Anda di halaman 1dari 30

Oleh :

Ns. Hermansyah,S.Kep, M. Kep


PENGERTIAN :
Etika Penelitian
Etika berasal dari bahasan Yunani ”Ethos”, yaitu
kebiasaan dan peraturan perilaku yang berlaku dalam
masyarakat, refleksi filsafati atas moralitas
masyarakat.
Etika penelitian merupakan suatu sikap dan acuan
yang haruslah dijunjung tinggi dalam melakukan
suatu penelitian agar penelitian dapat berjalan
dengan lancar.
Ethical Clearance
Ethical Clearance merupakan ijin etika. Ethical
clearance adalah pernyataan, bahwa rencana
kegiatan penelitian yang tergambar dalam
protocol, telah dilakukan kajian dan telah
memenuhi kaidah etik sehingga layak
dilaksanakan.
Seluruh penelitian/riset yang menggunakan
manusia sebagai subyek penelitian harus
mendapatkan ethical clearance, baik penelitian
yang melakukan pengambilan spesimen, ataupun
yang tidak melakukan pengambilan spesimen.
Lingkup Etika Penelitian
Etika Penelitian Ilmiah
(Milton, 1999; Loiselle, Profetto-McGrath, Polit & Beck, 2004).

menghormati harkat dan martabat manusia


(respect for human dignity),
menghormati privasi dan kerahasiaan subyek
penelitian (respect for privacy and confidentiality),
keadilan dan inklusivitas (respect for justice and
inclusiveness),
memperhitungkan manfaat dan kerugian yang
ditimbulkan (balancing harms and benefits)

5
Menghormati harkat dan
martabat mansia
Peneliti perlu mempertimbangkan hak – hak
responden untuk :
Mendapatkan informasi yang terbuka berkaitan
dengan jalannya penelitian
Memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas
dari paksaan untuk berpartisipasi dalam kegiatan
penelitian
Oleh karena itu, peneliti harus mempersiapkan formulir
persetujuan responden (informed consent).
Menghormati privasi dan kerahasiaan
subyek penelitian
Penelitian akan memberikan akibat terbukanya
informasi individu, termasuk informasi yang bersifat
pribadi.
Peneliti tidak boleh menampilkan informasi
mengenai identitas responden, baik nama maupun
alamat dalam kuesioner/alat ukur. Peneliti dapat
menggunakan koding (inisial atau nomor
identitas responden).
Menghormati keadilan dan
inklusivitas
Prinsip keadilan menekankan sejauh mana kebijakan
penelitian membagikan keuntungan dan beban secara
merata atau menurut kebutuhan, kemampuan,
kontribusi, dan pilihan bebas masyarakat.
Misalnya dalam prosedur penelitian, peneliti
mempertimbangkan aspek keadilan gender dan hak
responden untuk mendapatkan perlakuan yang sama,
baik sebelum, selama, maupun sesudah berpartisipasi
dalam penelitian.
Memperhitungkan manfaat dan kerugian
yang ditimbulkan
Peneliti harus melaksanakan penelitian sesuai dengan
prosedur penelitian agar hasilnya bermanfaat
semaksimal mungkin bagi responden dan dapat
digeneralisasikan di tingkat populasi.
Apabila intervensi penelitian berpotensi
mengakibatkan cedera atau stres tambahan, maka
responden dikeluarkan dari kegiatan penelitian untuk
mencegah terjadinya cedera, kesakitan, stres, maupun
kematian
Prinsip Etik dalam Penelitian
Keperawatan
Keselamatan. Menghormati otonomi partisipan,
penjelasan kepada partisipan tentang derajat dan lama
keterlibatan tanpa konsekuensi negatif dari penelitian
Kesehatan. Mencegah, meminimalkan kerugian dan
atau meningkatkan manfaat bagi semua partisipan.
Kesejahteraan. Menghormati kepribadian partisipan,
keluarga dan nilai yang berati bagi partisipan.
Keadilan. Memastikan bahwa keuntungan dan akibat
dari penelitian terdistribusi secara seimbang

