Anda di halaman 1dari 47

Rani Septiana Putri

S1-1A
1601036
Sejarah Kefarmasian dan
Ruang Lingkup Kefarmasian
Sejarah Perkembangan Farmasi

Farmasi Dalam Bahasa Yunani


yaitu pharmacon,
yang berarti obat

ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur,


meracik, memformulasi, mengkombinasi,
menganalisis, serta menstandarkan obat dan
pengobatan, juga sifat-sifat obat beserta
pendistribusian dan penggunaannya secara aman.
A. Zaman Permulaan
Zaman prasejarah (awal mula kehidupan) manusia
dan penyakit adalah 2 hal yang saling berkaitan, dulu
untuk mengobati   penyakit mereka menggunakan
insting dalam mengobati penyakit misalnya luka
manusia membubuhkan daun-daun segar diatas luka,
atau menutupinya dengan lumpur. Mereka melakukan
pencarian obat secara acak, dan ini merupakan awal
mula pengetahuan dan ilmu farmasi.
B. Awal masehi
Sejarah farmasi dan kedokteran juga dipengaruhi oleh
tokoh tokoh seperti hippocrates (450-370 SM),
Dioscorides (abad ke-1 M), dan Galen (120-130 M)
 
Hippocrates (450-370 SM) merupakan seorang
dokter Yunani yang dihargai karena memperkenalkan
farmasi dan kedokteran secara ilmiah, ia membuat
sistematika dalam pengobatan, serta menyusun uraian
tentang beratus-ratus jenis obat-obatan, ia juga
dinobatkan sebagai bapak dari ilmu kedokteran.
Dioscorides (abad ke-1 M), seorang dokter yunani
yang merupakan seorang ahli botani, yang merupakan
orang pertama yang menggunakan ilmu tumbuh-
tumbuhan sebagai ilmu farmasi terapan, hasil
karyanya berupa De Materia Medika. Selanjutnya,
mengembangkan ilmu farmakognosi. obat obatan
yang dibuat Dioscoridaes antara lain napidium,
opium, ergot, hyosciamus, dan cinnamon.
 
Galen (120-130 M), seorang dokter dan ahli farmasi
bangsa yunani berkewarganegaraan romawi, yang
menciptakan suatu sistem pengobatan, fisiologi,
patologi yang merumuskan kaidah yang banyak
diikuti selama 1500 tahun, dia merupakan pengarang
buku terbanyak dizamannya, ia telah meraih
penghargaan untuk 500 bukunya tentang ilmu
kedokteran-farmasi serta 250 buku lainnya tentang
falsafah, hukum, maupun tata bahasa. Hasil karyanya
dibidang farmasi uraian mengenai banyak obat, cara
pencampuran dsb, sekarang lazim disebut farmasi
'galenik'.
C. Abad kegemilangan Farmasi di
peradaban Arab-Islam
Setelah abad pertama masehi terlewati, perlahan-lahan
kemajuan dibidang pengetahuan termasuk farmasi di
barat mengalami kemunduran, dikenal dengan abad
kegelapan (Dark Age).
Kebangkitan di dunia farmasi selanjutnya diilhami
dengan turunnya Al-Qur'an seiiring dengan kemajuan
bangsa arab yang merupakan pusat peradaban dunia
termaju saat ini.
D. Perkembangan Farmasi di Indonesia
Perkembangan Farmasi di Indonesia sudah dimulai
sejak zaman Belanda, sehingga buku pedoman maupun
undang-undang yang berlaku pada waktu itu berkiblat
pada negeri Belanda.
Buku pedoman maupun undang-undang yang dirasa
masih cocok dipertahankan, sedangkan yang tidak
sesuai lagi di hilangkan.
Ruang Lingkup Kefarmasian
1. Bidang Perdagangan
Sektor perdagangan obat dan alat kesehatan juga
membutuhkan sarjana Farmasi Klinik dan Komunitas karena
produk obat-obatan dan alat kesehatan harus memenuhi
standar keamanan, efikasi, dan kualitas.
2. Bidang Farmasi Komunitas: Rumah Sakit dan Apotek
Selain sebagai penanggungjawab apotek, apoteker juga bisa
melakukan pelayanan informasi obat kepada masyarakat,
menjadi partner dokter dalam hal memberikan obat pada
pasien.
3. Bidang Kebijakan
Bagi yang ingin mengubah wajah dunia kesehatan di
negeri ini, sebagai Sarjana Farmasi/Apoteker kita bisa
merintis karier di Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM), Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian,
atau Departemen Kesehatan.
4. Bidang Industri Obat-obatan dan Produk Biologi.
Contoh : Sanbe Farma, Kalbe Farma, Bio Farma,
Kimia Farma, Bayer, dsb.
5. Bidang industri makanan
Contoh: Nestle, Wingsfood, Indofood, Ultra, dsb.
6. Bidang Industri kosmetik
Contoh: Sari Ayu, Mustika Ratu.
7. Industri perbekalan rumah tangga dan kesehatan
seperti : Unilever, dan P&G
8. Industri jamu dan obat tradisioanal
seperti : Air mancur, Borobudur, Sido muncul
9. Bidang Riset dan Pendidikan
seperti Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian
 
