Anda di halaman 1dari 26

Asma Persisten dengan derajat

berat pada Anak


Jerry Berlianto Binti
10.2009.100
Skenario 3
Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun dibawa UGD
RS karena sesak nafas sejak 2 jam yang lalu. Pasien
memiliki riwayat asma sejak kecil. Sejak 2 minggu
yang lalu, menurut ibunya pasien memerlukan
salbutamol inhalasi setiap hari, terutama saat
berolahraga, dan mengalami batuk yang berulang saat
sedang tidur sebanyak 2x seminggu, sehingga pasien
tidak bias tidur dengan nyenyak.
Anamnesis
 Identitas Pasien

 Keluhan Utama

 Riwayat Perjalanan penyakit :


 Apakah ada demam?Apakah ada batuk?
 Apakah sesaknya hilang timbul?
 Apakah pada saat tidur mendengkur?
 Apakah ada riwayat alergi terhadap sesuatu?
 Apakah dalam keluarga ada riwayat asma?
 Obat-obat apa saja yang pernah digunakan untuk
mengurangi keluhan? bagaimana pengaruh obat
tersebut?
Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum
Frekuensi nafas,denyut nadi,suhu

Inspeksi Inspeksi dilakukan untuk mengetahui


adanya pernapasan tambahan,lesi pada dinding dada,
kelainan bentuk dada,retraksi dada.
Palpasi  dilakukan pemeriksaan untuk menilai
keadaan paru serta pemeriksaan vokal fremitus.
Auskultasi
 Mendengar apakah adanya wheezing,stridor
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan analisa gas darah
 PaO2, PaCO2, SO2
Test Fungsi paru ( spirometri)
 FVC,FEV1
Pemeriksaan foto thoraks
 Serangan asma berat memperlihatkan suatu
hiperlusen, pelebaran ruang interkostal dan
diagfragma yang menurun
Definisi
Asma adalah keadaan inflamasi kronik dengan
penyempitan saluran pernapasan yang reversibel.

Tanda karakteristik berupa episode wheezing


berulang, sering disertai batuk yang menunjukkan
respons terhadap obat bronkodilator dan anti-
inflamasi.
Gambaran Klinis pada Anak
Parameter klinis, Asma episodik jarang Asma episodik sering Asma persisten
kebutuhan obat dan faal
paru

Frekuensi serangan < 1x/bulan > 1x/bulan Sering

Lama serangan < 1 minggu ≥ 1 minggu Hampir sepanjang tahun,


tidak ada remisi

Intensitas serangan Biasanya ringan Biasanya sedang Biasanya berat

Di antara serangan Tanpa gejala Sering ada gejala Gejala siang dan malam

Tidur dan aktifitas Tidak terganggu Sering terganggu Sangat terganggu

Pemeriksaan fisis diluar Normal (tidak Mungkin terganggu Tidak pernah normal


serangan ditemukan kelainan) (ditemukan kelainan)

Obat pengendali (anti Tidak perlu Perlu Perlu


inflamasi)

Uji faal paru PEF/FEV1 > 80% PEF/FEV1 60-80% PEF/FEV1 < 60%
(di luar serangan) Variabilitas 20-30%

Variabilitas faal paru Variabilitas > 15% Variabilitas > 30% Variabilitas > 50%
(bila ada serangan)
Penilaian derajat asma pada Anak
Parameter klinis, Ringan Sedang Berat
Fungsi paru,
laboratorium
Sesak timbul-pada saat Berjalan Berbicara Istirahat
(breathless) Bayi: Bayi : Bayi :
menangis keras -    Tangis pendek dan Tidak mau makan/minum
lemah
-    Kesulitan
makan/minum

Bicara Kalimat Penggal kalimat Kata-kata

Posisi Bisa berbaring Lebih suka duduk Duduk bertopang lengan

Kesadaran Mungkin iritable Biasanya iritable Biasanya iritable

Sianosis Tidak ada Tidak ada Ada


Mengi (wheezing) Sedang, sering hanya pada Nyaring, sepanjang Sangat nyaring,
akhir ekspirasi ekspirasi, terdengar tanpa
± inspirasi stetoskop
Sesak nafas Minimal Sedang Berat

Obat Bantu nafas Biasanya tidak Biasanya ya Ya

Retraksi Dangkal, retraksi Sedang, ditambah Dalam, ditambah nafas


interkostal retraksi suprasternal cuping hidung
Laju nafas Meningkat Meningkat Meningkat

