Anda di halaman 1dari 42

Pajak Penghasilan Badan

Biaya Fiskal

Tim Dosen
Perhitungan Penghasilan Badan
2
Pembayaran dari Luar Pembayaran ke Luar Negeri
Luar Negeri
Pasal 24 Negeri
Pasal 26

Indonesia WAJIB PAJAK


Pasal 23 Badan Pasal 23

Laporan Laba / Rugi


Penghasilan
xxx Pasal 4
Pasal 6 Biaya (xxx)
Laba
xxx Pasal 9, 4(2),
Koreksi Fiskal
xxx 4(3)
Pasal 6 Laba Fiskal
xxx
Kompensasi kerugian (xxx)
Pasal 17
Pasal 22, 23, Penghasilan Kena Pajak
xxx
24, 25 Pajak Terutang Pasal 29, 28A
xxx
Pajak dibayar dimuka (xxx)
3

BIAYA
FISKAL
o Syarat Biaya yang diperbolehkan
o Jenis-jenis Biaya
o Kompensasi Kerugian
Syarat Biaya yang Diperbolehkan
4

Hubungan Batas-batas
Biaya sehari- Kegiatan untuk
langsung yang wajar
hari yang boleh mendapatkan,
maupun tidak sesuai dengan
dibebankan menagih, dan
langsung adat kebiasaan
pada tahun memelihara
dengan pedagang
pengeluaran objek pajak.
kegiatan usaha yang baik.
Jenis-jenis Biaya
5

Masa manfaat tidak


Masa manfaat lebih
lebih dari 1 (satu)
tahun dari 1 (satu) tahu

Biaya pada tahun


Penyusuta
yang bersangkutan
n

Biaya gaji, biaya


administrasi dan
bunga, biaya rutin Amortisasi
pengolahan limbah
dsb
1
Biaya Fiskal
6

• biaya pembelian bahan;


• biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa
termasuk upah, gaji, honorarium, bonus, gratifikasi,
dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang;
Biaya yang secara • bunga, sewa, dan royalti;
langsung atau tidak • biaya perjalanan;
langsung berkaitan • biaya pengolahan limbah;
dengan kegiatan • biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan
usaha atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;
• premi asuransi;
• biaya administrasi; dan
• pajak kecuali Pajak Penghasilan;
Biaya Fiskal Biaya Pajak

1. PPN Masukan yang tidak dapat dikreditkan :


 benar-benar telah dibayar; dan
 berkenaan dengan pengeluaran yang berhubungan dengan
kegiatan 3M penghasilan.

2. Pajak Masukan yang dapat dikurangkan sehubungan dengan


pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan/atau harta
tidak berwujud serta biaya lainnya yang mempunyai masa manfaat
lebih dari 1 (satu) tahun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
dan Pasal 11A UU PPh, harus dikapitalisasi dengan pengeluaran
atau biaya tersebut dan dibebankan melalui penyusutan atau
amortisasi.
7
2
Biaya Fiskal
8

• PMK No. 104/PMK.03/2009 dan PMK 02/PMK.03/2010


• Biaya Promosi adalah bagian dari biaya penjualan yang
dikeluarkan oleh Wajib Pajak dalam rangka
memperkenalkan atau menganjurkan pemakaian suatu
produk baik langsung maupun tidak langsung untuk
Biaya Promosi mempertahankan atau meningkatkan penjualan
• Akumulasi dari jumlah biaya periklanan di media elektronik,
media cetak, atau media lainnya; biaya pameran produk;
biaya pengenalan produk baru; dan biaya sponsorship yang
berkaitan dengan promosi produk.
• Daftar Nominatif

• SE-27/PJ.22/1986
• Biaya "entertainment", representasi, jamuan dan
sejenisnya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara
Entertainment
penghasilan pada dasarnya dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto
• Daftar nominatif
Biaya Fiskal Biaya Promosi.1

 Biaya promosi yang dikurangkan sesuai Permenkeu


dapat
02/PMK.03/2010:
 dalam
bagian darirangka
biaya penjualan
memperkenalkan /menganjurkan
pemakaian suatu produk baik langsung maupun tidak langsung
 untuk mempertahankan /meningkatkan penjualan

SE-9/PJ/2010:
 Untuk mempertahankan/meningkatkan penjualan
 dikeluarkan secara wajar
 menurut adat kebiasan pedagang yang baik

Tidak termasuk biaya promosi:


 Pemberian kepada pihak lain yang tidak berkaitan
langsung dengan penyelenggaraan kegiatan promosi.
 Terkait dengan penghasilan yang bukan merupakan objek pajak
dan telah dikenai PPh Final.