Farmakope & Bentuk-
bentuk Pengobatan
Farmakope kata Pharmacon yang berarti
racun atau obat dan Pole yang
berati membuat.

Buku ini memuat persyaratan kemurnian, sifat kimia dan fisika,


cara pemeriksaan, serta beberapa ketentuan lain yang
berhubungan dengan obat-obatan.
Sebelum Indonesia mempunyai farmakope, yang berlaku adalah
Farmakope Belanda. Baru pada tahun 1962 pemerintah RI
menerbitkan buku farmakope yang pertama, dan semenjak itu
farmakope Belanda dipakai sebagai referensi saja.
Hampir setiap negara mempunyai buku
farmakope sendiri, seperti:
1. Farmakope Indonesia milik negara Indonesia
2. United State Pharmakope (U.S.P) milik
Amerika
3. British Pharmakope (B.P) milik Inggris
4. Nederlands Pharmakope milik Belanda
Buku-buku farmasi yang dikeluarkan oleh Departemen
Kesehatan, yaitu:
1. Farmakope Indonesia edisi I jilid I terbit tanggal 20 Mei
1962
2. Farmakope Indonesia sdisi I jilid II tanggal 20 Mei 1965
3. Formularium Indonesia (FOI) terbit 20 Mei 1966
4. Farmakope Indonesia edisi II terbit 1 April 1972
5. Ekstra Farmakope Indonesia terbit 1 April 1974
6. Formularium Nasional terbit 12 Nopember 1978
7. Farmakope Indonesia III terbit 9 Oktober 1979
8. Farmakope Indonesia IV terbit 19 Desember 1995
Pengobatan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
1.    Pengobatan konvensional
Yang dimaksud pengobatan konvensional adalah pengobatan yang
berbasis pada ilmu kedokteran yang mengandalkan obat kimia dan
operasi dan telah lama berkembang sejak sebelum abad ke 19 hingga
saat ini.
2.    Pengobatan non konvensional
Pengobatan ini dibagi menjadi :
–    Pengobatan tradisional
Pengobatan tradisional terbagi dalam dua versi yaitu klasik dan modern.
Tradisinal klasik dlakukan secara turun temurun tanpa ilmu atau
penelitian, sedangkan versi  modern adalah pengobatan yang berkonsep
holistic dan sebagai komplemen ( pelengkap ) dari pengobatan medis
–    Pengobatan non tradisional
FARMASI, APOTEKER DAN PEKERJAAN KEFARMASIAN
FARMASI

Farmasi suatu profesi di bidang kesehatan yang


meliputi kegiatan-kegiatan di bidang
penemuan, pengembangan, produksi,
pengolahan, peracikan, dan distribusi obat.

