Anda di halaman 1dari 13

POST

PARTUM
BLUES
OUR TEAM
Nurul Dian Isnawati (094)
Petricia Wulandari (096)
Rani Ananti (098)
Sephana Dwi Ananda (102)

Alfitamara Muafatika (062)


Annisa Nurul H (065)
Arini Lutfia Laili (067)
Elva Aldi Rista P.T (077)
Firdana Yulia N.A (080)
Hawa Fa’ala N.F (083)
Janita Maharani (088)
Meiga Nur Aisah (092)

2
POST PARTUM
BLUES

Post Partum Blues merupakan keadaan


transien dari peningkatan reaktifitas
emosional yang dialami oleh separuh
dari wanita dalam jangka waktu satu
minggu pasca persalinan. Gejala
utamanya yaitu insomnia, depresi,
cemas, penurunan konsentrasi, cepat
tersinggung, dan mood yang berubah-
ubah.

3
POST PARTUM
BLUES

Bobak tahun 2005 menjelaskan adanya


perubahan mood pada ibu post partum yang
dapat terjadi setiap waktu setelah melahirkan
tetapi perubahan mood ini seringkali terjadi
pada hari ke tiga atau keempat postpartum, dan
memuncak antara hari kelima dan ke-14 yang
ditandai dengan perasaan kesepian atau ditolak,
cemas, bingung, tangisan yang singkat, gelisah,
keletihan, pelupa, dan tidak dapat tidur.

4
TANDA GEJALA
POST PARTUM
BLUES

1. Merasa cepat lelah atau 8. Sulit berpikiran jernih,


tidak bertenaga. berkonsentrasi, atau
2. Mudah tersinggung dan mengambil keputusan.
marah. 9. Tidak ingin bersosialisasi
3. Menangis terus-menerus. dengan teman dan keluarga.
4. Merasa gelisah tanpa 10. Kehilangan minat terhadap
alasan yang jelas. kegiatan yang biasa
5. Mengalami perubahan disukainya.
suasana hati yang drastis. 11. Putus asa.
6. Kehilangan nafsu makan 12. Berpikir untuk melukai dirinya
atau justru makan lebih sendiri atau bayinya.
banyak dari biasanya 13. Munculnya pikiran tentang
7. Tidak dapat tidur kematian dan ingin bunuh diri
(insomnia) atau tidur terlalu
lama.

5
PENYEBAB POST
PARTUM BLUES

BIOLOGIS
Perubahan biologis seperti: stress dan penyebab sosial atau lingkungan.

HORMON
Perubahan kadar hormon estrogen, progesterone, kortikotropin dan
endorphin serta prolaktin diduga menjadi faktor pendukung terjadinya
postpartum blues.

SOSIAL
Faktor sosial dan lingkungan antara lain tekanan dalam hubungan
pernikahan dan hubungan keluarga, riwayat sindroma pramenstruasi,
rasa cemas dan takut terhadap persalinan, dan penyesuaian yang buruk
terhadap peran maternal.
6
FAKTOR YANG DAPAT
MENINGKATKAN
RESIKO POST PARTUM BLUES
1. Pernah menderita depresi atau Ada anggota
keluarga yang menderita depresi.

5. Hamil di usia muda dan 2. Menderita gangguan bipolar.


memiliki banyak anak.

4. Kesulitan menyusui anak. 3. Menyalahgunakan NAPZA.

7
KOMPLIKASI
POST PARTUM
BLUSE

4. kemampuan ibu dalam 5. dalam jangka panjang


1. bunuh diri merawat anaknya yang akan menimbulkan
2. pembunuhan bayi tidak baik bisa berakibat konsekuensi negatif
3. gangguan pada pada gangguan tumbuh terhadap perkembangan
interaksi ibu-anak kembang anak. sosial, emosional, kognitif,
dan fisik anak

8
PENATALAKSAN 1. PSIKOTERAPI
Psikoterapi: merupakan terapi non
AAN farmakologis. Biasa dilakukan
2. Medikamentosa bersama dengan psikolog atau
psikiater. Lebih dominan pada
penanganan ini diberikan melalui obat- pendekatan interpersonal dengan Ibu.
obatan anti depresan. Pemberian obat ini
juga harus menimbangkan efek samping
pada Bayi. Obat anti depresan yang
aman, antara lain dari golongan Selective
Seretonin Reuptake Inhibitor (SSRI)
berupa sertraline dan venlafaxine. Serta
dari golongan Trisiklik, yaitu
amitriptyline, notriptilin, dan
clomipramine

3. Terapi Non
Farmakologis
bisa dilakukan sebagai terapi penunjang
dari terapi konvensional. Misalnya,
akupuntur dan pijat. Namun diperlukan
ketekunan dalam pengobatannya.

4. RAWAT INAP
dilakukan jika sudah mulai ada halusinasi
dan pikiran untuk membunuh.

9
JURNAL Imura, M., Misao, H., & Ushijima, H. (2006). The psychological effects of
aromatherapy-massage in healthy postpartum mothers. Journal of
PENDUKUNG midwifery & women's health, 51(2), e21-e27

1
0
JURNAL
PENDUKU
NG

Dalam penilitian berjudul “The Psychologcal Effect of Aromatherapy-


Massage in Healthy Post Partum Mother” mengambil setting di Tokyo
dengan 36 responden yang diklasifikasikan menjadi 2 kelompok, yaitu
16 Ibu dengan intervensi dan 20 Ibu dalam kelompok kontrol. Dengan
hasil perbandingan dilakukan melalui serangkaian test, meliputi:
1. Maternity Blues Scale
2. State-Trait Anxiety Inventory
3. Profie of Mood State (POMS)
4. Feeling toward Baby Scale
Dalam kelompok intervensi diberikan pijatan dengan aroma terapi
Neroli dan Lavender.
JURNAL
PENDUKUNG

Hasil: dalam penelitian ditemukan bahwa Ibu pada


kelompok intervensi cenderung memiliki emosi yang
stabil, tidak memiliki rasa cemas, dan cenderung rileks
dibandingkan dengan Ibu pada kelompok kontrol. Hal
ini membuktikan bahwa efek sentuhan dan aroma yang
diberikan pada Ibu dapat mempengaruhi penurunan
hormone stress. Namun, dengan atau tanpa
digunakannya aroma terapi dalam sesi pijat masih
perlu dikaji ulang. Mengingat aroma alami Ibu juga
merupakan stimulus yang baik untuk meningkatkan
relasi cinta antara Ibu dan bayi.

1
2
THANKS

1
3

Anda mungkin juga menyukai