10
PERBUATAN TERCELA DALAM
ILMU PENGETAHUAN

Perbuatan tercela dalam ilmu pengetahuan


(misconduct in science) meliputi semua aspek
di luar kesalahan jujur (honest error) dan
kesalahan yang disebabkan oleh kelalaian
(negligence) yaitu kesalahan yang melibatkan
pembohongan (deception)
PERBUATAN TERCELA DALAM
ILMU PENGETAHUAN

 FABRIKASI : mengarang dan membuat data atau hasil penelitian


 FALSIFIKASI : mengubah atau salah melaporkan data atau hasil
penelitian, termasuk pembuangan data yang bertentangan secara
sengaja untuk mengubah hasil
 PLAGIARISME : menggunakan ide atau kata-kata orang lain tanpa
memberikan kredit atau pengakuan (acknowledgement)
 Misappropriation of others’ ideas : penggunaan informasi khusus tanpa
izin (misalnya pelanggaran kerahasian pada waktu penelaahan atau
review oleh teman sejawat, atau
 Praktek lain yang menyimpang dari yang sudah diterima umum dalam
suatu komunitas ilmiah dalam mengajukan proposal penelitian,
melakukan penelitian, atau melaporkan hasil penelitian
Jenis-jenis Pelanggaran Etika
Penyimpangan ilmiah  terjadi manakala peneliti
memalsukan atau merekayasa data atau metode penelitian,
atau menyontek karya orang lain.
Pelanggaran etis, tapi tidak melanggar hukum  terjadi
dalam beberapa kasus plagiatisme yang dilakukan oleh
seseorang terhadap karyanya sendiri
Pelanggaran dalam penelitian yang disebabkan oleh
faktor otoritas/kekuasaan  misalnya, dalam bentuk
eksploitasi asisten peneliti oleh supervisor atau kepala peneliti;
penelitian yang mengeksploitasi subyek yang diteliti; dll.
Tipologi Aspek Legal dan Moral dalam
Penelitian

Legal & Etis


Terpenuhi aspek
moral dan legal

Mungkin Mungkin
Immoral
Tidak Ilegal Tidak
Legal Etis
Tidak terpenuhi aspek
moral dan legal