Farmasi adalah ada empat bidang yang dipelajari, yaitu


farmasi klinik, farmasi industri, farmasi sains, dan
farmasi obat tradisional.
Kemampuan penunjang yang harus dimiliki adalah senang
dan familiar dengan fisika, kimia, biologi, dan
matematika, ketelitian dan kecermatan, hapalan dan
kemampuan analisa dan suka bekerja di laboraturium.
APOTEKER DAN PEKERJAAN KEFARMASIAN
Apoteker adalah tenaga profesi yang memiliki dasar pendidikan
serta keterampilan di bidang farmasi dan diberi wewenang serta
tanggung jawab untuk melaksanakan pekerjaan kefarmasian.
Pekerjaan kefarmasian seorang apoteker di apotek adalah
bentuk hakiki dari profesi Apoteker, oleh karena itu Apoteker
Pengelola Apotek (APA) berkewajiban mencurahkan waktu,
pemikiran dan tenaganya untuk menguasai, memanfaatkan dan
mengembangkan apotek yang didasarkan pada kepentingan
masyarakat.
Hal ini dikarenakan Apoteker merupakan motor penggerak
kemajuan suatu apotek. Sebelum melaksanakan kegiatannya,
seorang APA wajib memiliki Surat Izin Apotek (SIA) yang berlaku
untuk seterusnya selama apotek masih aktif melakukan kegiatan
dan APA dapat melakukan pekerjaannya serta masih memenuhi
persyaratan.
Tugas dan Kewajiban Apoteker di apotek adalah sebagai
berikut :
a. Memimpin seluruh kegiatan apotek, baik kegiatan teknis
maupun non teknis kefarmasian sesuai dengan ketentuan
maupun perundangan yang berlaku.
b. Mengatur, melaksanakan dan mengawasi administrasi.
c. Mengusahakan agar apotek yang dipimpinnya dapat
memberikan hasil yang optimal sesuai dengan rencana
kerja dengan cara meningkatkan omset, mengadakan
pembelian yang sah dan penekanan biaya serendah
mungkin.
d. Melakukan pengembangan usaha apotek.
Untuk dapat melaksanakan usahanya dengan sukses
seorang APA harus melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Memastikan bahwa jumlah dan jenis produk yang
dibutuhkan senantiasa tersedia dan diserahkan kepada yang
membutuhkan.
b. Menata apotek sedemikian rupa sehingga berkesan bahwa
apotek menyediakan berbagai obat dan perbekalan
kesehatan lain secara lengkap.
c. Menetapkan harga jual produknya dengan harga bersaing.
d. Mempromosikan usaha apoteknya melalui berbagai upaya.
e. Mengelola apotek sedemikian rupa sehingga memberikan
keuntungan.
f. Mengupayakan agar pelayanan di apotek dapat
berkembang dengan cepat nyaman dan ekonomis.
Wewenang dan tanggung jawab APA meliputi:
a. Menentukan arah terhadap seluruh kegiatan di apotek.
b. Menentukan sistem (peraturan) terhadap seluruh
kegiatan di apotek.
c. Mengawasi pelaksanaan seluruh kegiatan di apotek.
d. Bertanggung jawab terhadap kinerja yang dicapai di
apotek.
KODE ETIK APOTEKER INDONESIA

MUKADIMAH
Bahwasanya seorang Apoteker di dalam menjalankan
tugas kewajibannya serta dalam
mengamalkan keahliannya harus senantiasa mengharapkan
bimbingan dan keridhaan Tuhan Yang Maha Esa.
Apoteker di dalam pengabdiannya serta dalam
mengamalkan keahliannya selalu berpegang teguh kepada
sumpah/janji Apoteker.
Menyadari akan hal tersebut Apoteker di dalam
pengabdian profesinya berpedoman pada satu ikatan moral
yaitu :
BAB I
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1
Seorang Apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan Sumpah / Janji Apoteker.
Pasal 2
Seorang Apoteker harus berusaha dengan sungguh-sungguh
menghayati dan mengamalkan Kode Etik Apoteker Indonesia.
Pasal 3
Seorang Apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai
kompetensi Apoteker Indonesia serta selalu mengutamakan dan
berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan dalam melaksanakan
kewajibannya.
Pasal 4
Seorang Apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan di
bidang kesehatan pada umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya.
 
