PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT INSTITUT KESEHATAN HELVETIA 2018 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang
termasuk dalam negara bekembang. Indonesia kini bahkan termasuk sebagai satu dari 10 negara penyumbang AKI terbesar di dunia, dimana 10 negara ini menyumbang sekitar 59% dari seluruh kematian ibu di dunia (3). AKI di Indonesia terjadi penurunan sejak tahun 1991 sampai dengan 2007, yaitu dari 390 menjadi 228. Namun demikian, SDKI tahun 2012 menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali menujukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015. (4) Upaya percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, seperti pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, kemudahan mendapatkan cuti hamil dan melahirkan, dan pelayanan keluarga berencana. (4) Di Provinsi Aceh cakupan angka kematian ibu di enam tahun terakhir cenderung mengalami penurunan. Kecuali di tahun 2012 dimana angkanya mengalami kenaikan dari 158 pada tahun 2011 menjadi 184 kematian per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2012. Jumlah kematian ibu tahun 2015 yang dilaporkan adalah 134 ibu dari perhitungan AKI di Aceh sebesar 134 per 100.000 kelahiran hidup. Bila dibandingkan pada tahun 2014, terjadi penurunan angka dari 149 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 134 kematian per 100.000 kelahiran hidup. (5) Untuk mempercepat penurunan kematian ibu, Kementrian Kesehatan menekankan pada ketersediaan pelayanan kesehatan ibu di masyarakat. Hal ini sesuai dengan hasil Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang standar pelayanan kesehatan minimal di bidang kesehatan di kabupaten atau kota khususnya pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan target tahun 2010 yaitu berupa cakupan kunjungan ibu hamil pertama kali ke tenaga kesehatan (K1) dan cakupan kunjungan ibu hamil minimal 1 kali pada TM I, 1 kali pada TM II, dan 2 kali pada TM III ke tenaga kesehatan (K4). Cakupan K4 di Indonesia pada tahun 2016 yaitu 85,35% mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu 87,48%. Meskipun terjadi penurunan pada tahun 2016, cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K4 pada tahun 2016 telah memenuhi target Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan sebesar 74%. (4). Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Aceh (2016), cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K4 pada tahun 2015 di Aceh belum mencapai target rencana strategis (Renstra) di tahun yang sama, yakni sebesar 95%. Hal ini bukan berarti pelayanan dilapangan tidak baik, akan tetapi laporan yang ditemukan bervariasi. Persentase cakupan K4 sebesar 79 % (5). Sedangkan cakupan K4 di kabupaten Aceh Tengah pada tahun 2016 yaitu 79,5% dan telah mencapai target nasional yaitu sebesar 74%. (6) Di kabupaten Aceh Tengah terdapat 14 puskesmas. Untuk cakupan K4 masih banyak puskesmas yang dibawah 85%. Hanya Puskesmas Rusip Antara, Celala, Bies, Pegasing, Atu Lintang dan Linge yang mencapai target. Salah satu puskesmas yang rendah cakupan K4 adalah puskesmas Kebayakan. Cakupan K4 di puskesmas Kebayakan pada tahun 2016 yaitu 71,4%. (6) Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah, cakupan K1 pada tahun 2017 yaitu 87% dan cakupan K4 sebesar 68%. Hasil survei awal yang telah dilakukan oleh penulis diperoleh bahwa dari 5 orang ibu hamil terdapat 3 orang telah memeriksakan kehamilan sebanyak 1 kali hingga kehamilan memasuki tri semester ketiga, hal ini terjadi karena kehamilan adalah hal biasa yang akan dihadapi oleh setiap wanita sehingga tidak perlu dilakukan pemeriksaan khusus, terutama pada ibu yang sudah memiliki lebih dari 2 orang anak, suami juga tidak mendukung untuk melakukan pemeriksaan kehamilan sejak awal karena ibu dalam kondisi sehat. Terdapat 2 orang informan yang dilakukan wawancara menyatakan melakukan pemeriksaan kehamilan dengan lengkap (melakukan kunjungan K-1 dan K-4) selama kehamilannya karena suami dan keluarga yang terus mengingatkan ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin dan tenaga kesehatan yang terus mengingatkan ibu dan keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Rendahnya ibu hamil yang melakukan K4 bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan adalah usia, pendidikan, pekerjaan, paritas, pengetahuan, dukungan keluarga dan jangkauan ke tempat pelayanan kesehatan. (7) Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Kualitatif Faktor yang Memengaruhi Kunjungan K4 di Puskesmas Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2018”. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Era Fadhliana, “Hubungan Pendapatan,
Pendidikan dan Paritas dengan Kunjungan Antenatal Care Di Puskesmas Baiturrahman Banda Aceh”. Penelitian ini bersifat analitik, dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional. Alat ukur menggunakan kuesioner. Hasil penelitian tidak ada hubungan antara pendapatan dengan kunjungan antenatal care, dan ada hubungan antara pendidikan dan paritas dengan kunjungan antenatal care. (8) Lanjutan
Sumiati, S “Faktor-Faktor yang Berhubungan
Dengan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan K4 di Puskesmas Dengan Tempat Perawatan Sindangratu Kabupaten Garut Tahun 2012”. Jenis penelitian observasional dengan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional. Alat ukur menggunakan kuesioner dan buku KIA. Hasil penelitian tidak ada hubungan antara umur, status ibu, jarak (waktu tempuh), kualitas ANC dengan kunjungan pemeriksaan kehamilan K4 dan ada hubungan antara pengetahuan dan dukungan suami dengan kunjungan pemeriksaan kehamilan K4. (12) Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas,
maka rumusan masalah penelitian ini yaitu bagaimana analisis kualitatif faktor yang memengaruhi kunjungan K4 di Puskesmas Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2018.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui analisis kualitatif faktor
yang memengaruhi kunjungan K4 di Puskesmas Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah tahun 2018. Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Sebagai sarana penambah pengetahuan penulis tentang analisis kualitatif faktor yang memengaruhi kunjungan K4 Sebagai sarana pengetahuan bagi peneliti dan tenaga akademik dalam pengembangan ilmu
Manfaat Praktis • Sebagai bahan informasi bagi Puskesmas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil dan meningkatkan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) khususnya kunjungan K4. TERIMA KASIH