Anda di halaman 1dari 42

Persalinan dengan Penyulit

Kala III & IV


Sebab terpenting perdarahan post
partum adalah ATONIA UTERI, dpt
disebabkan o/ :
• Partus lama
• Pembesaran uterus berlebihan saat
hamil
• Multiparitas
• Anestesi yg dalam
• Anestesi lumbal
Diagnosis
 Biasanya timbul perdarahan dlm waktu
pendek
 Gejala hipovolemia baru tampak pd
kehilangan darah > 20%
 Perdarahan krn atonia → uterus
membesar & lembek pd palpasi
 Perdarahan krn perlukaan → kontraksi
uterus baik
Perdarahan Post Partum
 Definisi → perdarahan melebihi 500 ml,
pd persalinan sesudah anak lahir.

 Perdarahan primer tjd dlm 24 jam


pertama
 Perdarahan skundre tjd stlhnya
 Penyebab :
• Atonia uteri
• Perlukaan jalan lahir
• Terlepasnya sebag plasenta dr uterus
• Tertinggalnya sebag plasenta, mis
kotiledon / plasenta suksenturiata
Penanganan
 Terapi terbaik → pencegahan ( atasi
anemi, penanganan aktif kala III )
 Segera lahirkan plasenta
 Pd perdarahan atonik :
 Massage uterus + 0,2 mg ergometrin i.v
 Jk perlu, kompresi bimanual pd uterus,
tamponade uterovaginal
 Bl perdarahan msh >>, dpt dilakukan ligasi
arteri hipogastrika / hipsterektomi
 Perdarahan akb hipofibrinogenemi →
transfusi FWB
Retensio Plasenta
Definisi → plasenta blm lahir ½ jam
setelah janin lahir
Penyebab :
♠ Plasenta blm lepas dr ddg uterus, krn :
 Kontraksi uterus < kuat (plasenta
adhesiva)
 Plasenta melekat erat, menembus
desidua smp miometrium (plasenta
akreta;perkreta)
♠ Plasenta blm lepas, tp blm dilahirkan →
inkarserasio plasenta
Penanganan :

♣ Prinsip : mengeluarkan plasenta


♣ Perasat Crede → hati*, dpt tjd
inversio uteri
♣ Perasat Brandt
♣ Manual Plasenta
Inversio Uteri
Definisi → bag atas uterus memasuki
kavum uteri, shg fundus uteri sblh dlm
menonjol ke dlm kavum uteri

Derajat inversio uteri :


 Fundus uteri menonjol ke dlm kavum
uteri, tp blm keluar dr ruang tsb
 Korpus uteri yg terbalik sdh masuk ke
dlm vagina
 Uterus dg vagina, semuanya terbalik,
sebag besar di luar vagina
Patofisiologi
Ada 3 hal yang menjadi dasar terjadinya inversio
uteri akut, yaitu :
1. Suatu bagian dinding uterus prolaps melalui
serviks yang terbuka, atau melipat ke depan
2. Relaksasi sebagian dinding uterus
3. Tarikan simultan ke arah bawah dari fundus
uteri
Diagnosis
 Diagnosis inversio uteri ditegakkan
berdasarkan tanda dan gejala klinis, kecuali
pada kasus inversio kronis yang sangat jarang,
mungkin diperlukan pemeriksaan penujang
tambahan seperti ultrasonografi, CT scan
maupun MRI.
Diagnosis
 Tanda utama inversio uteri akut adalah
perdarahan (65-94%) dan komplikasi yang
tersering adalah syok (40%)
Gambaran Klinis
 Dpt tjd spontan / akb tindakan (mis akb
perasat Crede pd korpus uteri yg kontrkasinya tdk
baik)
 Timbul nyeri yg keras ( akb tarikan adneksa,
ligamentum & peritoneum parietal)
 Dpt tjd shock
 Dpt disertai perdarahan
 Fundus uteri tdk ditemukan pd tmpt yg
lazim
 VT : tumor lunak diatas servik uteri / di
dlm vagina
Penanganan
 Atasi gejala shock → cairan i.v,
elektrolit / transfusi darah
 Reposisi uteri
 0,2 mg ergometrin IV
 Bila msh perlu, lakukan tamponade
uterovaginal
 Bila reposisi per vaginam gagal →
pembedahan mnrt Haultein
Komplikasi
 Komplikasi jangka pendek inversio uteri adalah berupa
perdarahan postpartum, namun, endomiometritis
sering menyertai inversio uteri. Usus dan jaringan
sekitar uterus dapat terluka akibat terperangkap dalam
fundus yang terinversi. Bahkan dapat terjadi kematian
akibat inversio uteri. Namun dengan deteksi dini,
terapi definitif dan resusitasi yang adekuat, angka
kematian menjadi cukup rendah.
Emboli air ketuban
 Syok yang berat sewaktu persalinan selain
oleh placenta previa dan solutio placenta
 Dapat di sebabkan oleh emboli air ketuban
 Waktu persalinan setelah ketuban pecah ada
kemungkinan air ketuban kedalam vena – vena
tempat placenta endo servix atau luka lainya.
 Air ketuban yang mengandung lanugo,
vernik kaseosa dan mekonium yang dapat
menimbulkan emboli.
 Benda – benda halus ini menyumbat kapiler
paru dan menimbulkan infak paru.
 Emboli air ketuban bisa menyebabkan
kematian mendadak atau beberapa waktu
sesudah persalinan
Gejala – gejala :