9
Biaya Fiskal Biaya Promosi.2

 Besaran biaya promosi  akumulasi dari jumlah :


 biaya periklanan di media elektronik, media cetak,
dan/atau
media lainnya
 biaya pameran produk
 biaya pengenalan produk baru
 biaya sponsorship yang berkaitan dengan promosi produk

 Promosi dilakukan melalui sampel produk:


biaya promosi sebesar harga pokok sampel produk yang diberikan
(belum dibebankan dalam HPP).

 Didukung daftar nominatif yang dilampirkan pada SPT Tahunan PPh


Badan dengan minimal isian:
data penerima (Nama, NPWP, Alamat, Tanggal, Bentuk & Jenis Biaya,
Besarnya Biaya, Nomor Bukti Potong & Besarnya PPh Yang
Dipotong).

10
Biaya Fiskal Biaya Entertainment

 Biaya entertainment, representasi, jamuan tamu dan sejenisnya (3M


penghasilan bukan objek PPh Final) dapat dikurangkan dan bukan
objek pemotongan PPh Pasal 21/23, dengan syarat di lampirkan
daftar nominatif (SE-27/PJ.22/1986)

 Isian Daftar Nominatif Biaya Entertainment yang dilampirkan pada


SPT Tahunan PPh Badan:
 No. Urut
 Tanggal di berikan
 Nama dan tempat di berikan
 Alamat entertainment
 Jenis entertainment
 Jumlah
 Relasi : nama, posisi, nama dan jenis perusahaan

11
3
Biaya Fiskal
12

• Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah


Iuran kepada dana
disahkan oleh Menteri Keuangan boleh dibebankan
pensiun sebagai biaya

• Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta


yang menurut tujuan semula tidak dimaksudkan
Kerugian karena untuk dijual atau dialihkan yang dimiliki dan
penjualan atau dipergunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki
pengalihan harta untuk mendapatkan, menagih dan memelihara
penghasilan dapat dikurangkan dari penghasilan
bruto.

• Kerugian karena fluktuasi kurs mata uang asing


diakui berdasarkan sistem pembukuan yang dianut
Kerugian selisih kurs dan dilakukan secara taat asas sesuai dengan
mata uang asing Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di
Indonesia.
Selisih Kurs Mata Uang Asing

 Keuntungan selisih kurs mata uang asing diakui sebagai


penghasilan berdasarkan sistem pembukuan yang dianut dan
dilakukan secara taat asas sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan, kecuali berkaitan langsung dengan usaha yang
dikenakan PPh final/tidak termasuk objek pajak (cfm. Pasal 9
PP 94/2010)
 Kerugian selisih kurs mata uang asing diakui sebagai biaya
berdasarkan sistem pembukuan yang dianut dan dilakukan secara
taat asas sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, kecuali
berkaitan langsung dengan usaha yang dikenakan PPh final/tidak
termasuk objek pajak (cfm. Pasal 9 PP 94/2010)

13
Biaya Fiskal
14

• Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang


Biaya penelitian dan dilakukan di Indonesia dalam jumlah yang wajar untuk
pengembangan menemukan teknologi atau sistem baru bagi pengembangan
perusahaan boleh dibebankan sebagai biaya perusahaan.

• Biaya yang dikeluarkan untuk keperluan beasiswa, magang,


dan pelatihan dalam rangka peningkatan kualitas sumber
Biaya beasiswa, magang, daya manusia dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan
dan pelatihan dengan memperhatikan kewajaran, termasuk beasiswa yang
dapat dibebankan sebagai biaya adalah beasiswa yang
diberikan kepada pelajar, mahasiswa, dan pihak lain.

• PMK No. 105/PMK.03/2009, 57/PMK.03/2010


• sepanjang Wajib Pajak telah mengakuinya sebagai biaya
dalam laporan laba-rugi komersial dan telah melakukan
Piutang yang nyata-nyata
upaya-upaya penagihan yang maksimal atau terakhir.
tidak dapat ditagih
• Yang dimaksud dengan penerbitan tidak hanya berarti
penerbitan berskala nasional, melainkan juga penerbitan
internal asosiasi dan sejenisnya.
Biaya Fiskal Piutang Tak Tertagih.1

 Kriteria sesuai Permenkeu 105/PMK.03/2009 jo.


