Anda di halaman 1dari 19

OBSERVASI & WAWANCARA

03
Modul ke:

PSIKOLOGI

Fakultas JENIS-JENIS DAN OBJEK OBSERVASI


PSIKOLOGI

Program Studi
PSIKOLOGI
Siti Fatrinisa Hasanah, M.Psi, Psikolog
JENIS-JENIS
OBSERVASI
Berikut ini adalah beberapa jenis observasi adalah :
1. OBSERVASI SYSTEMATIC VS UNSYSTEMATIC
• Observasi systematic adalah observasi dimana terdapat kerangka yang
memuat faktor-faktor dan ciri-ciri khusus dari setiap faktor yang diamati.
• Disebut sistematik karena lebih menekankan pada segi frekuensi dan
interval waktu tertentu (misalnya setiap 10 menit).
• Dalam observasi sistematik isi dan luasnya observasi lebih terbatas yang
disesuaikan dengan tujuan observasi biasanya telah dirumuskan pada awal
penyusunan rancangan observasi, respon dan peristiwa yang diamati dapat
dicatat secara lebih teliti dan mungkin di kuantifikasikan.
• Sebaliknya observasi unsystematic disebut juga dengan unstructured adalah
observasi yang dilakukan tanpa adanya persiapan yang sistematis atau
terencana tentang apa yang akan di observasi karena observer tidak tahu
secara pasti apa yang akan diamati.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

JENIS-JENIS

OBSERVASI
Dalam melakukan pengamatan, observer tidak menggunakan instrument
yang telah baku tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan (Sugiyono,
2010).
• Dalam observasi ini, observer membuat rancangan observasi namun tidak
digunakan secara baku seperti dalam observasi sistematik artinya observer
dapat mengubah objek observasi berdasarkan situasi lapangan
(Poerwandari, 2001).

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

JENIS-JENIS
OBSERVASI
2. OBSERVASI EKSPERIMENTAL VS NATURAL
• Observasi eksperimental adalah observasi yang dilakukan dengan cara
mengendalikan unsur-unsur penting ke dalam situasi sedemikian rupa
sehingga situasi tersebut dapat diatur sesuai dengan tujuan riset dan dapat
dikendalikan untuk mengurangi atau menghindari bahaya timbulnya faktor-
faktor lain yang dapat mempengaruhi situasi.
• Ciri-ciri observasi eksperimen adalah :
a. Observasi dihadapkan pada situasi perangsang yang dibuat
seragam atau berbeda.
b. Situasi dibuat sedemikian rupa untuk memunculkan variasi
perilaku.
c. Situasi dibuat sedemikian rupa sehingga observe tidak
mengetahui maksud observasi.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

JENIS-JENIS

OBSERVASI
Kelebihan dari observasi dalam situasi eksperimen  observer menjadi
tahu bahwa perilaku yang muncul benar-benar disebabkan oleh faktir yang
telah dikendalikan sebelumnya.
• Observasi natural adalah observasi yang dilakukan pada lingkungan
alamiah subjek tanpa adanya upaya untuk melakukan control atau
direncanakan manipulasi terhadap perilaku subjek.
• Tujuan observasi natural  untuk menjelaskan perilaku apa adanya dan
untuk mengetahui hubungan antar variabel yang ada.
• Kelebihan dari observasi natural  observer mendapatkan data yang
representative dari perilaku yang terjadi secara alamiah sehingga validitas
eksternalnya baik karena perilaku yang dimunculkan subjek tidak dibuat-
buat atau terjadi secara alamiah.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

JENIS-JENIS
OBSERVASI
3. OBSERVASI PARTISIPAN VS NON PARTISIPAN
• Observasi partisipan merupakan observasi dimana peneliti terlibat aktif
dengan kegiatan yang sedang diamati dan mencatat perilaku yang muncul
pada saat itu (Borden & Abbott, 1995).
• Observer yang menggunakan metode partisipan ini ikut ambil bagian dalam
konteks yang diamati kemudian mencatat apa yang dilihatnya, catatan yang
dibuatnya berupa catatan selama periode tertentu misalnya seminggu,
sebulan atau lebih untuk mencari pola-pola dalam observasi tersebut
(Santrock, 2010).
• Data yang diperoleh dari observasi ini lebih lengkap, tajam dan memiliki
makna dari setiap perilaku yang tampak.
• Pengamat ikut terlibat dalam sejumlah aktifitas meliputi partisipasi,
dokumentasi, wawancara informal dan refleksi, karenanya pengamat harus
mampu menyeimbangkan antara keterlibatannya dengan observasi.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

