NAMA KELOMPOK:
1. ASMARANY FAUZAN ACHMADI (201560411037)
2. DESIANA ERASANTI (201560411005)
3. FITRA AMALIA (201560411009)
4. ZAHRA FIRLY SALSABYLA (201560411036)
KELOMPOK: 5
PRODI: S1 KEBIDANAN
2021
IMUNOLOGI
APA ITU IMUNOLOGI…???
Imunologi merupakan ilmu yang mempelajari antigen, antibodi, dan fungsi pertahanan
tubuh host yang diperantarai oleh sel, terutama yang berhubungan dengan imunitas
terhadap penyakit, reaksi biologis hipersensitifitas, alergi dan penolakan benda asing.
DEFINISI
• REAKSI IMUN => merupakan kumpulan respon terhadap substansi asing yang
terkoordinasi.
• SISTEM IMUN => merupakan sel dan molekul yang bertanggung jawab dalam
imunitas.
ORGAN-ORGAN
SISTEM IMUN
SUMSUM TULANG BELAKANG
KELENJAR TIMUS
LIMFA
KELENJAR GETAH BENING
ADENOID
AMANDEL ATAU TONSIL
RESPONS IMUN
Respons imun adalah respons tubuh berupa suatu urutan kejadian yang kompleks
terhadap antigen untuk mengeliminasi antigen tersebut. Respons imun memiliki
kemampuan untuk mengingat Kembali kontak sebelumnya dengan suatu agens
tertentu, sehingga perjalanan berikutnya akan menimbulkan respons yang lebih crpat
dan lebih besar.
Tahap:
Tes Imunologi dalam dunia medis biasa disebut sebagai tes antibodi anti-
nuklear (Antinuclear Antibodies test atau ANA). Tes ini digunakan untuk
mengukur kadar dan pola aktivitas antibodi pada darah yang melawan tubuh
(reaksi autoimun). Sistem imun pada tubuh sendiri berperan untuk membunuh zat
asing, seperti virus dan bakteri.Sistem imun pengidap penyakit autoimun akan
memproduksi antibodi yang melekat pada sel tubuh. Tes imunologi atau tes ANA
ini bersama pemeriksaan fisik dan beberapa tes lainnya yang akan digunakan untuk
menentukan penyakit autoimun.
Tes ANA ini pada dasarnya tidak dapat memastikan diagnosis yang spesifik.
Akan tetapi, melalui tes ini dokter dapat mengeliminasi kemungkinan penyakit
lain. Bila hasil tes ANA positif, maka tes darah dapat dilakukan untuk melihat
adanya antibodi anti-nuklear yang dapat menunjukkan penyakit tertentu.
ANTI INFEKSI
Antibiotika ialah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi, yang dapat
menghambat pertumbuhan atau membasmi jenis mikroba lain. Antibiotika (Latin : anti
= lawan, bios = hidup) adalah zat-zat kimia yang dihasilkan mikroorganisme hidup
terutama fungi dan bakteri ranah. Yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat
pertumbuhan banyak bakteri dan beberapa virus besar, sedangkan toksisitasnya bagi
manusia relatif kecil. Obat bakteriostatik menghambat pertumbuhan bakteri sedangkan
obat bakterisid membunuh bakteri.
Penularan langsung oleh mikroba patogen ke pintu masuk yang sesuai dari
pejamu. Sebagai contoh adalah adanya sentuhan, gigitan, ciuman, atau adanya droplet
nuclei saat bersin, batuk, berbicara atau saat transfusi darah dengan darah yang
terkontaminasi mikroba patogen.
Pada tahap ini pejamu masih dalam kondisi relatif sehat namun peka atau labil, disertai
faktor predisposisi yang mempermudah terkena penyakit seperti umur, keadaan fisik,
perilaku/kebiasaan hidup, sosial ekonomi, dan lain-lain. Faktor predisposisi tersebut mempercepat
masuknya mikroba patogen untuk berinteraksi dengan pejamu.
2. Tahap Inkubasi
Setelah masuk ke tubuh pejamu, mikroba patogen mulai bereaksi, namun tanda dan gejala
penyakit belum tampak. Saat mulai masuknya mikroba patogen ke tubuh pejamu hingga saat
munculnya tanda dan gejala penyakit disebut inkubasi. Masa inkubasi satu penyakit berbeda
dengan penyakit lainnya, ada yang hanya beberapa jam, dan ada pula yang bertahun-tahun.