Tidak Legal & Etis


Sumber: Neumann, 1997
Penyimpangan Ilmiah
Terjadi manakala peneliti memalsukan atau merekayasa
data atau metode penelitian, atau menyontek karya orang
lain.
Pelanggaran ini meliputi:
 Pemalsuan penelitian: peneliti memalsukan data, membuat data
sendiri, atau berbohong tentang metode yang digunakannya
 Plagiarisme: peneliti mencuri ide atau tulisan orang lain, atau
mengutip karya orang lain tanpa mencantumkannya sebagai
sumber kutipan.
Praktik plagiarisme juga mencakup pencurian karya peneliti lain,
misalnya asisten peneliti, mahasiswa, dan menyatakan suatu karya
orang lain sebagai karyanya
Plagiarisme atau Bukan
Plagiarisme Bukan Plagiarisme
1. Mengakui tulisan orang lain sebagai 1. Menggunakan informasi yang berupa
tulisan sendiri, fakta umum.
2. Mengakui gagasan orang lain sebagai 2. Menuliskan kembali (dengan mengubah
pemikiran sendiri kalimat atau parafrase) opini orang lain
3. Mengakui temuan orang lain sebagai dengan memberikan sumber jelas.
kepunyaan sendiri 3. Mengutip secukupnya tulisan orang lain
4. Mengakui karya kelompok sebagai dengan memberikan tanda batas jelas
kepunyaan atau hasil sendiri, bagian kutipan dan menuliskan
5. Menyajikan tulisan yang sama dalam sumbernya.
kesempatan yang berbeda tanpa
menyebutkan asal-usulnya
6. Meringkas dan memparafrasekan
(mengutip tak langsung) tanpa
menyebutkan sumbernya, dan
7. Meringkas dan memparafrasekan
dengan menyebut sumbernya, tetapi
rangkaian kalimat dan pilihan katanya
masih terlalu sama dengan sumbernya.
Sumber: Utorodewo, 2007
Tipe-tipe Plagiarisme
Plagiarisme tidak sengaja (inadvertent plagiarism),
yaitu plagiarisme yang terjadi karena ketidaktahuan
(ignorancy) terutama adalah ketidaktahuan dalam cara
menggunakan dokumentasi, mengutip dan melakukan
parafrase
Plagiariasme sengaja (deliberate plagiarism), adalah
tindakan plagiarisme dengan niat jahat untuk mencuri
atau secara sengaja menjiplak karya orang lain demi
kepentingan diri sendiri dan umumnya juga untuk
kepentingan jangka pendek, misalnya, agar cepat lulus
Aturan Pengutipan
 Kata-kata secara apa adanya (the exact words) dari pengarang atau dari publikasi
resmi harus dikutip
 Jika keterangan waktu (tenses) dari sebuah kutipan tidak sesuai dengan konteks
ketika kutipan itu dipergunakan, jika tidak ada ucapan (lafal) khusus yang harus
dipergunakan, misalnya, atau dalam kejadian tertentu sangat dibutuhkan,
sisipan (interpolation) dapat dipergunakan dalam materi kutipan. Akan tetapi,
semua sisipan hendaknya disertakan dalam dua tanda kurung persegi [...], bukan
parentheses (...), untuk menunjukkan bahwa kata-kata dalam dokumen asli telah
diubah atau bahwa kata-kata tersebut telah ditambahkan.
 Ketika kutipan terlalu panjang, atau ketika mahasiswa hanya ingin menggunakan
porsi tertentu yang diipilihnya, mahasiswa diperbolehkan untuk menghilangkan
bagian tertentu dari dokumen asli. Prosedur ini dinamakan elipsis (pembuangan
kata). Prosedur ini harus dipergunakan dengan cara yang sangat cermat (extra
care), sehingga nada, makna dan tujuan dari ekstrak yang asli tidak berubah.
Untuk menunjukkan elipsis, tiga titik ketukan harus disisipkan (…)
Teknik Parafrase
Artinya, peneliti mengambil ide atau gagasan orang
lain, dan kemudian mengungkapkannya dengan
kalimat atau kata-kata sendiri
Cara melakukan parafrase:
Baca dan baca kembali bagian kalimat dari sumber asli
yang hendak dikutip agar anda sungguh-sungguh
memahami artinya
Kesampingkan bagian kalimat dari sumber asli di atas,
dan tulislah kalimat atau kata-kata sendiri dalam
sebuah kartu catatan.
 Buatlah catatan ringkas di bawah parafrase yang anda buat untuk
mengingatkan anda kelak bagaimana anda telah membayangkan
materi yang anda pergunakan sebagai bahan untuk dikutip. Di
atas kartu catatan, tulislah kata-kata kunci atau prase untuk
menunjukkan pokok masalah dari parafrase anda.
 Periksa kembali susunan kalimat yang anda buat dengan susunan
kalimat aslinya untuk memastikan bahwa versi dari susunan
kalimat yang anda buat secara akurat mengungkapkan semua
informasi penting dalam sebuah bentuk yang baru.
 Pergunakan tanda kutipan untuk mengidentifikasi istilah atau
ungkapan yang unik yang sudah anda pinjam atau anda ambil
secara persis dari sumber tersebut.