 Sesak Nafas yang mendadak


 Sianosis
 Edema paru
 Syok dan relaksasi otot rahim dengan
pendarahan pasca persalinan
Pengobatan…..

 Dengan pemberian transfusi darah segar


 Fibrinogen
 Heparin
 Oksigen
Robekan Jalan
Lahir
Robekan serviks
 Setelah persalinan buatan / jika ada
perdarahan walaupun kontraksi Uterus baik
dan darah yang keluar bewarna merah muda
harus dilakukan pemeriksaanspeculum.
 Jika terdapat robekan →Segera di lakukuan
penjahitan
 Untuk memudahkan penjahitan sebaiknya
fundus Uteri di tekan kebawah hingga servix
dng vulva
Robekan pada Vulva dan
Vagina
 Robekan pada klitoris / sekitarnya dapat
menimbulkan perdarahan yang cukup
banyak
 Robekan perinium sehinggajuga
mengenai muskulus levator ani sehingga
setiap robekan perenium harus di jahit
dengan baik agar tidak menimbulkan
kelemahan dasar panggul / prolape
Robekaan Perenium di bagi menjadi
3 tingkatan :
 1. Tingkatan Pertama → Yang robek kulit
perenium dan mukosa vagina
 2. Tingkatan kedua → Dinding belakang
vagina dan jaringan ikat yang menghubungkan
otot – otot diafragma urogenetalis pada garis
tengah terluka
 3. Tingkatan ketiga → Robekan total muskulus
sfingter ani ekternum terputus dan kadang –
kadang dinding depan rektum ikut robek
Episiotomi

 Dengan cara Episiotomi maka robekan


perenium, regangan otot – otot dan tasia
pada dasar panggul, prolapsus uteri
serta perdarahan dalam tengkorak janin
dapat di hindarkan
 Luka episiotomi mudah di jahit dari pada
robekkan.
Perlukaan Vagina

 Perkiraan Vagina yang tidak


berhubungan dengan luka perenium
tidak sering terdapat
 Ditemukan sesudah persalinan biasa
tetapi lebih sering terjadi sebagai akibat
extraksi dengan cunam
Lanjutan……

 Robekan terdapat pada dinding lateral dan


baru terlihat pada pemeriksaan dengan
spekulum
 Perdarahan biasanya banyak → tetapi
mudah diatasi dengan jahitan
 Kadang – kadang robekan bagian atas
vagina terjadi sebagai akibat menjalarnya
robekan servix
Perdarahan KALA IV
 Menurut waktu terjadinya di bagi atas bagian :
 A. Perdarahan pada post partum primer
( Early Post Partum hemorhagie ) yang terjadi
dalam 24 jam setelah anak lahir
 B. Perdahan post partum sekunder ( late
post partum hemorhagie ) yang terjadi setelah
24 jam
 Perdarahan masih menjadi penyebab utama
kematian pada ibu post partum
LANJUTAN…