3. Tahap Klinis
Merupakan tahap terganggunya fungsi organ yang dapat memunculkan tanda dan gejala
penyakit. Dalam perkembangannya, penyakit akan berjalan secara bertahap. Pada tahap awal,
tanda dan gejala penyakit masih ringan. Penderita masih mampu melakukan aktivitas sehari-hari.
Jika bertambah parah, penderita sudah tidak mampu lagi melakukan aktivitas sehari-hari.
4. Tahap Akhir Penyakit
a. Sembuh sempurna Penderita sembuh secara sempurna, artinya bentuk dan fungsi
sel/jaringan/organ tubuh kembali seperti sedia kala.
b. Sembuh dengan cacat Penderita sembuh dari penyakitnya namun disertai adanya
kecacatan. Cacat dapat berbentuk cacat fisik, cacat mental, maupun cacat sosial.
d. Kronis Perjalanan penyakit bergerak lambat, dengan tanda dan gejala yang tetap atau tidak
berubah.
1. IMUNITAS SPESIFIK
Sistem imun spesifik adalah suatu sistem yang dapat mengenali suatu substansi asing
yang masuk ke dalam tubuh dan dapat memacu perkembangan
respon imun yang spesifik terhadap substansi tersebut.
• Bagaimana mekanisme pertahanan tubuh spesifik?
Pertahanan tubuh spesifik merupakan pertahanan ketiga tubuh, dan bekerja jika antigen
berhasil masuk ke dalam tubuh dan telah melewati sistem pertahanan tubuh nonspesifik
internal. Sistem pertahanan tubuh spesifik yaitu limfosit. Limfosit terdiri dari dua macam
yaitu limfosit B dan limfosit T.
• Bagaimana respon imun spesifik bekerja?
Benda asing yang pertama timbul dalam tubuh yang segera dikenal sistem imun
spesifik, akan mensensitasi sel-sel sistem imun tersebut. Bila sel sistem imun tersebut
berinteraksi ulang dengan benda asing yang sama, maka akan dikenali lebih cepat dan
dihancurkan, oleh karena itu sistem tersebut disebut spesifik.
IMUNITAS BERDASARKAN SIFATNYA
Sel NK
Sel K
Molekul yang Antibody Sitokin Lizosim
penting
Komplemen
Interferon (Sitokin)
Sel yang berada di Didominasi oleh Sel T dan Sel B Didominasi oleh sel polimorfonu
dalamnya
Sifat Bersifat memori atau diperlukan Bersifat general atau umum
pajan pertama dan efektif umum
pajanan berikutnya dengan antigen
yang sama
Cara Kerja Cara kerja kualitas meningkat karena Cara kerja cepat
memiliki sifat memori
IMMUNOGLOBULIN
• Antibodi juga dikenal sebagai immunoglobulin (Ig), adalah protein berukuran besar
berbentuk huruf Y yang digunakan oleh sistem imun untuk mengidentifikasi dan
menetralkan benda asing seperti bakteri dan virus patogen,. Antibodi mengenali
molekul unik milik patogen ini disebut sebagai antigen.
• Antigen yang masuk ke dalam tubuh merupakan molekul yang akan memicu
respons imun -> berinteraksi dengan antibody atau sel T aktif yang bersifat non-
kovalen dan sangat spesifik.
• Antibodi dapat disebarkan secara eksositosis dalam bentuk plasma dan cairan
sekresi serta sel reseptor B antigen yang spesifik.
• Antibodi yang di produksi oleh sel B merupakan penanda spesifik untuk antigen
target melalui proses kimia.
• Setiap antobodi akan memilih antigen yang sesuai dengannya untuk
dihancurkannya.
IgG merupakan respons antibody yang telah matang karena merupakan kontak antibody
yang kedua dengan antigen. Antibodi IgG dibagi menjadi 4subklas (disebut juga isotipe) yaitu
IgG1, IgG2, IgG3. IgG4. Komponen glikoprotein IgG merupakan molekul efektor terbesar dalam
respons sistem imun, jumlahnya sekitar 75% dan total immunoglobulin dalam plasma darah
orang sehat dan mendominasi respons antibody sekunder.
Ikatan antigen dan reseptor IgG (Ig-Fc) akan merangsang antigen-dipenden cel – mediated
cytotoxicity (ADCC) untuk mengikat sel target sehingga mengaktifkan sel Natural Killer (NK Sel)
membebaskan sitotoksik pada sel target sehingga dapat mengaktifkan komplemen, menetralkan
toksin, imobilisasi bakteri dan menghambat serangan virus.