JENIS-JENIS

OBSERVASI
Dalam melakukan observasi ini observer harus memperhatikan beberapa
hal :
a. Menentukan materi observasi agar tidak terlalu melebar maka
harus disesuaikan dengan tujuan observasi.
b. Waktu dan bentuk pencatatan  pencatatan harus segera
dilakukan oleh observer dalam bentuk catatan yang sistematis.
c. Menjaga hubungan dengan observe. Observer harus
menggunakan pendekatan yang baik dan menjaga situasi tetap
wajar agar tidak menimbulkan kecurigaan terhadap objek
observasi.
• Wilig (2001) menjelaskan  observer harus mencatat kejadian detail,
observer harus memiliki perhatian secara penuh, observer harus mencatat
observasi sesegera mungkin setelah peristiwa terjadi.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

JENIS-JENIS

OBSERVASI
Hal yang dicatat dalam observasi partisipan adalah pada hasil amatan saat
itu, seperti : catatan yang meliputi deskripsi yang konkrit tentang kejadian,
peristiwa dan orang-orang yang terlibat, sejumlah atau ringkasan perkataan
orang yang ditulis dalam bentuk sedetail mungkin.
• Pada observasi partisipan ini tingkat partisipasi observer dapat
dikategorikan menjadi : partisipasi pasif, partisipasi moderat, partisipasi
aktif dan partisipasi lengkap.
• Observasi non partisipan adalah metode observasi dimana observer tidak
ambil bagian dalam kehidupan observer. Zechmeister, dkk (2001)
mengartikan observasi non partisipan dengan istilah observasi tidak
langsung dimana observer tidak ikut terlibat aktif dalam situasi yang
diamati.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

JENIS-JENIS
OBSERVASI
4. OBSERVASI UNOBTRUSIVE VS OBTRUSIVE
• Observasi Unobtrusive merupakan observasi yang tidak mengubah perilaku
natural subjek. Observer dalam observasi semacam ini tidak hadir dalam
situasi dan observe pun tidak hadir pada saat observer mengamati (karena
sudah dalam rekaman).
• Termasuk unobtrusive methods adalah tulisan dan rekaman audio visual,
materi budaya, jejak-jejak perilaku, arsip pekerjaan, isi dari buku-buku di
perpustakaan, kamera, video, dll.
• Observasi obtrusive adalah metode observasi yang terlibat langsung
dengan subjek. Biasanya menggunakan bantuan kegiatan asesmen. Seperti
wawancara, pengisian kuesioner, pelaksanaan tes, hingga eksperimen yang
bersifat manipulatif.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

JENIS-JENIS
5.

OBSERVASI
OBSERVASI FORMAL DAN INFORMAL
Observasi formal adalah observasi yang dilakukan secara hati-hati,
terstruktur, terkontrol, biasanya digunakan dalam penilitian ilmiah, disusun
sedemikian rupa, observer dilatih secara khusus dan reliabilitas antar rater
pun sangat dijaga. Pencatatan, analisis dan interpretasi dilakukan dengan
menggunakan prosedur yang lebih baik.
• Observasi informal adalah observasi yang sifatnya lebih longgar dalam hal
control, elaborasi, sifat terstruktur dan biasanya untuk perencanaan
pengajaran dan pelaksanaan program harian.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

OBJEK OBSERVASI
1. LATAR BELAKANG OBJEK OBSERVASI
• Objek observasi adalah segala sesuatu yang akan diobservasi dan dianalisis selama
proses observasi.
• Spradley (dalam Satori & Aan, 2011) menyatakan bahwa dalam situasi penelitian
terdapat tiga komponen yang menjafi objek observasi yaitu ruang (tempat), pelaku
(actor) dan kegiatan (aktivitas). Dari ketiga objek observasi diatas kemudian
dijabarkan menjadi beberapa objek observasi yang lebih rinci, yaitu :
a. Ruang (tempat) dalam aspek fisiknya
b. Pelaku (subjek)
c. Kegiatan
d. Objek
e. Perbuatan
f. Kejadian atau peristiwa yaitu rangkain kegiatan
g. Waktu
h. Tujuan
i. Perasaan dan emosi yang dinyatakan

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

OBJEK OBSERVASI
• Dalam psikologi, objek observasi banyak mengacu pada perilaku non
verbal dibandingkan verbal.
• Pernyataan verbal maupun non verbal merupakan upaya individu untuk
menyampaikan pesan baik disadari maupun tidak disadari. Dalam
pernyataan tersebut juga terkandung ekspresi diri.
• Menurut Widjaja (2000) , ekspresi diri menyangkut dua hal yaitu :
a. Segala tingkah laku yang dilakukan oleh organisme yang
dianggap sebagai indikasi organisme itu sendiri.
b. Respon verbal maupun non verbal mengindikasikan dari emosi
organisme yang bersangkutan.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