Pasal 5
Di dalam menjalankan tugasnya Seorang Apoteker harus
menjauhkan diri dari usaha mencari keuntungan diri semata yang
bertentangan dengan martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasian.
 
Pasal 6
Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang
baik bagi orang lain.
 
Pasal 7
Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan
profesinya.
 
Pasal 8
Seorang Apoteker harus aktif mengikuti perkembangan peraturan
perundang-undangan di bidang kesehatan pada umumnya dan di bidang
farmasi pada khususnya.
BAB II
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP PASIEN
Pasal 9
Seorang Apoteker dalam melakukan
praktik kefarmasian harus mengutamakan
kepentingan masyarakat. Menghormati hak
azasi pasien dan melindungi makhluk hidup
insani.
BAB III
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP TEMAN SEJAWAT
Pasal 10
Seorang Apoteker harus memperlakukan teman Sejawatnya
sebagaimana sendiri ingin diperlakukan.
 
Pasal 11
Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling
menasehati untuk mematuhi ketentuan-ketentuan kode Etik.
 
Pasal 12
Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk
meningkatkan kerjasama yang baik sesama Apoteker di dalam memelihara
keluhuran martabat jabatan kefarmasian, serta mempertebal rasa saling
mempercayai di dalam menunaikan tugasnya.
 
BAB IV
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP
SEJAWAT PETUGAS KESEHATAN LAIN
Pasal 13
Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap
kesempatan untuk membangun dan meningkatkan hubungan
profesi, saling mempercayai, menghargai dan menghormati
sejawat petugas kesehatan lain.
 
Pasal 14
Seorang Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari
tindakan atau perbuatan yang dapat mengakibatkan
berkurangnya atau hilangnya kepercayaan masyarakat
kepada sejawat petugas kesehatan lain.
BAB V
PENUTUP
Pasal 15
Seorang Apoteker bersungguh-sungguh menghayati dan
mengamalkan kode etik Apoteker Indonesia dalam
menjalankan tugas kefarmasiannya sehari-hari. Jika seorang
Apoteker baik dengan sengaja maupun tak sengaja
melanggar atau tidak mematuhi kode etik Apoteker
Indonesia, maka dia wajib mengakui dan menerima sanksi
dari pemerintah, ikatan/organisasi profesi farmasi yang
menanganinya (IAI) dan mempertanggungjawabkannya
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
 
Ikatan Apoteker Indonesia (IAI)
A. Sejarah IAI
Ikatan Apoteker Indonesia yang didirikan pada tanggal 18 Juni 1955.
Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia adalah satu-satunya Organisasi Profesi
Kefarmasian di Indonesia yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 41846/KMB/121 tanggal 16 September 1965.
Pada tahun 1955, beberapa apoteker di Jakarta mulai merasakan perlunya
suatu organisasi apoteker yang dapat memperhatikan dan memperjuangkan
kepentingan-kepentingan farmasi pada umumnya dan kepentingan-kepentingan
apoteker pada khususnya.
Sehubungan dengan keinginan di atas, pada 20 April 1955 dibentuklah
suatu Panitia Persiapan untuk mempersiapkan dan melaksanakan pembentukan
perhimpunan apoteker nasional. Anggota Panitia Persiapan tersebut adalah Drs.
E. Looho, Drs. Liem Tjae Ho (Wim Kalona), Drs. Kwee Hwat Djien dan Drs. Ie
Keng Heng. Tugas dari panitia tersebut ialah menyiapkan Rancangan Anggaran
Dasar, nama organisasi, dan lambangnya, Rancangan Anggaran Rumah Tangga
dan menyiapkan urgensi program untuk diajukan pada Muktamar I.
Visi & Misi IAI
VISI
Terwujudnya Profesi Apoteker yang paripurna, sehingga
mampu mewujudkan kualitas hidup sehat bagi setiap
manusia.
MISI
1. Menyiapkan Apoteker yang berbudi luhur, profesional,
memiliki kesejawatan yang tinggi dan inovatif serta
berorientasi ke masa depan;
2. Membina, menjaga dan meningkatkan profesional-isme
Apoteker sehingga mampu menjalankan praktek
kefarmasian secara bertanggung jawab;
3. Melindungi Anggota dalam menjalankan profesinya.
Pengurus IAI 2014-2018
            Ketua
  Umum
Wakil Ketua
Drs. Nurul Falah Eddy Pariang,
Drs. Saleh Rustandi, Apt
Apt
OBAT
OBAT