IgM
IgM adalah antibody yang diproduksi pertama kali oleh sel B. Produksi IgM dapat meningkat
dengan cepat dalam serum darah. Setelah IgM diproduksi, sel B mulai memproduksi IgG sehingga
IgG meningkat cepat melebihi konsentrasi IgM. Antibodi IgG lebih kuat untuk melawan kuman
karena ukurannya kecil, memudahkan untuk berpenetrasi kedalam jaringan. Aktifitas IgM terbatas
pada saluran darah dan merupakan respons antibody pertama (antibody primer) dalam
mempertahankan tubuh, sedangkan IgG merupakan antibodi sekunder. IgM ini hanya
mengandung 25% glikoprotein sama seperti IgA, IgD, dan IgE.
IgM ditemukan pada permukaan sel B yang matang. IgM mempunyai waktu paruh 5 hari,
berbentuk pentamer dengan lima valensi dan hanya dibentuk saat fetus. Peningkatan jumlah IgM
terjadi karena adanya infeksi baru atau adanya antigen (imunisasi atau vaksinasi). IgM dibentuk
setelah terbentuk T-independent antigen, dan setelah imunisasi dengan T-dependen antigen.
IgA
IgA adalah antibody sekretori, ditemukan dalam saliva, keringat, air mata, cairan mukosa, susu,
cairan lambung dan sebagainya.
2. Bersifat bakterisida dengan kondisinya sebagai lysozim yang ada dalam cairan sekretori yang
mengandung IgA.
IgD berjumlah sedikit dalam serum, berperan sebagai molekul penanda pada permukaan sel B
matang. IgD dibentuk ebrsama dengan IgM oleh sel B normal. Sel B membentuk IgD dan IgM
karena untuk membedakan unit dari RNA.
IgE
IgE ditemukan sedikit dalam serum, berikatan dengan mast sel dan basophil secara efektif tetapi
kurang efektif dengan eosinophil. IgE berikatan pada reseptor Fc pada sel-sel tersebut. Adanya
antigen yang spesifik untuk IgE maka terjadi pembebasan histamin dan komponen lainnya
sehingga menyebabkan reaksi anaphylaksis. IgE sangat berguna untuk melawan parasite.
KESIMPULAN
Imunologi berakar dari kata imunitas yang berarti kekebalan tubuh. Dalam
perkembangan selanjutnya Imunologi merupakan ilmu mandiri yang salah satunya
mempelajari tentang imunitas atau kekebalan akibat adanya rangsangan molekul asing
dari luar maupun dari dalam tubuh hewan atau manusia, baik yang bersifat infeksius
maupun non-infeksius. Imunologi juga berarti ilmu yang mempelajari kemampuan
tubuh untuk melawan atau mempertahankan dari dari serangan patogen atau organisme
yang menyebabkan penyakit.
Tubuh memerlukan imunitas atau kekebalan agar tidak mudah terhindar dari
serangan penyakit yang dapat menghambat fungsi organ tubuh. Salah satu bentuk dari
imunitas yaitu adanya antibodi yang di hasilkan oleh sel-sel leukosit atau sel darah
putih. Sel darah putih bekerja dengan cara mengikat dan kemudian menghancurkan sel-
sel patogen atau penyebab penyakit. Untuk lebih memahami pengertian imunologi
maka sebaiknya kita mengetahui sistem imun yang ada pada tubuh.
Sistem kekeblan tubuh manusia sangat kompleks dan terintegrasi di hampir setiap
organ tubuh.Sistem kekebalan tubuh juga memiliki beberapa komponen, termasuk di
bagian lapisan internal dan eksternal tubuh dengan kinerja yang cukup kompleks.
Imunitas manusia bekerja dengan respon yang beragam, salah satunya respon cepat
yang dikenal sebagai sistem kekebalan tubuh bawaan atau repson yang lebih spesifik
yang dikenal dengan sistem kekebalan tubuh adaptif. Ketika sitem kekebalan tubuh
bawaan tidak cukup mampu dalam melawan patogen penyebab penyakit, maka sistem
kekebalan adaptif akan mengambil peran tersebut. Sistem kekebalan tubuh adaptif ini
respon spesifik untuk menargetkan sinyal bahaya dengan presisi dan akurasi yang
tinggi. Sistem kekebalan tubuh bereaksi dengan berbagai cara untuk menyingkirkan
ancaman berbahaya bagi tubuh kita.
THANK YOU