 Jangan lupa mencatat asal sumber (termasuk halaman) dalam
kartu catatan anda sehingga anda dapat menyebutkannya secara
mudah jika anda memutuskan untuk memasukkannya ke dalam
tulisan anda.
Prinsip-prinsip Etika yang harus
diperhatikan dalam melaksanakan
Penelitian :
Tanggung jawab etik terletak pada diri peneliti
Jangan mengeksploitasi subyek yang diteliti atau rekan
kerja dalam tim penelitian untuk kepentingan sendiri
Informasi tentang tujuan penelitian harus
diberitahukan pada subyek yang diteliti
Peneliti harus menghormati dan menjamin privasi,
kerahasiaan, dan anonimitas subyek/informan
Jangan mempermalukan atau mengintimidasi subyek
Membatasi informasi bisa dilakukan sepanjang tidak
melanggar etika
Gunakan metode penelitian yang sesuai dengan topik
Identifikasi dan hilangkan akibat-akibat yang tidak diinginkan
terhadap subyek
Hindari pengulangan dalam melakukan penelitian dan
publikasi hasil penelitian
Tegaskan posisi peneliti kepada sponsor, batas-batas etika apa
yang digunakan
Kerjasama dan koordinasi dengan pihak berwenang di lokasi
penelitian
Publikasikan rincian penelitian ketika menyebarluaskan hasil
penelitian
Buat interpretasi hasil penelitian yang konsisten dengan data
Gunakan standar metodologi agar akurasi terjamin
Jangan lakukan penelitian dengan sembunyi-sembunyi
Kasus 1
Studi mengenai pria kulit hitam penderita sifilis yang dilakukan di tahun
1932 oleh U.S. Public Health Service. Riset ini didesain sebagai studi jangka
panjang mengenai efek sifilis yang tidak diobati pada sampel pria kulit
hitam semimiliter di Macon County, Alabama. Pengobatan khusus untuk
penyakit tersebut ditangguhkan bagi 399 sampel pria kulit hitam yang
didiagnosis menderita sifilis. Subjek riset mengira bahwa mereka
menjalani pengobatan untuk untuk menyembuhan “darah buruk”, yang
disalahartikan oleh peneliti sebagai istilah yang dikenal subjek sebagai
arti sifilis. Kemajuan mereka dibandingkan dengan kelompok kontrol
yang terdiri dari 201 pria kulit hitam yang tidak menderita penyakit itu.
Peneliti tersebut kemudian berniat untuk meneliti subjek selama masa
kehidupan subjek tersebut untuk menetukan efek jangka panjang sifilis
yang tidak diobati sehingga “perjalan alami” penyakit dapat diobservasi.
Walaupun tingkat mortalitas subjek bersifilis ini menjadi dua kali lebih
tinggi di tahun 1940-an dan semakin tinggi daripada mortalitas kontrol,
U.S. Public Health Service tidak memberikan pengobatan subjek yang
terinfeksi sampai riset terungkap di tahun 1972, 40 tahun setelah
eksperimen dimulai. Di tahun 1980, saat edisi pertama riset ini ditulis,
mereka yang bertahan tetap dicari, dan kompensasi dana dalam jumlah
besar diberikan bagi mereka dan keluarganya.
Pembahasan
Pembahasan
Pembahasan
Kasus 2
Seorang dosen dari Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta ketahuan melakukan
tindakan kejahatan intelektual dalam penulisan
artikel ilmiah. Ia melakukan plagiat atau penjiplakan
karya skripsi mahasiswa bimbingannya untuk
kenaikan jabatan fungsional akademik. Rektor UIN
langsung memberi sanksi pemecatan sebagai dosen
pada yang bersangkutan (Tulisan ini sudah dimuat
harian Jawa Pos Radar Semarang, 25 Juni 2012
Oleh: Andreas Lako, Guru Besar Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Unika Soegijapranata, Semarang)
Pembahasan
 Perbuatan plagiarisme merupakan kejahatan intelektual 
fenomena umum dalam dunia pendidikan maupun dalam
masyarakat kita.
 Solusi dan agenda aksi untuk mencegah perbuatan yang
tidak beretika tersebut perlu dilakukan secara sistematis,
terintegrasi, komprehensif dan berkesinambungan serta
memerlukan komitmen bersama dari semua pihak.
 Plagiarisme merupakan tindakan menjiplak, mencuri atau
mengambil ide, hasil karya atau tulisan orang lain, baik
seluruh, sebagian besar maupun sebagian kecil, untuk jadi
ide atau karya tulisan sendiri tanpa menyebutkan nama
penulis dan sumber aslinya.
TERIMA KASIH
Tugas Praktik Kelompok :
Carilah kasus pelanggaran etika penelitian ilmiah
Lakukan pembahasan sesuai dengan Etika Penelitian
Ilmiah dan Prinsip Etik dalam Penelitian
Keperawatan!
Jelaskan prinsip-prinsip apakah yg dilanggar pada
kasus tersebut!
Dikumpul hari jumat 1 Oktober jam 16.00 wib dimeja
dosen

Anda mungkin juga menyukai