Bahan tunggal atau campuran yang dipergunakan oleh


semua makhluk untuk bagian dalam dan luar tubuh guna
mencegah, meringankan, dan menyembuhkan penyakit.
Sejarah perkembangan obat
Obat yang pertama kali di gunakan adalah obat yang
berasal dari tanaman yang di kenal dengan sebutan obat
tradisional (jamu). Obat-obat nabati ini di gunakan sebagai
rebusan atau ekstrak dengan aktivitas yang seringkali
berbeda-beda tergantung dari asal tanaman dan cara
pembuatannya.
Pada permulaan abad XX mulailah di buat obat-obat
sintesis, misalnya asetosal, di susul kemudian dengan
sejumlah zat-zat lainya. Pendobrakan sejati baru tercapai
dengan penemuan dan penggunaan obat-obat
kemoterapeutik sulfanilamide (1935) dan penisilin (1940).
Sejak tahun 1945 ilmu kimia, fisika dan kedokteran
berkembang dengan pesat dan hal ini menguntungkan
sekali bagi penyelidikan yang sistematis dari obat-obat
yang baru.

Penemuan-penemuan baru menghasilkan lebih dari


500 macam obat setiap tahunnya, sehingga obat-obat
kuno semakin terdesak oleh obat-obat baru.
Kebanyakan obat-obat yang kini di gunakan di temukan
sekitar 20 tahun yang lalu, sedangkan obat-obat kuno di
tinggalkan dan diganti dengan obat modern tersebut.
Penggolongan obat berdasarkan sumber obat dan undang-
undang
Penggolongan Jenis Obat berdasarkan berbagai undang undang dan
peraturan menteri kesehatan dibagi menjadi :
 
1. Obat Bebas

Obat
  yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli
tanpa resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan
etiket obat bebas adalah lingkaran hijau dengan garis
tepi berwarna hitam. OTC (Over The Counter)

Contoh : Parasetamol, vitamin


Obat bebas ini dapat diperoleh di toko/warung, toko obat, dan apotik.
 
2. Obat Bebas Terbatas  (Daftar W: Warschuwing)

obat bebas yang dapat dijual atau dibeli bebas


tanpa resep dokter, tetapi disertai dengan tanda
peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket
Disertai
obat tandaterbatas
bebas peringatan dalamlingkaran
adalah kemasannya:
biru dengan
garis tepi berwarna hitam

P1. Awas! Obat Keras. Bacalah Aturan Memakainya.


P2. Awas! Obat Keras. Hanya untuk kumur, jangan ditelan
P3. Awas! Obat Keras. Hanya untuk bagian luar dan badan.
P4. Awas! Obat Keras. Hanya Untuk Dibakar.
P5. Awas! Obat Keras. Tidak Boleh Ditelan.
P6. Awas! Obat Keras. Obat Wasir, jangan ditelan.
3. Obat Keras (Daftar G : Gevarlijk : berbahaya)

obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan


resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan
etiket adalah huruf K dalam lingkaran merah
dengan garis tepi berwarna hitam. 

Contoh : Asam Mefenamat, semua obat antibiotik


(ampisilin, tetrasiklin, sefalosporin, penisilin, dll), serta
obat-obatan yang mengandung hormon (obat diabetes,
obat penenang, dll)  
Obat keras ini dapat diperoleh di apotik, harus dengan resep
dokter.
4. Obat Psikotropika dan Narkotika  (Daftar O)

a. Psikotropika

obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan


narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. 

Contoh : Diazepam, Phenobarbital, ekstasi, sabu-sabu 


Obat psikotropika ini dapat diperoleh di apotik, harus dengan resep
dokter.
 
b. Narkotika

obat yang berasal dari tanaman atau bukan


tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan
ketergantungan. 