Permenkeu
57/PMK.03/2010:
 piutang yang timbul dari transaksi bisnis yang wajar sesuai
dengan bidang usahanya,
 yang nyata-nyata tidak dapat ditagih meskipun telah dilakukan
upaya-upaya penagihan yang maksimal atau terakhir oleh WP
 tidak termasuk piutang yang berasal dari transaksi bisnis
dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa dengan
WP

15
Biaya Fiskal Piutang Tak Tertagih.2

 Syarat pembebanan:
 telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba
rugi
komersial
 harus menyerahkan daftar piutang tsb kepada Ditjen Pajak; dan

(pilih salah satu)


 telah diserahkan perkara penagihannya kepada
Pengadilan Negeri atau instansi pemerintah yang menangani
piutang negara
 terdapat perjanjian tertulis mengenai
penghapusan
 adanya pengakuan dari debitur bahwa telah
piutang/pembebasan
utangnya dihapuskanutang
untukantara
jumlahkreditur dan debitur
utang tertentu
 telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus
 Persyaratan tidak berlaku bagi nilai piutang :
 s.d. Rp 100 Juta (Debitur Kecil)
 s.d. Rp 5 Juta (Debitur Kecil Lainnya)

16
Biaya Fiskal Piutang Tak Tertagih.3

 Daftar Nominatif :
identitas debitur berupa nama, NPWP, alamat dan jumlah piutang
yang nyata-nyata tidak dapat ditagih

 Lampiran Daftar Nominatif:


(pilih salah satu)
🞑 fotokopi bukti penyerahan perkara penagihannya ke Pengadilan
Negeri atau instansi pemerintah yang menangani piutang negara
🞑 fotokopi perjanjian tertulis mengenai penghapusan
piutang/pembebasan utang usaha yang telah dilegalisir oleh
notaris
🞑 fotokopi bukti publikasi dalam penerbitan umum atau
penerbitan khusus
🞑 surat yang berisi pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah
dihapuskan yang disetujui oleh kreditur tentang penghapusan
piutang untuk jumlah utang tertentu,yang disetujui oleh kreditur

17
Biaya Fiskal
18

• dalam rangka penanggulangan bencana nasional


• dalam rangka penelitian dan pengembangan yang dilakukan
di Indonesia
sumbangan • biaya pembangunan infrastruktur sosial
• fasilitas pendidikan
• dalam rangka pembinaan olahraga
• PP No. 93 tahun 2010

• PMK No. 83/PMK.03/2009


• pemberian makanan dan/atau minuman yang disediakan
oleh pemberi kerja di tempat kerja, atau
Makan Minum • pemberian kupon makanan dan/atau minuman bagi
Pegawai yang karena sifat pekerjaannya tidak dapat
memanfaatkan pemberian meliputi Pegawai bagian
pemasaran, bagian transportasi, dan dinas luar lainnya.

• KEP – 220/PJ/2002 dan SE-09/PJ.42/2002


Telepon Seluler dan • dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan sebesar 50%
Kendaraan perusahaan
(lima puluh persen)
Biaya Fiskal Sumbangan.1 (1)

Biaya sumbangan yang dapat dikurangkan sesuai PP 93/2010:


 Bentuk sumbangan:
 Sumbangan penanggulangan bencana nasional (uang/barang)
(disampaikan melalui badan penanggulangan bencana atau lembaga
atau pihak yang telah mendapat izin dari instansi/lembaga
yang berwenang)
 Sumbangan penelitian dan pengembangan (uang/barang)
(dilakukan di Indonesia melalui lembaga
penelitian dan
pengembangan)
 Sumbangan fasilitas pendidikan
(uang/barang) disampaikan melalui
lembaga pendidikan
 Sumbangan pembinaan olahraga
(uang/barang)
(untuk membina, mengembangkan dan mengoordinasikan suatu atau
gabungan organisasi cabang/jenis olahraga prestasi melalui lembaga
pembinaan olah raga)
 Biaya pembangunan infrastruktur sosial (sarana/prasarana)
19 dan
(biaya yang dikeluarkan untuk keperluan membangun sarana
Biaya Fiskal Sumbangan.1 (2)

