KELOMPOK :
Meisa Daniati
Putu Ari Sukriyanti
A.Miftahul Khair
Studi Kasus :
• Pasien A.H usia 21 tahun, laki-laki kiriman RS Sanjiwani,
datang ke IGD RSUP Sanglah pukul 09.40 akibat KLL tunggal
• Di RS Sanjiwani pasien telah dilakukan pemeriksaan CT scan
kepala dan didiagnosa dengan Cedera Kepala Berat (CKB)
+EDH temporoparietal dexstra + SDH temporoparietal sinistra +
CF left radius-ulna middle third.
Tiba di IGD RS Sanglah : Pasien Tidak sadarkan diri,
Terpasang ETT dengan bantuan nafas VTP 10 liter/menit dan
RR 20x/menit, pergerakan dada simetris, saturasi 99%, HR
88x/menit, pulsasi kuat dan reguler, TD 110/70 mmHg, CRT <2
detik, sianosis (-), perdarahan (-), turgor kulit baik, GCS
E1M1VETT, Pupil unisokor, reflek cahaya (+/+), terpasang collar
brace.
Terapy di IGD
IVFD RL 20 tpm
Manitol 100ml
Pasang dower chateter
Konsul anastesi
Puasa 8 jam sebelum tindakan
Siapkan transfusi
Riwayat
Penyakit • Tidak ada penyakit generatif dan alergi
Dahulu
Pemeriksaan Fisik
111 111
AGD
WBC 24,03 4,1-11,0 10^3/uL Tinggi
NE% 88,05 47 – 80 % Tinggi
LY % 3,74 13 – 40 % Rendah
Analisa Data
Analisa Data_KAsus.docx
Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
b.d penumpukan secret di jalan napas
2. Gangguan perfusi jaringan serebral b.d
peningkatan tekanan intracranial
Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan_Kasus.docx
Pembahasan : PENGKAJIAN
Pemeriksaan GCS mutlak dilakukan pada kasus cedera kepala, jika memungkinkan
dilakukan setelah proses resusitasi dan sebelum pemberian sedasi atau agen paralisis.
Dikatakan cedera kepala apabila GCS<9 (Blennow et al.,2016)