Contoh : Morfin, Petidin


Obat berdasarkan mekanisme kerja
Dibagi menjadi 5 jenis penggolongan antara lain :
1. Obat yang bekerja pada penyebab penyakit, misalnya penyakit
akibat bakteri atau mikroba, contoh antibiotic
2. Obat yang bekerja untuk mencegah kondisi patologis dari
penyakit contoh vaksin, dan serum.
3. Obat yang menghilangkan simtomatik/gejala, meredakan nyeri
contoh analgesik
4. Obat yang bekerja menambah atau mengganti fungsi fungsi zat
yang kurang, contoh vitamin dan hormon.
5. Pemberian placebo adalah pemberian obat yang tidak
mengandung zat aktif, khususnya pada pasien normal yang
menganggap dirinya dalam keadaan sakit. contoh aqua pro
injeksi dan tablet placebo.Selain itu dapat dibedakan
berdasarkan tujuan penggunaannya, seperti obat antihipertensi,
kardiak, diuretik, hipnotik, sedatif, dan lain lain.
Berdasarkan tempat atau lokasi
Penggolongan obat berdasarkan tempat atau lokasi pemakaian
 dibagi menjadi 2 golongan :
a. Obat dalam yaitu obat obatan yang dikonsumsi peroral, contoh
tablet antibiotik, parasetamol tablet
b. Obat luar yaitu obat obatan yang dipakai secara topikal/tubuh
bagian luar, contoh sulfur, dll
Berdasarkan cara pemakaian nya
Dibagi menjadi beberapa bagian, seperti :
a) Oral : obat yang dikonsumsi melalui mulut kedalam saluran
cerna, contoh tablet, kapsul, serbuk, dll
b) Perektal : obat yang dipakai melalui rektum, biasanya digunakan
pada pasien yang tidak bisa menelan, pingsan, atau
menghendaki efek cepat dan terhindar dari pengaruh pH
lambung, FFE di hati, maupun enzim-enzim di dalam tubuh
c) Sublingual : pemakaian obat dengan meletakkannya dibawah
lidah., masuk ke pembuluh darah, efeknya lebih cepat, contoh
obat hipertensi : tablet hisap, hormon-hormon
d) Parenteral : obat yang disuntikkan melalui kulit ke aliran darah.
baik secara intravena, subkutan, intramuskular, intrakardial.
e) Langsung ke organ, contoh intrakardial
f) Melalui selaput perut, contoh intra peritoneal
Berdasarkan efek yang di timbulkan
Penggolongan obat berdasarkan efek yang ditimbulkan
 dibagi menjadi 2 :
a. Sistemik :obat/zat aktif yang masuk kedalam peredaran
darah.
b. lokal :obat/zat aktif yang hanya
berefek/menyebar/mempengaruhi bagian tertentu tempat
obat tersebut berada, seperti pada hidung, mata, kulit, dll
Berdasarkan daya kerja atau terapi
Penggolongan obat berdasarkan daya kerja atau terapi
dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
a. Farmakodinamik: obat obat yang bekerja
mempengaruhi fisilogis tubuh, contoh hormon dan
vitamin
b. Kemoterapi: obat obatan yang bekerja secara kimia
untuk membasmi parasit/bibit penyakit,
mempunyai daya kerja kombinasi.
Berdasarkan asal obat dan cara pembuatannya
Penggolongan obat berdasarkan asal obat dan cara
pembuatannya dibagi menjadi 2 :

a. Alamiah : obat obat yang berasal dari alam (tumbuhan,


hewan dan mineral)
Contoh:
 tumbuhan : jamur (antibiotik), kina (kinin), digitalis
(glikosida jantung) dll
 hewan : plasenta, otak menghasilkan serum rabies, kolagen.
 mineral : vaselin, parafin, talkum/silikat, dll
b. Sintetik : merupakan cara pembuatan obat dengan
melakukan reaksi-reaksi kimia,
Contoh: minyak gandapura dihasilkan dengan mereaksikan
metanol dan asam salisilat
 

Anda mungkin juga menyukai