Syarat pengurangan biaya sumbangan:


 mempunyai penghasilan neto fiskal berdasarkan SPT Tahunan PPh
Tahun Pajak sebelumnya
 pemberian tidak menyebabkan rugi pada Tahun Pajak sumbangan
diberikan
 didukung oleh bukti yang sah
 lembaga penerima memiliki NPWP, kecuali badan yang dikecualikan
sebagai subjek pajak
 penerima bukan pihak yang memiliki hubungan istimewa

Besaran biaya sumbangan yang dapat dikurangkan:


tidak melebihi 5% dari penghasilan neto Tahun Pajak
fiskal
sebelumnya

20
Biaya Fiskal Sumbangan.1 (3)

Sumbangan pembangunan infrastruktur sosial hanya dalam bentuk


sarana dan/atau prasarana.
Sumbangan selain sumbangan pembangunan infrastruktur
sosial dapat diberikan dalam bentuk uang dan/atau barang.

Nilai sumbangan dalam bentuk barang ditentukan berdasarkan:


a. nilai perolehan, apabila barang yang disumbangkan
belum
disusutkan;
b. nilai buku fiskal, apabila barang yang disumbangkan
sudah disusutkan; atau
c. harga pokok penjualan, apabila barang yang
disumbangkan
merupakan barang produksi sendiri.

Nilai biaya pembangunan infrastruktur sosial ditentukan berdasarkan


jumlah yang sesungguhnya dikeluarkan untuk membangun sarana
Biaya Fiskal Sumbangan.2 (1)

 PP 60/2010; PMK 254/PMK.03/2010; PER - 6/PJ/2011;


PER -
33/PJ/2011

 Cakupan zakat/sumbangan keagamaan:


 zakat atas penghasilan yang dibayarkan oleh WP O/P pemeluk
agama Islam dan/atau oleh WP Badan DN yang dimiliki oleh
pemeluk agama Islam kepada badan amil zakat atau lembaga
amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah; atau
 sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi WP O/P
pemeluk agama selain agama Islam dan/atau oleh WP Badan
DN yang dimiliki oleh pemeluk agama selain agama Islam,
yang diakui di Indonesia yang dibayarkan kepada lembaga
keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah

22
Biaya Fiskal Sumbangan.2 (2)

 Bukti pembayaran
🞑 bukti pembayaran secara langsung atau melalui transfer
rekening bank, atau pembayaran melalui ATM
🞑 paling sedikit memuat :
 Nama lengkap WP dan NPWP pembayar
 Jumlah pembayaran
 Tanggal pembayaran
 Nama badan amil zakat; lembaga amil zakat; atau lembaga
keagamaan yang dibentuk atau disahkan Pemerintah
 Tanda tangan petugas badan amil zakat; lembaga amil zakat;
atau lembaga keagamaan, yang dibentuk atau disahkan
Pemerintah, di bukti pembayaran, apabila pembayaran secara
langsung
 Validasi petugas bank pada bukti pembayaran apabila
pembayaran melalui transfer rekening bank.

23
Biaya Fiskal Benefit In Kind.1

 Imbalan pekerjaan/jasa yang diberikan dalam bentuk natura dan


kenikmatan (benefit in kind) tidak dapat dikurangkan (non
deductible) (cfm. Permenkeu 83/PMK.03/2009; Perdirjen Pajak
51/PJ/2009).
 Daerah tertentu adalah daerah terpencil, yaitu daerah yang secara
ekonomis mempunyai potensi yang layak dikembangkan tetapi
keadaan prasarana ekonomi pada umumnya kurang memadai dan
sulit dijangkau oleh transportasi umum, baik melalui darat, laut
maupun udara, sehingga untuk mengubah potensi ekonomi yang
tersedia menjadi kekuatan ekonomi yang nyata, penanam modal
menanggung risiko yang cukup tinggi dan masa pengembalian
yang relatif panjang, termasuk daerah perairan laut yang
mempunyai kedalaman lebih dari 50 (lima puluh) meter yang dasar
lautnya memiliki cadangan mineral