 Ada 3 hal yang harus diperhatikan dalam


menolong persalinan :
 a. Menghentikan perdarahan
 b. Jaga jangan sampai timbul syok
 c. Penggantian darah yang hilang
 Penyebab Perdarahan sebagai
berikut :
 Atonia Uteri
 Retensio Placenta
 Retensio sisa placenta
 Laserasi jalan lahir
 Kelainan darah → Hipofibrinogenemia
yang sering terjadi pada :
 Perdarahan banyak
 Solutio placenta
 Kematian janin yang lama dalam
kandungan
 Pre eklampsi dan Eklampsi
 IInfeksi, hepatitis dan septik syok
Pengobatan Perdarahan Post partum
pada atonia uteri ada 3 tahap :

 Tahap I → Perdarahan yang tidak begitu


banyak dapat di berikan uterotonika,
massaege, pasang gurita
 Tahap II → Bila perdarahan berhenti →
pasang infus / darah
 Kompresi bimanual
 Kompresi aorta
 Tampreade utero - vagina
 Tahap III → Bila semua upaya
tidak menolong juga maka
terakhir menghilangkan sumber
perdarahan dapat di tempuh 2
cara :
 Meligasi Arteri Hipogastrika
 Hystrectomi
SYOK OBSTETRIK

 Definisi → Syok yang sering di


jumpai dalam kebidanan yang di
sebabkan baik oleh perdarahan,
trauma atau sebab lain
Klasifikasi

 a. Syok hemoragik karena


perdarahan
 b. syok endotoksia karena infeksi
berat ( syok braterials )
 c. Syok oleh sebab – sebab lain
Etiologi
 Perdarahan
 Infeksi berat
 Solutio Placenta
 Luka Jalan Lahir
 Emboli Air Ketuban
 Invertio Uteri
 Syok postural
 Faktor – faktor predisposisi → Timbulnya syok
disebabkan anemia, malnutrisi, dehidrasi,
partus lama dan acidosis
Syok Hemoragik

 Banyak terjadi dalam obstetri →


disebabkan oleh perdarahan post
partum, perdarahan oleh abortus,
KET, Placenta previa, Solutio
placenta, Ruptura uteri dan
perlukaan jalan lahir.
Penanganan…..

 Menghilangkan penyebab dan


segera mengganti darah yang habis
serta posisi tidur pasient secara →
Trendelenbrug
Solutio Placenta

 Terjadi fibrinopenia dan pelepasan


banyak tromboplastin yang
mengakibatkan DIC ( Disminated
Intravasculer Cuagulation )
 Disertai fibrinolisis akan terjadi a - atau
hipofibrinogenemia
SYOK SEPTIK ( Syok
Endotoksik )
 Dapat ditemukan pada Infeksi nifas
berat, abortus septik dan aperatif obstetri
 Kuman yang sering dijumpai adalah
E.coli / pseudomonas Klebsiella
 Penderita mengalami demam tinggi,
mengigil dan syok
Penanganannya…..

♣ Antibiotika dosis tinggi


♣ Pemeriksaan sensitif test
♣ Pemeriksaan kultur darah
Iversio Uteri di jumpai 50 % menyebabkan
syok oleh karena perdarahan, kolaps
Syok Postural

 Bila ibu hamil berada dalam supine


sering terjadi hipotensi akut yang di
tandai dengan nadi cepat, pucat, keringat
dingin dan syok
 Kemungkinan ini terjadi oleh tekanan
uterus yang berat pada vena cava
inferior
Kolaps Vasomotor Post
Partum
 Ibu hamil dengan toksemia gravidarum
sering mengalami syok pada 24 jam post
partum
 Kemungkinan karena pelebaran
mendadak dari pembuluh darah
spalangnikas oleh karena dekompresi
abdominal setelah persalinan
Emboli Udara

 Bila terjadi oleh karena partus pembuluh


– pembuluh darah terbuka dan bila
tekanan luar tinggi maka udara masuk
dalam pembuluh darah
 Atau oleh karena pemberian infus kurang
hati – hati maka udara masuk ke
pembuluh darah.

Anda mungkin juga menyukai