Anda di halaman 1dari 21

PAJAK MINERAL NON LOGAM DAN

BATUAN
DASAR HUKUM
 UU RI No 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah
 Perda No 6 Tahun 2010 tentang Ketentuan
Umum Pajak Daerah
 Perda Tentang Pajak Non Logam dan Batuan di
wilayah yang memiliki tambang mineral bukan
logam dan batuan.
DEFINISI / PENGERTIAN
 Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah
pajak atas kegiatan pengambilan Mineral Bukan
Logam dan Batuan, baik dari sumber alam di
dalam dan/atau permukaan bumi untuk
dimanfaatkan.
 Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah mineral
bukan logam dan batuan sebagaimana dimaksud
didalam peraturan perundang-undangan dibidang
mineral dan batubara.
PERBEDAAN LOGAM DAN NON LOGAM
Unsur Logam Unsur Non Logam
1. Berwujud Padat, Kecuali Air Raksa 1. Dapat Berwujud Padat, Cair dan Gas
2. Bersifat Kuat dan Dapat Ditempa 2. Bersifat Rapuh dan Tidak Dapat Ditempa
3. Dapat Menghantarkan Listrik dan Panas 3. Tidak Dapat Menghantarkan Listrik
(Konduktor)
OBJEK PAJAK MINERAL NON LOGAM DAN BATUAN

 Objek pajak mineral bukan logam dan batuan adalah


kegiatan pengambilan bahan mineral bukan logam dan
batuan yang ada dalam wilayah Kabupaten/Kota,
diantaranya adalah bahan asbes, batu tulis, batu setengah
permata, batu kapur, batu apung, batu granit/andesit,
Gips, tanah liat, pasir, dll.
 Setiap wilayah Kota/Kabupaten memiliki sumber daya
alam / mineral yang berbeda-beda, sehingga Peraturan
tentang Pajak Mineral non logam menyesuaikan dengan
kondisi masing-masing daerah.
PENGECUALIAN OBJEK PAJAK MINERAL NON LOGAM DAN
BATUAN

 Kegiatan pengambilan mineral bukan logam dan batuan


yang nyata-nyata tidak dimanfaatkan secara komersial,
seperti kegiatan pengambilan tanah untuk keperluan
rumah tangga, pemancangan tiang listrik/ telepon,
penanaman kabel listrik/ telepon, penanaman pipa air/
gas.
 Kegiatan pengambilan mineral bukan logam dan batuan
yang merupakan ikutan dari kegiatan pertambangan
lainnya, yang tidak dimanfaatkan secara komersial.
SUBYEK PAJAK DAN WAJIB PAJAK
 Subjek Pajak adalah orang pribadi atau badan
yang dapat mengambil mineral bukan logam dan
batuan.
 Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan
yang mengambil mineral bukan logam dan
batuan.
SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK MINERAL NON LOGAM DAN
BATUAN

 System pemungutan pajak menggunakan Self


Assessment System, dimana wajib pajak
diberikan kepercayaan untuk menghitung,
membayar dan melaporkan sendiri jumlah pajak
terutangnya atas Pajak Mineral Non Logam dan
Batuan.
DASAR PENGENAAN PAJAK MINERAL NON LOGAM DAN
BATUAN

 Dasar pengenaan Pajak Mineral Bukan Logam dan


Batuan adalah Nilai Jual Hasil pengambilan mineral
bukan logam dan batuan.
 Nilai Jual Hasil Pengambilan Mineral bukan Logam dan
Batuan dihitung dengan mengalikan volume/ tonase
hasil pengambilan dengan nilai pasar atau harga standar
masing- masing jenis mineral bukan logam dan batuan.
 Nilai pasar atau harga standar masing-masing jenis
mineral bukan logam dan batuan diatur dan ditetapkan
dengan Peraturan Bupati / Walikota.
TARIF PAJAK MINERAL NON LOGAM DAN BATUAN

 Tarif Maksimum untuk Pajak Mineral non Logam


dan Batuan sesuai dengan UU No 28 Tahun 2009
tentang PDRD adalah sebesar 25%.
 Setiap Daerah Kabupaten/Kota diberikan
kewenangan untuk menentukan tarif pajak
mineral non logam dan batuan asalkan tidak
melebihi tarif maksimum yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat.
CONTOH TABEL HARGA MINERAL NON LOGAM DAN BATUAN DI KAB
SUMBAWA
CARA MENGHITUNG PAJAK MINERAL NON LOGAM DAN
BATUAN

 Besaran pokok pajak mineral bukan logam dan


batuan yang terutang dihitung dengan cara
mengalikan tarif pajak dengan dasar
pengenaan pajak, dengan rumus sebagai berikut
:
Besarnya pajak Terutang = Nilai jual hasil pengambilan
mineral bukan logam dan batuan x Tarif Pajak
Nilai jual hasil pengambilan mineral = volume/tonase x harga
standar bukan logam dan batuan
MASA PAJAK DAN SAAT TERUTANG PAJAK MINERAL NON
LOGAM DAN BATUAN

 Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya


sama dengan 1 bulan takwim/kalender.
 Saat terutang pajak terjadi pada saat kegiatan
eksploitasi mineral non logam dan batuan
dilakukan oleh Subyek/Wajib Pajak.
PENDATAAN WAJIB PAJAK
 Pendataan objek pajak mineral bukan logam dan batuan dilakukan
dengan memberikan Formulir Pendataan kepada orang pribadi
atau Badan yang dapat mengambil mineral bukan logam dan
batuan atau melakukan kegiatan pengolahan mineral bukan logam
dan batuan yang belum dipungut pajak mineral bukan logam dan
batuan selaku Subjek Pajak.
 Berdasarkan Formulir Pendataan yang telah diisi dengan jelas,
benar dan lengkap serta ditandatangani oleh Subjek Pajak atau
kuasanya, Subjek Pajak harus melaksanakan pendaftaran
usahanya kepada Kepala Dinas untuk menjadi Wajib Pajak.
PENDAFTARAN WAJIB PAJAK
 Setiap Subjek Pajak harus mendaftarkan usahanya dengan
menggunakan formulir pendaftaran kepada Kepala Dinas
Pendapatan/Dinas Pajak.
 Subjek pajak yang telah mendaftarkan usahanya, maka Kepala
Dinas menyatakan yang bersangkutan menjadi wajib pajak
dengan menerbitkan:
a. Kartu NPWPD; dan
b. Surat pengukuhan wajib pajak.
 Apabila subjek pajak tidak melaksanakan kewajiban
Pendaftaran Wajib Pajak, Kepala Dinas dapat menerbitkan
NPWPD dan surat pengukuhan wajib pajak secara jabatan.
SPTPD DAN SKPD
 Setiap Wajib Pajak, harus mengisi SPTPD dengan benar,
jelas, lengkap dan ditandatangani oleh Wajib Pajak atau
kuasanya.
 SPTPD harus disampaikan kepada Walikota atau Pejabat
yang ditunjuk selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari
setelah berakhirnya masa pajak.
 SPTPD memuat pelaporan nilai jual hasil pengambilan
mineral bukan logam dan batuan.
 SPTPD digunakan untuk menghitung, memperhitungkan dan
menetapkan pajak sendiri yang terutang terhadap Wajib
Pajak.
TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK MINERAL NON LOGAM DAN
BATUAN

 Tata cara pemungutan pajak mineral bukan logam


dan batuan dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Sistem pelaporan;
2. Sistem TOL/pemungutan di jalan;
3. Sistem Wajib Pungut (WAPU).
SISTEM PELAPORAN
 Sistem pelaporan dilakukan dengan cara :
 wajib pajak mengisi SPTPD;
 wajib pajak membayar sendiri pajak mineral
bukan logam dan batuan berdasarkan SPTPD;
 bagi wajib pajak yang tidak mengisi SPTPD,
maka diterbitkan SKPD secara jabatan.
SISTEM TOL/PEMUNGUTAN DI JALAN
 Sistem TOL dilakukan dengan cara :
 wajib pajak melakukan pembayaran pajak di lokasi penambangan bahan

galian mineral bukan logam dan batuan dan diberikan bukti pembayaran
pajak oleh petugas yang ditunjuk oleh Kepala Dinas;
 tanda bukti pembayaran pajak mineral bukan logam dan batuan

disampaikan kepada pembeli atau pengangkut sebagai tanda bukti


pembayaran pajak untuk ditunjukkan kepada petugas pemungut di jalan
(sistem TOL);
 apabila pembeli atau pengangkut tidak dapat menunjukkan tanda bukti

pembayaran pajak mineral bukan logam dan batuan, maka pembeli atau
pengangkut merupakan wajib pajak dan dipungut pajak pada saat itu;
 petugas pemungut di jalan akan memberikan tanda/paraf pada tanda bukti

pembayaran pajak mineral bukan logam dan batuan yang ditunjukkan oleh
pembeli atau pengangkut sebagai bentuk monitoring;
SISTEM WAJIB PUNGUT / WAPU
 Sistem Wajib Pungut (WAPU) dilakukan kepada wajib
pajak yang mendapatkan pekerjaan pemborongan /
kontraktor.
 Jika Kontraktor tidak dapat menunjukkan bukti
pembayaran pajak mineral non logam dan batuan, maka :
 Rekanan/pemborong yang melakukan penagihan pembayaran
nilai kontrak wajib melampirkan RAB dari kontrak;
 berdasarkan kontrak dimaksud wajib pajak terlebih dahulu ke
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
untuk menyampaikan SPTPD;
TATA CARA PEMBAYARAN PAJAK
 Pembayaran Pajak Mineral Non Logam dan Batuan dapat
dilakukan sekaligus atau lunas dengan menggunakan SSPD.
 Bupati/Walikota dapat memberikan persetujuan kepada
wajib pajak untuk mengangsur pajak terutang dalam jangka
waktu tertentu, setelah memenuhi persyaratan yang
ditentukan.
 Angsuran pembayaran pajak harus dilakukan secara teratur
dan berturut-turut dengan dikenakan bunga sebesar 2% (dua
persen) perbulan dari jumlah pajak yang belum atau kurang
dibayar.

Anda mungkin juga menyukai