24
Biaya Fiskal Benefit In Kind.1

 BIK sebagai biaya fiskal (1)


 diberikan bagi seluruh Pegawai
 yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan
Bentuk:
 pemberian makanan &minuman yang disediakan di tempat kerja
 pemberian kupon makanan&minuman bagi Pegawai yang karena
sifat pekerjaannya tidak dapat memanfaatkan pemberian
sebagaimana mestinya:
 pegawai bagian pemasaran, bagian transportasi, dan dinas
luar lainnya
 nilai kupon tersebut tidak melebihi pengeluaran penyediaan
makanan &minuman per Pegawai yang disediakan di tempat
kerja

25
Biaya Fiskal Benefit In Kind.2

 BIK sebagai biaya fiskal (2)


 keharusan dalam pelaksanaan pekerjaan sebagai
sarana
keselamatan kerja, atau
 karena sifat pekerjaan tersebut mengharuskannya

Bentuk:
 pakaian dan peralatan untuk keselamatan kerja
 pakaian seragam petugas keamanan (satpam)
 sarana antar jemput
 penginapan untuk awak kapal, dan yang sejenisnya

26
Biaya Fiskal Benefit In Kind.3

 BIK sebagai biaya fiskal (3)


 berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan di daerah tertentu
 dalam rangka menunjang kebijakan pemerintah
untuk mendorong pembangunan di daerah tersebut

Bentuk:
a. tempat tinggal, termasuk perumahan bagi Pegawai
dan
keluarganya;
b. pelayanan kesehatan;
c. pendidikan bagi Pegawai dan keluarganya;
d. peribadatan;
e. pengangkutan bagi Pegawai dan keluarganya;
f. olahraga bagi Pegawai dan keluarganya tidak termasuk
golf, power boating, pacuan kuda, dan terbang layang,
sepanjang sarana dan fasilitas tersebut tidak tersedia,
sehingga pemberi kerja harus menyediakannya sendiri.

27
Biaya Fiskal Benefit In Kind.4

 Pengeluaran dalam bentuk natura dan kenikmatan dibebankan


sebagai biaya oleh pemberi kerja pada tahun pajak biaya tersebut
dibayarkan atau terutang.

 Pengeluaran untuk pembangunan sarana dan fasilitas yang


mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun disusutkan
sesuai dengan ketentuan Pasal 11 Undang-Undang Pajak
Penghasilan.

28
Pajak daerah dan retribusi daerah (SE-02/PJ.42/2002)

1. Memenuhi ketentuan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009


2. Berkaitan dengan biaya 3M atas objek pajak yang tidak dikenakan
PPh final / tidak dihitung berdasarkan norma penghitungan
penghasilan neto/khusus;
3. Bukan untuk sanksi berupa bunga, denda atau kenaikan.

Berdasarkan SE-01/PJ.42/2002, BPHTB dan PBB dapat dibebankan


sebagai pengurang penghasilan bruto. Perlakuannya sebagai berikut :
 BPHTB atas hak atas tanah yang dimiliki dan dipergunakan dalam
Perusahaan dibiayakan dengan mekanisme amortisasi sesuai
Pasal
11 A
 BPHTB atas hak atas bangunan yang dimiliki dan dipergunakan
dalam Perusahaan dibiayakan melalui penyusutan sesuai dengan
Pasal 11
 PBB atas tanah dan bangunan yang dimiliki dan dipergunakan
dalam Perusahaan dapat dikurangkan sekaligus sebagai biaya.

29
Pengeluaran/Biaya Perolehan Perangkat Lunak (Software)
Komputer (KEP-316/PJ/2002)

1. Perangkat lunak (software) komputer adalah semua program yang


dapat digunakan pada sistem operasi komputer, dapat berupa :
2. Program aplikasi umum yaitu program yang dapat dipergunakan
oleh pengguna (users) umum untuk memproses berbagai pekerjaan
dengan komputer.
3. Program aplikasi khusus yaitu program yang dirancang khusus
untuk keperluan otomatisasi sistem administrasi, pekerjaan atau
kegiatan usaha tertentu, seperti dibidang perbankan, pasar modal,
perhotelan, rumah sakit atau penerbangan.

Pengeluaran/biaya perolehan dan upgrade software berupa program


aplikasi umum yang dimiliki dan dipergunakan perusahaan
pembebanannya dilakukan sekaligus dalam bulan pengeluaran.

