah dilakukan tindakan 2 x 24 jam di dapatkan kriteria hasil:

 Kemampuan untuk mengeluarkan sekret dari skala 3 ke skala 5


 Ansietas dari skala 4 ke skala 5
 Suara nafas tambahan dari skala 3 ke skala 5
 Pernafasan cuping hidung dari skala 3 ke skala 5
 Batuk dari skala 4 ke skala 5
NIC :

Manajemen Jalan Nafas (3140)

 Buka jalan nafas dengan teknik chin lift atau jaw thrust sebagaimana mestinya
 Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
 Buang sekret dengan memotivasi pasien untuk melakukan batuk atau menyedot
lendir
 Motivasi pasien untuk bernafas pelan, dalanm,, berputar dan batuk
 Instruksikan bagaimana agar bisa melakukan batuk efektif
 Auskulltassi suara nafas, catat area yang ventilasinya menurun atau tidak ada dan
adanya suara tambahan
 Posiskan untuk meringankan sesak nafas
 Monitor status pernafasan dan oksigenasi
Kerusakan integritas kulit

Faktor yang berhubungan dengan gangguan turgor kulit


DS: pasien mengatakan terdapat bercak-bercak terasa gatal pada kulit
DO : kulit pucat dan turgor kulit jelek
NOC :
Integritas Jaringan : kulit dan membran mukosa (1101)
Setelah dilakukan tindakan 2 x 24 jam di dapatkan kriteria hasil
 Integritas kulit dari skala 4 ke skala 5
 Eritema dari skala 3 ke skala 5
 Kulit pucat dari skala 4 ke skala 5
NIC :

Pengecekan Kulit (3590)

 Periksa kulit terkait adanya kemerahan, kehangatan


 Gunakan alat pengkajian untuk mengidentifikasi pasien yang beresiko mengalami
kerusakan kulit misalnya skala barden
 Monitor warna dan suhu kulit
 Monitor kulit adanya ruam dan lecet
 Lakukan langkah-langkah untuk mencegah kerusakan lebih lanjut misalnya melapisi
kasur, menjadwalkan reposisi
 Ajarkan keluarga mengenai tanda-tanda kerusakan kulit dengan tepat
Ansietas
DO: keluarga khawatir dan terlihat gelisah

Keluarga selalu menanyakan kondisi pasie

DS: -

Faktor yang berhubungan dengan status kesehatan pada anak

NOC :

Tingkat Kecemasan (1211)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x 24 jam pada keluarga klien didapatkan hasil dengan
kriteria yaitu

 Perasaan gelisah dari skala 4 ke skala 5


 Rasa cemas yang disampaikan secara lisan dari skala 4 ke skala 5
NOC :

Pengurangan Kecemasan (5820)

 Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan kepada keluarga pasien


 Jelaskan semua prosedur kepada keluarga termasuk sensasi yang akan dirasakan yang
mungkin akan di alami pasien selama prosedur dilakukan
 Berikan informasi faktual terkait diagnosis, perawatan dan prognosis kepada keluarga pasien
 Dorong keluarga untuk mendampingi pasien dengan cara yang tepat
 Dukung penggunaan mekanisme koping pada keluarga
 Instruksikan keluarga pasien untuk menggunakan teknik relaksasi terhadap cemas yang
dirasakan keluarga

Anda mungkin juga menyukai