Anda di halaman 1dari 40

Elemen Struktur Gedung

Struktur gedung dapat dibagi menjadi 2, yaitu:

Stuktur Atas (Upper Structure)


Struktur Plat
Pelat lantai / atap merupakan elemen struktur
horisontal yang menerima beban diatasnya yang
disalurkan ke balok penumpu.

Struktur Balok
Balok merupakan elemen struktur horizontal yang menyalurkan
beban dari pelat lantai / atap yang ditumpu ke kolom.
Struktur Kolom
Kolom merupakan elemen struktur vertikal yang
menyalurkan beban dari balok ke struktur bawah

Dinding Struktur/ Non struktural


Dinding struktur merupakan elemen struktur vertikal yang
berfungsi untuk menahan beban sedangkan dinding non
struktur merupakan elemen struktur vertikal yang berfungsi
sebagai pemisah antar ruangan dan tidak untuk menahan
beban.
Struktur Bawah (Sub Structure)
Struktur bawah gedung terdiri dari beberapa elemen struktur,
yaitu:

Pile Cap
Pile cap merupakan elemen sturktur yang berfungsi untuk
menyalurkan beban dari kolom ke satu atau beberapa fondasi.

Fondasi
Fondasi merupakan elemen struktur yang berfungsi untuk
menyalurkan beban seluruh struktur gedung ke tanah.
PERENCANAAN STRUKTUR

Pengertian Perencanaan Struktur


 Perencanaan struktur merupakan suatu rangkaian

proses perencanaan yang sesuai dengan ketentuan


dan peraturan yang berlaku sehingga tercapai
tujuan dari perencanaan struktur tersebut
Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan kegiatan yang meliputi


pengumpulan data dan informasi perencanaan, seperti:

 Deskripsi umum bangunan.


 Denah dan sistem struktur bangunan
 Wilayah gempa dimana bangunan berada.
 Data pembebanan.
 Data tanah berdasarkan hasil penyelidikan tanah.
 Mutu bahan yang digunakan.
 Metoda analisa dan desain struktur.
 Standar dan referensi yang dipakai dalam perencanaan
Desain Skematik
Desain skematik merupakan tahap perencanaan yang
berupa gambar ide dari bangunan yang akan dibuat.

Perencanaan Awal
Perencanaan awal merupakan tahap perencanaan yang lebih
matang yang memberikan gambaran bangunan secara lebih jelas
dan terukur, namun belum mengarah pada hal-hal yang lebih
detail.

Pengembangan Desain
Pengembangan desain merupakan tahap pengembangan
perencanaan awal, yaitu dengan melakukan perhitungan-
perhitungan struktur sehingga mendapatkan gambaran yang lebih
detail.
Pembuatan Gambar Kerja
 Pembuatan gambar kerja merupakan gambar akhir perencanaan

yang dapat menggambarkan secara detail hasil rancangan untuk


diserahkan kepada pihak lain (kotraktor) untuk ditindaklanjuti.

Penyusunan Detail Perencanaan


 Penyusunan detail perencanaan yang meliputi gambar-gambar
kerja detail, rencana kerja dan syarat-syarat (RKS), rincian
volume pekerjaan, rencana anggaran dan biaya (RAB), dan
dokumen perencanaan.
Peraturan dan Pedoman
Perencanaan Struktur
 Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah
dan Gedung 1987.
 Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Rumah dan Gedung 2002 (SNI 03-1726-2002).
 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung 2002 (SNI 03-2847-2002).
Peraturan yang dipakai sekarang.
 SNI 1727:2013, Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan
Gedung dan Struktur Lain.
 ASCE 7 – 10, Minimum Design Loads for Building and Other
Structures.
 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non Gedung (SNI 1726 2012)
 Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung (SNI
2847 2013)
 Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung
(SNI 03 1729 2002)
 Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983
 