Pengeluaran/biaya perolehan dan upgrade software berupa program


aplikasi khusus yang dimiliki dan dipergunakan perusahaan
pembebanannya dilakukan melalui amortisasi harta tak berwujud
kelompok 1.
30
Biaya Bunga (SE-20/PJ.42/1994)

 Bunga pinjaman selama masa konstruksi suatu aset merupakan


komponen biaya langsung atas harga pokok atau harga perolehan
aset yang bersangkutan.
 Sehingga, biaya bunga dalam masa konstruksi suatu aset tersebut
harus dikapitalisir menjadi komponen harga pokok atau harga
perolehan aset yang bersangkutan sampai dengan konstruksi aset
tersebut selesai.
 Selanjutnya, pembebanan biaya bunga tersebut dilakukan melalui
penyusutan/amortisasi atau diakui pada saat penjualan barang
(sebagai bagian dari harga pokok penjualan). (SE-20/PJ.42/1994)

31
Biaya Bunga (SE-46/PJ.4/1995)

Apabila terdapat penempatan deposito atau tabungan yang


dananya langsung atau tidak langsung berasal dari dana
pinjaman yang dibebani bunga, maka :
1. Apabila jumlah rata-rata pinjaman sama besarnya atau lebih
kecil dibanding jumlah rata-rata deposito atau tabungan, maka
bunga atas pinjaman tersebut seluruhnya tidak dapat
dikurangkan sebagai biaya.
2. Apabila jumlah rata-rata pinjaman lebih besar dibanding jumlah
rata-rata deposito atau tabungan, maka bunga atas pinjaman
yang boleh dikurangkan sebagai biaya adalah biaya bunga atas
selisih antara jumlah rata-rata pinjaman dengan jumlah rata-
rata deposito atau tabungan.

32
Biaya Bunga (SE-46/PJ.4/1995)

Bukan termasuk dalam pengertian deposito/tabungan seperti


tersebut di atas adalah :
1. Dana pinjaman yang ditempatkan dalam bentuk rekening giro
yang atas jasanya dikenakan PPh Final.
2. Adanya keharusan bagi wajib pajak untuk menempatkan dana
dalam jumlah tertentu pada suatu bank dalam bentuk deposito
berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku,
sepanjang jumlah deposito/tabungan tersebut semata-mata
untuk memenuhi ketentuan yang berlaku.
3. Dapat dibuktikan bahwa penempatan deposito/tabungan
tersebut dananya berasal dari tambahan modal atau sisa laba
setelah pajak.

33
Biaya Bunga (SE-46/PJ.4/1995)

 Misalnya ;
 Jumlah rata-rata pinjaman dalam 1 tahun = Rp 150.000.000,00
 Jumlah rata-rata deposito Dalam 1 tahun = Rp 40.000.000,00
 Bunga pinjaman seluruhnya = Rp 30.000.000,00
 Bunga pinjaman yang dapat dikurangkan sebagai biaya = {(150 juta
- 40 juta) / 150 juta} x Rp 30 juta = Rp 22 Juta.

34
Biaya Bunga (SE-46/PJ.4/1995)

 Pada tahun 1995 PT. A mendapat pinjaman dari pihak ketiga


dengan batas maksimum sebesar Rp 200.000.000,00 dan
tingkat bunga pinjaman 20%. Dari jumlah tersebut telah
diambil pada bulan Pebruari sebesar Rp 125.000.000,00,
pada bulan Juni diambil lagi sebesar Rp 25.000.000,00 dan
sisanya (Rp 50.000.000,00) diambil pada bulan Agustus.

 Disamping itu Wajib Pajak mempunyai dana yang


ditempatkan dalam bentuk deposito dengan perincian
sebagai berikut:
bulan Pebruari s/d Maret sebesar Rp. 25.000.000,00
bulan April s/d Agustus sebesar Rp. 46.000.000,00
bulan September s/d Desember sebesar Rp.
50.000.000,00