OBJEK OBSERVASI
2. OBSERVASI VERBAL
• Observasi verbal dengan non verbal saling berkaitan untuk mendapatkan
analisis yang benar dan tepat. Yang perlu diperhatikan adalah apakah antara
verbal dan non verbal memiliki kesesuaian atau tidak.
• Manusia mengucapkan kata atau kalimat dengan menggunakan cara-cara
tertentu. Setiap cara berkata memiliki maksud dan makna tertentu.
• Cara seseorang mengungkapkan atau menyampaikan kata atau kalimat
disebut pesan paralinguistic. Paralinguistic sendiri meliputi tinggi
rendahnya suara, tempo bicara, gaya bicara (dialek) dan interaksi (perilaku
ketika melakukan komunikasi).

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

OBJEK OBSERVASI
3. OBSERVASI NON VERBAL
• Dalam psikologi, objek observasi banyak mengacu pada perilaku non
verbal dibandingkan verbal, dalam komunikasi interpersonal tidak
sepenuhnya berupa komunikasi verbal namun dapat pula melalui perilaku
non verbal berupa gerakan tangan, kaki, mata, mulut, posisi tubuh dan
tekanan suara.
• Gerakan ini dapat diinterpretasi menjadi suatu pesan. Perilaku non verbal
menjadi isu penting dalam kajian dan penelitian lintas budaya.
• Dalam hubungannya dengan objek observasi, pesan non verbal banyak
memuat makna-makna yang berkaitan dengan tujuan observasi. Menurut
Knapp (1972) menyebutkan lima fungsi non verbal, yaitu repetisi,
substitusi, kontradiksi, komplemen dan aksentuasi.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

OBJEK OBSERVASI
4. KLASIFIKASI PERILAKU NONVERBAL
Menurut Leathers (dalam Rakhmat, 2002), klasifikasi perilaku nonverbal
dibagi menjadi tiga besar yaitu :
1. Kinesik (gerak tubuh)
a. Facial  menggunakan wajah untuk menyampaikan makna tertentu
b. Gestural  menunjukkan gerakan sebagian badan
c. Postural  menyangkut seluruh anggota tubuh

2. Prokesmik
• Prokesmik ini mengacu pada pengaturan jarak dan ruang. Pengaturan ini
menunjukkan apakah seseorang bisa menerima kehadiran orang lain atau
tidak.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

OBJEK OBSERVASI
• Pengaturan ruang ini tergantung dari budaya masing-masing orang.
• Penelitian tentang ruang ini dimulai oleh Edward T. Hall yang menyatakan
bahwa manusia sangat membutuhkan ruang.
• Proksemik ini dapat mengungkapkan status sosial-ekonomi, keterbukaan,
keakraban dan kesopanan antar manusia.
• Kebutuhan manusia ini akan ruang dibagi menjadi dua yaitu :
a. Ruang teritori
b. Ruang pribadi
• Selain mengacu pada ruang, istilah proksemik juga meliputi cara
menyampaikan pesan pada jarak pribadi antar individu ketika berada di
lingkungan sosial atau komunitas yang disebut dengan jarak zona.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

OBJEK OBSERVASI
• Hall membagi jarak zona menjadi empat yaitu :
a. Zona intim
b. Zona pribadi
c. Zona sosial
d. Zona public

3. Paralinguistik
• Paralinguistik adalah pesan non verbal yang berhubungan dengan
bagaimana cara mengungkapkan pesan verbal.
• Paralinguistik ini terdiri dari nada, kualitas suara, volume, kecepatan dan
ritme.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, I.T., Tristiadi.(2004).Observasi dan Wawancara.Jakarta : Bayumedia Publishing

Stewart, J.C., Cash, W.B. (2000). Interviewing: Principles and Practices. United States
of America: The McGraw-Hill

Kusdiyati, S., Fahmi, I. (2015). Observasi Psikologi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Gorden, R. L. (1996). Basic Interviewing Skills. Illinois: F.E. Peacock Publisher, inc.

Bentzen, W.R. (2000). Seeing Your Children: A Guide to Observing and Recording
Behavior Fourth Edition. Thomson Learning: United States.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Terima Kasih
Siti Fatrinisa Hasanah, M.Psi, Psikolog

Anda mungkin juga menyukai