Pedoman nilai baku laju nafas pada anak :


Usia                       laju nafas normal
< 2 bulan                       < 60 / menit
2 – 12 bulan                   < 50 / menit
1 – 5 tahun                     < 40 / menit
6 – 8 tahun                     < 30 / menit
Laju nadi Normal Takikardi Takikardi
Pedoman nilai baku laju nadi pada anak :
Usia                       laju nadi normal
2 – 12 bulan                   < 160 / menit
1 – 2 tahun                     < 120 / menit
3 – 8 tahun                     < 110 / menit

PEFR atau FEV1 (% nilai dugaan/      


% nilai terbaik)      
     
-     pra bronkodilator > 60%                     > 80%                     < 40%
     
-     pasca bronkodilator 40-60% 60-80% < 60%
    Respon < 2 jam
SaO2 % > 95% - 100 % 91-95% £ 90%
PaO2 Normal biasanya tidak > 60 mmHg < 60 mmHg
perlu diperiksa
PaCO2 < 45 mmHg < 45 mmHg > 45 mmHg
Klasifikasi Asma
Differential Diagnosis
Bronkhitis akut :demam,batuk kering , nyeri dada, batuk menjadi
produktif
 pem. Fisik :ronki basah, suara nafas kasar, wheezing

Emfisema paru
 Sesak dan jarang disertai mengi dan batuk.
 Berbeda dengan asma pada emfisema tidak pernah ada masa
remisi,
 penderita selalu sesak pada kegiatan jasmani.
 Pada pemeriksaan fisis ditemukan dada kembung, peranjakan
napas terbatas, hipersonor, pekak hati menurun dan suara
sangat lemah.
Epidemiologi
Anak dengan satu orangtua yang terkena mempunyai
resiko menderita asma sekitar 25%; risiko bertambah
menjadi sekitar 50% jika kedua orangtua asmatis.

Asma dapat timbul pada segala umur; 30% penderita


pada umur 1 tahun, sedang 80-90% anak asma
mempunyai gejala pertamanya sebelum umur 4-5 tahun.
Etiologi
Faktor pencetus :
Genetik
Alergen : inhalan, ingestan
Perubahan cuaca

Berdasarkan penyebabnya :
Ekstrinsik (alergik)
Intrinsik (non alergik)
Asma gabungan
Patofisiologi
Penatalaksanaan

Bronkodilator kerja-cepat
Salbutamol Nebulisasi
Alat nebulisasi harus dapat menghasilkan aliran udara
minimal 6-10 L/ menit.
Alat yang direkomendasikan adalah jet-nebulizer
(kompresor udara) atau silinder oksigen.
Dosis salbutamol adalah 2.5 mg/kali nebulisasi; bisa
diberikan setiap 4 jam, kemudian dikurangi sampai
setiap 6-8 jam bila kondisi anak membaik.
Salbutamol MDI (Metered Dose Inhaler) dengan alat spacer

Spacer ini berupa tabung (dapat bervolume 80 ml) dengan


panjang sekitar 10-20 cm, atau bentuk lain berupa kerucut
dengan volume 700-1000 ml.

 mengurangi pengendapan di orofaring

Pada anak dan bayi biasanya lebih baik jika memakai


masker wajah yang menempel pada spacer dibandingkan
memakai mouthpiece.

Dengan alat ini diperlukan 3-4 puff salbutamol dan anak


harus bernapas dari alat selama 30 detik.
Bronkodilator Oral
berikan salbutamol oral (dalam sirup atau tablet).
Dosis salbutamol: 0.05-0.1 mg/kgBB/kali setiap 6-8
jam

Steroid
Jika anak mengalami serangan wheezing akut berat
berikan kortikosteroid sistemik metilprednisolon 0.3
mg/kgBB/kali tiga kali sehari pemberian oral
deksametason 0.3 mg/kgBB/kali IV/oral tiga kali
sehari pemberian selama 3-5 hari.
Komplikasi
Status asmatikus
Atelektasis
Hipoksemia
Empisema
Deformitas torak
Gagal nafas
Prognosis
dubia
Kesimpulan
Penanganan segera dan tepat pada kedaruratan asma
persisten dengan derajat berat sangat diperlukan
untuk mencegah hal yang tidak diinginkan termasuk
komplikasi kematian.

Anda mungkin juga menyukai