35
Biaya Bunga (SE-46/PJ.4/1995)

Rata-rata pinjaman Pinjaman Jangka Waktu

Bulan Januari Rp 0 1 bulan = Rp 0


bulan Pebruari s/d Rp 125.000.000,00 4 bulan = Rp 500.000.000,00
Maret

bulan Juni s/d Juli Rp 150.000.000,00 2 bulan = Rp 300.000.000,00

bulan Agustus s/d Rp 200.000.000,00 5 bulan = Rp 1.000.000.000,00


Desember

Jumlah Rp 1.800.000.000,00

Rata-rata pinjaman perbulan Rp 1.800.000.000,00 : 12 = Rp 150.000.000,00

36
Biaya Bunga (SE-46/PJ.4/1995)

Rata-rata Dana Pinjaman Jangka Waktu


Berupa Deposito
Bulan Januari Rp 0 1 bulan = Rp 0
bulan Pebruari Rp 25.000.000,00 2 bulan = Rp 50.000.000,00
s/d Maret
bulan Juni s/d Juli Rp 46.000.000,00 5 bulan = Rp 230.000.000,00
bulan Agustus Rp 50.000.000,00 4 bulan = Rp 200.000.000,00
s/d
Jumlah Rp 4.800.000.000,00
Desember
Rata-rata deposito perbulan = Rp 480.000.000,00 : 12 = Rp
40.000.000,00

Bunga yang dapat dibebankan sebagai biaya = 20% x (Rp 150.000.000,00 -


Rp 40.000.000,00) = Rp 22.000.000,00

37
1
Kompensasi Kerugian
38

Ketentuan Peraturan
 Hanya berkenaan dengan kerugian fiskal dari kegiatan usaha di Indonesia
 Bersumber dari Surat Ketetapan Pajak / Keputusan Keberatan / Putusan Banding /
SPT Tahunan.
 Kerugian fiskal dapat dikompensasikan berturut-turut sampai dengan 5 (lima)
tahun.
 Kerugian yang diakibatkan karena penghasilan yang telah dikenakan pajak final,
tidak dapat dibawa/dikompensasikan ke tahun pajak berikutnya
2
Kompensasi Kerugian
39

PT. C dalam tahun 2004 menderita kerugian fiskal sebesar Rp 1.200.000.000,-

Dalam 5 tahun berikutnya rugi-laba fiskal PT C sbb:

2005 : laba fiskal Rp 200.000.000,-


2006 : rugi fiskal (Rp 300.000.000,-)
2007 : laba fiskal NIHIL
2008 : laba fiskal Rp 100.000.000,-
2009 : laba fiskal Rp 800.000.000,-
Deductible Expenses (Khusus BUT)
40

1. Pasal 6 UU PPh
2. Biaya-biaya yang berkenaan dengan penghasilan
attributable rule, force of attraction, effectively
connected rule boleh dikurangkan dari penghasilan
bentuk usaha tetap.
3. Biaya administrasi kantor pusat yang diperbolehkan
untuk dibebankan adalah biaya yang berkaitan
dengan usaha atau kegiatan bentuk usaha tetap,
yang besarnya ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Pajak;
Biaya administrasi kantor pusat (KEP - 62/PJ./1995)
41

 Biaya administrasi kantor pusat yang diperbolehkan untuk dikurangkan


dari penghasilan bruto yang diterima atau diperoleh suatu bentuk usaha
tetap di Indonesia adalah biaya administrasi yang dikeluarkan oleh kantor
pusat yang berkaitan dan dalam rangka untuk menunjang usaha atau
kegiatan bentuk usaha tetap yang bersangkutan untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan.

 Besarnya biaya administrasi kantor pusat yang diperbolehkan setinggi-


tingginya adalah sebanding dengan besarnya peredaran usaha atau
kegiatan bentuk usaha tetap di Indonesia terhadap seluruh peredaran
usaha atau kegiatan perusahaan di seluruh dunia.
Syarat Biaya Alokasi Kantor Pusat (KEP - 62/PJ./1995)
42

 wajib menyampaikan laporan keuangan konsolidasi atau


kombinasi dari kantor pusat yang meliputi seluruh usaha
dan/atau kegiatan perusahaan di seluruh dunia untuk tahun
pajak yang bersangkutan sebagai lampiran Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan.
 Laporan Keuangan konsolidasi atau kombinasi harus sudah
diaudit oleh akuntan publik dan mengungkapkan rincian
peredaran usaha atau kegiatan perusahaan serta jenis dan
besarnya biaya administrasi yang dibebankan kepada masing-
masing bentuk usaha tetap di negara tempat perusahaan
yang bersangkutan melakukan usaha atau kegiatan.

Anda mungkin juga menyukai