MATERIAL PEMBENTUK STRUKTUR

Kekuatan tekan beton fc’ sangat ditentukan dari perbandingan


semen, agregrat kasar dan halus, air dan berbagai jenis
campuran. Menurut SNI-03-2847-2002 pasal 21.3, kuat tekan
beton yang disyaratkan fc’ pada umur 28 hari tidak boleh
kurang daripada 20 MPa.
Untuk beton dengan nilai kuat tekan di atas 30 MPa, β1 harus
direduksi sebesar 0,05 untuk setiap kelebihan 7 MPa, tetapi β1
tidak boleh diambil kurang dari 0,65. Ketentuan ini dapat
didefinisikan sebagai berikut:
Untuk f’c ≤ 30 MPa maka β1 = 0,85
Untuk 30 < f’c < 58 MPa , maka β1 = 0,85 – 0,007(f’c - 30)
Untuk f’c ≥ 58 MPa maka β1 = 0,65
Menurut SNI-03-2847-2002 pasal 10.5, nilai modulus elastisitas
beton Ec dapat ditentukan berdasarkan rumus empiris sebagai
berikut:

Untuk berat jenis beton (wc) di antara 1500 kg/m3 dan 2500 kg/m3,
maka nilai modulus elastisitas beton Ec dalam MPa di ambil
sebesar,
Ec  ( wc ) 0,043 fc '
1,5

Untuk berat jenis beton normal (wc) = 2200 - 2500 kg/m3,


Baja Tulangan

Menurut SNI-03-2846-2002 pasal 10.5, nilai


modulus elastisitas baja tulangan Es dapat
ditentukan sebagai berikut:

 Modulus elastisitas untuk tulangan non-prategang


Es boleh diambil sebesar 200000 MPa.

 Modulus elastisitas untuk tendon prategang Es


ditentukan melalui pengujian atau dari data pabrik.
Kuat Perlu
Menurut SNI-03-2847-2002 pasal 11.2, terdapat beberapa kombinasi kuat
perlu U, antara lain:
 Kuat perlu U untuk menahan beban mati D:
U = 1,4 D
 Kuat perlu U untuk menahan beban mati D, beban hidup L, beban atap A
atau beban hujan R:
U = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R)
 Kuat perlu U untuk menahan beban mati D, beban hidup L, beban atap A
atau beban hujan R dan beban angin W:
U = 1,2 D + 1,0 L ± 1,6 W + 0,5 (A atau R)
U = 0,9 D ± 1,6 W
 Bila ketahanan struktur terhadap beban gempa E harus diperhitungkan
dalam perencanaan, maka nilai kuat perlu U harus diambil sebagai:
U = 1,2 D + 1,0 L ± E atau
Kuat Rencana
1
START di = simpangan
horizontal
Max tiap lantai
H = tinggi gedung
2
I, R, Wt, Wi
Jenis tanah dan zona gempa

C = ……. ( dari tabel)


No T = Te
T = Te
C = Ce

yes
Momem
lentur, gaya
lintang gaya
Analisis mekanika normal
END
1 2
ANALISA GEMPA STATIS EKIVALEN
WAKTU GETAR ALAMI ,

STRUKTUR GEDUNG GEDUNG ,

Struktur berupa portal :

Untuk struktur gedung yang lain :

B = panjang denah seluruhnya


Waktu getar gedung setelah direncanakan denga pasti hrus ditentukan
dengan rumus :

Apabila niai Te kurang dari 80 % nilai yang dipakai dalam perhitungan


pendahuluan, maka beban gempa harus dihitung kembali (SKBI-1987 )
PEMBATASAN WAKTU GETAR ALAMI FUNDAMENTAL (SNI- 03 – 1726- 2002)

n = jumlah tingkat

= koefisien untuk wilayah gempa

Tabel koefisien

Wilayah gempa
1 0,20
2 0,19
3 0,18
4 0,17
5 0,16
6 0,15

Nilai T dengan rumus empiris tidak boleh menyimpang lebih dari 20 % dari nilai Te
Kinerja struktur gedung
Kinerja batas layan :

Simpangan anntar tingkat tidak boleh melampui :

Bergantung nilai yang terkecil

Kinerja batas ultimit :


Simpangan anntar tingkat tidak boleh melampui :
0,02 kali tinggi tingka yang bersangkutan

Anda mungkin juga menyukai